Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM PAI


DI INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Dosen Pengampu : Ibu Dewi Ariyani, M.Pd.I.

Disusun Oleh :

NURHASANAH
NPM. 13.03.2906

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
CIAMIS

2015
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT, yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul SEJARAH
PERKEMBANGAN KURIKULUM PAI DI INDONESIA. Tidak lupa penulis juga ucapkan
Shalawat serta Salam kepada Nabi Muhammad SAW. selaku penutup sekalian Nabi dan
Rasul dengan membawa risalah serta ajaran yang mulia.
Dalam hal ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
terlibat dalam pembuatan makalah ini, terlebih kepada Ibu Dewi Ariyani, M.Pd.I. selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum telah memberikan arahan dalam
penyelesaian makalah ini. Sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Di zaman yang modern ini pendidikan merupakan pilar utama untuk mengimbangi
laju berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Kita tidak hanya dituntut mahir dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi saja akan tetapi juga perlu diimbangi dengan nilai-nilai
spiritual agar tidak terjadi kesenjangan dalam berkepribadian. Oleh karena itu dalam islam itu
sendiri perlu adanya suatu sistem dalam pendidikan yang terkonsep dan membentuk suatu
komponen yang saling berkaitan antara satu sama lain diantaranya yaitu kurikulum, asas,
tujuan, dan sarana prasarana yang menunjang agar dalam proses pembelajaran tidak terjadi
kerancuan dan nanti setelah menjalani proses pendidikan.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan,
Harapan terbesar dari penulis, semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca umumnya, dan khususnya bagi penulis.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Ciamis, Maret 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
PEMBAHASAN.................................................................................................................... 1
A. Awal Pertumbuhan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Indonesia.......................... 1
B. Sejarah Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Indonesia .................... 5
DAFTAR PUSTAKA

ii
PEMBAHASAN

A. Awal Pertumbuhan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Indonesia


1. Periode sebelum kemerdekaan
Pada periode ini sistem pendidikan dan pengajaran agama islam Al-qur’an dan
pengajian kitab yang diselenggarakan dirumah-rumah, surau,masjid, pesntren, dan
lain-lain pada perkembanganya selanjutnya mengalami perubahan bentuk baik dari
segi kelembagaan, maateri pengajaran atau kurikulum, metode maupun strutur
organisasinya sehingga melahirkan suatu bentuk yang baru yang disebut madrasah.
2. Periode setelah kemerdekaan
Pada periode ini setelah Indonesia merdeka maka dibentuklah Departemen
Agama yang akan mengurus masalah keberagamaan di Indonesia termasuk di
dalamnya pendidikan, khususnya madrasah. Namun pada perkembangan selanjutnya,
madrasah walaupun sudah berada di bawah naungan departemen agama tetapi hanya
sebatas pembinaan dan pengawasan.[1]
Sering terjadi jika suatu negara mengalami perubahan pemerintahan, politik
pemerintahan itu mempengaruhi pula bidang pendidikan yang sering mengakibatkan
terjadinya perubahan kurikulum tang berlaku. Sebagai contoh sebelum Indonesia
merdeka setidaknya telah terjadi dua kali perubahan kurikulum, yang pertama ketika
di jajah belanda kurikulum disesuaikan dengan kepentingan politiknya. Kedua ketika
dijajah Jepang kurikulum disesuaikan dengan kepentingan politiknya yang
bersemangatkan kemiliteran dan kebangunan Asia Timur Raya. Kemudia setelah
Indonesia merdeka pra orde baru terjadi pula dua kali perubahan kurikulum, yang
pertama dilakukan dengan dikeluarkannya retjcana pelajaran tahun 1947 yang
menggantikan seluruh sistem pendidikan kolonial, kemudian pada tahun 1952
kurikulum ini mengalami penyempurnaan dan dan diberinama rencana Pelajaran
terurai 1952.Perubahan kedua terjadi dengan dikeluarkannya rencana pendidikan
tahun 1964, perubahan tersebut terjadi karena merasa perlunya peningkatan dan
pengejaran segala ketertinggalan dalam ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu alam
dan matematika.
Saat orde baru terlahirpun kurikulum mengalami beberapa kali perubahan.
Perubahan pertama terjadi dengan dikeluarkannya kurikulum 1968 yang didasari oleh

