Anda di halaman 1dari 8

ek

SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

KONSEP SISTEM PERINGATAN DINI DI WILAYAH BENCANA BANJIR


SIBALAYA KABUPATEN DONGGALA

Yassir Arafat *

Abstract
This article presents an early warning concept that can be applied in flood disaster in Sibalaya,
Donggala Regency. Early Warning is the first step of immediacy to decrease victim and property.
Early warning system becomes a chain specific (critical connection) between actions in
immediacy with activity emergency response. Early Warning system activity will be begun with
identification of disaster sensitive region, and then design network information system that will be
begun from appearance signs when flood disaster will happen, finally; distribute information to
threatened society; therefore they can prepare themselves to avoid the incoming disaster.
Keyword: early warning, flood disaster, information channel, immediacy, evacuation

Abstrak
Tulisan ini menyajikan konsep peringatan dini yang dapat diaplikasikan pada kawasan rawan
bencana banjir di daerah Sibalaya Kabupaten Donggala. Peringatan dini merupakan langkah
awal kesiapsiagaan untuk mengurangi korban jiwa dan harta benda. Sistem Peringatan Dini
menjadi mata rantai yang spesifik (hubungan yang kritis) antara tindakan-tindakan dalam
kesiapsiagaan dengan kegiatan tanggap darurat. Kegiatan sistem peringatan dini dimulai
dengan identifikasi daerah rawan bencana kemudian merancang sistem alur penyampaian
informasi mulai dari munculnya tanda-tanda akan terjadi bencana banjir kemudian penyebaran
informasi kepada masyarakat yang terancam sehingga masyarakat menyiapkan diri untuk
menghindari datangnya bencana tersebut.
Kata kunci: Peringatan dini, bencana banjir , alur informasi, kesiapsiagaan, pengungsian

1. Pendahuluan jika datang musim hujan yang dapat


Bencana banjir Sibalaya di memicu banjir sehingga terjadi aliran
kawasan antara Desa Tulo dan Desa air yang dapat membawa hasil
Pandere yang merupakan wilayah rombakan / runtuhan bukit yang dapat
Kecamatan Biromaru dan Kecamatan menyapu kawasan hunian dan
Tanambulava Kabupaten Donggala, infrastruktur yang ada. Oleh sebab itu
Sualwesi Tengah. Kejadian banjir disertai kita perlu mempersiapkan diri
sedimen dalam jumlah besar terjadi sebelumnya. Masalah bencana juga
tiba-tiba Agustus tahun 2005 lalu. merupakan tanggung jawab bersama
Perbukitan di sisi timur daerah ini berada antara masyarakat, pemerintah dan
pada suatu jalur potensi bencana lembaga lainnya, karena itu seluruh
geologi kerena terletak pada jalur proses persiapan dan penanganan
patahan Palu-Koro yang dapat hingga pemulihannya juga harus
menyebabkan runtuhan/longsoran dilakukan bersama. Namun yang
bukit. Dampak bencana yang bisa terpenting adalah kesiapan
terjadi akan menjadi lebih berbahaya masyarakat, karena pihak pertama

* Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Konsep Sistem Peringatan Dini di Wilayah Bencana Banjir Sibalaya Kabupaten Donggala
(Yassir Arafat)

