Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN KADAR ASAM URAT DENGAN STATUS GIZI PADA PASIEN

DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT NATAR


MEDIKA PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2018
dr. Firhat Esfandiari1, dr.H.Edy Ramdhani1, Tri Kusyanti2

1.Staf Pengajar, Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati, Lampung


2. Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati, Lampung

ABSTRAK

Latar Belakang : Diabetes melitus adalah suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi
normal dan adanya gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak yang disebabkan oleh defisiensi hormon insulin
secara relatif atau absolut. Laporan World Health Organization (WHO) bahwa penderita Diabetes Melitus di seluruh dunia
hampir mencapai 150 juta orang. Data Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2011 mengatakan bahwa
Indonesia menempati urutan ke-4 jumlah kasus Diabetes Melitus di dunia.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan kadar asam urat dengan status gizi pada pasien diabetes mellitus tipe 2
di Rumah Sakit Natar Medika tahun 2018.
Metode Penelitian: Penelitian ini adalah analitik dengan metode penelitian yang digunakan merupakan metode analitik
kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini mengambil data primer dan data sekunder, data primer yaitu
data pengukuran langsung status gizi berdasarkan IMT dan pengukuran asam urat, data sekunder merupakan data
rekam medis pasien diabetes melitus tipe 2. Sampel dalam penelitian ini 86 pasien diabetes melitus tipe 2.
Hasil Penelitian : Diketahui bahwa dari 86 pasien diabetes mellitus tipe 2 di RS.Natar Medika tahun 2018, diketahui dari
48 responden yang termasuk kadar asam urat meningkat ≥7 mg/dl dengan IMT ≥25 kg/m² sebanyak 26 responden
(54,2%) sedangkan IMT <25 kg/m² sebanyak 22 responden (45,8%). Dari 38 responden yang termasuk kadar asam urat
tidak meningkat <7 mg/dl dengan IMT ≥25 kg/m² sebanyak 17 responden (44,7%) sedangkan IMT <25 kg/m² sebanyak
21 (55,3%).
Kesimpulan: Hasil uji statistic chi-square dan uji fisher exact diperoleh p-value = 0,515. Maka dapat disimpulkan secara
statistic tidak terdapat hubungan antara kadar asam urat dengan status gizi berdasarkan IMT pada pasien diabetes
melitustipe 2
Kata Kunci: Asam urat, Status gizi, Diabetes melitus tipe 2

Kepustakaan: 31 (2006-2016)

ABSTRAK

Background: Diabetes mellitus is a chronic urban disease which is characterized by blood sugar levels exceed the normal and the
presence of impaired carbohydrate metabolism, protein, fat, caused by a deficiency of the hormone insulin in relative or absolute terms.
When left uncontrolled can lead to complications such as long term vascular increase levels of uric acid in the blood. Report of the
World Health Organization (WHO) that the sufferers of Diabetes mellitus worldwide nearly 150 million people. The data of the
Ministry of health of the Republic of Indonesia in 2011 said that Indonesia ranked-4 the number of cases of Diabetes mellitus in the
world.
Research purposes:To determine the relationship of uric acid levels with nutritional in patients with type 2 diabetes mellitus at
Natar Medika Hospital in 2018.

Research Method: The research method used is the quantitative analytical method with cross sectional approach , this research
retrieve the primary and secondary. The primary is direct measurement of level of nutritional based on BMI and uric acid level,
measurement data of the patient's medical record data secondary diabetes mellitus type 2. The sample in this research totalled 86
persons which is of type 2 diabetes mellitus patients.

Research Results: It is known that of 86 patients with type 2 diabetes mellitus at Natar medika Hospital in 2018, known from 48
respondents that included increased levels of uric acid ≥ 7 mg/dl with BMI ≥ 25 kg/m² as many as 26 respondents (54.2%) where as
the BMI < 25 kg/m² as many as 22 respondents (45.8%). Of the 38 respondents who included the levels of uric acid does not increase
< 7 mg/dl with BMI ≥ 25 kg/m² of as many as 17 respondents (44.7%) whereas the BMI < 25 kg/m² for as much as 21 (55,3%).

