Anda di halaman 1dari 4

BAB II – Pancasila sebagai sistem Filsafat

Pada awal kelahirannya, fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar atau
fondasi negara bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). NKRI di ibaratkan
sebuah bangunan rumah dan Pancasila adalah fondasinya yang kuat, agar NKRI
sebagai rumah dapat berdiri kokoh dan dapat menjadi tempat perlindungan bagi
setiap warganya. Pancasila sebagai sistem filsafat setidaknya memuat tiga dimensi
penting, yaitu dimensi ontologis, dimensi epistemologis dan dimensi aksologis.

A. Definisi Filsafat
Secara sederhana filsafat diartikan sebagai cinta kepada kebijaksanaan atau
teman kebijaksanaan. Kebijaksanaan menjadi nilai ultim yang merangkum
nilai-nilai lain.
1. Filsafat menurut konteksnya
Terdapat beberapa konteks bagaimana filsafat diartikan dan dipahami:
- Filsafat berarti jiwa dan pikiran pada sebuah zaman atau era.
- Filsafat dalam arti filsafat ilmu yaitu sebuah refleksi kritis dan secara
mendasar atas perkembangan ilmu.
- Filsafat berarti ilmu filsafat, yang diartikan sebagai sebuah disiplin
yang diajarkan oleh sistem pendidikan. Contohnya etika, estetika,
filsafat hukum, dan sebagainya.
2. Filsafat menurut para filsuf
Beberapa arti filsafat menurut para filsuf adalah sebagai berikut:
- Menurut Plato, filsafat adalah ilmu yang berusaha meraih kebenaran
asli dan murni dan menyelidiki sifat dasar dari penghabisan kenyataan.
- Menurut Francis Bacon, filsafat adalah induk agung dari ilmu-ilmu.
- Menurut Rene Descartes, filsafat adalah himpunan segala pengetahuan
yang pokok penyelidikannya adalah Tuhan, Alam dan Manusia.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa filsafat


sesungguhnya adalah berpikir secara mendalam mengenai Tuhan, alam
dan manusia.
B. Pengertian Filsafat Pancasila
- Secara teoritis, filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi
rasional, kritis, radikal dan komprehensif tentang hakikat Pancasila
sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan
untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan
menyeluruh.
- Secara praktis, filsafat Pancasila tidak hanya mengandung pemikiran
reflektif tentang kenyataan, tetapi dapat digunakan juga sebagai
pedoman hidup sehari-hari agar hidup bangsa Indonesia dapat
mencapai kebahagiaan. Definisi filsafat Pancasila secara praktis adalah
suatu sistem pemikiran maupun pandangan hidup bangsa Indonesia
yang secara causa materialis bersifat mandiri, yakni bersumber pada
praktik kehidupan, sejarah, budaya, tradisi, sistem nilai dan
lingkungan.
C. Tokoh filsafat Pancasila
Berikut ini adalah beberapa tokoh filsafat Pancasila
1. Ir. Soekarno: ia menyebut Pancasila sebagai philosofische grondslag,
yang merupakan fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa,
hasrat untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka yang kekal
dan abadi.
2. Dr. Mohammad Hatta: Pancasila sebagai jalan lurus dan fundamen
moral dan poltik. Hatta menekankan Pancasila dalam perbuatan dan
praktik kehidupan, serta pentingnya tanggung jawab dan toleransi dalam
politik yang berdasarkan nilai-nilai ketuhanan.
3. Prof. Dr. Muhammad Yamin: Pancasila sebagai sintesa pikiran, yang
sesuai dengan pandangan hidup Neo Hegelian.
4. Dr. Roeslan Abdulani: Pancasila sebagai jiwa revolusi dan sebagai
pemandu arah ke cita-cita masa depan dan kesejahteraan sosial.
5. Prof. Dr. Soediman Kartohardiprodjo: Pancasila sebagai pandangan
hidup kekeluargaan.
6. Prof. Dr. Notonagoro: Pancasila sebagai dasar falsafah negara sekaligus
hasil perenungan yang mendalam.

BAB III – Pancasila sebagai jalan tengah ideologi dunia

Kata ideologi berasal dari dua kata, yaitu idea yang artinya gagasan, konsep,
pengertian dasar, sedangan kata logos berarti ilmu atau akal. Secara etimologis
ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide atau ajaran tentang pengertian-
pengertian dasar.

A. Hakikat dan Wacana Ideologi


Secara hakiki, ideologi adalah hasil refleksi manusia berkat kemampuannya
mengadakan distansiasi terhadap dunia kehidupannya. Ideologi menjadi
semacam tujuan dan poros dari sebuah perjalanan kehidupan masyarakat.
B. Tipe, Karakteristik, dan Fungsi Ideologi
Syahrial (2012: 55) mengkategorisasikan tipe ideologi berdasarkan tujuan
praktik dalam penerapannya, yaitu sebagai berikut:
- Ideologi Konservatif
- Kontra Ideologi
- Ideologi Reformis
- Ideologi Revolusioner

Selain tipe-tipe diatas, ideologi dapat juga dibagi sesuai sifatnya, yaitu
ideologi tertutup dan terbuka.

C. Fungsi Ideologi
1. Struktur kognitif, yaitu keseluruhan pengetahuan yang dapat menjadi
landasan untuk memahami dunia dan kejadian di alam sekitar.
2. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna dan
tujuan dalam kehidupan manusia.
3. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya.
D. Pancasila sebagai ideologi Indonesia
Pancasila merupakan ideologi bangsa dan negara, sebab Pancasila adalah
rumusan tentang cita-cita bangsa dan negara. Pandangan hidup bangsa
Indonesia adalah pluralitas atau keberagaman, yang berasal dari cita-cita
kesatuan bangsa.
E. Ideologi Besar Dunia
Sebelum memposisikan Pancasila sebagai pengkritisi ideologi dunia, perlu
sekilas penjabaran tentang beberapa ideologi-ideologi besar dunia, sebagai
berikut:
- Liberalisme: suatu paham yang mengkehendaki adanya kebebasan
individu dalam segala bidang.
- Libertarianisme: sebuah pemikiran ekonomi yang jauh lebih liberal
dikembangkan dan di tekankan pada paham libertarianisme.
- Kapitalisme: muncul sebagai gambaran atau realitas yang diharapkan
segera dapat digantikan oleh keadaan ekonomi tandingan.
- Komunisme: secara hakiki merupakan alat dari mereka yang
ekonominya kuat untuk menindas yang lemah.
F. Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun
bersifat terbuka. Dalam ideologi terbuka terdapat cita-cita dan nilai-nilai yang
mendasar yang bersifat tetap dan tidak berubah.
G. Ideologi Pancasila dalam kajian historis
1. Orde Lama dan Gagasan Nasakom: Pancasila diletakkan sebagai alat
untuk mempersatukan berbagai aliran ideologi, yaitu nasionalisme, agama,
dan komunis.
2. Orde Baru dan Ideologi Tunggal dalam Tafsir P4: penuh dengan slogan
Ekonomi Pancasila, Demokrasi Pancasila, tetapi ekonomi yang diterapkan
bercorak liberal-kapitalistik.
3. Orde Reformasi: mengembalikan Pancasila sebagai filsafat, dasar,
fundamen dan pandangan dunia.

Anda mungkin juga menyukai