yang akan menghadapi atau terkena mengalir tampah arah menggenangi


dampak bencana adalah masyarakat perkebunan, rumah dan fasilitas sosial.
itu sendiri. Genangan yang terjadi didaerah ini
Upaya untuk mengurangi umumnya relatif singkat dan cepat surut
dampak bencana banjir yang bisa seiring berkurangnya hujan yang turun.
terjadi di Sub WS Pandere-Wuno Propinsi Daerah genanangan secara jelas dapat
Sulawesi Tengah guna mengurangi dilihat dalam Peta Daerah Bahaya yang
kerugian harta benda masyarakat, dilampirkan pada laporan ini. Dalam
maka perlu dilakukan persiapan peta tersebut juga dapa dilihat
menghadapi bencana mulai dari beberapa alternatif jalur pengungsian
peringatan dini untuk meningkatkan yang dapat dilewati oleh masyarakat
kewaspadaan masyarakat sampai ke jika terjadi bencana banjir. Beberapa
persiapan pengelolaan pengungsi jika titik yang tidak tergenang dijadikan
bencana telah terjadi sehingga korban sebagai tempat pengungsian
jiwa dan harta dapat dicegah dan sementara dan jika genangan banjir
dikurangi. berlangsung lebih lama alternatif titik
pengungsian tetap disiapkan di tempat
yang lebih tinggi.
2. Kawasan Rawan Bencana Aliran
Debris
Langkah awal kesiapsiagaan 3. Kerangka Kerja Konseptual System
untuk mengurangi korban jiwa dan Peringatan Dini
harta benda akibat bahaya banjir dsn Sistem Peringatan Dini
aliran debris adalah mengetahui merupakan mata rantai yang spesifik
daerah/kawasan yang akan mengalami (hubungan yang kritis) antara tindakan-
genangan banjir. Identifikasi daerah tindakan dalam kesiapsiagaan dengan
genangan banjir disepanjang jalur trans kegiatan tanggap darurat. Ada 2
Palu Kulawi antara Desa Tulo dan (dua) faktor yang berperan dalam
Pandere dan juga perkampungan kerangka Sistem Peringatan Dini yaitu
sepanjang jalur Saluran Irigasi Gumbasa pihak Pengambil Keputusan dan
dapat dijadikan rujukan untuk Masyarakat. Di pihak masyarakat,
melakukan tindakan kewaspadaan bagi ada 3 (tiga) unsur yang
masyarakat dan aparat pemerintah. menentukan bagaimana masyarakat
Kejadian banjir yang telah terjadi bereaksi terhadap Sistem Peringatan
beberapa kali pada daerah antara Dini. Unsur-unsur tersebut terdiri dari
Desa Tulo sampai Desa Pandere Pengetahuan (Knowledge), Sikap
sepanjang jalur jalan Palu-Kulawi dan (Attitude ) dan Perilaku (Behaviour).
perkampungan di sekitar saluran Langkah awal dalam membentuk reaksi
Gumbasa, memperlihatkan bahwa masyarakat terhadap Sistem Peringatan
daerah yang mengalami genangan Dini adalah memberikan informasi
adalah Desa Tulo, Kampung Maku, tentang Sistem Peringatan Dini.
Rantekala dan Kampung Olobuju yang Terhadap masyarakat yang telah
tergenang akibat luapan Sungai Wuno. memperoleh pengetahuan informasi ini
Daerah lain seperti Sibalaya, Sibowi, diharapkan adanya perubahan sikap
Watanpina, Bauyakakwa dan Sidondo yang positif terhadap Sistem
biasanya tergenang akibat luapan dari Peringatan Dini. Perubahan ini
Sungai Tomalo, Sibowintuo, Nganganto diharapkan mampu membuat
dan Pawanua. masyarakat berperilaku positif
Kawasan lain yang tergenang di terhadap Sistem Peringatan Dini.
daerah ini walau lebih jarang terjadi Seandainya tahap– tahap perubahan
adalah daerah Desa Pandere dan reaksi masyarakat terhadap Sistem
Kalawara. Sungai yang melintasi desa ini Peringatan Dini sesuai dengan yang
adalah Sungai Makombu/Saluponi dan diharapkan, maka Sistem Peringatan
Sungai Kalawara. Air sungai kadang
167
Jurnal SMARTek, Vol. 5, No. 3, Agustus 2007: 166 - 172

Dini dapat sampai ke masyarakat bencana sehingga korban akibat


secara akurat. bencana dapat dikurangi.
Selain faktor masyarakat, faktor lain
yang berperan dalam kerangka kerja 4. Efektivitas System Peringatan Dini
Sistem Peringatan Dini adalah pihak Sasaran suatu Sistem Peringatan
Pengambil Keputusan. Di Indonesia Dini adalah bagaimana kewaspadaan
melalui Kepres Nomor 111/2001 kita dan antisipasi penanggulangan
mengetahui bahwa penanggulangan masalah akibat kedaruratan dan
bencana dan penanganan pengungsi bencana dapat dilaksanakan dengan
dikoordinasikan oleh Bakornas PBP di baik.
tingkat Nasional, Satkorlak PBP di Misal: evakuasi dapat
tingkat Provinsi dan Satlak PBP di berlangsung secara efektif bila
tingkat Kabupaten/Kota. Melalui diperlukan melalui tindakan
keberadaan institusi ini dapat dibuat penyelamatan. Evakuasi dapat
kebijakan–kebijakan yang berhubungan dianggap sebagai akhir pemberlakuan
dengan Sistem Peringatan Dini terutama Sistem Peringatan Dini. Ada 3 (tiga)
hal–hal yang bersangkut paut dengan faktor Sistem Peringatan Dini yang
kerangka kerja Sistem Peringatan Dini, sangat menentukan efektivitas evakuasi
misalnya Protap, Juklak, dan Mekanisme yaitu :
Kerja. Dengan demikian Sistem
Peringatan Dini sebagai sub segmen 1) Tenggang waktu peringatan
awal dalam tahap kesiapsiagaan Tenggang waktu peringatan adalah
dapat berperan dengan baik interval antara terdeteksinya
sehingga pada akhirnya ketika suatu bahaya (hazard) sampai dengan
bencana terjadi, tingkat keparahannya terjadinya bencana. Makin lama
dapat dikendalikan. Adanya kerangka waktu yang tersedia makin
kerja konseptual yang baik, maka banyak kegiatan yang dapat
Sistem Peringatan Dini sebagai mata dilakukan, makin besar
rantai antara tindakan kesiapsiagaan kemungkinan korban yang
dengan kegiatan tanggap darurat diselamatkan. Ketersediaan
akan menghasilkan kegiatan respon tenggang waktu peringatan dini
yang mengarah kepada ini sangat erat kaitannya dengan
penanggulangan kerugian akibat bagaimana Sistem Peringatan Dini
dilaksanakan.

