Hadis Nabi: Suatu Pengantar: A. Pendahuluan
Hadis Nabi: Suatu Pengantar: A. Pendahuluan
ُِي
د يزَ َا ثنَد
ٍََّ حِيعمنَ ُبنْ دَُْمَح
َا أ َد
ثن ََّ
ح
ٍُون ْمميَ ُ ْ ِيسَى
بن نا ع ََ
َر َخ
ْب ن أ َُوهارَ ُ بنْ
ْ
َن ٍ ع َّد
َم ُ ِبن
مح ْ ِ ِمَاس ْ
الق َْن
ِيُّ ع َارنصَْاْل
ْ
َّ لى
ُاَّلل ََّ َّ ل
اَّللِ ص َُسُول ر ََاْ ق َ َ
الت ة قََِشَائ ع
َاح
َ ِك
ذا الن َهَ ُوا ِنْلَع
َ أ َََّس
لم ِ و ْهليََع
ْه
ِ ليََ
بوا ع ْر
ُِ َاضِ وَسَاجِد ْ ِي
الم ه ف ُلوَُْعَاج و
)ُوفِ (رواه الترمذى ُّ ب
ِالدف
Artinya: (at-Tirmizî berkata) Aḥmad b Manî‘ bercerita kepada kami, Yazîd b Hârûn bercerita
kepada kami, ʻÎsâ b Maimûn al-Anṣârî bercerita (katanya) menerima dari al-Qâsim b
Muḥammad dari ‘Âisyah ra., ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
Umumkanlah pernikahan ini dan laksankanlah di masjid dan pukullah rebana (at-
Tirmizî).
A. Pendahuluan
Mayoritas umat Islam telah sepakat bahwa sumber ajaran Islam itu ada
dua, yaitu al-Quran dan Sunnah atau Hadis. Al-Quran adalah kalam Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui Malaikat Jibril dalam bentuk
bahasa Arab yang membacanya mendapatkan pahala. Periwayatan Al-Quran
sebagai wahyu sampai kepada kita umat Islam adalah secara mutawatir sehingga
keberadaan al-Quran tidak menimbulkan persoalan, bahwa al-Quran itu memang
datang dari Allah swt.
Berbeda dengan al-Quran, Sunnah atau Hadis sampai kepada kita umat
Islam sekarang ini melalui periwayatan: ada yang mutawatir dan ada yang ahad. Di
kalangan umat Islam, penerimaan periwayatan Sunnah atau Hadis masih belum
bulat sebagaimana al-Quran. Dengan kata lain, masih ada sebagian kecil umat
Islam tidak bersedia atau tidak mau mengakui Sunnah atau Hadis sebagai sumber
ajaran Islam, mereka merasa cukup dengan al-Quran saja. Tulisan singkat ini akan
mencoba menjelaskan secara singkat tentang Sunnah atau hadis itu.
1
B. Pengertian Sunnah atau Hadis
Dalam buku-buku ulumul hadis, para ulama memiliki perbedaan
redaksional pengertian tentang Sunnah atau Hadis. Dari perbedaan itu, dapat
dijelaskan definisi keduanya. Sunnah itu adalah perilaku Nabi Muhammad Saw,
baik dalam bentuk ucapan, perbuatan maupun taqrir (persetujuan Nabi).
Sedangkan hadis adalah rekaman (baik dalam bentuk lisan maupun lisan) atas
perilaku Nabi, dari sejak sahabat sampai kepada para imam pembuku hadis,
misalnya, Imam Malik, Imam Ahmad, Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Ibn
Khuzaimah, dan lainnya.