Conclusion:The results of the statistical test of chi-square test and fisher exact p value obtained 0.515. Then it can be inferred
statistically there was no relationship between uric acid levels with nutritional status based on BMI in patients of diabetes melitus
type 2

Keywords:Uric acid, Nutritional, Diabetes mellitus type 2

Literature: 31 (2006-2016)
bayi, dan anak balita, pra sekolah, anak SD, remaja
1. Pendahuluan dan dewasa sampai usia lanjut (Depkes RI, 2005).
Diabetes melitus adalah suatu penyakit Masalah gizi merupakan masalah yang multi
menahun yang ditandai dengan kadar gula darah dimensi, dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti:
melebihi normal dan adanya gangguan ekonomi, pendidikan, sosial budaya, pertanian,
metabolisme karbohidrat, protein, lemak yang kesehatan, dll (Balai penelitian dan
disebabkan oleh defisiensi hormon insulin secara pengembangan kesehatan 2002).
relatif atau absolut. Apabila dibiarkan tidak Asupan makanan yang baik dapat
terkendali dapat menyebabkan komplikasi mengkontrol kadar asam urat dalam darah. Ada
vaskuler jangka panjang seperti meningkatkan banyak jenis makanan yang dapat menyebabkan
kadar asam urat dalam darah. (Robins, Kumar kadar asam urat dalam darah menjadi tidak
2006). normal, seperti makanan yang tinggi purin,
Laporan World Health Organization (WHO) makanan yang berprotein tinggi, serta
bahwa penderita Diabetes Melitus di seluruh berkonsumsi alkohol. Asupan gizi yang baik
dunia hampir mencapai 150 juta orang. Data sangat diperlukan untuk membantu
Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada mengoptimalkan kesehatan dan mencegah
tahun 2011 mengatakan bahwa Indonesia terjadinya penyakit gout atau asam urat.(Arisma,
menempati urutan ke-4 jumlah kasus Diabetes 2004).
Melitus di dunia, angka prevalensi penderita
Diabetes Melitus mencapai 12 juta jiwa dari Kelainan metabolik seperti diabetes melitus
jumlah penduduk Indonesia mengalami Diabetes dan obesitas sering dihubungkan dengan
Melitus dan sekitar dari 90% penderita Diabetes peningkatan kadar asam urat, yang dapat digunakan
Melitus menderita Diabetes Melitus tipe 2. sebagai penanda inflamasi ataupun untuk
(Kemenkes, 2011) memprediksi komplikasi metabolik dan
kardiovaskuler pada penderita diabetes dan obesitas.
Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar Resistensi insulin dan hiperglikemia kronis yang
(RISKESDAS) Lampung tahun 2012 menunjukkan terjadi pada penderita diabetes melitus memiliki
bahwa prevalensi diabetes melitus adalah 0,4%. kaitan yang erat dengan kerusakan jangka panjang,
Menurut kabupaten dan kota prevalensi diabetes disfungsi ataupun kegagalan berbagai organ tubuh
sekitar 0,1-0,9% mempunyai prevalensi paling yang dapat meningkatkan komplikasi metabolik dan
tinggi di Kota Bandar Lampung 0,9% dan kardiovaskular. Hipertrofi dan inflamasi jaringan
terendah berada di Lampung Utara 0,1% baik adiposit pada penderita obesitas memegang peranan
berdasarkan diagnosis maupun gejala. penting dalam meningkatkan aktivitas sitokin
Indonesia sudah menunjukan peningkatan proinflamasi dan munculnya keadaan resistensi
status kesehatan dan gizi pada 23 dekade terakhir. insulin kondisi ini juga didapatkan pada penderita
Hal ini ditandai dengan peningkatan umur harapan diabetes melitus dimana hiperglikemia kronis dan
hidup. Akan tetapi, walaupun terjadi peningkatan resistensi insulin memegang peranan penting dalam
status kesehatan, karena perubahan gaya hidup, meningkatkan sitokin proinflamasi. Peningkatan
keadaan sosial ekonomi dan pengaruh lingkungan, apoptosis sel dan nekrosis jaringan yang pada
menyebabkan masalah gizi masih cukup dominan. akhirnya dapat meningkatkan kadar asam urat
Masalah gizi yang ada di masyarakat menjadi lebih serum sehingga aktivitas sitokin proinflamasi akan
kompleks, dan jenis masalahnya terletak pada dua meningkatkan xanthine oxidase yang merupakan
masalah ekstrim yaitu kekurangan dan kelebihan katalisator dalam proses pembentukan asam urat.
(RISKESDAS, 2007). (Dian pertiwi, 2014) Asam urat salah satu
Faktor gizi memegang peranan penting, antioksidan sekunder dalam tubuh artinya dalam
untuk mencapai sumber daya manusia(SDM) yang kadar normal, asam urat akan mampu menangkal
berkualitas. Gizi yang baik akan menghasilkan radikal bebas yang ada dalam tubuh, namun
SDM yang berkualitas yaitu sehat, cerdas dan dalam jumlah berlebihan akan memberikan efek
memiliki fisik yang tangguh serta produktif. negatif dalam tubuh. (Wisesa IBN,2006).
Perbaikan gizi diperlukan pada seluruh siklus
kehidupan mulai sejak masa kehamilan (janin),
2. Metode ponden yang termasuk IMT < 25 kg/m² sebanyak
Penelitian ini adalah analitik dengan 43 (50,0%).
metode penelitian yang digunakan merupakan
metode analitik kuantitatif dengan pendekatan Analisis Bivariat
cross sectional, untuk mengetahui hubungan kadar
asam urat dengan status gizi pada pasien diabetes a. Hubungan Kadar Asam Urat dengan
melitus tipe 2 di RS. Status Gizi berdasarkan IMT
Natar Medika Provinsi Lampung tahun 2018.
Tabel 4.5 Hubungan kadar asam urat dengan
Hasil Penelitian status gizi berdasarkan IMT pada pasien diabetes
melitus tipe 2 di RS.Natar Medika Provinsi
Analisis Univariat Lampung tahun 2018
a. Distribusi frekuensi Kadar Asam
Urat IMT ≥25 kg/m² IMT <25 kg/m²
Asam urat
N % N %
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Kadar Asam
Kadar asam urat
Urat pada Pasien Diabetes Melitus tipe 2 di meningkat ≥7 26 54,2 % 22 45,8 %
RS.Natar Medika Provinsi Lampung tahun 2018 mg/dl

