Anda di halaman 1dari 89

Blok Obgyn Terbimbing

Pertemuan 6
Nisrina Afifah
1418011153
DISTOSIA
Definisi
• Gangguan terhadap jalannya proses persalinan dapat
disebabkan oleh kelainan presentasi, posisi dan
perkembangan janin intrauterin

• Etiologi
• 1. faktor kekuatan (power)
– Kelainan his dan kelainan mengejan
• 2. faktor janin (passanger)
– Makrosomia. Kehamilan ganda
– Malposisi, malpresentasi, malformasi dan kelainan letak
• 3. faktor jalan lahir (passage)
– Kelainan jalan lahir keras
– Kelainan jalan lahir lunak
Malposisi
• MALPOSISI
– presentasi belakang kepala dengan oksiput (ubun-ubun kecil) tidak di
segmen depan. (Normoposisi = ubun-ubun kecil di segmen depan)
• Posisi oksipito posterior
– Presentasi belakang kepala dengan oksiput berada dibelakang
• Posisi oksipito transversalis
– presentasi belakang kepala dengan oksiput (ubun-ubun kecil) di
lateral.
Posisi oksipito posterior
• Kepala janin turun ke dasar panggul dengan posisi oksiput
di bagian posterior (belakang).
• Variasi persalinan biasa, umumnya akan memutar ke depan
karena bentuk anatomi dasar panggul dan muskulus levator
ani.
• 5 – 10% tidak memutar ke depan  oksiput posterior
persisten.
• Faktor predisposisi :
– Jenis panggul : antropoid / android
– Multiparitas & usia : kelemahan otot dasar
panggul
– Bentuk kepala janin
Posisi oksipito transversalis
• Etiologi
– Panggul:
– panggul picak dan panggul corong
– Multiparitas & usia : kelemahan otot dasar panggul
– Bentuk kepala janin
− 10% tidak terjadi putar paksi

• High transverse arrest, persalinan terhenti dengan


ubun - ubun kecil lintang dan penurunan kepala masih
di atas spina iskiadika=> koreksi manual jika gagal,
lakukan seksio sesar
• Deep transverse arrest (posisi oksiput transverse
persisten), persalinan terhenti dengan ubun-ubun
kecil lintang dan penurunan kepala sudah di bawah
spina iskiadika. =>Koreksi manual & Ekstraksi forsep
Malpresentasi
• Presentasi yang bukan presentasi belakang
kepala.
MALPRESENTASI KEPALA
• Kepala janin dalam keadaan fleksi sewaktu melewati rongga
panggul.
• Bila tidak terjadi fleksi  defleksi
– Presentasi puncak kepala
Presentasi sinsiput, bila defleksi ringan, hanya sementara
kemudian berubah menjadi presentasi belakang kepala
tetapi tidak fleksi maksimal.
– Presentasi dahi
Dahi bagian paling rendah bila defleksi lebih berat
– Presentasi muka
Derajat defleksi maksimal, muka bagian terendah
PRESENTASI DAHI
• Dahi berada pada posisi terendah, umumnya bersifat sementara.
Dapat berubah menjadi presentasi muka atau oksiput.
• Pemeriksaan dalam : teraba sutura frontalis, pangkal hidung &
orbita. Mulut & dagu tidak teraba.
• Kepala turun dengan sirkumferensia maksilloparietalis (> lingkaran
PAP)  moulage  penurunan kepala & paksi dalam (dagu lintang
atau depan)  fossa kanina sebagai hipomoklion  fleksi
(melahirkan ubun-ubun besar dan belakang kepala melalui
perineum)  defleksi (mulut & dagu lahir dibawah simfisis).
• Persalinan berlangsung lama, hanya 15 % berlangsung spontan.
Angka kematian perinatal 20 % & menyebabkan kerusakan luas
pada perineum.
PENANGANAN
• Bila panggul normal, janin normal  sulit lahir spontan
pervaginam
• Bila panggul luas, janin kecil ekspektatif, kemungkinan :
– Presentasi oksiput
– Presentasi muka
• Dapat dicoba perasat Thorn : bila kepala belum masuk PAP. Bila
gagal  seksio sesarea
• Umumnya terdapat kaput suksedaneum & moulage hebat
• Lakukan pemantauan kemajuan persalinan dan DJJ dengan lebih
ketat.
PRESENTASI MUKA
• Kepala janin defleksi maksimal, tubuh janin ekstensi.
• Pemeriksaan dalam : teraba dagu, mulut, hidung & pinggir
orbita  hati-hati!!!
• Etiologi :
– Janin besar
– Panggul sempit
– Multiparitas & perut gantung
– Kelainan bentuk janin (anensefal, dsb)
– IUFD  tidak ada tonus otot pada janin
• Prognosis : kesulitan persalinan lebih disebabkan oleh
penyebab kelainan (panggul sempit, janin besar).
MEKANISME PERSALINAN & PENANGANAN
• Kepala turun ke PAP dengan posisi dagu melintang/miring 
descent  putaran paksi dalam  dagu berada di depan
(umumnya) atau belakang  gerakan fleksi kepala dengan
submentum sebagai hipomoklion  putaran paksi luar  ekspulsi.
• Posisi dagu tetap di belakang  mento posterior persisten 
defleksi maksimal. Tidak dapat lahir spontan tanpa tindakan.
• Penanganan :
– Tentukan ada/tidaknya disproporsi sefalopelvik.
– Bila dagu berada di depan dapat ditunggu persalinan spontan,
bila dagu di belakang diusahakan diputar (berbahaya!!!), bila
tidak berhasil lakukan seksio sesarea.
– Ekstraksi forceps dilakukan bila kala II > 2 jam.
LETAK SUNGSANG
• Keadaan janin terletak memanjang dengan kepala di fundus
uteri & bokong di bagian bawah kavum uteri.
Macam :
• Presentasi bokong
– Ekstensi sendi lutut, kedua kaki terangkat setinggi
bahu/kepala janin, teraba hanya bokong
• Presentasi bokong kaki sempurna
– Fleksi sendi lutut, teraba bokong & kedua kaki
• Presentasi bokong kaki tidak sempurna
– Teraba bokong & hanya salah satu kaki
• Presentasi kaki
– Bagian terendah hanya teraba kaki (1 atau 2)
DISTOSIA KELAINAN PANGGUL
Jenis-jenis panggul :

