Anda di halaman 1dari 51

BAB V

METODE ARTIFICIAL LIFT

5.1. DASAR TEORI

Artificial lift adalah metode pengangkatan fluida sumur dengan cara


mengintroduksi tenaga tambahan ke dalam sumur (bukan ke dalam reservoir)
dimana metoda ini diterapkan apabila tenaga alami reservoir sudah tidak mampu
lagi mendorong fluida ke permukaan atau untuk maksud-maksud peningkatan
produksi. Introduksi tenaga tambahan yang ada terdiri dari :
1. Pompa terdiri dari :
a. Pompa sucker rod
b. Pompa sentrifugal multistage
c. Pompa hidraulik
d. Pompa jet
2. Gas lift, terdiri dari :
a. Continous gas-lift
b. Intermittent gas-lift
3. Chamber lift

5.1.1. Unit Pompa Sucker-rod


5.1.1.1. Peralatan Pompa Sucker-Rod.
Peralatan pompa sucker-rod terdiri dari mesin penggerak mula, peralatan
di atas dan di bawah permukaan.
A. Mesin Penggerak Mula (Prime mover)
Penggerak mula merupakan sumber utama seluruh peralatan pompa sucker
rod di mana bahan bakarnya dapat berupa gas alam yang berasal dari sumur
sucker-rod, solar atau listrik tergantung pada jenis mesin yang digunakan.

93
94

B. Peralatan Pompa di atas Permukaan


Fungsi utama dari peralatan-peralatan ini adalah :
a. Memindahkan energi atau tenaga dari prime mover ke unit peralatan
pompa di dalam sumur.
b. Mengubah gerak berputar dari prime mover menjadi satu gerak bolak-
balik naik turun.
c. Mengubah kecepatan putar prime mover menjadi suatu langkah
pemompaan (stroke per menit, SPM) yang sesuai atau yang diinginkan.
Di dalam industri migas, dikenal ada tiga macam pompa sucker-rod yaitu :
 Konvensional (C).
 Air Balance (B).
 Mark II (M).
dan klasifikasi oleh API RP 11 L adalah sebagai berikut :
X – XXX.X – XXX – XX
1 2 3 4 5
1.Jenis alat permukaan C = Konvensional
M = Mark II
A = Air Balance
2. Peak Torque Rating, ribuan in-lb
3. Gear reducer. D = double
S = single
4. Polished rod rating, ribuan lb
5. Panjang langkah maximum, inchi
Misal : C – 1600 – 173 – 64
Komponen-komponen utama sucker rod dan fungsinya adalah sebagai berikut :
 Gear Reducer.
Merupakan transmisi yang berfungsi untuk mengubah kecepatan putar dari
prime mover, gerak putaran prime mover diteruskan ke gear ruducer dengan
menggunakan belt. Di mana belt ini dipasang engine pada prime mover dan
unit sheave pada gear reducer.
95

 V-Belt
Sabuk untuk memindahkan gerak dari prime mover ke gear reducer.
 Crank Shaft.
Merupakan poros dari crank yang berfungsi untuk mengikat crank pada gear
reducer dan meneruskan gerak.
 Counter Balance.
Adalah sepasang pemberat yang fungsinya :
 untuk mengubah gerak berputar dari prime mover menjadi gerak naik-
turun.
 menyimpan tenaga prime mover pada saat down stroke atau pada saat
counter balance menuju ke atas, yaitu pada saat kebutuhan tenaga kecil
atau minimum.
 membantu prime mover pada saat up-stroke (saat counter balance bergerak
ke bawah) sebesar tenaga potensialnya karena kerja prime mover yang
terbesar adalah pada saat up-stroke (pompa bergerak ke atas) di mana
sejumlah minyak ikut terangkat ke atas permukaan.
 Crank.
Merupakan sepasang tangkai yang menghubungkan crank shaft pada gear
reducer dengan counter balance. Pada crank ini terdapat lubang-lubang tempat
pitman bearing. Besar kecilnya langkah atau stroke pemompaan yang
diinginkan dapat diatur di sini dengan cara mengubah –ubah pitman bearing,
apabila kedudukan pitman bearing ke posisi lubang mendekati counter
balance, maka langkah pemompaan menjadi bertambah besar atau sebaliknya
apabila menjauhi jarak antara crank shaft sampai dengan pitman bearing
dengan sebagai Polished stroke lenght yang fungsinya meneruskan gerak
berputar dari crank shaft pada gear reducer ke walking beam melalui pitman.
 Pitman.
Adalah sepasang tangkai yang menghubungkan antara crank pada pitman
bearing. Fungsinya adalah merubah dan meneruskan gerak berputar menjadi
bolak-balik naik turun.
96

 Walking beam.
Merupakan tangkai horizontal di belakang horse head. Fungsinya merupakan
gerak naik turun yang dihasilkan oleh pasangan pitman-crank-counter balance
ke rangkaian pompa di dalam sumur melalui rangkaian rod.
 Horse head.
Menurunkan gerak dari walking bean ke unit pompa di dalam sumur melalui
bridle, polish rod dan sucker string atau merupakan kepala dari walking bean
yang menyerupai kepala kuda.
 Bridle.
Merupakan nama lain dari wire line hanger, yaitu merupakan sepasang kabel
baja yang disatukan pada carrier bar.
 Carrier bar.
Merupakan alat yang berfungsi sebagai tampat bergantungnya rangkaian rod
dan polished rod.
 Polished rod Clamp.
Komponen yang bertumpu pada carrier bar yang fungsinya untuk
mengeraskan kaitan polish rod pada carrier bar dan tempat di mana dinamo
meter (alat pencatat unit berapa pompa) diletakkan.
 Polished rod.
Polished rod merupakan bagian teratas dari rangkaian rod yang muncul
dipermukaan. Fungsinya adalah menghubungkan antara rangkaian rod di
dalam sumur dengan perlatan-peralatan di permukaan.
 Suffing box
Dipasang di atas kepala sumur (casing atau tubing head) untuk
mencegah/menahan minyak agar supaya tidak keluar bersama naik turunnya
polish rod. Dengan demikian seluruh aliran minyak hasil pemompaan akan
mengalir ke flowline lewat crosstee. Disamping itu juga berfungsi sebagai
tempat kedudukan polish head rod sehingga dengan demikian polish rod dapat
bergerak naik turun dengan bebas.
97