Berikut ini dijelaskan skema periwayatan hadis:
Nabi
↓ sighat sanad
Sahabat (10-110 H)
↓ sighat sanad
Tabiin (110-180 H)
↓ sighat sanad
Tabiit Tabiin (athba’ tabiin) (180-220 H)
↓ sighat sanad
Athba’-athba’ Tabiin (220-300 H)
↓ sighat sanad
Pasca Athba’-athba’ Tabiin (300-abad V H)
2
Bukhari, Imam Muslim, Abu Daud, Imam Turmudi, Imam Nasai, Ibn Majah, Ahmad
b Hanbal, Darimin. Periode kelima, adalah periode pasca athba’-athba’ tabiin, yang
berlangsung tahun 300 H hingga abad V H. Tokoh pembuku hadis pada periode ini,
misalnya, Ibn Khuzaimah, Ibn Hibban, Daruquthni, Imam al-Hakim, Imam al-
Baihaqi.
3
D. Cara Sahabat Menerima dan Menyampaikan Hadis
1. Menerima secara langsung dari Nabi. Cara ini dilakukan oleh para sahabat yang
mengikuti majelis-majelis Rasulullah. Mereka langsung mendengar, melihat,
menyaksikan tentang apa yang dilakukan, disabdakan atau berhubungan
dengan diri Rasulullah.
2. Menerima secara tidak langsung dari Nabi. Cara ini dilakukan oleh para sahabat
yang secara tidak langsung mendengar, melihat, atau menyaksikan tentang apa
yang dilakukan, disabdakan yang berhubungan dengan Rasulullah saw. Kepada
mereka, nabi berpesan:
َ
ِبَائ
الغ ُم
ْ ْك
ِنم ُِ
د الشَّاه ْ
ِغَل
ُب ِ
لي ََ
لا
)(البخارى
Artinya: Hendaknya di antara kamu yang hadir menyampaikan kepada yang tidak
hadir (HR. al-Bukhari).
4
َِّللا َ ب َع ْن َح ْمزَ ة َ َو
َّ سا ِل ٍم ا ْبن َْي َع ْب ِد ٍ َح َّدثَنَا ِإ ْس َما ِعي ُل َقا َل َح َّدثَنِي َما ِل ٌك َع ْن اب ِْن ِش َها
َّ صلَّى
َّللاُ َعلَ ْي ِه َ َِّللا َّ سو َل ُ َّللاُ َع ْن ُه َما أ َ َّن َر
َّ يَ ض ُ َّللاِ ب ِْن
ِ ع َم َر َر َّ ع َم َر َع ْن َع ْب ِدُ ب ِْن
)َّار َو ْالفَ َر ِس (البخارى ِ شؤْ ُم فِي ْال َم ْرأَةِ َوالد ُّ سلَّ َم قَا َل ال
َ َو
شةَ ِإ َّنَ َِح َّدثَنَا بَ ْه ٌز َح َّدثَنَا َه َّما ٌم أ َ ْخبَ َرنَا قَتَا َدة ُ َع ْن أَبِي َحسَّانَ أ َ َّن َر ُج ًل قَا َل ِلعَائ
ِالطيَ َرة َ فِي ْال َم ْرأَةِ سلَّ َم قَا َل إِ َّن َّ صلَّى
َ َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َ َِّللا
َّ سو َل ُ ِث أ َ َّن َر ُ أ َ َبا ُه َري َْرة َ يُ َحد
شقَّةٌ ِفي ُ اء َو َّ شقَّةٌ ِم ْن َها ِفي ال
ِ س َم ُ ت ْ ار َ َشدِيدًا ف
َ ط َ ضبًا َ ت َغ ِ َّار َوالدَّابَّ ِة فَغ
ْ ََضب ِ َوالد
َ َ ت ِإنَّ َما َكانَ أ َ ْه ُل ْال َجا ِه ِليَّ ِة يَت
طي َُّرونَ ِم ْن َذ ِل َك ِ ْاْل َ ْر
ْ َض فَقَال
Abu Bakar al-Qati’i menceritakan kepada kami, (katanya) Abdullah menceritakan
kepada kami, (katanya) ayahku menceritakan kepadaku, (katanya) Bahs
menceritakan kepada kami, (katanya) Hammam menceritakan kepada kami,
(katanya) Qatadah memberitahukan kepada kami, dari Abu Hasan: seorang laki-
laki berkata kepada Aisyah, sesungguhnya Abu Hurairah menceritakan bahwa Nabi
bersabda: tiga hal yang membawa sial: perempuan, rumah dan kendaraan, maka
Aisyah marah sekali seolah bagian tubuhnya terbang ke langit dan sebagian
terbang ke bumi, lalu ia berkata (yang benar) bahwa orang jahiliyah menganggap
tiga hal itu yang membawa sial (HR. Ahmad).