• Panggul ginekoid
– PAP bundar, panggul tengah dan pintu bawah panggul luas,
diameter transversal > diameter AP
• Panggul antropoid
– Diameter AP > diameter transversal, arkus pubis sedikit
menyempit.
• Panggul android
– PAP seperti segitiga (sempit ke depan), spina iskiadika
menonjol, arkus pubis sempit
• Panggul platipelloid
– Diameter AP << diameter transversal, arkus pubis luas
DIAGNOSIS
Anamnesis :
• Riwayat trauma, riwayat persalinan sebelumnya, riwayat
penyakit yang berhubungan.

Pemeriksaan fisik :
• Habitus : kifosis, skoliosis dll.
• Kemajuan persalinan yang berlangsung lama tanpa disertai
penurunan kepala dengan his baik.

Pelvimetri klinik
• Pemeriksaan penunjang
• Pelvimetri Rx  bahaya bagi janin.
JENIS KELAINAN
Kesempitan pada pintu atas panggul
• Konjugata vera < 10 cm atau diameter transversa < 12 cm
Kesempitan pada pintu tengah panggul
• Bila distansia interspina + diameter sagitalis posterior < 13,5
cm atau diameter interspina iskiadika < 8 cm.
Kesempitan pada pintu bawah panggul
• Jarang tanpa disertai kesempitan pada pintu tengah panggul.
• Bila arkus pubis < 90o, sehingga distansia tuberum mengecil.
Prolaps Tali Pusat
• Prolaps tali pusat adalah keluarnya tali pusat secara
prematur dalam persalinan sebelum janin dilahirkan.
• Prolaps tali pusat dibedakan atas 3, yaitu :
1. Tali pusat menumbung / prolapsus funikuli

• Jika tali pusat teraba


keluar atau berada
di samping dan
melewati bagian
terendah janin di
dalam jalan lahir.
• Dapat prolaps ke
dalam vagina atau
bahkan keluar
vagina
• Ketuban telah pecah
2. Tali pusat terdepan / terkemuka
• Tali pusat berada di
samping bagian
besar janin dapat
teraba kanalis
servikalis
• Atau lebih rendah
dari bagian bawah
janin sedangkan
ketuban belum
pecah
3. Occult prolapsed / tali pusat tersembunyi

• tali pusat terletak


di samping kepala
atau di dekat pelvis
tapi tidak dalam
jangkauan jari pada
pemeriksaan
vagina.
ETIOLOGI
Pada umumnya prolapsus tali pusat terdapat pada keadaan dimana bagian
terendah janin tidak terfiksasi pada pintu atas panggul, misalnya pada :
• Multipara
• Letak lintang
• Letak sungsang
• Letak majemuk
• Panggul sempit
• Hidrosefalus dan anensefalus
• Hidramnion
• Plasenta previa
• Kehamilan ganda
• Disproporsi sefalopelvik
• Ketuban pecah dini
• Persalinan prematur
GEJALA KLINIK
• Kompresi tali pusat mengakibatkan hipoksia
pada janin
• Asfiksia neonatorum
• Bradikardi (<100 x permenit)
• Pemeriksaan dalam : teraba tali pusat
menumbung
PENATALAKSANAAN

