Blok Obgyn Terbimbing: Pertemuan 6
Blok Obgyn Terbimbing: Pertemuan 6
Pertemuan 6
Nisrina Afifah
1418011153
DISTOSIA
Definisi
• Gangguan terhadap jalannya proses persalinan dapat
disebabkan oleh kelainan presentasi, posisi dan
perkembangan janin intrauterin
• Etiologi
• 1. faktor kekuatan (power)
– Kelainan his dan kelainan mengejan
• 2. faktor janin (passanger)
– Makrosomia. Kehamilan ganda
– Malposisi, malpresentasi, malformasi dan kelainan letak
• 3. faktor jalan lahir (passage)
– Kelainan jalan lahir keras
– Kelainan jalan lahir lunak
Malposisi
• MALPOSISI
– presentasi belakang kepala dengan oksiput (ubun-ubun kecil) tidak di
segmen depan. (Normoposisi = ubun-ubun kecil di segmen depan)
• Posisi oksipito posterior
– Presentasi belakang kepala dengan oksiput berada dibelakang
• Posisi oksipito transversalis
– presentasi belakang kepala dengan oksiput (ubun-ubun kecil) di
lateral.
Posisi oksipito posterior
• Kepala janin turun ke dasar panggul dengan posisi oksiput
di bagian posterior (belakang).
• Variasi persalinan biasa, umumnya akan memutar ke depan
karena bentuk anatomi dasar panggul dan muskulus levator
ani.
• 5 – 10% tidak memutar ke depan oksiput posterior
persisten.
• Faktor predisposisi :
– Jenis panggul : antropoid / android
– Multiparitas & usia : kelemahan otot dasar
panggul
– Bentuk kepala janin
Posisi oksipito transversalis
• Etiologi
– Panggul:
– panggul picak dan panggul corong
– Multiparitas & usia : kelemahan otot dasar panggul
– Bentuk kepala janin
− 10% tidak terjadi putar paksi
• Panggul ginekoid
– PAP bundar, panggul tengah dan pintu bawah panggul luas,
diameter transversal > diameter AP
• Panggul antropoid
– Diameter AP > diameter transversal, arkus pubis sedikit
menyempit.
• Panggul android
– PAP seperti segitiga (sempit ke depan), spina iskiadika
menonjol, arkus pubis sempit
• Panggul platipelloid
– Diameter AP << diameter transversal, arkus pubis luas
DIAGNOSIS
Anamnesis :
• Riwayat trauma, riwayat persalinan sebelumnya, riwayat
penyakit yang berhubungan.
Pemeriksaan fisik :
• Habitus : kifosis, skoliosis dll.
• Kemajuan persalinan yang berlangsung lama tanpa disertai
penurunan kepala dengan his baik.
Pelvimetri klinik
• Pemeriksaan penunjang
• Pelvimetri Rx bahaya bagi janin.
JENIS KELAINAN
Kesempitan pada pintu atas panggul
• Konjugata vera < 10 cm atau diameter transversa < 12 cm
Kesempitan pada pintu tengah panggul
• Bila distansia interspina + diameter sagitalis posterior < 13,5
cm atau diameter interspina iskiadika < 8 cm.
Kesempitan pada pintu bawah panggul
• Jarang tanpa disertai kesempitan pada pintu tengah panggul.
• Bila arkus pubis < 90o, sehingga distansia tuberum mengecil.
Prolaps Tali Pusat
• Prolaps tali pusat adalah keluarnya tali pusat secara
prematur dalam persalinan sebelum janin dilahirkan.
• Prolaps tali pusat dibedakan atas 3, yaitu :
1. Tali pusat menumbung / prolapsus funikuli
Kompresi bimanual
Kompresi aorta abdominalis
perdarahan (+)
Tampon uterus
Rujuk RS
• Perlukaan vulva
– Pada primipara hati-hati laserasi periuretral
– Ruptur perineum grade 1, 2, 3 , 4. Pemberian laksans
dan diet rendah serat pada grade 3-4
• Perlukaan vagina
– Sering pada ekstraksi dengan forceps
– Dapat terjadi kolpaporeksis. Hati-hati fistula
• Robekan serviks
– Lakukan eksplorasi
• Ruptura uteri
- Lakukan eksplorasi kavum uteri
– Ditemukan sebagian besar pada bagian bawah uterus
– Ruptura uteri spontan, ruptura uteri traumatik (pada
versi ekstraksi), ruptura uteri pada parut uteri (lebih
sering pada seksio sesarea klasik dibanding profunda)
• Emboli air ketuban
– Masuknya air ketuban melalui vena endoserviks atau
sinus vena yang terbuka di daerah tempat perlekatan
plasenta
– Adanya rambut lanugo, verniks kaseosa, mekoneum
menyumbat pemb darah kapiler. Zat asing dari janin
menimbulkan reaksi anafilaksis
• Hematoma obstetrik
– Karena pertolongan persalinan, karena penjahitan luka
episiotomi atau ruptura perinei yang kuarng sempurna
– Hematoma infralevatorial atau supralevatorial
– Lakukan eksplorasi dan hemostasis
TINDAKAN PERSALINAN PATOLOGIS
Definisi
Definisi
Tujuan
63
KONTRAINDIKASI EKSTRAKSI CUNAM/ FORCEPS
DKP (-)
Presentasi belakang kepala, letak muka dengan dagu di depan atau “after coming
head” pada persalinan sungsang pervaginam
Posisi kepala janin dalam jalan lahir dapat diketahu secara pasti oleh operator
Kepala janin dapat dicekap dengan baik oleh kedua daun cunam
65
PROSEDUR EKSTRAKSI CUNAM/ FORCEPS
Persiapan pasien Persiapan Alat dan Bahan Persiapan untuk Janin
1. Berikan O2 2-4 l/m. 1. Larutan antiseptik: Povidon 1. O2 2-4 l/m
2. Infus terpasang. iodin 10% 2. Kain bersih
3. Uji fungsi dan perlengkapan 2. Uterotonika: Oksitosin 20 IU, 3. Alat resusitasi
peralatan resusitasi Ergometrin tab 1000 mg 4. Penghisap lendir dan
kardiopulmoner. 3. Prokain 1% 2 cc sudep/penekan lidah: 1.
