BAB V - Artificial Lift
BAB V - Artificial Lift
93
94
V-Belt
Sabuk untuk memindahkan gerak dari prime mover ke gear reducer.
Crank Shaft.
Merupakan poros dari crank yang berfungsi untuk mengikat crank pada gear
reducer dan meneruskan gerak.
Counter Balance.
Adalah sepasang pemberat yang fungsinya :
untuk mengubah gerak berputar dari prime mover menjadi gerak naik-
turun.
menyimpan tenaga prime mover pada saat down stroke atau pada saat
counter balance menuju ke atas, yaitu pada saat kebutuhan tenaga kecil
atau minimum.
membantu prime mover pada saat up-stroke (saat counter balance bergerak
ke bawah) sebesar tenaga potensialnya karena kerja prime mover yang
terbesar adalah pada saat up-stroke (pompa bergerak ke atas) di mana
sejumlah minyak ikut terangkat ke atas permukaan.
Crank.
Merupakan sepasang tangkai yang menghubungkan crank shaft pada gear
reducer dengan counter balance. Pada crank ini terdapat lubang-lubang tempat
pitman bearing. Besar kecilnya langkah atau stroke pemompaan yang
diinginkan dapat diatur di sini dengan cara mengubah –ubah pitman bearing,
apabila kedudukan pitman bearing ke posisi lubang mendekati counter
balance, maka langkah pemompaan menjadi bertambah besar atau sebaliknya
apabila menjauhi jarak antara crank shaft sampai dengan pitman bearing
dengan sebagai Polished stroke lenght yang fungsinya meneruskan gerak
berputar dari crank shaft pada gear reducer ke walking beam melalui pitman.
Pitman.
Adalah sepasang tangkai yang menghubungkan antara crank pada pitman
bearing. Fungsinya adalah merubah dan meneruskan gerak berputar menjadi
bolak-balik naik turun.
96
Walking beam.
Merupakan tangkai horizontal di belakang horse head. Fungsinya merupakan
gerak naik turun yang dihasilkan oleh pasangan pitman-crank-counter balance
ke rangkaian pompa di dalam sumur melalui rangkaian rod.
Horse head.
Menurunkan gerak dari walking bean ke unit pompa di dalam sumur melalui
bridle, polish rod dan sucker string atau merupakan kepala dari walking bean
yang menyerupai kepala kuda.
Bridle.
Merupakan nama lain dari wire line hanger, yaitu merupakan sepasang kabel
baja yang disatukan pada carrier bar.
Carrier bar.
Merupakan alat yang berfungsi sebagai tampat bergantungnya rangkaian rod
dan polished rod.
Polished rod Clamp.
Komponen yang bertumpu pada carrier bar yang fungsinya untuk
mengeraskan kaitan polish rod pada carrier bar dan tempat di mana dinamo
meter (alat pencatat unit berapa pompa) diletakkan.
Polished rod.
Polished rod merupakan bagian teratas dari rangkaian rod yang muncul
dipermukaan. Fungsinya adalah menghubungkan antara rangkaian rod di
dalam sumur dengan perlatan-peralatan di permukaan.
Suffing box
Dipasang di atas kepala sumur (casing atau tubing head) untuk
mencegah/menahan minyak agar supaya tidak keluar bersama naik turunnya
polish rod. Dengan demikian seluruh aliran minyak hasil pemompaan akan
mengalir ke flowline lewat crosstee. Disamping itu juga berfungsi sebagai
tempat kedudukan polish head rod sehingga dengan demikian polish rod dapat
bergerak naik turun dengan bebas.
97
C. Sampson Post
Merupakan kaki penyangga atau penopang walking bean.
D. Saddle Bearing
Adalah tempat kedudukan dari walking bean pada sampson post pada
bagian atas.
E. Equalizer
Adalah bagian atau dari pitman yang dapat bergerak secara leluasa
menurut kebutuhan operasi pemompaan minyak berlangsung.
F. Brake
Brake di sini berfungsi untuk mengerem gerak pompa jika dibutuhkan,
misalnya pada saat akan dilakukan reparasi sumur atau unit pompanya sendiri.
G. Peralatan Pompa di dalam sumur
Fungsi peralatan pompa sucker rod di dalam sumur adalah untuk
membantu menaikan fluida sumur ke permukaan melalui tubing. Unit pompa
sucker rod di dalam sumur terdiri dari :
Tubing
Seperti halnya peralatan sembur alam, tubing digunakan untuk mengalirkan
minyak dari dasar sumur ke permukaan setelah minyak diangkat oleh pompa
yang di tempatkan pada ujung tubing.