• Jika janin meninggal : kelahiran dapat ditunggu


• Jika janin hidup dan dilatasi serviks tidak
lengkap : SC
Penanganan yang penting, diagnosis secepat
mungkin
• Penatalaksanaan umum : Oksigen 4-6 L per
menit
• Tentukan apakah tali pusat masih berdenyut
atau tidak:
Persalinan lama adalah suatu keadaan tidak
adanya kemajuan dari suatu persalinan,
mengalami kemacetan dan berlangsung lama
sehingga timbul komplikasi ibu maupun bayi.
1.Fase laten memanjang
Ø servik ≤ 4cm setelah 8 jam dengan kontraksi teratur ≥ 2 kali 10‘

2. Fase aktif memanjang

 ø ≤ 1 cm/ jam selama sekurang-kurangnya 2 jam setelah


kemajuan persalinan
 ≤ 1,2 cm/jam (primigravida) dan ≤ 1,5 cm/jam (multigravida)
 ≥ 12 jam sejak ø 4 cm hingga ø lengkap
Faktor- faktor penyebab partus lama antara lain:
1. Power 3. Passanger
 Kelainan His Kelainan Letak janin
• Posisi Oksipitalis Posterior
 Kekuatan mengejan kurang Persisten.
• Presentasi Belakang Kepala
kuat Oksiput Melintang
2. Passagge • Presentasi Puncak Kepala
• Presentasi Dahi
 Kelainan-kelainan panggul • Presentasi Muka
• Presentasi Rangkap/ganda
 CPD (Cepalo Pelvik Disproportion) • Letak Sungsang
• Letak Lintang
 Ketuban Pecah Dini • Kehamilan Ganda
• Janin besar atau ada kelainan
kongenital
3. Passanger
Kelainan Letak janin
• Posisi Oksipitalis Posterior Persisten.
• Presentasi Belakang Kepala Oksiput Melintang
• Presentasi Puncak Kepala
• Presentasi Dahi
• Presentasi Muka
• Presentasi Rangkap/ganda
• Letak Sungsang
• Letak Lintang
• Kehamilan Ganda
• Janin besar atau ada kelainan kongenital
Pada
Pada ibu
 Gelisah
Janin
 Letih
 Suhu tubuh ↑  DJJ cepat, hebat, tidak teratur
 Berkeringat bahkan negative
 Nadi cepat  Air ketuban terdapat mekoneum
 Pernafasan cepat kental kehijau-hijauan, cairan
 Didaerah sering berbau
dijumpai bandle ring,  Caput succedenium yang besar
oedema vulva, oedema  Moulage kepala yang hebat
serviks, cairan ketuban  Kematian janin dalam kandungan
berbau  Kematian janin intrapartal
terdapat mekoneum
Pengelolaan Umum
 Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin
(termasuk tanda vital dan hidrasinya)
 Kaji kembali partograf, nilai , frekuensi dan lamanya his.
 Perbaiki KU dengan dukungan emosi, perubahan posisi,
berikan cairan dan upayakan BAK
Pengelolaan Khusus

Fase laten memanjang


Apabila ibu berada dalam fase laten lebih dari 8 jam dan tak ada kemajuan,
lakukan pemeriksaan dengan jalan melakukan pemeriksaan serviks. :

a. Bila didapat perubahan dalam penipisan dan Ø serviks, lakukan drip


oksitosin dengan 5U dalam 500 cc dekstrose (NaCl) mulai dengan 8
tetes per menit, setiap 30 menit ditambah 4 tetes sampai his adekuat
(max 40 tetes/menit) atau berikan preprat prostaglandin, lakukan
penilaian ulang tiap 4 jam. Bila ibu tidak masuk fase aktif setelah
dilakukan pemberian oksitosin, lakukan secsio sesarea.
b. Bila tidak ada perubahan dalam penapisan dan Ø serviks serta tak didapat
tanda gawat janin, kaji ulang diagnosisnya kemungkinan ibu belum dalam
keadaan inpartu.