C. Sampson Post
Merupakan kaki penyangga atau penopang walking bean.
D. Saddle Bearing
Adalah tempat kedudukan dari walking bean pada sampson post pada
bagian atas.
E. Equalizer
Adalah bagian atau dari pitman yang dapat bergerak secara leluasa
menurut kebutuhan operasi pemompaan minyak berlangsung.
F. Brake
Brake di sini berfungsi untuk mengerem gerak pompa jika dibutuhkan,
misalnya pada saat akan dilakukan reparasi sumur atau unit pompanya sendiri.
G. Peralatan Pompa di dalam sumur
Fungsi peralatan pompa sucker rod di dalam sumur adalah untuk
membantu menaikan fluida sumur ke permukaan melalui tubing. Unit pompa
sucker rod di dalam sumur terdiri dari :
 Tubing
Seperti halnya peralatan sembur alam, tubing digunakan untuk mengalirkan
minyak dari dasar sumur ke permukaan setelah minyak diangkat oleh pompa
yang di tempatkan pada ujung tubing.
 Working barrel
Merupakan tempat di mana plunger dapat bergerak naik turun sesuai dengan
langkah pemompaan dan menampung minyak sebelum diangkat oleh plunger
pada saat up stroke.
Menurut standart API ada 2 (dua) jenis barrel, yaitu :
a. Liner barrel, biasanya jenis diberi simbol “L”.
b. Full barrel, yang terdiri dari satu bagian yang utuh dan kuat, biasanya
jenis ini diberi simbol “H” untuk heavy-wall dan “W” untuk thin-wall.
 Plunger
Merupakan bagian dari pompa yang terdapat di dalam barrel dan dapat
bergerak naik turun yang berfungsi sebagai pengisap minyak dari formasi
masuk ke dalam barrel yang kemudian diangkat ke permukaan melalui tubing.
98

 Standing valve
Merupakan katup yang terdapat di bagian bawah working barrel yang
berfungsi memberi kesempatan minyak dari dalam sumur masuk ke working
barrel (pada saat up-stroke valve terbuka) dan untuk menahan minyak agar
tidak keluar dari working barrel pada saat plunger bergerak ke bawah (pada
saat down stroke valve tertutup). Standing valve ini mempunyai peranan yang
penting dalam sistem pemompaan, karena effisiensi volumetris pompa sangat
tergantung pada cara kerja dan bentuk dari ball dan seat standing-valve.
 Travelling valve
Merupakan ball and seat yang terletak pada bagian bawah dari plunger dan
akan ikut bergerak ke atas dan ke bawah menurut gerakan plunger.
Fungsinya :
 Mengalirkan atau memindahkan minyak dari working masuk ke
plunger, hal ini terjadi pada saat plunger bergerak ke bawah.
 Menahan minyak pada saat plunger bergerak ke atas (up-stroke)
sehingga minyak tersebut dapat (dipindahkan) ke tubing untuk
selanjutnya dialirkan ke permukaan.
 Anchor
Komponen di pasang pada bagian bawah dari pompa, yang berfungsi :
 Untuk memisahkan gas dari minyak agar supaya gas tersebut tidak ikut
masuk ke dalam pompa bersama-sama dengan minyak, karena adanya
gas akan mengurangi efisiensi pompa.
 Untuk menghindarkan masuknya pasir atau padatan ke dalam pompa.
 Mengurangi/menghindari terjadinya tubing stretch.
Ada dua macam type Gas Anchor :
 Poorman type
Larutan dalam minyak yang masuk ke dalam anchor akan melepaskan diri
dari larutan (bouyancy effect). Minyak akan masuk ke dalam barrel
melalui suction pipe, sedangkan gas yang telah terpisah akan dialirkan ke
annulus. Apabila suction pipe terlalu panjang atau diameternya terlalu
panjang atau diameternya terlalu kecil, maka akan terjadi pressure lost
99

yang cukup besar sehingga menyebabkan terjadinya penurunan PI sumur


pompa. Sedangkan apabila section pipe terlalu pendek, maka proses
pemisahan gas kurang sempurna. Diameter suction pipe terlalu besar
menyebabkan ruang annulus antara dinding anchor dengan suction pipe
menjadi lebih kecil, sehingga kecepatan aliran minyak besar dan akibatnya
gas akan masih terbawa oleh butiran-butiran minyak. Diameter gas anchor
yang terlalu besar akan menyebabkan penurunan PI sumur pompa.
 Packer type
Minyak masuk melalui ruang dinding anchor dan suction pipe. Kemudian
minyak jatuh di dalam annulus antara casing dan gas anchor dan ditahan
oleh packer, selanjutnya minyak masuk ke dalam pompa melalui suction
pipe. Di sini minyak masuk ke dalam annulus sudah terpisah dari gasnya.
 Tangkai pompa
Tangkai pompa (sucker rod string) terdiri dari :
 Sucker rod
Merupakan batang/rod penghubung antara plunger dengan peralatan di
permukaan. Fungsi utamanya adalah melanjutkan gerak naik turun dari
horse head ke plunger. Berdasarkan konstruksinya, maka sucker rod dibagi
menjadi 2 (dua) :

 berujung box-pin
 berujung pin-pin
Untuk menghubungkan antara dua buah sucker rod digunakan sucker rod
coupling. Umumnya panjang satu single dari sucker rod yang sering
digunakan berkisar antara 25-30 ft.

Dalam perencanaan sucker rod selalu diusahakan atau yang dipilih yang
ringan, artinya memenuhi kriteria ekonomis, tetapi dengan syarat tanpa
mengabaikan kelebihan (allowable stress) pada sucker rod tersebut. Sucker
rod yang dipilih dari permukaan, sampai unit pompa di dasar sumur
(plunger) tidak perlu sama diameternya, tetapi dapat dilakukan/dibuat
kombinasi dari beberapa type dan ukuran rod. Sucker string yang
100

merupakan kombinasi dari beberapa type dan ukuran tersebut. Disebut


Tappered Rod String.

 Poni rod
Merupakan rod yang mempunyai panjang yang lebih pendek dari panjang
rod umumnya (25 feet). Fungsinya adalah untuk melengkapi panjang dari
sucker rod, apabila tidak mencapai kepanjangan yang dibutuhkan
ukurannya adalah : 2, 4, 6, 8, 12 feet.

 Polished rod
Adalah tangkai rod yang berada di luar sumur yang mengubungkan sucker
rod string dengan carier bar dan dapat naik turun di dalam stuffing box.
Diameter stuffing box lebih besar daripada diameter sucker rod, yaitu : 1
1/8, 1 ¼, 1 ½, 1 ¾. Panjang polished rod adalah :8,11,16, 22 feet.