Working barrel
Merupakan tempat di mana plunger dapat bergerak naik turun sesuai dengan
langkah pemompaan dan menampung minyak sebelum diangkat oleh plunger
pada saat up stroke.
Menurut standart API ada 2 (dua) jenis barrel, yaitu :
a. Liner barrel, biasanya jenis diberi simbol “L”.
b. Full barrel, yang terdiri dari satu bagian yang utuh dan kuat, biasanya
jenis ini diberi simbol “H” untuk heavy-wall dan “W” untuk thin-wall.
Plunger
Merupakan bagian dari pompa yang terdapat di dalam barrel dan dapat
bergerak naik turun yang berfungsi sebagai pengisap minyak dari formasi
masuk ke dalam barrel yang kemudian diangkat ke permukaan melalui tubing.
98
Standing valve
Merupakan katup yang terdapat di bagian bawah working barrel yang
berfungsi memberi kesempatan minyak dari dalam sumur masuk ke working
barrel (pada saat up-stroke valve terbuka) dan untuk menahan minyak agar
tidak keluar dari working barrel pada saat plunger bergerak ke bawah (pada
saat down stroke valve tertutup). Standing valve ini mempunyai peranan yang
penting dalam sistem pemompaan, karena effisiensi volumetris pompa sangat
tergantung pada cara kerja dan bentuk dari ball dan seat standing-valve.
Travelling valve
Merupakan ball and seat yang terletak pada bagian bawah dari plunger dan
akan ikut bergerak ke atas dan ke bawah menurut gerakan plunger.
Fungsinya :
Mengalirkan atau memindahkan minyak dari working masuk ke
plunger, hal ini terjadi pada saat plunger bergerak ke bawah.
Menahan minyak pada saat plunger bergerak ke atas (up-stroke)
sehingga minyak tersebut dapat (dipindahkan) ke tubing untuk
selanjutnya dialirkan ke permukaan.
Anchor
Komponen di pasang pada bagian bawah dari pompa, yang berfungsi :
Untuk memisahkan gas dari minyak agar supaya gas tersebut tidak ikut
masuk ke dalam pompa bersama-sama dengan minyak, karena adanya
gas akan mengurangi efisiensi pompa.
Untuk menghindarkan masuknya pasir atau padatan ke dalam pompa.
Mengurangi/menghindari terjadinya tubing stretch.
Ada dua macam type Gas Anchor :
Poorman type
Larutan dalam minyak yang masuk ke dalam anchor akan melepaskan diri
dari larutan (bouyancy effect). Minyak akan masuk ke dalam barrel
melalui suction pipe, sedangkan gas yang telah terpisah akan dialirkan ke
annulus. Apabila suction pipe terlalu panjang atau diameternya terlalu
panjang atau diameternya terlalu kecil, maka akan terjadi pressure lost
99
berujung box-pin
berujung pin-pin
Untuk menghubungkan antara dua buah sucker rod digunakan sucker rod
coupling. Umumnya panjang satu single dari sucker rod yang sering
digunakan berkisar antara 25-30 ft.
Dalam perencanaan sucker rod selalu diusahakan atau yang dipilih yang
ringan, artinya memenuhi kriteria ekonomis, tetapi dengan syarat tanpa
mengabaikan kelebihan (allowable stress) pada sucker rod tersebut. Sucker
rod yang dipilih dari permukaan, sampai unit pompa di dasar sumur
(plunger) tidak perlu sama diameternya, tetapi dapat dilakukan/dibuat
kombinasi dari beberapa type dan ukuran rod. Sucker string yang
100
Poni rod
Merupakan rod yang mempunyai panjang yang lebih pendek dari panjang
rod umumnya (25 feet). Fungsinya adalah untuk melengkapi panjang dari
sucker rod, apabila tidak mencapai kepanjangan yang dibutuhkan
ukurannya adalah : 2, 4, 6, 8, 12 feet.
Polished rod
Adalah tangkai rod yang berada di luar sumur yang mengubungkan sucker
rod string dengan carier bar dan dapat naik turun di dalam stuffing box.
Diameter stuffing box lebih besar daripada diameter sucker rod, yaitu : 1
1/8, 1 ¼, 1 ½, 1 ¾. Panjang polished rod adalah :8,11,16, 22 feet.