c. Bila didapatkan tanda adanya amnionitis, berikan induksi dengan oksitosin


5U dan 500 cc dekstrose (NaCl) mulai dengan 8 tetes permenit, setiap 15
menit ditambah 4 tetes sampai adekuat (max 40 tetes/menit) atau berikan
preprat prostaglandin, serta obati infeksi dengan ampisilin 2 gr IV sebagai
dosis awal dan 1 gr IV setiap 6 jam dan gentamicin 2x80 mg.
Fase aktif memanjang
Bila tidak didapatkan tanda adanya CPD (chepalo Pelvic
Disporportion) atau adanya obstruksi :
a. Berikan berikan penanganan umum yang kemungkinan akan
memperbaiki kontraksi dan mempercepat kemajuan persalinan
b. Bila ketuban intak, pecahkan ketuban. Bila kecepatan pembukaan
serviks pada waktu fase aktif ≤ 1 cm/jam, lakukan penilaian
kontraksi uterusnya.
 Kala II memanjang
Upaya mengejan ibu menambah resiko pada bayi karena
mengurangi jumlah oksigen ke plasenta, maka dari itu sebaiknya
dianjurkan mengedan secara spontan, mengedan dan menahan
nafas yang terlalu lama tidak dianjurkan. Perhatikan DJJ
bradikardi yang lama mungkin terjadi akibat lilitan tali pusat.
Dalam hal ini lakukan ekstraksi vakum / forcep bila syarat
memenuhi.
PERDARAHAN POST PARTUM
Perdarahan Post Partum
• Definisi Lama
– Kehilangan darah > 500 mL setelah persalinan
pervaginam
– Kehilangan darah > 1000 mL setelah persalinan sesar
(SC)
• Definisi Fungsional
– Setiap kehilangan darah yang memiliki potensia untuk
menyebabkan gangguan hemodinamik
• Insidens
– 5% dari semua persalinan
Etiologi
4T
• Tone - Atoni uterus
• Tissue - Sisa plasenta/bekuan
• Trauma - laserasi, ruptur,inversio
• Thrombin - koagulopati
Diagnosis Perdarahan Pascapersalinan
Gejala dan tanda Gejala dan tanda yang Diagnosis
yang selalu ada Kadang-kadang ada kemungkinan

•Uterus tidak berkontraksi dan lembek •Syok Atonia uteri


•Perdarahan setelah anak lahir (perdarahan
pascapersalinan primer atau)
•Perdarahan segera •Pucat Robekan jalan
•Darah segar yang mengalir segera setelah bayi •Lemah lahir
lahir •Menggigil
•Uterus kontraksi baik
•Plasenta lengkap
•Plasenta belum lahir setelah 30 menit •Tali pusat putus akibat traksi Retensio plasenta
•Perdarahan segera (P3) berlebihan
•Uterus kontraksi baik •Inversio uteri akibat tarikan
•Perdarahan lanjutan
•Plasenta atau sebagian selaput (mengandung •Uterus berkontaksi tetapi tinggi Tertinggalnya
pembuluh darah) tidak lengkap fundus tidak berkurang sebagian plasenta
•Perdarahan segera (kontraksi hilang-timbul)
Gejala dan tanda Gejala dan tanda yang Diagnosis
yang selalu ada Kadang-kadang ada kemungkinan

•Uterus tidak teraba •Syok neurogenik Inversio uteri


•Lumen vagina terisi massa •Pucat dan limbung
•Tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir)
•Perdarahan segera
•Nyeri sedikit atau berat
•Sub-involusi uterus •Anemia Perdarahan
•Nyeri tekan perut bawah •Demam terlambat
•Perdarahan > 24 jam setelah persalinan. Endometritis atau
Perdarahan sekunder atau P2S. Perdarahan sisa plasenta
bervariasi (ringan atau berat, terus menerus atau (terinfeksi atau
tidak teratur) dan berbau (jika disertai infeksi) tidak)

•Perdarahan segera (Perdarahan intraabdominal •Syok Robekan dinding


dan / atau pervaginam •Nyeri tekan perut uterus (Ruptura
•Nyeri perut berat atau akut abdomen •Denyut nadi ibu cepat uteri
Pencegahan
• Bersiap dan waspada
• Manajemen aktif kala 3
– Oksitosin profilaksis setelah persalinan atau
setelah lahir bahu anterior
• 10 U IM or 5 U IV bolus
• 20 U/L N/S IV tetesan cepat
– Penjepitan dan pemotongan tali pusat secara
cepat
– Peregangan tali pusat terkendali dengan perasat
Brand-andrew
penatalaksanaan
1. Atonia uteri

Masase uterus, pasang minimal 2 IV line


Oksitosin 20-40 IU dlm RL 500 cc 20-40 tts, Ergometrin 0,2 mg IM/IV

Perlukaan (-), retensio/ sisa plasenta (-)


Uterus tidak berkontraksi
Ergometrin 0,2 mg dapat diulang 15’ dari I
Misoprostol 1000 mcg rektal

Kompresi bimanual
Kompresi aorta abdominalis
perdarahan (+)
Tampon uterus
Rujuk RS