1
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2011, hal. 293

3
4

adanya tuntutan untuk mengadakan perubahan secara radikal pemerintahan orde lama
dalam segala aspek kehidupan termasuk pendidikan. Perubahan kedua terjadi dengan
diterbitkannya kurikulum tahun 1975 (disempurnakan dengan kurikulum 1976 dan
1977). Perubahan ketiga terjadi dengan diberlakuannya kurikulum tahun 1984. Dan
Perubahan keempat terjadi Ketika di negara kita diberlakukan Undang-undang
Sistem pendidikan Nasional (UUSPN) pada tahun 1989 beserta seperangkat
peraturan pemerintah yang mengatur lebih lanjut pelaksanaan UUSPN tersebut,
menyebabkan perlunya pembuatan atau penyusunan kurikulum yang sesuai dengan
rumusan pasal-pasal yang tercantum dalam UUSPN dan peraturan pemerintahnya.
Maka pada Tahun 1994 di negara kita diberlakukan kurikulum baru sesuai dengan
keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 060/U/1993 tanggal 25
Februari 1993.[2]
Perubahan dan perbaikan kurikulum itu wajar terjadi dan memang harus
terjadi, karena kurikulum yang disajikan harus senantiasa sesuai dengan segala
perubahan dan perkembangan yang terjadi. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus
dapat meramalkan kejadian di masa yang akan datang, tidak hanya melaporkan
keberhasilan peserta didik. Seiring dengan terjadinya perubahan politik dan
bergantinya rezim orde baru dan terjadinya amandemen terhadap Undang-Undang
Dasar 1945 menyebabkan eksistensi Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dirasakan tidak lagi memadai dan tidak lagi
sesuai dengan amanat perubahan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut dipandang
perlu menyempurnakan UUSPN tersebut, dan pada tahun 2003 dengan persetujuan
bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Presiden Republik
Indonesia menetapkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang kemudian lebih dikenal dengan UU SISDIKNAS.
Sesuai dengan tuntutan UU SISDIKNAS pemerintah mengeluarkan peraturan
pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang
menyebabkan kurikulum yang berlaku di sekolah adalah kurikulum yang sesuai
dengan standar nasional pendidikan. Agar kurikulum yang digunakan di sekolah
sesuai dengan standar nasional pendidikan maka Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia mengeluarkan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22
tahun 2006 tentang standar isi yang di dalamnya memuat tentang kerangka dasar dan

2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Pendidikan di Indonesia Dari Zaman ke Zaman: Balai Pustaka,
1986, hal. 36
5

struktur kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan, standar kompetensi dan


kompetensi dasar. Untuk sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan
Departemen Agama tidak ketinggalan Menteri Agamapun mengeluarkan Peraturan
Menteri Agama No. 2 Tahun 2008 tentang standar kompetensi lulusan dan standar isi
Pendidikan Agama Islam dan Bhasa Arab di Madrasah. Sungguh pun pendidikan
islam telah berjalan lama dan mempunyai jalan panjang. Namun dirasakan
pendidikan islam masih tersisih dari sitem pendidikan nasional. Keadaan ini
berlangsung sampai dikeluarkanya SKB 3 Menteri.

B. Sejarah Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Indonesia


Pendidikan Islam yaitu bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuk
kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain Pendidikan
Islam merupakan suatu bentuk kepribadian utama yakni kepribadian muslim. kepribadian
yang memiliki nilai-nilai agama Islam memilih dan memutuskan serta berbuat
berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi
makhluk yang bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikan
adalah mewujudkan tujuan ajaran Allah (Djamaluddin 1999: 9).
Pendidikan Agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan
membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan
ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/ kuliah
pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Menurut Hasan Langgulung yang dikutip oleh Djamaluddin (1999) Pendidikan
Islam ialah pendidikan yang memiliki empat macam fungsi yaitu :
1) Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam
masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan
kelanjutan hidup masyarakat sendiri.
2) Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan
tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.
3) Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memilihara keutuhan dan kesatuan
masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan
peradaban.
4) Mendidik anak agar beramal di dunia ini untuk memetik hasil di akhirat.
6

Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan mayoritas penduduk


beragama Islam dan menyatakan diri sebagai negara yang berdasar Pancasila dengan
demokrasi liberal pada waktu itu.
Namun demokrasi yang diterapkan pada akhirnya hanya menimbulkan
permasalahan konflik antar etnis, agama dan ideologi bagi rakyat Indonesia. Partisipasi
politik hanya melahirkan harapan-harapan masyarakat yang tidak realistis, yang pada
akhirnya menimbul-kan perpecahan dikalangan umat Islam.
Setelah kemerdekaan keadaan bangsa Indonesia berubah secara radikal. Situasi dan
kondisi bagai sebuah ganjaran bagi para pahlawan nasional yang umumnya terdiri dari
para ulama atau yang dijiwai oleh Islam. Kemerdekaan membuahkan manfaat yang
sangat besar bagi kaum muslimin terutama di bidang pendidikan.
Berpijak pada dasar negara sila pertama yakni Ketuhanan yang Maha Esa yang
berarti bahwa kehidupan beragama di Indonesia secara konstitusional dijamin
keberadaannya sebagaimana termaktub dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 29.
Sebagai jaminan konstitusional ini membawa suatu konsekuensi bahwa pemerintah tidak
hanya menjamin kebebasan tiap warga negara untuk memeluk agamanya masing-masing
dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya, melainkan juga sekaligus
menjamin, melindungi, membina, mengembangkan serta memberi bimbingan dan
pengarahan agar kehidupan beragama lebih berkembang, bergairah dan semarak, serasi
dengan kebijaksanaan pemerintah dalam membina kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dibidang kurikulum pendidikan agama diusahakan penyempurnaan-
penyempurnaan, dalam hal ini telah dibentuk kepanitiaan yang dipimpin oleh KH Imam
Zarkasyi dari Pondok Pesantren Gontor Ponorogo. Kurikulum tersebut disahkan oleh
Menteri Agama pada tahun 1952.
Begitulah keadaan Pendidikan Islam dengan segala kebijaksanaan pemerintah pada
zaman orde lama. Pada akhir orde lama tahun 1965 lahir semacam kesadaran baru bagi
umat Islam, dimana timbulnya minat yang dalam terhadap masalah-masalah pendidikan
yang dimaksudkan untuk memperkuat umat Islam, sehingga sejumlah organisasi Islam
dapat dimantapkan. Dalam hubungan ini Kementerian Agama telah mencanangkan
rencana-rencana program pendidikan yang akan dilaksanakan dengan menunjukkan
jenis-jenis pendidikan serta pengajaran Islam sebagai berikut:
1. Pesantren Klasik, semacam sekolah swasta keagamaan yang menyediakan asrama,
yang sejauh mungkin memberikan pendidikan yang bersifat pribadi, sebelumnya
terbatas pada pengajaran keagamaan serta pelaksanaan ibadah masyarakat yang
7