1. Hadis sebagai sumber ajaran Islam. Penegasan ini tertuang dalam 59/7:
سو ُل فَ ُخذُوهُ َو َما نَ َها ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنت َ ُهوا َّ َو َما آتَا ُك ُم
ُ الر
Juga terdapat dalam 3/32:
5
َّ َّللاُ َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو
َُّللا َّ َقُ ْل ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ت ُ ِحبُّون
َّ َّللاَ فَات َّ ِبعُونِي يُ ْح ِب ْب ُك ُم
َّ سو َل فَإ ِ ْن ت َ َولَّ ْوا فَإ ِ َّن
َُّّللاَ ََل يُ ِحب ُ الر َّ ) قُ ْل أ َ ِطيعُوا31( ور َر ِحي ٌم
َّ َّللاَ َو ٌ َُغف
)32( َْال َكا ِف ِرين
ظا َ س ْلن
ً َاك َعلَ ْي ِه ْم َح ِفي َ َّللاَ َو َم ْن ت َ َولَّى فَ َما أ َ ْر
َّ ع َ َ سو َل فَقَ ْد أ
َ طا َّ َِم ْن يُ ِطع
ُ الر
)80(
Juga terdapat dalam 33/21
6
5. Jumlah kitab hadis yang banyak dengan metode penyusunan yang beragam.
Jumlah kitab himpunan hadis yang dihimpun oleh periwayat hadis cukup banyak,
yang angkanya tidak bisa dipastikan. Lebih-lebih, sebagian dari para penghimpun
hadis itu ada yang menghasilkan karya himpunan hadis lebih dari satu kitab.
Di antara kitab himpunan hadis, ada kitab yang tidak bisa dilacak dan ada yang
bisa dilacak. Yang disebut terakhir ini, misalnya, Sahih al-Bukhari, Sahih Muslim,
Sunan Abi Daud, Sunan al-Turmudzi, Sunan al-Nasai, Sunan al-Darimi, Sunan Ibn
Majah, Musnad Ahmad b Hanbal, Muwatha` Malik, Sahih Ibn Khuzaimah, Sunan al-
Baihaqi, al-Mustadrak al-Hakim, Musnad al-Humaidi, Musnan Abi `Auwwanah.
Metode yang dipergunakan berbeda karena focus dari npenghimpunan itu tidak
terletak pada metode tetapi pada penghimpunan hadis.
G. Pembagian Hadis
Hadis dilihat dari jumlah rawinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu hadis
mutawatir dan hadis ahad. Hadis mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh
rawi yang jumlah sembilan ke atas. Sedangkan hadis ahad adalah hadis yang
diriwayatkan kurang dari sembilan.
Dilihat dari sisi kualitas rawi-rawinya, hadis dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu hadis sahih, hasan dan dhaif. Hadis sahih adalah hadis yang bersambung
sanadnya, rawinya adil, rawinya dhabit, tidak cacat, dan sudzud (janggal). Hadis
hasan adalah hadis yang sanadnya bersambung, rawi adil dan dhabitnya kurang
sedikit, tidak cacat dan janggal. Hadis dhaif adalah hadis tidak bersambung
rawinya, tidak adil, cacat dan syudzut. Dengan kata lain, hadis sahih, hasan dan
dhaif itu dilihat dari sisi kesambungan sanad, kualitas rawi dan matan tidak
janggal.