Ligasi arteri atau histerektomi


Postpartum
Hemorrhage

• Management - Bimanual Massage


2. RETENSIO PLASENTA
• Plasenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir
• Plasenta sudah lepas, inkarseratio plasenta
• Plasenta adhesiva, plasenta akreta-perkreta
• Perasat Brandt-Andrew
• Manual plasenta
• Bila diagnosis plasenta inkreta  histerektomi
Plasenta manual
• Dilakukan bila plasenta belum lahir 30 menit setelah
bayi lahir
• Berikan sedativa dan analgetik jika diperlukan
(untuk relaksasi dan mencegah refleks vagal)
• Masukkan tangan secara obstetrik dengan
menelusuri bagian bawah tali pusat, sementara
tangan yang lain menahan fundus uteri
• Lepaskan implantasi plasenta
• Jika plasenta tidak dapat dilepaskan  plasenta
akreta
3. INVERSIO UTERI
• Bagian atas uterus memasuki kavum uteri, sehingga
fundus uteri sebelah dalam menonjol ke dalam kavum
uteri
• Derajat 1, 2, 3
• Terjadi tiba-tiba pada kala III, akibat tindakan
• Gejala : nyeri, perdarahan
• Diagnosis : fundus uteri tidak teraba, pada derajat 3
dapat ditemui ostium tubae
• Reposisi pervaginam segera dalam anestesi umum, bila
perlu laparotomi
• Replacement of Inverted Uterus
• Replacement of Inverted Uterus
PERLUKAAN & PERISTIWA LAIN
DALAM PERSALINAN

• Perlukaan vulva
– Pada primipara hati-hati laserasi periuretral
– Ruptur perineum grade 1, 2, 3 , 4. Pemberian laksans
dan diet rendah serat pada grade 3-4
• Perlukaan vagina
– Sering pada ekstraksi dengan forceps
– Dapat terjadi kolpaporeksis. Hati-hati  fistula
• Robekan serviks
– Lakukan eksplorasi
• Ruptura uteri
- Lakukan eksplorasi kavum uteri
– Ditemukan sebagian besar pada bagian bawah uterus
– Ruptura uteri spontan, ruptura uteri traumatik (pada
versi ekstraksi), ruptura uteri pada parut uteri (lebih
sering pada seksio sesarea klasik dibanding profunda)
• Emboli air ketuban
– Masuknya air ketuban melalui vena endoserviks atau
sinus vena yang terbuka di daerah tempat perlekatan
plasenta
– Adanya rambut lanugo, verniks kaseosa, mekoneum
menyumbat pemb darah kapiler. Zat asing dari janin
menimbulkan reaksi anafilaksis
• Hematoma obstetrik
– Karena pertolongan persalinan, karena penjahitan luka
episiotomi atau ruptura perinei yang kuarng sempurna
– Hematoma infralevatorial atau supralevatorial
– Lakukan eksplorasi dan hemostasis
TINDAKAN PERSALINAN PATOLOGIS
Definisi

Persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan


ekstraksi tenaga negatif pada kepalanya. Alat ini
disebut juga dengan Ventouse

Gagasan  Young (1706) , Inggris

Tage Malmstrom dari Swedia (1952-1954)


menciptakan prototype model Vacuum modern.
• memperpendek kala II,misalnya: penyakit
jantung, penyakit paru
Indikasi Ibu • waktu: kala II yang memanjang
• Janin :
• fetal distress

• ruptura uteri imminent


• penyakit dimana ibu tdk blh mengejan  payah
jantung, PEB
Kontraindikasi • Janin :
• letak muka
Ibu • after coming head
• premature

• Pembukaan > 7 cm.


• Penurunan pada H II
• Harus ada kontraksi rahim
Syarat • Mangkuk tidak boleh melekat di kepala lebih
dari 45 menit.
PROSEDUR
1. Ibu tidur posisi lithotomy.
2. Pemasangan mangkuk
sesuai dgn diameter cervix
 dimasukkan vagina dg
posisi miring & dipasang
pada bagian terendah
kepala, menjauhi ubun2
besar. Tonjolan pd mangkuk,
diletakkan sesuai dg letak
denominator.
3. Penghisapan :
- Dilakukan dengan tenaga 0,2 kg/cm2,
interval 2 menit.
- Tenaga vakum yang diperlukan 0,7
sampai 0,8 kg/cm2.
- Ini membutuhkan waktu 6 – 8 menit.
4. Sebelum mulai diperiksa dalam sekali lagi,
apakah ada bagian-bagian jalan lahir yang ikut
terjepit.
5. Bersamaan dengan timbulnya his, ibu disuruh
mengejan dan mangkuk ditarik searah dengan
sumbu panggul  HARUS ADA koordinasi yg
baik antara tangan kiri &tangan kanan penolong

Gambar. Arah tarikan mangkuk sesuai dengan arah sumbu panggul


6. Traksi dilakukan terus sampai akhirnya sub occiputberada
dibawah symphysis. Bila his berhenti, traksi dihentikan.
7. Kepala dilahirkan dengan menarik mangkuk sebagaimana
lazimnya seperti pertolongan persalinan B.
8. Bila dilakukan episiotomi dilakukan sebelum pemasangan
mangkuk atau pada waktu kepala membuka vulva.