Kadar asam
Kadar Asam Urat Frekuensi Presentase (%) urat tidak
17 44,7 % 21 55,3%
meningkat <7
Kadar asam urat 48 55.8% mg/dl
meningkat ≥7
Jumlah 43 50,0 % 43 50,0 %
mg/dl
Kadar asam urat 38 44,2%
tidak meningkat
Jumlah P value
<7 mg/dl N %
OR CI 95%
Total 86 100%
48 100%
0,621-
0,515 1,460
Distribusi frekuensi kadar asam urat pada 3,433
38 100%
pasien diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit
Natar Medika Provinsi Lampung tahun 2018 86 100%
menunjukan bahwa dari 86 responden yang
termasuk asam urat meningkat ≥ 7 mg/dl Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui
sebanyak 48 (55,8%), dan yang termasuk asam bahwa dari 86 responden diabetes melitus tipe 2 di
urat tidak meningkat < 7 mg/dl 38 (44,2). Rumah Sakit Natar Medika Provinsi Lampung
b. Distribusi frekuensi pengukuran status tahun 2018, diketahui dari 48 yang termasuk kadar
gizi berdasarkan Indeks masa tubuh asam urat meningkat ≥7 mg/dl dengan IMT ≥25
(IMT) kg/m² sebanyak 26 (54,2%) sedangkan IMT <25
kg/m² sebanyak 22 (45,8%). Dari 38 responden
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Status gizi yang termasuk kadar asam urat tidak meningkat <7
berdasarkan IMT Pada Pasien Diabetes melitus mg/dl dengan IMT ≥ 25 kg/m² sebanyak 17
tipe 2 di RS.Natar Medika Provinsi Lampung (44,7%) sedangkan IMT <25 kg/m² sebanyak 21
Tahun 2018 (55,3%).