5.1.1.2 Prinsip Kerja Pompa Sucker Rod


Gerak rotasi dari prime mover diubah menjadi gerak naik turun oleh
sistem pitman-crank assembly, kemudian gerak naik turun ini oleh horse head,
dijadikan gerak lurus naik turun (angguk) untuk menggerakan plunger melalui
rangkaian rod. Pada saat up stroke plunger bergerak ke atas menyebabkan tekanan
di bawah turun. Karena tekanan dasar sumur lebih besar dari tekanan dalam
pompa, akibatnya standing valve terbuka dan minyak masuk ke dalam barrel.
Pada saat down stroke beban fluida yang ada di dalam barrel dan tekanan yang
diakibatkan oleh naiknya plunger, maka standing valve menutup sedangkan
travelling valve pada plunger terbuka akibat tekanan minyak yang tidak di dalam
barrel, selanjutnya pada saat up stroke maksimum minyak akan dipindahkan ke
dalam tubing. Proses ini dikakukan secara berulang-ulang, sehingga minyak dapat
mengalir ke permukaan.
101

5.1.1.3.Tipe Unit Pompa di Dalam Sumur (Sub Surface Pump)


Unit pompa di dalam sumur dapat dibedakan atas beberapa tipe, antara
lain :
A. Tipe Rod Pump/Insert Pump (R-TYPE)
Unit pompa keseluruhan (working barrel, standing valve, plunger,
travelling valve) dimasukan ke dalam sumur bersama-sama dengan rod lewat
dalam tubing. Untuk keperluan reparasi dan penggantian pompa cukup
dicabut sucker rod-nya saja, dengan demikian seluruh unit pompa akan ikut
terangkat ke atas. Tipe pompa demikian ini sering digunakan pada sumur-
sumur yang dalam.
Tipe ini dibagi atas 3 (tiga) golongan :
 Stationary barrel, Top anchor, misalnya RWA.
 Stationary barrel, Bottom anchor, misalnya RWB.
 Travelling barrel, Bottom anchor, misalnya RWT.
B. Tubing Pump (T-TYPE)
Pompa semacam ini dimasukan ke dalam sumur bersama-sama dengan
tubing, sedangkan plunger dan travelling valve diikatkan pada ujung bawah
dari sucker rod dan di turunkan sampai standing valve. Apabila pompa
hendak dicabut baik sucker rod maupun tubing harus pula dicabut bersama-
sama. Tipe ini sering digunakan pada sumur-sumur dangkal dan
produktifitasnya kecil. Untuk suatu tubing dengan ukuran tertentu, volume
rod pump lebih kecil daripada tubing pump. Karena diameter working barrel
pada rod pump lebih kecil daripada diameter dalam tubing, panjang pompa
berkisar antara 4-22 feet.
Tipe tubing pump ada 2 (dua) jenis, yaitu :
 Tubing pump dengan regular shoes.
 Tubing pump dengan extenstion shoes dan nipple pada bagian bawah
pompa.
Catatan :
Kode-kode huruf yang terdapat pada jenis pompa sucker rod :
T : di depan menyatakan Type Tubing Pump
102

R : di depan menyatakan Type Rod Pump


W : di tengah menyatakan Full barrel
L : di tengah menyatakan Linear barrel
E : di belakang menyatakan Extention Shoe nipple
A : menyatakan Stationary-barrel dimana bagian atas yang disambung
pada tubing.
B :menyatakan Stationary-barrel dengan bagian atas dan bawah
disambung dengan tubing.
T : di belakang menyatakan travelling barrel.

5.1.2. Instalasi Gas Lift


Yang dimaksud disini adalah semua peralatan lift baik yang berada di
dalam sumur maupun yang berada di permukaan, juga termasuk komplesi yang
digunakan dalam sistem gas lift tersebut.
5.1.2.1. Jenis- Jenis Komplesi Gas Lift

1. Komplesi terbuka
Yaitu jenis komplesi sumur gas lift, dengan tubing string digantungkan di
dalam sumur tanpa memakai packer maupun standing valve. Jenis komplesi yang
demikian dianjurkan untuk sistem continuous gas lift. Jenis komplesi terbuka ini
jarang digunakan, tetapi untuk injeksi gas dari bagian tubing dan keluar dari
annulus akan lebih ekonomis, atau pada sumur yang mempunyai problem
kepasiran.

2. Komplesi Setengah Tertutup


Yaitu jenis komplesi sumur gas lift, dengan tubing string digantungkan di
dalam sumur, menggunakan packer antara tubing dan casing serta tidak
menggunakan standing valve. Jadi, disini pengaruh injeksi gas terhadap formasi
produktif dicegah oleh adanya packer. Komplesi semacam ini cocok untuk
continuous maupun intermittent gas lift.
103

3. Komplesi Tertutup
Yaitu jenis komplesi sumur gas lift, dengan tubing string digantungkan di
dalam sumur, menggunakan packer dan juga standing valve ditempatkan di bawah
valve gas lift terbawah atau ujung tubing string. Dalam hal ini injeksi gas sama
sekali tidak terpengaruh terhadap formasi, karena dihalangi oleh packer dan
standing valve. Komplesi ini biasanya digunakan pada sumur-sumur dengan
tekanan dasar sumur rendah, dan produktivity index rendah.
4. Komplesi Ganda
Komplesi ganda ini digunakan pada sumur-sumur yang mana terdapat dua
formasi produktif atau lebih, diproduksikan melalui dua tebing yang terpisah
dalam satu sumur. Masing-masing formasi produktif tersebut dipisahkan dengan
menggunakan packer. Sedangkan susunan tubing tersebut bisa paralel atau sesuai
(konsentris). Sistem ini mempunyai keuntungan lebih menghemat gas injeksinya
bila production casing cukup besar, sehingga memungkinkan untuk ditempati oleh
dua tubing secara bersejajaran. Model sepusat ini digunakan bila diameter
casingnya kecil atau tidak memungkinkan untuk ditempati oleh dua tubing yang
diletakkan secara sejajar.

5. Komplesi Ruang (Accumulation Chamber Lift Instalation)


Sistem ini mirip dengan sistem komplesi tertutup, hanya bedanya di sini
menggunakan ruang akumulasi. Ruang akumulasi berfungsi untuk memperkecil
tekanan kolom minyak yang berada di dalam tubing. Tekanan kolom minyak
menjadi kecil, karena akibat rendahnya kolom cairan yang ada di dalam ruang
akumulasi, karena adanya packer di dalam tubing. Disamping ruang akumulasi
yang berfungsi untuk memperbesar rate produksi minyak yang dihasilkan. Tipe
komplesi ini digunakan pada sumur-sumur dengan tekanan dasr sumur rendah
serta productivity index yang rendah pula.

6. Pack off Instalation


Pada jenis ini, tidak perlu dilakukan penggantian tubing apabila ingin
dilakukan pemasangan valve-valve gas lift pada sumur-sumur yang bersangkutan.
Hal ini disebabkan, pada kedalaman casing tertentu telah di pasang pack off, di
104

mana berfungsi sebagai penghubung annulus dengan fluida di dalam tubing


melalui lubang kecil yang dapat dibuka dan ditutup. Hal ini dapat dilakukan
karena terdapat alat yang disebut slidding side door. Jadi pada jenis alat ini, bila
suatu saat memerlukan gas lift agar dapat meneruskan produksinya tidak perlu
dilakukan penggantian tubing. Dengan menggunakan metode wire line, slidding
side door dapat dibuka dan valve gas lift langsung digunakan.