Gambar. Cara melahirkan kepala melalui vulva,


tangan kiri menahan perineum
. Mangkuk terlepas tiga kali
sebab :
-Tenaga vakum terlalu rendah.
- Tekanan negatif terlalu cepat.
- Selaput ketuban melekat
antara kulit kepala dan
mangkuk. - Dalam waktu setengah jam traksi,
Bagian jalan lahir ada yang
janin tidak lahir
terjepit.
-Tangan kiri kanan penolong
tak bekerjasama dgn baik.
- Traksi terlalu kuat.
-Cacat pada alat.
-Adanya CPD
Keunggulan Kerugian
Pemasangan mudah.
Persalinan lebih lama.
Tidak perlu narkose umum.

Mangkuk tidak menambah besar


ukuran kepala.
Tenaga traksi tidak sekuat
seperti pada forceps.
Vakum dapat dipakai pada
kepala yang masih

tinggi dan pembukaan belum


lengkap. Pemeliharaannya lebih sukar
karena bagian -bagiannya
Trauma pada kepala janin lebih banyak terbuat dari karet dan
ringan. harus selalu kedap udara.
PENDAHULUAN

Definisi

• Ekstraksi cunam/forceps adalah suatu persalinan buatan


dimana janin dilahirkan dengan suatu tarikan cunam
yang dipasang pada kepalanya.

Tujuan

• Mempercepat kala pengeluaran dengan jalan menarik


bagian bawah janin (kepala) dengan alat cunam.
(Tindakan ini dilakukan karena ibu tidak dapat
mengedan efektif untuk melahirkan janin.)
60
MACAM EKSTRAKSI FORCEPS

Forceps rendah (low forceps= outer forceps)


• Forceps dilakukan pada kepala didasar panggul (H-IV)

Forceps tengah (mid forceps)


• Forceps dilakukan pdaa kepala di H-III+

Forceps tinggi (high forceps)


Menimbulkan
• Forceps dilakukan pada kepala di HI-II trauma berat bagi
ibu maupun janin
Tidak dilakukan lagi61
62
INDIKASI EKSTRAKSI CUNAM/ FORCEPS
Ibu tidak boleh
mengejan pada:
• Penyakit
Relatif Absolut jantung
• Penyakit paru
• Menurut Le Dee • Indikasi Ibu : ruptura uteri• Anemia berat
• Kepala sudah masuk iminens, partus kasep, ≤ 6g/dl
PAP penyakit jantung-paru, • PEB
• Putaran paksi sempurna edema vagina/ vulva,
infeksi intrauterin,
• M. Levator ani teregang
exhausted mother.
• Syarat ekstraksi cunam
• Indikasi Janin : gawat janin
lainnya terpenuhi
• Indikasi Waktu : kala II
• Menurut Pinard
lama
• s.d.a, namun ibu harus
sudah mengejan 2 jam

63
KONTRAINDIKASI EKSTRAKSI CUNAM/ FORCEPS

1. Dilatasi servik belum lengkap.


2. Jika lingkaran kontraksi patologi bandl sudah setinggi pusat atau lebih.
3. Adanya disproporsi cepalo pelvik.
4. Pasien bekas operasi vesiko vagina fistel.
5. Kepala masih tinggi.
6. Presentasi dan posisi kepala janin tidak dapat ditentukan dengan jelas.
7. Janin sudah lama mati sehingga sudah tidak bulat dan keras lagi sehingga
kepala sulit dipegang oleh cunam/forceps.
8. Anensefalus
9. Kegagalan ekstraksi vakum.
10. Fasilitas pemberian analgesia yang memadai tidak ada.
11. Fasilitas peralatan dan tenaga pendukung yang tidak memadai.
12. Operator tidak kompeten.
13. Pasien menolak tindakan ekstraksi cunam/forceps obstetrik. 64
SYARAT EKSTRAKSI CUNAM/ FORCEPS
Informed consent  Keluarga/ pasien setuju

DKP (-)

Kepala sudah engaged (penurunan≥2/5 atau HIII+)

Presentasi belakang kepala, letak muka dengan dagu di depan atau “after coming
head” pada persalinan sungsang pervaginam
Posisi kepala janin dalam jalan lahir dapat diketahu secara pasti oleh operator