1. Komplesi terbuka
Yaitu jenis komplesi sumur gas lift, dengan tubing string digantungkan di
dalam sumur tanpa memakai packer maupun standing valve. Jenis komplesi yang
demikian dianjurkan untuk sistem continuous gas lift. Jenis komplesi terbuka ini
jarang digunakan, tetapi untuk injeksi gas dari bagian tubing dan keluar dari
annulus akan lebih ekonomis, atau pada sumur yang mempunyai problem
kepasiran.
3. Komplesi Tertutup
Yaitu jenis komplesi sumur gas lift, dengan tubing string digantungkan di
dalam sumur, menggunakan packer dan juga standing valve ditempatkan di bawah
valve gas lift terbawah atau ujung tubing string. Dalam hal ini injeksi gas sama
sekali tidak terpengaruh terhadap formasi, karena dihalangi oleh packer dan
standing valve. Komplesi ini biasanya digunakan pada sumur-sumur dengan
tekanan dasar sumur rendah, dan produktivity index rendah.
4. Komplesi Ganda
Komplesi ganda ini digunakan pada sumur-sumur yang mana terdapat dua
formasi produktif atau lebih, diproduksikan melalui dua tebing yang terpisah
dalam satu sumur. Masing-masing formasi produktif tersebut dipisahkan dengan
menggunakan packer. Sedangkan susunan tubing tersebut bisa paralel atau sesuai
(konsentris). Sistem ini mempunyai keuntungan lebih menghemat gas injeksinya
bila production casing cukup besar, sehingga memungkinkan untuk ditempati oleh
dua tubing secara bersejajaran. Model sepusat ini digunakan bila diameter
casingnya kecil atau tidak memungkinkan untuk ditempati oleh dua tubing yang
diletakkan secara sejajar.
tutupnya dan juga sama dengan tekanan gas dalam dome. Valve dapat
digunakan untuk aliran intermittent maupun continuous dengan injeksi gas
diatur dari permukaan.
5.1.3. Pompa Centrifugal
Pompa centrifugal adalah pompa bertingkat banyak yang porosnya
dihubungkan langsung dengan motor penggerak. Motor penggerak ini
menggunakan tenaga listrik yang dialirkan dari permukaan dengan kabel dan
sumbernya dari power plant lapangan.
Unit peralatan centrifugal atau Electric Submersible Centrifugal Pump
terdiri dari beberapa komponen utama :
Swicth Board
Alat ini berfungsi sebagai kontrol dipermukaan guna melindungi peralatan-
peralatan bawah permukaan. Alat ini merupakan gabungan dari starter,
Upperload dan underload Protection dan Recorder Instrument (alat pencatat)
yang bekerja secara otomatis jika terjadi penyimpangan.
Junction Box
Junction box adalah tempat (kotak) yang terletak di antara swicth board dan
well head. Fungsinya untuk menghubungkan kabel swicth board dengan kabel
dari well head.
Tranformer
Alat ini digunakan untuk mengubah tegangan (voltage) sumber arus
(generator) menjadi tegangan yang sesuai dengan operating voltage motor di
bawah permukaan.
Tubing Head
Tubing head pada pompa centrifugal agak berbeda dengan tubing head
biasanya perbedaanya terutama terletak adanya kabel yang melalui tubing
head.
Drum
Dipakai sebagai tempat menggulung kabel apabila pompa sedang dicabut.
109
fluida kedalam pompa) dan karena perbedaan density gas dan minyak maka
gas akan terpisah dari minyak.
Kabel
Tenaga listrik dari permukaan dialirkan ke motor melalui kabel, yang terdiri
dari tiga kabel tembaga yang di isolasi satu sama lain. Kabel diklem dengan
tubing pada interval jarak tertentu sampai ke tubinghead.
Check Valve
Letaknya satu joint di atas pompa, berfungsi sebagai :
bila pompa berhenti bekerja (shut down), menahan fluida agar tidak
keluar dari tubing (turun ke pompa lagi) dan menahan partikel-partikel
pada agar tidak mengendap dalam pompa.
Menjaga tubing tetap penuh dengan fluida pada saat pompa berhenti.
Bladeer Valve
Di pasang satu joint tubing di atas check valve berfungsi untuk mengijinkan
aliran fluida keluar pada waktu dilaksanakan pencabutan pompa centrifugal.