IMT Frekuensi Presentase (%) 3. Pembahasan


IMT ≥25 43 50,0% 1.Distribusi frekuensi kadar asam urat
kg/m² Pada data asam urat menunjukan bahwa
IMT <25 43 50,0% responden diabetes melitus tipe 2 yang termasuk
kg/m² asam urat meningkat ≥ 7 mg/dl sebanyak 48
Total 86 100% (55,8%), dan yang termasuk asam urat tidak
meningkat < 7 mg/dl 38 (44,2). Menurut penelitian
Distribusi frekuensi status gizi berdasarkan (Dian, 2014) pada penelitian ini terdapat korelasi
IMT pada pasien diabetes melitus tipe 2 di yang sangat lemah antara kadar asam urat dengan
Rumah Sakit Natar Medika Provinsi Lampung diabetes melitus tipe 2 (r = 0,128) mengatakan
tahun 2018, menunjukan bahwa dari 86 bahwa kondisi ini juga didapatkan pada penderita
responden yang termasuk IMT ≥ 25 kg/m² DM dimana hiperglikemia kronis dan resistensi
didapatkan sebanyak 43 (50.0%) dan dari res insulin memegang peranan penting dalam
meningkatkan aktivitas sitokin proinflamasi.
Peningkatan aktivitas sitokin ini akan terjangkit diabetes melitus salah satunya faktor
meningkatkan apoptosis sel dan nekrosis jaringan, gaya hidup yang kurang baik, kurang aktivitas
yang pada akhirnya akan meningkatkan kadar fisik. Obesitas memegang peranan penting dalam
asam urat di dalam serum. Selain itu, aktivitas meningkatkan aktivitas sitokin proinflamasi dan
sitokin proinflamasi akan meningkatkan aktivitas munculnya keadaan resistensi insulin. Hipertrofi
enzim xanthine oxidase yang merupakan dan inflamasi jaringan adiposit pada penderita
katalisator dalam proses pembentukan asam urat. obesitas memegang peranan penting dalam
Penelitian menurut (Shabana, Sireesha dan meningkatkan aktivitas sitokin proinflamasi dan
Setya 2012) mendapatkan nilai (r = 0,06) korelasi munculnya keadaan resistensi insulin. Kondisi ini
negatif antara kadar asam urat dengan kadar gula juga didapatkan pada penderita DM dimana
darah hal ini karena hiperglikemia pada pasien hiperglikemia kronis dan resistensi insulin
diabetes melitus tipe 2 akan menyebabkan memegang peranan penting dalam meningkatkan
peningkatan ekskresi asam urat yang berakhir pada aktivitas sitokin proinflamasi. Peningkatan
penurunan kadar asam urat serum. aktivitas sitokin ini akan meningkatkan apoptosis
sel dan nekrosis jaringan, yang pada akhirnya akan
2. Distribusi frekuensi status gizi meningkatkan kadar asam urat di dalam serum.
berdasarkan IMT
Pada data pengukuran status gizi 3. Hubungan kadar asam urat dengan status gizi
berdasarkan IMT pada responden diabetes melitus pada pasien diabetes melitus tipe 2
tipe 2 yang termasuk IMT ≥25 kg/m² sebanyak 43 Hasil uji statistik chi-square dan uji fisher exact
(50,0%) dan dari responden dengan IMT <25 kg/m² diperoleh p value = 0,515 (p = < 0,05) dan nilai Odds
sebanyak 43 (50,0%) . IMT merupakan alat atau Ratio = 1,460 artinya Ha ditolak, maka dapat
cara yang sederhana untuk memantau status gizi disimpulkan secara statistik tidak terdapat
orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan hubungan antara kadar asam urat dengan status
kekurangan atau kelebihan berat badan. Berat gizi berdasarkan IMT pada pasien diabetes melitus
badan yang kurang dapat meningkatkan risiko tipe 2.
terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan Penelitian yang dilakukan oleh (Dian ,2014)
berlebih akan meningkatkan risiko terkena Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat
penyakit degeneratif, sehingga mempertahankan diambil suatu kesimpulan bahwa (r = 0,128)
berat badan normal memungkinkan seseorang terdapat korelasi yang sangat lemah dan tidak
dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. berhubungan secara statistik antara kadar asam
(Supariasa dkk,2012). Hasil penelitian Nurul (2015) urat dengan gula darah puasa penderita DM tipe 2
mengunakan uji pearson r = 0,895 berarti tidak ada dengan indeks masa tubuh. Menurut penelitian
hubungan antara kadar gula darah dengan IMT, oleh (shabana, 2012) terdapat korelasi sangat lemah
hasil penelitian ini menyebutkan bahwa penderita secara statistik tidak bermakna antara kadar asam
diabetes kadar gula darahnya cenderung sudah urat dengan gula darah puasa disebabkan karena
tinggi atau mengalami intoleransi, sehingga IMT pemeriksaan asam urat hanya dilakukan satu kali.
tidak mempengaruhi tinggi rendahnya kadar gula Dan kadar asam urat dapat dipengaruhi oleh faktor
darah pada pasien diabetes melitus tipe 2. Kondisi yang tidak dapat diubah meliputi : genetik, usia,
ini juga dapat meningkatkan reabsorbsi asam urat jenis kelamin, dan faktor yang dapat diubah
ditubuli proksimal ginjal sehingga terjadi meliputi : pola makan, obat-obatan dan alkohol.
hiperurisemia yang mengarah pada kondisi Penelitian serupa dilakukan oleh (Rao dan
diabetes melitus sehingga dapat diperlukan sahayo, 2012) dengan sampel sebanyak 117 orang,
pemeriksaan kadar gula darah maksimal 1 bulan pada diabetes melitus tipe 2 kadar asam urat lebih
sekali (Nusril, 2012) rendah dibandingkan dengan prediabetes. Hal ini
Penelitian menunjukan terdapat hubungan disebabkan karena adanya intake obat pada pasien
antara diabetes melitus tipe 2 dan IMT ≥25 kg/m² diabetes melitus tipe 2 sehingga dapat terjadi
pada orang dewasa dengan obesitas menyebabkan penurunan kadar asam urat di dalam tubuh.
reseptor insulin pada target sel diseluruh tubuh Pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang
kurang sensitifitas dan jumlahnya berkurang diduga telah terjadi resistensi insulin yang
sehingga insulin dalam darah tidak dapat berujung pada terjadinya hiperinsulinemia yang
dimanfaatkan yang berdampak pada penurunan akan meningkatkan reabsorbsi asam urat (Ejaz, dkk
penyerapan gula darah pada jaringan sehingga 2012) sementara itu tidak signifikannya korelasi
kadar gula darah meningkat. Menurut antara kadar gula darah puasa dan kadar asam
Minsnadiarly (2007) mengatakan bahwa orang urat, dan kadar asam urat lebih berhubungan
yang berbadan gemuk tidak selalu mempunyai dengan tingginya kadar gula darah yang melebihi
diabetes melitus, bahkan orang kurus pun ada batas filtrasi ginjal yaitu lebih dari 10 mmol/L.
yang mempunyai diabetes melitus hal ini karena Lebih lanjut dijelaskan bahwa untuk setiap
faktor internal yang dapat menyebabkan seseorang peningkatan 1 mmol/L kadar gula darah akan
menyebabkan penurunan kadar asam urat sebesar mengetahui faktor-faktor penyebab