hidup serta bekerja sama mengerjakan tanah milik pesantren agar dapat memenuhi
kebutuhan sendiri.
2. Madrasah Diniyah, yaitu sekolah-sekolah yang memberikan pengajaran tambahan
bagi murid sekolah negeri yang berusia 7 sampai 20 tahun. Pelajaran berlangsung di
dalam kelas, kira-kira 10 jam seminggu, di waktu sore, pada Sekolah Dasar dan
Sekolah Menengah (4 tahun pada Sekolah Dasar dan 3 sampai 6 tahun pada Sekolah
Menengah). Setelah menyelesaikan pendidikan menengah negeri, murid-murid ini
akan dapat diterima pada pada pendidikan agama tingkat akademi.
3. Madrasah-madrasah swasta, yaitu pesantren yang dikelola secara modern, yang
bersamaan dengan pengajaran agama juga diberikan pelajaran umum. Biasanya
tujuannya adalah menyediakan antara 60%-65% dari jadwal waktu untuk mata
pelajaran umum dan antara 35%-40% untuk mata pelajaran agama.
4. Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), yaitu Sekolah Dasar enam tahun, dimana
perbandingan umum kira-kira 1 : 2. Pendidikan selanjutnya dapat diikuti pada MTsN
(sekolah tambahan tahun ketujuh) murid dapat mengikuti pendidikan ketrampilan,
misalnya pendidikan guru agama untuk Sekolah Dasar Negeri, setelahnya dapat
diikuti latihan lanjutan dua tahun untuk menyelesaikan kursus guru agama untuk
Sekolah Menengah.
5. Suatu percobaan baru telah ditambahkan pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 6
tahun, dengan menambahkan kursus selama dua tahun yang memberikan latihan
ketrampilan sederhana. MIN 8 tahun ini merupakan pendidikan lengkap bagi para
murid yang biasanya akan kembali ke kampungnya masing-masing.
6. Pendidikan Teologi tertinggi, pada tingkat Universitas diberikan resmi sejak tahun
1960 pada IAIN. IAIN ini dimulai dengan dua bagian atau dua fakultas di
Yogyakarta dan dua fakultas di Jakarta.

1) Pengembangan Kurikulum PAI di Madrasah pada Masa SKB 3 Menteri


Dengan diterbitkannya SKB 3 Menteri itu bertujuan antara lain untuk meningkatkan
mutu pendidikan dilembaga-lembaga pendidikan islam, SKB 3 Menteri ini dikeluarkan
pada 24 Maret 1975, yang berusaha mengembalikan ketertinggalan pendidikan islam untuk
memasuki mainstream pendidikan nasional, kebijakan ini menjadikan madrasah setara dan
sederajat dengan sekolah umum lainya. Guna memenuhi tuntutan SKB 3 Menteri pelu
diadakan pembinaan serta pembaharuan kurikulum secara menyeluruh, untuk itu telah
8

diadakan berbagai usaha, penyusunan metode mengajar, standarisasi buku-buku madrasah


dan alat-alat pelajaran.
Dibawah ini akan dikemukakan langkah-langkah pokok pengembangan, strategi
penyusunan dan susunan kurikulum madrasah.
a. Langkah – langkah pokok.
Langkah-langkah pokok yang ditempuh dalam pengembangan kurikulum madrasah
adalah:
a) Perumusan tujuan-tujuan institusional.
b) Penentuan struktur program kurikulum.
c) Penyusunan garis-garis besar program pengajaran, masing-masing dari setiap bidang
studi, perumusan tujuan-tujuan instruksionaldan identifikasi pokok-pokok bahan yang
dijadikan program pengajaran.
d) Penyusunan dan penggunaan satuan pelajaran, program penilaian, program bimbingan
dan penyuluhan, program administrasi serta supervisi.
e) Langkah-langkah tersebut diatas telah mendasari sifat-sifat dalam rangka
pengembangan dan pembaharuan pendidikan yang selaras dan sesuai dengan system
pendidikan nasional.
Masalah-masalah pokok yang dihadapi dalam pengembangan dan pembinaan
kurikulum madrasah secara nasional agar madrasah dapat menjalankan SKB 3 Menteri dan
mencapai cita-cita agama islam dalam pembentukan insan yang berkepribadian muslim,
yang antara lain perlu kita perhatikan adalah tentang bidang studi apa yang akan
disampaikan didalam suatu madrasah.
b. Strategi penyusunan kurikulum
Di dalam penyusunan kurikulum madrasah berdasarkan SKB 3 Menteri digunakan dua
macam cara/strategi, yaitu strategiumum dan khusus sebagai dasar pikiran dan rasional.
a) Srategi umum.
Gagasan pokok ini dijadikan dasar dalam pengembangan dan pembaharuan kurikulum,
yaitu lulusan harus menjadi seorang muslim warga Negara yang baik, sanggup
menyesuiakan diri dengan didalam masyarakat, bertanggungjawab, memiliki keterampilan,
kemampuan, pengetahuan umum agar anak didik mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Hal ini merupakan salah satu yang dapat menunujukan cirri khas antara warga Negara
yang memperoleh pendidikan di madrasah.
9

