© UNICEF Indonesia/2008
Sejak mengikuti pelatihan dari UNICEF, dia telah menjadi pendukung program
CLTS dan sekarang dia mendorong warga lain untuk mulai membangun kakus
mereka sendiri.
“Saya ikut pelatihan UNICEF mengenai cara-cara hidup sehat dan saya belajar
bahwa buang air besar di tempat terbuka bisa menyebabkan diare. Saya pikir
penting untuk merubah cara-cara yang biasa kita lakukan dan mulai melarang
orang buang hajat di tempat terbuka.”
“Saya membuat kakus untuk keluarga saya dan kamu memiliki peraturan disini
bahwa tidak seorangpun boleh buang air besar di sungai lagi. Menurut saya itu
berhasil karena sekarang biasanya musim diare tetapi tahun ini sudah banyak
berkurang, sedikit orang yang sakit.”
“Air hujan sangat banyak disini sehingga kami membantu warga untuk
membangun tangki-tangki air baru untuk mengumpulkan dan menyimpan air
bersih,” kata Wildan. “Kami menyediakan lima atau enam cetakan dan semua
bahan-bahan bangunan sedangkan warga akan menyediakan tenaga untuk
pembuatan tanki-tanki air. Sebanyak 100 tanki adalah target kami yang artinya
setiap rumah akan mendapat satu.”
Masih banyak hal yang harus dikerjakan di Klamalu, akan tetapi peperangan yang
terbesar yaitu merubah sikap orang terhadap sanitasi – sepertinya sudah menuju
jalan untuk dimenangkan. Dengan warga desa seperti Paulinus memimpin jalan di
desa tersebut, Klamalu sedang bekerja menuju hidup yang jauh lebih sehat.
Https://www.unicef.org/indonesia/id/reallives_9513.html