5.1.2.2. Peralatan Gas Lift


Peralatan gas lift untuk menunjang operasinya sistem pengangkatan
minyak dengan menggunakan metode injeksi gas ke dalam sumur dapat dibagi
dalam dua kelompok yaitu :
A. Peralatan di Atas Permukaan (Surface Equipment)
1. Well head Gas Lift X-Mastree
Well head sebetulnya bukan merupakan alat khusus untuk gas lift saja, tetapi
juga merupakan salah satu alat yang digunakan pada metode sembur alam, dimana
dalam periode masa produksi, alat ini berfungsi menggantungkan tubing dan
casing disamping itu well head merupakan tempat duduknya X-mastree.
2. Station Kompresor Gas
Kompresor gas yaitu suatu alat yang berfungsi untuk mendapatkan gas
bertekanan tinggi untuk keperluan injeksi. Di dalam stasiun kompresor, terdapat
beberapa buah kompresor dengan sistem manifoldnya. Dari stasium kompresor ini
dikirimkan gas bertekanan sesuai dengan tekanan yang diperlukan sumur-sumur
gas lift melalui stasiun distribusi.
3. Stasiun Distribusi
Dalam menyalurkan gas injeksi dari kompresor ke sumur terdapat beberapa
cara, antara lain :
 Stasiun distribusi langsung
Pada sistem ini gas dari kompresor disalurkan langsung ke sumur-sumur
produksi, sehingga untuk beberapa sumur mana membutuhkan gasnya
tidak sama, sistem ini kurang efisien.
105

 Stasiun distribusi dengan pipa induk


Pada sistem ini lebih ekonomis, karena panjang pipa dapat diperkecil.
Tetapi karena ada hubungan langsung antara satu sumur dengan sumur
lainnya, maka bila salah satu sumur sedang dilakukan penginjeksian gas
sumur lain bisa terpengaruh.
 Stasiun distribusi dengan stasiun distribusi
Pada sistem ini sangat rasional dan banyak dipakai di mana-mana, gas
dibawa dari Stasiun pusat ke stasiun distribusi dari sini gas dikirim melalui
pipa-pipa.
4. Alat-alat kontrol
Alat-alat kontrol yang dimaksudkan di sini adalah semua peralatan yang
berfungsi untuk mengontrol atau mengatur gas injeksi, seperti :
 Choke kontrol
Adalah alat yang mengatur jumlah gas yang diinjeksikan, sehingga dalam
waktu yang telah ditentukan tersebut dapat mencapai tekanan tertentu
seperti yang diinginkan untuk penutupan dan pembukaan valve. Khusus
untuk intermittent gas lift.
 Regulator
Adalah alat yang melengkapi choke kontrol berfungsi jumlah/banyaknya
gas yang masuk. Apabila gas injeksi telah cukup regulator ini akan
menutup. Khusus untuk intermittent gas lift.
 Time Cycle Controller
Adalah merupakan alat yang digunakan untuk mengontrol laju/rate aliran
injeksi pada aliran intermittent berdasarkan interval waktu tertentu/dengan
kata lain, kerjanya berdasarkan prinsip kerja jam. Maka alat ini akan
membuka regulator selama waktu yang telah ditentukan untuk
mengalirkan gas injeksi, setelah selama waktu tertentu regulator menutup
dalam selang waktu yang telah ditentukan.
106

B. Peralatan di Bawah Permukaan (Sub Surface Equipment)


1. Kamar Akumulasi
Kamar akumulasi merupakan ruang/chamber terbuat dari tubing yang
berdiameter lebih besar dari tubing di bawahnya terdapat katup/valve tetap
untuk menahan cairan supaya jangan sampai keluar dari kamar akumulasi
pada saat dilakukan injeksi. Fungsinya adalah memperkecil tekanan kolom
minyak yang berada di atas tubing.
2. Pinhole Collar
Pinhole Collar adalah suatu collar khusus yang mempunyai lubang kecil
tempat gas injeksi masuk ke dalam tubing. Letaknya di dalam sumur
ditentukan lebih dahulu. Pada umumnya penggunaan collar semacam ini tidak
effesien, karena sumur tidak memproduksi secara optimum ratenya.
3. Valve gas Lift
Secara penggunaan valve gas lift berfungsi untuk :
 Memproduksi minyak dengan murah dan mudah tanpa memerlukan injeksi
gas yang tekanannya sangat besar.
 Mengurangi unloading (kick off) atau tambahan portable compressor.
 Kemantapan (stability) mampu mengimbangi secara otomatis terhadap
perubahan-perubahan tekanan yang terjadi pada sistem injeksi gas.
 Mendapatkan kedalaman injeksi yang lebih besar untuk suatu kompresor
dengan tekanan tertentu.
 Menghindari swabbing untuk high fluid well atau yang diliputi air.
Secara berturut-turut perkembangan valve dapat diikuti seperti berikut :
1. Spring loaded differential valve :
Jenis ini paling banyak digunakan pada masa-masa yang lalu bekerja
berdasarkan kondisi reservoir.Secara normal bila tidak ada gaya-gaya
maka valve tersebut akan membuka. Spring loaded pressure dapat diatur
dengan Adjust Table Nut agar spring pressure ini dapat berkisar 100-150
psi. Pada saat valve terbuka, maka dua gaya yang bekerja pada tangkai
valve :
107

 Melalui port dibagian valve, sehingga tekanan injeksi gas


sepenuhnya pada kedalaman di manan valve dipasang, akan
bekerja seluruh permukaan atau dari steam, dan menekan melawan
tekanan dari spring (berusaha untuk menutup).
 Melalui choke pada dinding sampai valve tersebut.
2. Mechanically Controlled Differential Valve
Membuka dan menutupnya valve dilakukan dengan kawat dari
permukaan. Jenis ini sudah jarang di pakai pada waktu sekarang, karena
akan terjadinya banyak kesulitan, kawat mudah putus, korosi effesiensi
rendah, prinsip pemikiran kurang populer, saat pemasangan lama, juga
sangat sukar operasinya pada saat unloading. Valve jenis ini untuk
intermittent flow.
3. Specific Gravity Differential Valve
Jenis ini biasa dipergunakan untuk continuous flow, dengan menggunakan
diafragma karet. Membuka dan menutupnya valve berdasarkan gradient
tekanan di tubing, bila gradient tekanan di tubing naik, maka valve akan
membuka, bila gradient tekanan turun dengan adanya gas injeksi, maka
valve akan menutup.
4. Pressure Charge Bellow Valve
Jenis ini paling umum digunakan dewasa ini, karena mempunyai sifat-sifat
khusus, yaitu :
 mudah dikontrol kerjanya, karena otomatis
 operating pressure konstan
 dapat digunakan baik intermittent maupun continuous
Secara normal valve ini akan menutup, karena adanya pressure charge
bellow. Sedangkan valve ini akan bekerja karena adanya tekanan injeksi
gas.
5. Flexible Sleave Valve
Yang aliran gas masuk ke dalam tubing adalah karet yang mudah lentur
(flexible). Sedangkan valve ini mempunyai dome (ruang) berisi gas kering
dengan tekanan tertentu. Tekanan buka valve sama dengan tekanan
108