Dilatasi serviks lengkap

Selaput ketuban sudah pecah

Kepala janin dapat dicekap dengan baik oleh kedua daun cunam
65
PROSEDUR EKSTRAKSI CUNAM/ FORCEPS
Persiapan pasien Persiapan Alat dan Bahan Persiapan untuk Janin
1. Berikan O2 2-4 l/m. 1. Larutan antiseptik: Povidon 1. O2 2-4 l/m
2. Infus terpasang. iodin 10% 2. Kain bersih
3. Uji fungsi dan perlengkapan 2. Uterotonika: Oksitosin 20 IU, 3. Alat resusitasi
peralatan resusitasi Ergometrin tab 1000 mg 4. Penghisap lendir dan
kardiopulmoner. 3. Prokain 1% 2 cc sudep/penekan lidah: 1.
4. Rambut vulva dicukur. 4. Set partus: 1 set 5. Kain penyeka muka dan badan:
5. Siapkan alas bokong, sarung 5. Ekstraktor cunam/forceps: 1 set masing-masing 2 buah.
kaki, dan penutup perut bawah. 6. Klem ovum: sebanyak 2 buah 6. Meja bersih, kering, dan hangat
6. Posisi litotomi 7. Cunam tampon: 1. (untuk tindakan): 1.
7. Kandung kemih dikosongkan. 8. Tabung 5 ml dan jarum suntik 7. Inkubator
8. Perut bawah dan lipat paha no.23: sebanyak 2 buah. 8. Pemotong dan pengikat tali
sudah dibersihkan dengan air 9. Spekulum Sim’s atau L dan pusat: 1 set.
sabun. kateter karet: masing-masing 2 9. Semprit 10 ml dan jarum suntik
dan 1 buah. No.23 (sekali pakai): sebanyak 2
10. Gunting episiotomi buah.
11. Hecting set 10. Kateter intravena atau jarum
12. Cunam/ forceps kupu-kupu: sebanyak 2 buah.
11. Popok dan selimut: 1.
12. Medikamentosa: Larutan
Bikarbonas Natrikus 7,5% atau
8,4% dan antibiotika
13. Akuabidestilata dan Dekstrose
10%

66
Lanjutan

Persiapan Penolong
1. Baju kamar tindakan,
pelapis plastik, masker, dan
kacamata pelindung:
sebanyak 3 set.
2. Sarung tangan DTT/steril:
sebanyak 4 pasang.
3. Alas kaki (sepatu/”boot”
karet): sebanyak 3 pasang.
4. Lampu sorot, monoaural
stetoskop, tensimeter:
masing-masing 1

67
PELAKSANAAN

8. Melepaskan 9. Melahirkan
1. Periksa Dalam
forceps badan janin

2. 7. Traksi definit/
10. Melahirkan
Membayangkan/ ekstraksi dan
Plasenta
Orientasi rotasi

3. Memasang 6. Traksi 11. Eksplorasi


sendok forcep percobaan Jalan Lahir

5. Periksa dalam
4. Mengunci
kontrol
68
Pengertian :
• Plasenta manual adalah prosedur pelepasan
plasenta dari tempat implantasinya pada
dinding uterus dan mengeluarkannya dari
kavum uteri secara manual.
• Arti dari manual adalah dengan melakukan
tindakan invasi dan manipulasi tangan
penolong persalinan yang dimasukkan
langsung ke dalam kavum uteri.
Indikasi dan Kontra indikasi :
• Indikasi :
– Plasenta adhesiva
– Plasenta akreta
• Kontra indikasi :
– Plasenta inkreta
– Plasenta perkreta
Prosedur klinik Plasenta manual :
• Langkah Klinik :
A. Persetujuan tindakan medik.
B. Persiapan sebelum tindakan :
I. Pasien.
II. Penolong.
C. Pencegahan infeksi sebelum tindakan.
D. Tindakan penetrasi ke kavum uteri.
kuretase
• Prosedur kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat
padadinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrumen
(sendok kuret) ke dalam kavum uteri. Sendok kuret akan melepaskan jaringan
tersebut denganteknik pengerokan secara sistematik.
• INDIKASI
• o
• Abortus inkomplit
• o
• Abortus septik
• Gunakan secara hati-hati pada
• o
• Abortus yang disertai cedera intra abdomen (perlu tindakan laporotomi).
• o
• Abortus mola.
• o
• Abortus terkomplikasi (syok hipovolemik) yang belum dapat di koreksi.
Seksio sesarea

Suatu persalinan buatan

Janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut


dan dinding rahim

Syarat : rahim dalam keadaan utuh serta berat


janin di atas 500mg
jenis

Seksio sesarea
Seksio sesarea Seksio
transoeritoneal
klasik histerektomi
profunda

Seksio sesarea Seksio sesarea


ekstraperitoneal vaginal
Indikasi

IBU JANIN
1. Panggul sempit
2. Tumor jalan lahir yang
menyebabkan obstruksi 1.Kelainan letak
3.Stenosis serviks/ vagina 2. Gawat janin
4. Ruptura uteri
membakat
KELAINAN PADA MASA NIFAS
Infeksi pada Masa Nifas

Infeksi masa nifas adalah semua peradangan


yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman
kedalam alat genital pada waktu persalinan dan
nifas.