- Spesifikasi :
Tabel V-1. Spesifikasi Polished Rod
- Spesifikasi :
Tabel V-2. Spesifikasi Pony Rod
Nominal Nominal
Coupling Lengt
Trade diameter diameter Coupling Wrench
for slim h
Size of ext. of OD square
Grade hole OD series
thread coupling
(in) (mm) (mm)
(mm) (m)
(in) (in)
- Spesifikasi :
- Spesifikasi :
Tabel V-4. Spesifikasi Travelling Valve
- Spesifikasi :
Tabel V-5. Spesifikasi Standing Valve
Tubing Cage No. Actual Thd Guide No. Ball & Seal
Size Single Thd Size
2” Upset SL 2 R 2.594 EU8R SL 7 2 ½ “ API
2 ½” Reg SL 2 ½ V 2 7/8-11 ½ V SL 9 2 3/9” API
2 ½” Upset SL 2 ½ R 3.094 EU88 SL 9 2 3/9” API
3” Reg SL 3 V 3 ½ -11 ½ V SL A32 3 ¼ SPEC
121
- Spesifikasi :
Tabel V-6. Spesifikasi Gas Lift Mandrel
123
- Spesifikasi :
Tabel V-7. Spesifikasi Operating Valve
125
- Spesifikasi :
Tabel V-8. Spesifikasi ESP Motor
Casing ODin Motor Power, hp at Power, hp at
[mm] Series Type 60 Hz 50 Hz
- Spesifikasi :
Tabel V-9. Spesifikasi ESP Diffuser
- Spesifikasi :
Tabel V-10. Spesifikasi ESP Impeller
- Spesifikasi :
Tabel V-11. Spesifikasi ESP Seal
Outside diameter 5.130 in [130.30 mm]
Deviation 0–90°
133
- Spesifikasi :
Tabel V-12. Spesifikasi ESP Flat & Round Cable
THREE WIRE SINGLE PHASE
SPECIFICATIONS
Locked Dual
Maximum Line to Line
HP Volts Rotor Element
Amps Resistance
Amps Fuse Size
MS
Y -12.0 B -12.0 R -
1/2 115 1.0 -1.3 4.1 - 50.5 15
0.0
5.1
MS
1/2 230 Y -6.0 B -6.0 R -0.0 4.2 -5.2 16.7 - 23.0 7
20.5
MS
3/4 230 Y -8.0 B -8.0 R -0.0 3.0 -3.6 11.0 - 34.2 9
13.4
MS
1 230 Y -9.8 B -9.8 R -0.0 2.2 -2.7 10.1 - 41.8 12
12.3
MS
Y -11.5 B -11.0 R -
1-1/2 230 1.5 -2.3 6.2 - 52.0 15
1.3
12.0
MS
Y -13.2 B -11.9 R -
2 230 1.6 -2.3 5.2 - 51.0 15
2.6
7.1
MS
Y -17.0 B -12.6 R -
3 230 0.9 -1.5 3.0 - 83.5 20
6.0
4.9
MS
Y -27.5 B -19.1 R -
5 230 68 -1.0 1.8 - 121.0 30
10.8
2.8
135
- Spesifikasi :
Tabel V-13. Spesifikasi ESP Gas Separator
D20 – 60 S20 – 90 S70 - 150
Outside Diameter, in (mm)
4.00 [101.6] 5.38 [136.7] 5.38 [136.7]
Length, ft [m] 6.6 [2.20] 3.2 [0.98] 3.4 [1.04]
Weight, lbm [kg] 145 [65.8] 145 [65.8] 160 [72.6]
Power consumption in 1.0-
sg fluid, hp at 60 Hz 3 6 14
Housing material Redalloy Redalloy Redalloy
Shaft material INCONEL INCONEL INCONEL
Shaft size, in [mm]
0.870 [22.10] 1.187 [30.02] 1.187 [30.02]
Shaft rating, hp at 60 Hz
410 1109 1019
Bearing system ES ES ES
- Spesifikasi :
Tabel V-14. Spesifikasi PCP Rotor
o High wear resistance.
o Extreme hardness
No steel, no coating comes close to producing such
impressive values, only diamond is harder.
All media, which the rotor contacts during
operation, are softer than this rotor. Damage to the
contact surfaces is practically impossible. This
ensures extremely high wear resistance.
Design
o An additional plus of ceramic compared to metals
Specification
is the lower density, which lowers the weight of a
rotor by 50%.
o Physical advantages allow higher speeds, which is
an equivalent to an increase in hydraulic power.
The size of the pumps can be decreased without
reducing the performance.
o Homogenous surface = 0% Porosity.