tutupnya dan juga sama dengan tekanan gas dalam dome. Valve dapat
digunakan untuk aliran intermittent maupun continuous dengan injeksi gas
diatur dari permukaan.
5.1.3. Pompa Centrifugal
Pompa centrifugal adalah pompa bertingkat banyak yang porosnya
dihubungkan langsung dengan motor penggerak. Motor penggerak ini
menggunakan tenaga listrik yang dialirkan dari permukaan dengan kabel dan
sumbernya dari power plant lapangan.
Unit peralatan centrifugal atau Electric Submersible Centrifugal Pump
terdiri dari beberapa komponen utama :
 Swicth Board
Alat ini berfungsi sebagai kontrol dipermukaan guna melindungi peralatan-
peralatan bawah permukaan. Alat ini merupakan gabungan dari starter,
Upperload dan underload Protection dan Recorder Instrument (alat pencatat)
yang bekerja secara otomatis jika terjadi penyimpangan.
 Junction Box
Junction box adalah tempat (kotak) yang terletak di antara swicth board dan
well head. Fungsinya untuk menghubungkan kabel swicth board dengan kabel
dari well head.
 Tranformer
Alat ini digunakan untuk mengubah tegangan (voltage) sumber arus
(generator) menjadi tegangan yang sesuai dengan operating voltage motor di
bawah permukaan.
 Tubing Head
Tubing head pada pompa centrifugal agak berbeda dengan tubing head
biasanya perbedaanya terutama terletak adanya kabel yang melalui tubing
head.
 Drum
Dipakai sebagai tempat menggulung kabel apabila pompa sedang dicabut.
109

5.1.3.1.Peralatan di Bawah Permukaan


Peralatan di bawah permukaan dari pompa centrifugal terdiri dari motor
listrik sebagai unit penggerak protector, gas separator, pompa centrifugal
multistage dan kabel listrik.
Dalam kondisi kerja, unit bawah permukaan ditenggelamkan dalam fluida
dengan disambung tubing yang kemudian digantungkan pada well head serta
dilengkapi pula dengan peralatan-peralatan sebagai pelengkap antara lain :
transformer, checkvalve, bleeder valve, klem kabel serta peralatan-peralatan
service pada saat pemasangan pompa centrifugal, reel of cable, shock absorber.
 Motor Listrik
Motor listrik penggerak pompa adalah 3 phase, motor listrik ini dimasukkan
ke dalam rumah motor yang diisi dengan minyak motor untuk pendingin dan
merupakan isolasi motor terhadap fluida sumur.
 Protector
Protector ini dipasang di bawah pompa, fungsinya antara lain :
 menyimpan minyak motor dan minyak pompa
 mengijinkan terhadap pengembangan pengurutan minyak motor dan
minyak pelumas motor
 mencegah fluida sumur ke dalam motor atau ke rumah motor
 untuk keseimbangan tekanan dalam motor dengan tekanan luar yaitu
tekanan fluida sumur pada kedalaman penenggelaman.
 Pompa
Jenis pompanya merupakan pompa multistage dengan masing stage terdiri
dari satu impeller dan satu diffuser yang dimasukan dalam rumah, pada
impeller terdapat sudu-sudu atau blades yang akan mengalirkan fluida
produksi.
 Gas Separator
Untuk sumur yang gas oil ratio (GOR) tinggi, gas separator dapat
disambungkan pada pompa guna memperbaiki effesiensi pompa. Gas
separator ini sekaligus berfungsi sebagai intake pompa (tempat masuknya
110

fluida kedalam pompa) dan karena perbedaan density gas dan minyak maka
gas akan terpisah dari minyak.
 Kabel
Tenaga listrik dari permukaan dialirkan ke motor melalui kabel, yang terdiri
dari tiga kabel tembaga yang di isolasi satu sama lain. Kabel diklem dengan
tubing pada interval jarak tertentu sampai ke tubinghead.
 Check Valve
Letaknya satu joint di atas pompa, berfungsi sebagai :
 bila pompa berhenti bekerja (shut down), menahan fluida agar tidak
keluar dari tubing (turun ke pompa lagi) dan menahan partikel-partikel
pada agar tidak mengendap dalam pompa.
 Menjaga tubing tetap penuh dengan fluida pada saat pompa berhenti.
 Bladeer Valve
Di pasang satu joint tubing di atas check valve berfungsi untuk mengijinkan
aliran fluida keluar pada waktu dilaksanakan pencabutan pompa centrifugal.

5.1.3.2.Prinsip Kerja Centrifugal


Prinsip kerjanya adalah berdasarkan pada prinsip kerja pompa centrifugal
dengan sumbu putarnya tegak lurus. Pompa centrifugal adalah motor hidraulis
yang menghasilkan tenaga hidraulis dengan jalan memutar cairan yang melalui
impeller pompa. Cairan masuk ke dalam impeller pompa menuruti poros pompa
dikumpulkan dalam rumah pompa atau diffuser kemudian dikeluarkan keluar oleh
impeller, tenaga mekanis motor diubah menjadi tenaga hidraulis. Impeller terdiri
dari dua piringan yang di dalamnya terdapat sudu, pada saat impeller berputar
dengan kecepatan sudut W, cairan dalam impeller dialirkan keluar dengan tenaga
potensial dan kinetik tertentu, cairan yang tertampung dalam rumah pompa
kemudian dialirkan melalui pipa keluar (diffuser), dimana sebagian tenaga kinetik
diubah menjadi tenaga potensial berupa tekanan, karena cairan dialirkan keluar,
maka terjadi proses pengisapan.
111

5.2. DESKRIPSI ALAT


5.2.1. Nama : Polished rod.
Fungsi Alat : Untuk memandu gerakan pompa dalam lubang
sumur.
Mekanisme Kerja: Dipasang pada rangkaian sucker rod yang berada
di sumur, berguna memandu gerakan naik-turun.
Terbuat dari karet/rubber dipasang dengan cara
berputar.

Gambar 5.1. Polished Rod


(http//:www.bridgat.comfilesAPI_Polished_Rod.gif.jpg)
112

- Spesifikasi :
Tabel V-1. Spesifikasi Polished Rod

Grade D and High-strength


OD 5/8, 3/4, 7/8, 1, 1 1/8, 1 1/4 and 1 3/4
inches
Length 25ft, 26.25ft, 30ft
Material Alloy Steel AISI 41XX, ASTM 41XX
Service Heavy Duty, moderate corrosion inhibit
H2S
Package Pin and box end protector are installed,
coated with oil soluble anti-corrosion
inhibitor, laid on wooden dunnage which
are kept on intervals and duly grooved to
rod size
Wrench Flat with or without as required
113

5.2.2. Nama : Pony Rod.


Fungsi Alat : Melengkapi panjang dari sucker rod apabila tidak
mencapai panjang yang dibutuhkan.
Mekanisme Kerja: Pony rod dipasang dibawah sucker rod pada
rangkaian rod string agar panjang keseluruhan dari
rod string dapat mencukupi kebutuhan.