29/03/2018 Infeksi Masa Nifas 78


• Peradangan atau infeksi pada mammae
terutama pada primipara pada masa nifas
• Penyebab nya adalah bakteri staphilococcus
aureus.

29/03/2018 Infeksi Masa Nifas 79


TANDA - TANDA

Panas Dingin dengan Suhu Naik Mamae Membesar Bengkak

Lesu Kulit Merah

Tidak Nafsu Makan Nyeri jika diraba

29/03/2018 Infeksi Masa Nifas 80


MASTITIS

INFEKSI
PAYUDARA ABSES PAYUDARA

SALURAN TERSUMBAT

29/03/2018 Infeksi Masa Nifas 81


• Mastitis biasanya disebabkan oleh bakteri
yang banyak ditemukan pada kulit yang
normal (Staphylococcus aureus).
• Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi
dan masuk ke dalam saluran air susu
melalui sobekan atau retakan di kulit
(biasanya pada puting susu). Biasanya
terjadi pada wanita yang menyusui.
29/03/2018 Infeksi Masa Nifas 82
• Payudara bengkak yang tidak disusukan
secara adekuat.
• Bra yang terlalu ketat.
• Puting susu lecet yang menyebabkan infeksi.
• Asupan gizi kurang, istirahat tidak cukup dan
terjadi anemia.

29/03/2018 Infeksi Masa Nifas 83


• Bengkak dan nyeri.
• Payudara tampak merah pada
keseluruhan atau di tempat tertentu.
• Payudara terasa keras dan berbenjol-
benjol.
• Ada demam dan rasa sakit umum.

29/03/2018 Infeksi Masa Nifas 84


Setelah mastitis ditemukan pemberian susu pada bayi
dihentikan dan diberikan pengobatan sebagai berikut :
a. Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10
hari.
b. Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral
setiap 4 jam.
c. Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian
pengobatan.

29/03/2018 Infeksi Masa Nifas 85


• Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan
pengobatan analgetika.
• Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika.
• Bayi mulai menyusu dari payudara yang
mengalami peradangan.
• Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya
• Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
yang bergizi dan istirahat cukup.
29/03/2018 Infeksi Masa Nifas 86
Subinvolusi uteri
• Subinvolusi uteri adalah proses kembalinya uterus ke
ukuran dan bentuk seperti sebelumhamil yang tidak
sempurna (Adelle Pillitteri, 2002).
Etiologi:
• Infeksi pada endometrium
• terdapat sisa plasenta dan selaputnya dalam uterus
sehingga proses involusi uterus tidak berjalan dengan
normal atau terlambat
• terdapat bekuan darahd.
• mioma uteri
Manifestasi klinik
Biasanya tanda dan gejala subinvolusi tidak tampak,sampai kira-kira 4 – 6
minggu
postpartum.

• Fundus uteri letaknya tetap tinggi didalam abdomen/pelvis dari yang


diperkirakan/penurunanfundus uteri lambat dan tonus uterus lembek.
• Keluaran kochia seringkali gagal berubah dari bentuk rubra ke bentuk
serosa,lalu kebentuk kochia alba
• Lochia bisa tetap dalam bentuk rubra dalam waktu beberapa hari
postpartum/lebih dari 2minggu postpartum
• Lochia bisa lebih banyak daripada yang diperkirakan
• Leukore dan lochia berbau menyengat,bisa terjadi jika ada infeksi.
• Pucat,pusing,dan tekanan darah rendah
• Bisa terjadi perdarahan postpartum dalam jumlah yang banyak (>500 ml)
• Nadi lemah,gelisah ,letih,ekstrimitas dingin.
Pemeriksaan penunjang
• USG
• Radiologi
• Laboratorium (Hb.golongan darah, eritrosit, leukosit,
trombosit, hematokrit, CT, Blooding time)
Terapi
• Pemberian Antibiotika
• Pemberian Uterotonika
• Pemberian Tansfusi
• Dilakukan kerokan bila disebabkan karena tertinggalnya
sisa – sisa plasenta

Anda mungkin juga menyukai