0,962 mg/dl penjelasan mengenai korelasi negatif diabetes melitus dan asam urat serta
antara kadar asam urat dengan kadar gula darah bahaya penyakitnya.
dibeberapa studi diatas terkait dengan peningkatan Bagi Peneliti Selanjutnya
LGF (laju filtrasi glomerulus) oleh karena Diharapkan dapat melanjutkan
glikosuria pada ginjal. penelitian ini dengan menggunakan
Penelitian dilakukan oleh (Shabana,2012) pemeriksaan HbA1c.
mendapatkan (r=0,60) korelasi yang sangat lemah
secara statistik tidak bermakna antara kadar asam 5. Daftar Pustaka
urat dengan kadar gula darah puasa penderita Adlija C, Sabina S, Amr MD, Bakira C, Tanja D,
diabetes melitus tipe 2 dengan obesitas dapat Maja M, dkk. 2010. Relevance of Uric Acid
disebabkan karena pemeriksaan asam urat hanya in Progression of Type 2 Diabetes Mellitus.
dilakukan sekali saja. Kadar asam urat dapat Bosnian Journal of Basic Medical Sciences.
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, berat badan Almatsier, Sunita 2004. Penuntun Diet Edisi Baru.
berlebih, exercise dan diet, disamping itu terdapat Jakarta: Gramedia
pengaruh lainnya. Hal serupa juga didapatkan American Diabetes Association, 2010. Diagnosis and
pada penelitian (Rathman, 2012) yang Classification of Diabetes. Mellitus.
menyebutkan bahwa tidak memiliki hubungan Diabetes Care Vol.33: 562-569.
yang signifikan dengan kadar gula darah puasa, Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian: Suatu
pada pasien toleransi glukosa terganggu. Lebih Pendekatan Praktik. Edisi. Revisi.
lanjut, dijelaskan bahwa kadar asam urat akan Jakarta : Rineka Cipta.
meningkat pada pasien prediabetes dan pasien Arisman, 2004.Gizi dalam dasar kehidupan.Jakarta
yang baru didiagnosis diabetes melitus tipe 2, pada ECG; Hal : 180-195
pasien baru DM tipe 2 telah diduga telah terjadi Aru W Sudoyo, 2006. Ilmu Penyakit Dalam Vol 2.
resistensi insulin yang berujung pada terjadinya Jakarta: Pusat Penerbitan IPD
hiperinsulinemia yang akan meningkatkan Fakultas Kedokteran Umum
reabsorbsi asam urat. Indonesia.
4. SIMPULAN DAN SARAN Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Simpulan Departemen Kesehatan R.I. 2002
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Laporan Data Susenas 2001.Status
dapat disimpulkan sebagai berikut : kesehatan pelayanan kesehatan, Perilaku
1. pasien diabetes melitus tipe 2 yang memilki hidup sehat dan kesehatan lingkungan.
asam urat meningkat ≥7 mg/dl lebih banyak Bendatu, Monica. 2015. Alat Analisis Data.
dibandingkan dengan asam urat tidak meningkat Yogyakarta : Andi Offset
<7 mg/dl, sebanyak 48 responden (55,8%). Departemen kesehatan R.I. 2005. Profil kesehatan
2.Tidak ada perbedaan, pasien diabetes melitus tipe Indonesia 2003, menuju Indonesia sehat
2 yang memiliki IMT ≥25 kg/m² sebanyak 43 2010. Jakarta. Departemen Kesehatan.
responden (50.0%) dan yang memiliki IMT <25 Dian Pertiwi. 2014. Hubungan Asam Urat Dengan
kg/m² sebanyak 43 responden (50,0%). Gula Darah Pada Penderita Diabetes
3. Tidak terdapat hubungan antara kadar asam urat Mellitus Tipe 2 yang Mengalami Obesitas
dengan status gizi berdasarkan IMT pada pasien di Poliklinik Penyakit Dalam dan
diabetes melitus tipe 2, didapatkan p value = 0,515 Laboratorium Patologi Klinik RS. Dr. M.