Gambar 5.2. Pony Rod


(http://www.mudpump.org/gavin/uploads/allimg/111213/162609D50-0)
114

- Spesifikasi :
Tabel V-2. Spesifikasi Pony Rod

Nominal Nominal
Coupling Lengt
Trade diameter diameter Coupling Wrench
for slim h
Size of ext. of OD square
Grade hole OD series
thread coupling
(in) (mm) (mm)
(mm) (m)
(in) (in)

C 5/8 15/16 5/8 31.8 38.1 22.2×31.8 7.62

D 3/4 1-1/16 3/4 38.1 41.3 25.1×31.8 9.14

K 7/8 1-3/16 7/8 41.3 46 25.4×31.8 0.6 , 1

H 1 1-3/8 1 50.8 55.6 33.3×38.1 2, 3

1-1/8 1-9/16 1-1/8 57.2 60.3 38.1×41.3


115

5.2.3. Nama : Working Barrel.


Fungsi Alat : Menampung minyak sebelum diangkat oleh
plunger pada saat up stroke.
Mekanisme Kerja: Merupakan tempat dimana plunger dapat bergerak
naik turun sesuai dengan langkah pemompaan.

Gambar 5.3. Working Barrel


(http://www.888526.cn/en/cp.asp?Product_ID=1453)
116

- Spesifikasi :

Total length mm 996

Maximum external diameter mm 113


Minimum internal diameter mm 46
eccentric hole seal diameter mm 20
Operating differential pressure MPa 15
Connected screw thread 2 7/8TBG
Total weight kg 35
Tabel V-3. Spesifikasi Working Barrel
117

5.2.4. Nama : Travelling Valve.


Fungsi Alat : Mengalirkan atau memindahkan fluida produksi
dari working barrel masuk ke dalam plunger dan
menahan agar fluida produksi pada saat plunger
bergerak ke atas (up-stroke) sehingga dapat
dipindahkan ke dalam tubing untuk selanjutnya
dialirkan ke atas permukaan.
Mekanisme Kerja: Merupakan ball and seat yang terletak pada bagian
bawah dari plunger dan akan ikut bergerak ke atas
dan ke bawah menurut gerakan plunger.

Gambar 5.4. Travelling Valve


(http://www.darttsystems.com/valve.html)
118

- Spesifikasi :
Tabel V-4. Spesifikasi Travelling Valve

Pump Plunger Connecting Sucker Max.O.D.


diameter length rod
tubing in mm(in)
mm(in) mm(ft) model
38(11/2) 1.2 (4) 27/8 CYG19 88.9(31/2)
44(11/4) 1.2 (4) 27/8 CYG19 108(41/4)
57(21/2) 1.2 (4) 31/2 CYG22 108(41/4)
119

5.2.5. Nama : Standing Valve.


Fungsi Alat : Memberikan kesempatan minyak dari dalam sumur
masuk ke working barrel.
Mekanisme Kerja: Merupakan katup yang terdapat di bagian bawah
working barrel, up-stroke valve terbuka maka
minyak masuk, down stroke valve tertutup maka
minyak tertahan.

Gambar 5.5. StandingValve


(http http://c2c.com.sg/products/flow_control/ccx_landing_nipple.jpg)
120

- Spesifikasi :
Tabel V-5. Spesifikasi Standing Valve
Tubing Cage No. Actual Thd Guide No. Ball & Seal
Size Single Thd Size
2” Upset SL 2 R 2.594 EU8R SL 7 2 ½ “ API
2 ½” Reg SL 2 ½ V 2 7/8-11 ½ V SL 9 2 3/9” API
2 ½” Upset SL 2 ½ R 3.094 EU88 SL 9 2 3/9” API
3” Reg SL 3 V 3 ½ -11 ½ V SL A32 3 ¼ SPEC
121

5.2.6. -Nama Alat : Gas Lift Mandrel.


-Fungsi : Sebagai tempat memasang valve Gas Lift, pada
dinding tubing.
-Mekanisme : Alat ini sudah di setting di permukaan sebelum
metode Gas Lift dilaksanakan, saat gas lift diterapkan
pada mandrel ini akan ditempatkan valve gas lift.
Valve gas lift dipasang melalui wireline.

Gambar 5.6. Gas Lift Mandrel


(http://www.slb.com/media /artificial/gas/cgl/b_series_mandrels.pdf)
122

- Spesifikasi :
Tabel V-6. Spesifikasi Gas Lift Mandrel
123

5.2.7. -Nama Alat : Operating Valve.


-Fungsi : berfungsi untuk mencegah gerakan dari elemen aliran-
regulating dari posisi tertutup sepenuhnya ke posisi
terbuka penuh atau sebaliknya, selain itu untuk
mengatur aliran suatu fluida dengan menutup,
membuka atau menghambat sebagian dari jalannya
aliran.
-Mekanisme : Memberikan posisi tertutup sepenuhnya ke posisi
terbuka penuh atau sebaliknya pada flow line dengan
berbagai sumber tenaga, mulai dari yang manual
hingga yang ada dibawah ini
 Air operating valve adalah jenis katup listrik yang
dioperasikan dnegan tekanan udara (Pneumatic).
 Dengan menggunakan signal Programmable
Logic Control.
 Dengan menggunakan Motor Listrik yang di
control dari control room.

Gambar 5.7. Operating Valve


(http://www.bakerhughesdirect.com/cgi/atlas/resources/Completion_Perforating
/SGS.html)
124

- Spesifikasi :
Tabel V-7. Spesifikasi Operating Valve
125

5.2.8. -Nama Alat : ESP Motor.


-Fungsi : Sebagai tenaga penggerak dari submersible pump
sumur.
-Mekanisme : Motor ini dimasukkan ke dalam suatu rumah motor
yang terletak pada posisi paling bawah dari rangkaian
peralatan pompa ESP, kemudian motor mendapat
tenaga dari arus listrik yang dialirkan dari switcboard
melalui junction box, kemudian menggerakkan
pompa. ESP Motor diisi dengan minyak motor
sebagai pendingin serta isolator terhadap fluida
sumur.

Gambar 5.8. ESP Motor


(http://www.slb.com/artificial/submersible/reda_maximus_promotor.jpg)
126

- Spesifikasi :
Tabel V-8. Spesifikasi ESP Motor
Casing ODin Motor Power, hp at Power, hp at
[mm] Series Type 60 Hz 50 Hz

51⁄2 [139.7] 456 RX,† RK† 24–216 20–180


RK-XD,
562 RX-XD 30–450 25–375
350 HX-
7 [177.8]
XD‡ 21–321 18–268
425 HX-
XD‡ 43–321 36–268

85⁄8 [219.1] 738 RK, RX† 250–900 208–750


127

5.2.9. -Nama Alat : ESP Diffuser.


-Fungsi : Merubah sebagian energy kecepatan menjadi energi
tekanan.
-Mekanisme : Ketika cairan meninggalkan impeler, cairan tersebut
dikumpulkan didalam rumah pompa (casing). Salah
satu desain casing dibentuk seperti spiral yang
mengumpulkan cairan dari impeler dan
mengarahkannya ke discharge nozzle. Discharge
nozzle dibentuk seperti suatu kerucut sehingga
kecepatan aliran yang tinggi dari impeler secara
bertahap turun. Kerucut ini disebut difuser (diffuser).
Pada waktu penurunan kecepatan di dalam diffuser,
energi kecepatan pada aliran cairan diubah menjadi
energi tekanan.