Dilihat dari diterima dan ditolaknya suatu hadis sebagai pedoman, hadis
dibagi menjadi dua, yaitu hadis yang makbul dan hadis yang tidak makbul (hadis
yang tidak dapat dijadikan sebagai pedoman). Hadis yang makbul itu adalah hadis
sahih dan hasan. Sedangkan hadis yang tidak makbul adalah hadis dhaif.
Contoh hadis dhaif adalah sebagai berikut:
ٌ
َة
ِرْف
مغَ ُُـ
ه َو
ْسَط َا
و ٌ
َة
ْمَح
ر هر
ِ ََا
َْل ش
ن مضََ
رَو
َُّ أ
ِ َ النـ
َار ِن ْق
ٌ م ِتـ
ه ع َأخِر
ُُ و
7
Artinya: permulaan bulan Ramadhan itu rahmat, pertengahannya maghfirah
(ampunan) dan penghabisannya merupakan pembebasan dari neraka.
Hadis ini diriwayatkan oleh ad-Dailami dan Ibn Asakir. Rawi-rawi hadis ini
adalah Abu Hurairah, Abu Salamah, az-Zuhri, Maslamah bin al-Salt, dan Sallam bin
Sawwar. Hadis ini dinilai dhaif karena kualitas rawinya ada yang lemah, yaitu
Sallam bin Sawwar dan Maslamah. Karena ada rawi yang lemah, maka hadis ini
adalah dhaif.
َا ثنَدََّ
ٍ ح ِيع َ ُ
من بن ْ د َُْمَحَا أ ثن َد
ََّ
ح
ُ
بن ْ ِيسَى نا ع ََ
َر َخ
ْب ن أ َُوهار َ ُ بن ْ د ُِييزَ
ِبن ْ ِ ِمَاس ْ
الق ْ
َنِيُّ ع َار نصَْاْل
ْ ٍُونْمميَ
َّل ا
َِّلل َُسُول ر ََاْ ق َ َ
الت ة قََِشَائ ْ ع َنٍ ع َّد
َممحُ
ذا َه
َ ُوا ِنْلَع
َ أ لمَََّس
ِ و ْهليََ َّ
اَّللُ ع لىََّ
ص
َسَاجِد
ِ ْ
الم ِيف ُلو
ه َُ
ْعَاج و َاح
َ ِكالن
(رواه ُِوف ُّ ِ ب
ِالدف ْهليََبوا ع ْر
ُِ َاض و
)الترمذى
Sanad hadis ini terdiri dari ‘Âisyah, al-Qâsim b Muḥammad, ‘Îsâ b Maimûn al-
Anṣârî, Yazîd b Hârun dan Aḥmad b Manî‘. Hadis yang diriwayatkan melalui jalur at-Tirmizî
ini adalah hadis daif karena ada salah satu rawi dalam sanad hadis, yaitu ‘Îsâ b Maimûn al-
Anṣârîy yang dinilai oleh kritikus hadis sebagai rawi yang berderajat daif.1
H. Komponen Hadis
1. Sanad Hadis
2. Matan hadis
3. Mukharrij (rawi akhir)
1
Yaḥyâ b Ma‘în: ليس به بأ س, Abû Dâud as-Sijistanî: ثقة, ‘Amr b al-Falas: متروك الحديث,
al-Bukhârî: منكر الحديث, dan Abû Hâtim: منكر الحديث
8
2. Rawinya bersifat adil: Beragama Islam, Mukallaf, Melaksanakan ketentuan
agama Islam, Memelihara muruah
3. Rawinya dabit: hafal dengan baik matan hadis yang diriwayatkannya
4. Mampu dengan baik menyampaikan matan hadis yang dihafalnya kepada
orang lain tanpa kesalahan
5. Terhindar dari sudzudz: tidak bertentangan riwayat lain yang lebih tsiqah.
6. Terhindar dari illat: Tidak terjadi rawi yang tidak tsiqah dikatakan tsiqah, sanad
terputus dinilai bersambung.