139
PCP Stator
PCP Rotor
- Spesifikasi :
Tabel V-15. Spesifikasi PCP Stator
Elastomer Maximum
Model Abrasion
description Temperature, oC
HTR1 HNBR (Ultra High) 185 7
HTR2 FKM 225 4
5.4. PEMBAHASAN
Prinsip kerja pompa sucker rod adalah mengubah gerak rotasi dari prime
mover menjadi gerak naik turun oleh sistem pimen-crank assembly. Kemudian
gerak naik turun ini oleh horse head dijadikan gerak lurus naik turun (angguk)
untuk menggerakkan plunger melalui rangkaian rod.
Pada saat down stroke, plunger bergerak ke bawah, karena tekanan dasar
sumur lebih besar dari tekanan dalam pompa, maka standing valve tertutup dan
minyak masuk ke dalam barrel.
Pada saat up stroke, plunger naik maka standing valve terbuka sedangkan
travelling valve pada plunger tertutup sehingga maksimum minyak akan
dipindahkan ke dalam tubing.
Sucker rod pump digunakan pada saat fluida sumur tidak dapat mengalir,
karena adanya kolom fluida untuk penempatan pompa dan pada sumur yang
vertikal (lurus).
Keuntungan penggunaan sucker rod pump adalah :
Lebih efisien dan dipakai pada sumur dangkai kurang dari 200
meter.
Kerja pompa dapat dianalisa dengan dinamometer dan well
sounded device.
Sedangkan kerugiannya adalah :
Memerlukan tempat yang luas.
Adanya gas dalam sumur produksi dapat menyebabkan gas lock.
Dalam perencanaan sucker rod selalu diusahakan atau dipilih yang ringan,
artinya memenuhi kriteria ekonomis, tetapi dengan syarat tanpa mengabaikan
kelebihan pada sucker rod tersebut. Sucker yang dipilih dari permukaan, sampai
unit pompa di dasar sumur (plunger) tidak perlu sama diameternya, tetapi dapat
dilakukan kombinasi dari beberapa type dan ukuran rod. Sucker string yang
merupakan kombinasi dari beberapa type dan ukuran tersebut disebut sebagai
Tappered Rod String.
Peralatan gas lift untuk menunjang sistem pengangkatan minyak dengan
menggunakan metode injeksi gas ke dalam sumur terdiri atas dua kelompok besar,
142
yaitu peralatan di atas permukaan (wellhead gas lift, station compresor gas,
stasiun distribusi dan alat-alat kontrol) dan peralatan bawah permukaan (kamar
akumulasi, pinhole collar dan valve gas lift).
Pompa centrifugal (ESP) adalah pompa bertingkat dengan porosnya
dihubungkan dengan motor penggerak. Motor penggerak ini menggunakan tenaga
listrik yang disuplai dari permukaan dengan kabel dan sumbernya diambil dari
power plant lapangan. ESP umumnya dipakai pada pemboran lepas pantai sumur-
sumur miring, laju produksi besar, GOR rendah, viscositas tinggi dan dapat
dipakai untuk injeksi air dengan syarat impeller tinggi.
Prinsip kerja ESP adalah berdasarkan pada prinsip kerja pompa centrifugal
dengan sumbu putarnya tegak lurus. Pompa centrifugal adalah motor hidrolis
yang menghasilkan tenaga hidrolis dengan cara memutar cairan yang melalui
impeller pompa.
143
5.5. KESIMPULAN
1. Sucker Rod sebagai salah satu peralatan dalam artificial lift tidak dapat
dipasang disembarang lokasi tetapi harus memenuhi syarat-syarat :
Sumur harus lurus.
Kedalaman sumur sedang sampai dangkal.
Harus ada fluid level.
Produksi gas kecil.
2. Prinsip kerja Sucker Rod dibedakan menjadi :
Up-Stroke
Down-Stroke
3. Metode gas lift adalah suatu metode pengangkatan fluida dari lubang
sumur dengan cara menambahkan gas dimana mempunyai tekanan cukup
tinggi ke dalam kolom minyak.
4. Dengan menggunakan pompa sucker rod dalam metode pengangkatan
fluida sumur dengan cara mengintroduksi tenaga tambahan kedalam
sumur, hal ini dilakukan apabila tenaga alami reservoir sudah tidak
mampu lagi mendorong fluida ke permukaan.
5. Keuntungan metode gas lift adalah :
Dapat memperbesar laju produksi.
Kontrol tekanan mudah dilakukan.
Baik untuk sumur yang dalam dan berdeviasi tinggi dan berdeviasi
besar.
Dapat dipakai pada sumur yang berkadar pasir tinggi.