Gambar 5.9. ESP Diffuser


( http://www.slb.com/media/services/artificial/submersible)
128

- Spesifikasi :
Tabel V-9. Spesifikasi ESP Diffuser

Pump Parts & Accessries Difusser


Place of Origin Tianjin, China (Mainland)
Brand Name JLT
Standard or Nonstandard Standard
Theory Centrifugal Pump
Usage Oil
Power Electric
Application Submersible
Structure Multistage Pump
FOB Price: Get Latest Price
Minimum Order Quantity: 1000 Set/Sets
Port: Xingang, Tianjin
Payment Terms: T/T
129

5.2.10. -Nama Alat : ESP(Electrical Submersible Pump) Impeller.


-Fungsi : Memberikan tambahan tekanan kepada minyak agar
dapat mencapai permukaan.
-Mekanisme : Fluida yang masuk ke motor pump lalu diberikan
tenaga hidrolis dengan cara memutar impeller. Tenaga
mekanis motor diubah menjadi tenaga hidrolis. Akibat
perputaran tersebut fluida akan memiliki tenaga
kinetik dan potensial yang membantu flida dapat
mencapai permukaan.

Gambar 5.10. ESP Impeller


(http://tjjlt.en.alibaba.com)
130

- Spesifikasi :
Tabel V-10. Spesifikasi ESP Impeller

Impeller Impeller Horsepower Tank Dia. In Capacity


Diameter R.P.M. (note1) Required Inches (note3) In Gallons
(note2) (note2)

2" 9500 1 5" to 8" 2

3" 6400 1 7" to 12" 5

4" 4800 2 10" to 16" 10

5" 3800 2 12" to 20" 30

6" 3200 2-5 15" to 24" 50

8" 2400 5-10 20" to 32" 100

10" 1900 10 25" to 40" 150

12" 1600 15-20 30" to 48" 250

14" 1400 20-30 35" to 56" 450

16" 1200 30-50 40" to 64" 650

18" 1100 50-75 45" to 72" 850

20" 950 75-100 50" to 80" 1200

22" 870 100-125 55" to 88" 2000

24" 795 125-150 60" to 96" 2500

26" 735 150-200 65" to 104" 3000

28" 680 250-300 70" to 112" 3500

30" 635 300 75" to 120" 4000

32" 600 300 80" to 128" 4500

34" 560 300 85" to 136" 5000


131

5.2.11. - Nama Alat : ESP Seal.


- Fungsi : - Menyimpan minyak motor dan minyak pompa.
- Mengijinkan terhadap pengembangan pengurutan
minyak motor dan minyak pelumas motor.
- Mencegah fluida sumur ke dalam motor atau rumah
motor.
- Untuk menjaga keseimbangan tekanan dalam motor
atau tekanan luar yaitu tekanan fluida sumur pada
kedalaman penenggelaman.
- Mekanisme : Alat ini terletak dibawah pompa dan pada dasarnya dibagi
menjadi 3 jenis bagian yaitu:
- The bag Type
- The labyrinth Type
- The bellow design Type
Yang berfungsi untuk menjaga agar motor pompa dapat
berjalan dengan stabil.

Gambar 5.11. ESP Seal


( http://img.tradeindia.com/tradeleads/2/org_1935405.jpg)
132

- Spesifikasi :
Tabel V-11. Spesifikasi ESP Seal
Outside diameter 5.130 in [130.30 mm]

Max. bottomhole temperature rating 425 degF [218 degC]

Length Dictated by system configuration

Metallurgy Carbon steel or Redalloy* high-nickel


alloy

Chambers Metal bellows, bag, or labyrinth

Shaft diameter 1.187 in [30.15 mm]

Deviation 0–90°
133

5.2.12. - Nama Alat : ESP Flat & Round Cable.


- Fungsi : Sebagai media pengaliran tenaga listrik ke motor.
- Mekanisme Kerja : Tenaga listrik dari permukaan dialirkan ke motor
melalui kabel yang terdiri dari tiga kabel tembaga
yang diisolasi satu sama lain. Kabel di klem
dengan tubing pada interval jarak tertentu sampai
ke tubing head.

Gambar 5.12. ESP Flat & Round Cable


(http://i00.i.aliimg.com/img/pb/150/793/490/490793150_886.jpg)
134

- Spesifikasi :
Tabel V-12. Spesifikasi ESP Flat & Round Cable
THREE WIRE SINGLE PHASE
SPECIFICATIONS
Locked Dual
Maximum Line to Line
HP Volts Rotor Element
Amps Resistance
Amps Fuse Size
MS
Y -12.0 B -12.0 R -
1/2 115 1.0 -1.3 4.1 - 50.5 15
0.0
5.1
MS
1/2 230 Y -6.0 B -6.0 R -0.0 4.2 -5.2 16.7 - 23.0 7
20.5
MS
3/4 230 Y -8.0 B -8.0 R -0.0 3.0 -3.6 11.0 - 34.2 9
13.4
MS
1 230 Y -9.8 B -9.8 R -0.0 2.2 -2.7 10.1 - 41.8 12
12.3
MS
Y -11.5 B -11.0 R -
1-1/2 230 1.5 -2.3 6.2 - 52.0 15
1.3
12.0
MS
Y -13.2 B -11.9 R -
2 230 1.6 -2.3 5.2 - 51.0 15
2.6
7.1
MS
Y -17.0 B -12.6 R -
3 230 0.9 -1.5 3.0 - 83.5 20
6.0
4.9
MS
Y -27.5 B -19.1 R -
5 230 68 -1.0 1.8 - 121.0 30
10.8
2.8
135

5.2.13. -Nama Alat : ESP Gas Separator.


-Fungsi : Untuk memisahkan gas dengan minyak agar
menghindari gas lock.
-Mekanisme : Fluida yang masuk kedalam rangkaian tubing
dipisahkan telebah dahulu saat melewati gas
separator, gas terpisah dan keluar melaui annulus.

Gambar 5.13. ESP Gas Separator


(http://www.slb.com/artificial/submersible/vortex)
136

- Spesifikasi :
Tabel V-13. Spesifikasi ESP Gas Separator
D20 – 60 S20 – 90 S70 - 150
Outside Diameter, in (mm)
4.00 [101.6] 5.38 [136.7] 5.38 [136.7]
Length, ft [m] 6.6 [2.20] 3.2 [0.98] 3.4 [1.04]
Weight, lbm [kg] 145 [65.8] 145 [65.8] 160 [72.6]
Power consumption in 1.0-
sg fluid, hp at 60 Hz 3 6 14
Housing material Redalloy Redalloy Redalloy
Shaft material INCONEL INCONEL INCONEL
Shaft size, in [mm]
0.870 [22.10] 1.187 [30.02] 1.187 [30.02]
Shaft rating, hp at 60 Hz
410 1109 1019
Bearing system ES ES ES

Total Liquid and gas


operating range, bbl/d at 2.000 –
2.000 – 6.000 2.000 – 9.000
60 Hz 15.000
137

5.2.14. -Nama Alat : PCP Rotor.