4. Rambut vulva dicukur. 4. Set partus: 1 set 5. Kain penyeka muka dan badan:
5. Siapkan alas bokong, sarung 5. Ekstraktor cunam/forceps: 1 set masing-masing 2 buah.
kaki, dan penutup perut bawah. 6. Klem ovum: sebanyak 2 buah 6. Meja bersih, kering, dan hangat
6. Posisi litotomi 7. Cunam tampon: 1. (untuk tindakan): 1.
7. Kandung kemih dikosongkan. 8. Tabung 5 ml dan jarum suntik 7. Inkubator
8. Perut bawah dan lipat paha no.23: sebanyak 2 buah. 8. Pemotong dan pengikat tali
sudah dibersihkan dengan air 9. Spekulum Sim’s atau L dan pusat: 1 set.
sabun. kateter karet: masing-masing 2 9. Semprit 10 ml dan jarum suntik
dan 1 buah. No.23 (sekali pakai): sebanyak 2
10. Gunting episiotomi buah.
11. Hecting set 10. Kateter intravena atau jarum
12. Cunam/ forceps kupu-kupu: sebanyak 2 buah.
11. Popok dan selimut: 1.
12. Medikamentosa: Larutan
Bikarbonas Natrikus 7,5% atau
8,4% dan antibiotika
13. Akuabidestilata dan Dekstrose
10%
66
Lanjutan
Persiapan Penolong
1. Baju kamar tindakan,
pelapis plastik, masker, dan
kacamata pelindung:
sebanyak 3 set.
2. Sarung tangan DTT/steril:
sebanyak 4 pasang.
3. Alas kaki (sepatu/”boot”
karet): sebanyak 3 pasang.
4. Lampu sorot, monoaural
stetoskop, tensimeter:
masing-masing 1
67
PELAKSANAAN
8. Melepaskan 9. Melahirkan
1. Periksa Dalam
forceps badan janin
2. 7. Traksi definit/
10. Melahirkan
Membayangkan/ ekstraksi dan
Plasenta
Orientasi rotasi
5. Periksa dalam
4. Mengunci
kontrol
68
Pengertian :
• Plasenta manual adalah prosedur pelepasan
plasenta dari tempat implantasinya pada
dinding uterus dan mengeluarkannya dari
kavum uteri secara manual.
• Arti dari manual adalah dengan melakukan
tindakan invasi dan manipulasi tangan
penolong persalinan yang dimasukkan
langsung ke dalam kavum uteri.
Indikasi dan Kontra indikasi :
• Indikasi :
– Plasenta adhesiva
– Plasenta akreta
• Kontra indikasi :
– Plasenta inkreta
– Plasenta perkreta
Prosedur klinik Plasenta manual :
• Langkah Klinik :
A. Persetujuan tindakan medik.
B. Persiapan sebelum tindakan :
I. Pasien.
II. Penolong.
C. Pencegahan infeksi sebelum tindakan.
D. Tindakan penetrasi ke kavum uteri.
kuretase
• Prosedur kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat
padadinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrumen
(sendok kuret) ke dalam kavum uteri. Sendok kuret akan melepaskan jaringan
tersebut denganteknik pengerokan secara sistematik.
• INDIKASI
• o
• Abortus inkomplit
• o
• Abortus septik
• Gunakan secara hati-hati pada
• o
• Abortus yang disertai cedera intra abdomen (perlu tindakan laporotomi).
• o
• Abortus mola.
• o
• Abortus terkomplikasi (syok hipovolemik) yang belum dapat di koreksi.
Seksio sesarea
Seksio sesarea
Seksio sesarea Seksio
transoeritoneal
klasik histerektomi
profunda
IBU JANIN
1. Panggul sempit
2. Tumor jalan lahir yang
menyebabkan obstruksi 1.Kelainan letak
3.Stenosis serviks/ vagina 2. Gawat janin
4. Ruptura uteri
membakat
KELAINAN PADA MASA NIFAS
Infeksi pada Masa Nifas
INFEKSI
PAYUDARA ABSES PAYUDARA
SALURAN TERSUMBAT