Anda di halaman 1dari 1

Nomor : 440/ /410.109.

5/ 2016

Tanggal ditetapkan : 01 April 2016

PEMERINTAH DAERAH KOTA BLITAR


UPTD PUSKESMAS
KECAMATAN KEPANJENKIDUL
Waktu : 15 Menit

Standar Operasional Prosedur


(SOP): Kualifikasi Pelaksana: Dokter Umum
PENATALAKSANAAN (S1 Pendidikan Dokter Umum)
TETANUS
Dasar Hukum :
1. Undang –Undang Republik Indonesia Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/21/M.PAN/11/2008
tentang Pedoman Penyusunan SOP Administrasi Pemerintahan
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK. 02.02/Menkes/514/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
4. Peraturan Walikota Blitar Nomor : 42 Tahun 2012, tentang Pedoman Penyusunan
SOP Pelaksanaan Tupoksi SKPD dan BUMD di Lingkungan Pemerintah Kota Blitar
5. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Nomor 1954 Tahun 2014
tentang SOP Pelaksanaan Tupoksi Dinas Kesehatan dan UPTD Puskesmas Kecamatan
Kota Blitar

Prosedur :
1. Pasien tetanus yang diduga port de entry masuknya kuman C. Tetani harus mendapatkan
perawatan luka, semua luka harus dibersihkan dan jika perlu dilakukan debridemen.
2. Memberikan TT jika riwayat booster terakhir lebih dari 10 tahun, jika riwayat imunisasi
tidak diketahui TT dapat diberikan.
3. Memberikan antikonvulsan secara titrasi. Diazepam atau vankuronium 6-8 mg/ hari. Bila
penderita datang dalam keadaan kejang diberikan diazepam 0,5 mg/kgBB/ kali i.v.
perlahan dengan dosis optimum 10 mg/kali diulang setiap kali kejang. Kemudian
memberikan diazepam per oral 0,5 kgBB/ kali sehari diberikan 6 kali dengan dosis
maksimal 240 mg/hari. Bila masih kejang (tetanus yang sangat berat), dilanjutkan
dengan bantuan ventilasi mekanik, dosis diazepam ditingkatkan sampai 480
mg/hari.MgSO4 dapat dipertimbangkan bila ada gangguan saraf otonom.
4. Anti Tetanus Serum (ATS) dapat digunakan, sebelumnya skin tes untuk hipersensitif.
Dosis biasa 50.000 iu diberikan IM diikuti dengan 50.000 unit dengan infus IV lambat.
5. Eliminasi bakteri dengan memberikan prokain penisilin 1,2 juta unit IM atau IV setiap 6
jam selama 10 hari. Bila pasien alergi penisilin dapat diberikan tetrasiklin 500 mg PO
atau IV setiap 6 jam selama 10 hari.
6. Bila ada komplikasi, dapat diberikan tetrasiklin 30-50 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis,
eritromisin 50 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis selama 10 hari dan metronidazol loading
dose 15mg/kgBB/jam selanjutnya 7,5 mg/kgBB tiap 6 jam.
7. Oksigen, pernafasan buatan dan tracheostomi bila perlu.
8. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.

Disahkan Oleh : Revisi Tanggal : -


Kepala UPTD Puskesmas
Kecamatan Kepanjenkidul
Kota Blitar

DIDIK DJUMIANTO, SKM, M.MKes


Penata Tingkat I
NIP.19631228 199103 1 004

Anda mungkin juga menyukai