-Fungsi : Membantu mengangkat atau memompa fluida
reservoir ke permukaan.
-Mekanisme : Saat PCP-rotor berputar, minyak akan naik melalui
celah-celah antara PCP-rotor dengan statornya.
Minyak bisa naik karena efek putaran dari PCP-rotor.
PCP Rotor ini diputar oloh motor yang berada di
permukaan.

Gambar 5.14. PCP Rotor


(http//www.worldoil./PCP/field-trial-pumping-window.html)
138

- Spesifikasi :
Tabel V-14. Spesifikasi PCP Rotor
o High wear resistance.
o Extreme hardness
No steel, no coating comes close to producing such
impressive values, only diamond is harder.
All media, which the rotor contacts during
operation, are softer than this rotor. Damage to the
contact surfaces is practically impossible. This
ensures extremely high wear resistance.
Design
o An additional plus of ceramic compared to metals
Specification
is the lower density, which lowers the weight of a
rotor by 50%.
o Physical advantages allow higher speeds, which is
an equivalent to an increase in hydraulic power.
The size of the pumps can be decreased without
reducing the performance.
o Homogenous surface = 0% Porosity.
139

5.2.15. -Nama Alat : PCP Stator.


-Fungsi : Sebagai dudukan dari PCP rotor untuk berputar
memompa/mengangkat fluida reservoir ke
permukaan.
-Mekanisme : Terdiri dari tabung baja yang melapisi elastomer dan
PCP Rotor yang berfungsi untuk memompa atau
mengangkat fluida dari reservoir ke permukaan.

PCP Stator

PCP Rotor

Gambar 5.15. PCP Stator


(http://www.worldoil.com/uploadedimages/Issues/Articles/Apr-2010/10-
04_Artifical_Lea_Fig-02.jpg)
140

- Spesifikasi :
Tabel V-15. Spesifikasi PCP Stator
Elastomer Maximum
Model Abrasion
description Temperature, oC
HTR1 HNBR (Ultra High) 185 7
HTR2 FKM 225 4

H2S CO2 Water Explosive


Aromatics
Resistance Resistance Resistance Decomposition
8 8 6 8 10
6 9 8 9 8

5 = Average 7 = Good 10 = Best


141

5.4. PEMBAHASAN
Prinsip kerja pompa sucker rod adalah mengubah gerak rotasi dari prime
mover menjadi gerak naik turun oleh sistem pimen-crank assembly. Kemudian
gerak naik turun ini oleh horse head dijadikan gerak lurus naik turun (angguk)
untuk menggerakkan plunger melalui rangkaian rod.
Pada saat down stroke, plunger bergerak ke bawah, karena tekanan dasar
sumur lebih besar dari tekanan dalam pompa, maka standing valve tertutup dan
minyak masuk ke dalam barrel.
Pada saat up stroke, plunger naik maka standing valve terbuka sedangkan
travelling valve pada plunger tertutup sehingga maksimum minyak akan
dipindahkan ke dalam tubing.
Sucker rod pump digunakan pada saat fluida sumur tidak dapat mengalir,
karena adanya kolom fluida untuk penempatan pompa dan pada sumur yang
vertikal (lurus).
Keuntungan penggunaan sucker rod pump adalah :
 Lebih efisien dan dipakai pada sumur dangkai kurang dari 200
meter.
 Kerja pompa dapat dianalisa dengan dinamometer dan well
sounded device.
Sedangkan kerugiannya adalah :
 Memerlukan tempat yang luas.
 Adanya gas dalam sumur produksi dapat menyebabkan gas lock.
Dalam perencanaan sucker rod selalu diusahakan atau dipilih yang ringan,
artinya memenuhi kriteria ekonomis, tetapi dengan syarat tanpa mengabaikan
kelebihan pada sucker rod tersebut. Sucker yang dipilih dari permukaan, sampai
unit pompa di dasar sumur (plunger) tidak perlu sama diameternya, tetapi dapat
dilakukan kombinasi dari beberapa type dan ukuran rod. Sucker string yang
merupakan kombinasi dari beberapa type dan ukuran tersebut disebut sebagai
Tappered Rod String.
Peralatan gas lift untuk menunjang sistem pengangkatan minyak dengan
menggunakan metode injeksi gas ke dalam sumur terdiri atas dua kelompok besar,
142

yaitu peralatan di atas permukaan (wellhead gas lift, station compresor gas,
stasiun distribusi dan alat-alat kontrol) dan peralatan bawah permukaan (kamar
akumulasi, pinhole collar dan valve gas lift).
Pompa centrifugal (ESP) adalah pompa bertingkat dengan porosnya
dihubungkan dengan motor penggerak. Motor penggerak ini menggunakan tenaga
listrik yang disuplai dari permukaan dengan kabel dan sumbernya diambil dari
power plant lapangan. ESP umumnya dipakai pada pemboran lepas pantai sumur-
sumur miring, laju produksi besar, GOR rendah, viscositas tinggi dan dapat
dipakai untuk injeksi air dengan syarat impeller tinggi.
Prinsip kerja ESP adalah berdasarkan pada prinsip kerja pompa centrifugal
dengan sumbu putarnya tegak lurus. Pompa centrifugal adalah motor hidrolis
yang menghasilkan tenaga hidrolis dengan cara memutar cairan yang melalui
impeller pompa.
143

5.5. KESIMPULAN
1. Sucker Rod sebagai salah satu peralatan dalam artificial lift tidak dapat
dipasang disembarang lokasi tetapi harus memenuhi syarat-syarat :
 Sumur harus lurus.
 Kedalaman sumur sedang sampai dangkal.
 Harus ada fluid level.
 Produksi gas kecil.
2. Prinsip kerja Sucker Rod dibedakan menjadi :
 Up-Stroke
 Down-Stroke
3. Metode gas lift adalah suatu metode pengangkatan fluida dari lubang
sumur dengan cara menambahkan gas dimana mempunyai tekanan cukup
tinggi ke dalam kolom minyak.
4. Dengan menggunakan pompa sucker rod dalam metode pengangkatan
fluida sumur dengan cara mengintroduksi tenaga tambahan kedalam
sumur, hal ini dilakukan apabila tenaga alami reservoir sudah tidak
mampu lagi mendorong fluida ke permukaan.
5. Keuntungan metode gas lift adalah :
 Dapat memperbesar laju produksi.
 Kontrol tekanan mudah dilakukan.
 Baik untuk sumur yang dalam dan berdeviasi tinggi dan berdeviasi
besar.
 Dapat dipakai pada sumur yang berkadar pasir tinggi.

Anda mungkin juga menyukai