(p = <0,05). Djamil Padang pada bulan Mei-September
Saran 2013, Jurnal Penelitian.
Bagi Tenaga Kesehatan Gliozzi, M. Malara, N, Muscoli, S, Mollace,V.2016
Dari hasil penelitian ini dapat The treatment of
disimpulkan bahwa diabetes melitus tipe hyperuricemia.International Journal of
2 dapat menjadi biomarker terjadi Cardiology
peningkatan kadar asam urat sehingga Guntur. 2016. Hubungan Asam Urat dan HbA1c Pada
perlu dilakukan pemeriksaan kadar asam Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 yang
urat. Dirawat Inap di RSUP Prof. Dr. R.D.
Bagi Masyarakat Kandou Manado, Jurnal Penelitian.
1. Disarankan bagi masyarakat perlu Guyton, Hall AC, John E. 2008 Buku Ajar Fisiologi
deteksi dini tentang penyakit diabetes Kedokteran. Jakarta: EGC; Hal. 1061-
melitus dan asam urat dengan 1070
menggunakan pemeriksaan HbA1c. Hastono. 2010. Analisis Data. FKUI, Jakarta.
2. Perlu menjaga pola hidup yang sehat, Hastuti RT. 2008 Faktor-Faktor Resiko Ulkus Diabetika
dan rutin memeriksakan kesehatan serta Pada Penderita Diabetes Melitus (Studi
Kasus di RSUD Dr. Moewardi
mengikuti penyuluhan kesehatan agar
Surakarta). Tesis Universitas Asli Di Dusun Tenganan Pegringsingan
Diponegoro. Karangasem, Jurnal Penyakit Dalam
Husein, Umar. 2004. Metode penelitin untuk skripsi
dan tesis. Cetakan ke 6. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada
IOTF/WHO. The Asia Pacific perspective 2000 :
redefining obesity and its treatment.
Melbourne, Health Communication
Australia.
Irawan, Prasetya. 2004. Logika dan Prosedur
Penelitian. Jakarta : ST1A-LAN
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2013.
Diabetes Melitus Penyebab Kematian
Nomor 6 di Dunia.
Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2012.
Di Unduh 1 November 2015.
Maulana, Yudrik. 2016. Perbedaan Kadar Asam Urat
Pada Penderita Hipertensi Dengan
Diabetes Melitus Tipe 2 dan Tanpa
Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal
Penelitian.
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta : Rineka.
Perkeni. 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia.
Pipit Choirum Fitriyah 2011. Hubungan obesitas
dengan kadar asam urat,. Jurnal penelitian
Price, Silvia A. Dan lorraine M. Wilson, 2005.
Metabolisme Glukosa dan Diabetes
Melitus Patofisiologi Vol 2. Jakarta:
EGC; Hal : 362-363.
Price dan Wilson. 2011. Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-.Proses Penyakit, Edisi 6, Volume
1. Jakarta : EGC; Hal: 1271.
Rahman Y, Hartanto H, Novrianti A, Wulandari N.
2008 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
Edisi II. Jakarta: EGC; Hal. 1011-27.
Robbins, Kumar. 2006. Buku ajar patologi robbins,
edisi 7, vol 1. Jakarta : EGC; Hal : 718-
719 .
Rustama, D.S., dkk., 2010. Diabetes Mellitus. Dalam:
Jose RL. Batubara, dkk, Endokrinologi
Anak, Edisi I. Jakarta : Ikatan Dokter
Anak Indonesia.
Soegondo, Sidartawan 2014. Penatalaksanaan
Diabetes melitus. vol 2 Edisi 5 jakarta :
pusat penerbitan ilmu penyakit dalam
Hal: 1882-1884
Wisesa, I.B.N & Suastika, K, 2009 Hubungan Antara
Konsentrasi Asam Urat Serum Dengan
Resistensi Insulin Pada Penduduk Suku Bali

Anda mungkin juga menyukai