ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan
bermasyarakat. Tidak hanya transportasi darat, pada zaman ini transportasi
udara pun sangat dibutuhkan untuk mendukung manusia dalam
bermobilitas. Durasi yang cenderung lebih singkat serta harga tiket yang
relatif murah serta stabil menyebabkan masyarakat mulai beralih untuk
menggunakan pesawat.
Dewasa ini, persaingan bisnis penerbangan manjadi semakin ramai. Hal
tersebut menuntut pihak bandara dan maskapai penerbangan untuk
mengatur waktu dengan baik agar para penumpang dapat terlayani secara
optimal. Penjadwalan penerbangan pun menjadi suatu hal penting untuk
diperhatikan karena masih kerap terjadi penundaan atau pembatalan
penerbangan yang menjadi salah satu faktor keterlambatan penumpang ke
bandara tujuan. (Anggraeni,dkk: 2013)
Dalam dunia penerbangan, permasalahan-permasalahan yang sering kali
terjadi seperti keterlambatan pesawat terbang yang datang maupun yang
diberangkatkan. Masalah keterlambatan merupakan hal yang sangat
dihindari dalam sarana transportasi terutama transportasi udara. Karena
masalah keterlambatan dalamtransportasi udara dapat mengakibatkan efek
yang menyebar ke penerbangan lain.Jika hal ini terjadi tentu akan
menambah pengeluaran perusahaan penerbangan(maskapai) dan pihak
bandara.
Penyebab keterlambatan-keterlambatan tersebut bisa dilihat dari enam
faktor (Pakan: 2011) diantaranya (1) faktor penyebab dari unsur man
(petugas check-in), (2) faktor penyebab dari unsur machine (mesin/tidak
ada pesawat pengganti), (3) faktor penyebab dari unsur material
(kurangnya suku cadang), (4) faktor penyebab dari unsur methode
(pesawat terlambat datang), (5) faktor penyebab dari unsur management
(terminal airport facility), dan (6) faktor penyebab dari unsur lingkungan
(cuaca).
Untuk mengatasi masalah tersebut, disini peneliti akan melakukan analisis
model penjadwalan dengan menggunakan Aljabar Maxplus karena
memiliki kemudahan dalam menerjemahkan aturan sinkronisasi pada
discrete event system sehingga hasil yang diperoleh menginterpretasikan
keperiodikan dari sistem yang diteliti (Rakhmawati, 2012). Selanjutnya,
sistem penjadwalan penerbangan dapat direpresentasikan dalam bentuk
grafberarah, dengan waktu sebagai vertex, jarak penerbangan sebagai edge
serta durasi penerbangan sebagai bobot dari edge. Kemudian, graf tersebut
diubah ke dalam bentuk matriks dan diselesaikan dengan menggunakan
sistem persamaan linear atas aljabar maks-plus. Pada penelitian ini, aljabar
maks-plus diaplikasikan dalam sistem penjadwalan pesawat di Bandar
Udara Sultan Mahmud Badaruddin IIPalembang yang mengacu pada
Heidergott dan Baccelli yang menerapkan aljabar max-plus pada masalah
penjadwalan transportasi serta Andersen dan Subiono yang secara khusus
menerapkan aljabar maks-plus pada masalah penjadwalan pesawat di
suatu bandara. (Kartika, dkk.: 2016)
Dengan demikian, dari berbagai uraian di atas maka penulis mengambil
judul seminar matematika ini, yaitu “Pemodelan Jadwal Keberangkatan
Pesawat Transit di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Dengan
Menggunakan Aljabar Maxplus”.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
ℝ𝑛𝑛𝑛didefinisikan sebagai
(Kartika:2016)
.
DAFTAR PUSTAKA
Pakan, Welly. 2011. Tingkat OTP (On Time Performance) Bandara Sultan
Hasanuddin Makassar Tahun 2011. Jurnal Penelitian Perhubungan Udara,
Vol. 38, 142-143.
Kartika, Casilda Reva., Siswanto., Sutrima., “Penentuan Penjadwalan Pesawat di
Bandar Udara HuseinSastranegara Bandung dengan Sistem Persamaan Linear
atas Aljabar Max-Plus” inProsiding Seminar Nasional Aljabar, Penerapan,
dan Pembelajarannya, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2016. pp. 127.
Anggraeni, Dyah Arum., dkk. 2013. Pemodelan Jadwal Keberangkatan Pesawat
Transit di BandaraDengan Menggunakan Aljabar Maxplus. Kurikulum 2013,
Aplikasi dan Perannya dalam Menanamkan Nilai-Nilai Matematika.
Rakhmawati, N., 2012. “Studi Perencanaan Jadwal Busway di Surabaya
MenggunakanAljabar Max-plus”. Tesis Jurusan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya: Surabaya.