Gagasan pokok diatas membawa akibat adanya klasifikasi aspek-aspek pada


pendidikan di madrasah:
1. Aspek-aspek pendidikan dasar/umum
Aspek ini dimaksudkan untuk membina sebagai muslim warga Negara yang baik,
sesuia dengan pedoman dan pengamalan pancasila, serta agar memiliki kecakapan,
keterampilan, pengetahuan dan kemampuan sesuai dengan tingkat pendidikanya.
2. Aspek-aspek pendidikan khusus
Aspek ini dimaksudkan agar siswa sebagai muslim warga Negara yang baik, bertakwa
kepada Allah dan mengamalkan ajaran agamanya secara teguh agar tercapai kebahagiaan
dunia dan akhirat.
b) Srategi Khusus, dasar pikiran dan rasionalnya
Sebagai konsekuensi dari pembinaan sistem pendidikan nasional dan pelaksanaan
SKB 3 Menteri serta tuntunan kualifikasi dari lulusan madrasah dalam rangka peningkatan
mutu, diperlukan pembinaan sarana dan perlengkapan, termasuk diantaranya struktur
kurikulum dan tenaga pengajar sebagai personal pelaksanaannya.
Kurikulum madrasah perlu diorientasikan kepada kepentingan pembinaan dan
pengembangan manusia Indonesia seutuhnya.
1. Kegiatan belajar yang dikehendaki sekarang bukanlah sekedar menekankan
pencapaian kemampuan teoritis, melainkan pengetahuan, kecerdasan,
keterampilan,sikap dan nilai-nilai yang keseluruhanya tampak dalam bentuk
perubahan tingkah laku anak didik. Dengan demikian madrasah perlu menyediakan
rangkaian pengalaman belajar.
2. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan ialah bagaimana caranya agar pengetahuan yang
diberikan di madrasah agar mencapai maksud SKB 3 menteri tanpa mengurangi mutu
pendidikan agama, yang akan menjadikan anak didik sebagai muslim warga negara
yang baik, sehat jasmani dan rohani serta tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
2) Pengembangan Kurikulum PAI di Madrasah Pasca UU No. 20/2003 dan UU No. 2
Tahun 1989
Setelah lahirnya UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Berbeda dengan
undang-undang kependidikan sebelumnya, Undang-undang ini mencakup ketentuan
tentang semua jalur dan jenis pendidikan. Jika pada Undang-undang pendidikan Nasional
bdertumpu pada sekolah, maka dalam UUSBN ini pendidikan nasional mencakup jalur
sekolah dan luar sekolah, serta meliputi jenis-jenis pendidikan akademik, pendidikan
professional, pendidikan kejuruan dan pendidikan agama.
10

Di dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa


pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh
peserta didik di Madrasah adalah pendidikan agama Islam, yang dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Tingkat Satuan Pendidikan di Madrasah ada tiga tingkat yaitu: Madrasah Ibtidaiyah,
Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah. Mata pelajaran Pendidikan agama Islam (PAI) di
Madrasah terdiri atas empat, yaitu: Al-Qur’an-Hadits, Aqidah-Akhlak, Fiqh, Tarikh
(Sejarah) Kebudayaan Islam.
DAFTAR PUSTAKA

Putra Daulay, Haidar, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,
Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2006.

Djamaludin. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka setia. 1999.

Samsul Nizar. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana. 2011.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Pendidikan di Indonesia Dari Zaman ke


Zaman: Balai Pustaka. 1986.

http://familypaibsemester3.blogspot.com/2014/11/sejarah-kurikulum-pai.html

http://amieeh5.blogspot.com/2014/06/sejarah-perkembangan-kurikulum.html

http://copyduty.blogspot.com/2013/05/makalah-kurikulum-pai-dan-agama.html

Anda mungkin juga menyukai