SATKORLA K PBP PROV


SATLAK PBP KAB/KOTA MASYARAKAT

· Pengetahuan
PEMBUAT · Sikap
KEPUTUSAN
· Perilaku

PERINGATAN DINI

KESIAPSIAGAAN RESPON

Gambar 1. Kerangka alur informasi sistem peringatan dini

168
Konsep Sistem Peringatan Dini di Wilayah Bencana Banjir Sibalaya Kabupaten Donggala
(Yassir Arafat)

2) Metode transmisi informasi tertuang dalam perencanaan pra–


Metode Transmisi informasi bencana. Kegiatan – kegiatan
dimaksudkan agar informasi sampai tersebut mengikuti tahap–tahap
pada sasaran yang tepat, pada perkembangan bahaya yang
waktu yang tepat secara jelas dan terdeteksi melalui Sistem Peringatan
dapat dimengerti. Sasaran yang Dini. Dengan demikian
tepat adalah para petugas yang Perencanaan Pra– bencana ini
ditunjuk untuk tugas tersebut. harus dapat disusun secara
Misal: Petugas di Pusat informasi sistematis sampai pada suatu
(Satlak, Satkorlak, Dinkes tahap di mana para pengambil
Kab.Kota/Prov). Informasi yang keputusan mengumumkan perlunya
disampaikan harus segera di evakuasi. Gangguan pada waktu
analisis sehingga dapat dijadikan peringatan, seperti tidak tersedianya
bahan pertimbangan dalam tenggang waktu peringatan atau
mengambil keputusan. Tepat waktu tenggang waktu peringatan yang
dimaksudkan agar pengumpulan terlalu singkat dan mengakibatkan
informasi dapat disampaikan kegiatan dalamperencanaan pra
secepat mungkin dengan bencana tidak dapat dilaksanakan
memanfaatkan fasilitas komunikasi secara baik. Hal ini berdampak
yang tersedia. Bila oleh karena pada banyaknya kerugian yang
suatu hal fasilitas yang tersedia timbul. Kegagalan pada metode
tidak dapat diaktifkan maka kerja, seperti tertundanya transmisi
penyampaian informasi harus dapat informasi kepada petugas yang
dilakukan dengan memanfaatkan bertanggung jawab akibat tidak
fasilitas alternatif yaitu dengan tepat sasaran oleh gangguan Sistem
mengubah cara dan mekanisme Peringatan Dini dengan alasan teknis,
kerja. dapat mengakibatkan terlambatnya
Misal: bila Radio komonikasi informasi yang diterima masyarakat,
secara keseluruhan lumpuh maka sehingga masyarakat tidak siap
penyampaian informasi diubah untuk mengatasi bencana. Kondisi
melalui telepon atau telex atau radio. demikian akan berdampak pada
jatuh banyaknya korban dan
3) Perencanaan pra bencana besarnya kerugian yang timbul.
Struktur maupun prosedur Kegiatan
dalam Sistem Peringatan Dini harus

O Tepat sasaran
O Tepat Waktu
· Peringatan jangka panjang O Jelas Dan
· Peringatan jangka pendek Tengang Waktu Peringatan Metode Transmisi Informasi O Dimengerti
· Tampa peringatan O Penyampaian
- Alternatif
- Metode
SISTEM
PERINGATAN
DINI

PERENCANAAN
PRABENCANA

Gambar 2. Faktor faktor penentu efektivitas dalam sistem peringatan dini

169
Jurnal SMARTek, Vol. 5, No. 3, Agustus 2007: 166 - 172

5. Tahap Alur Sistem Informasi Pada maupun secara bersama – sama


Sistem Peringatan Dini atau dalam suatu pertemuan.
1) Sumber informasi 7) Pembuat keputusan
Adanya ancaman atau bencana Tahap Sistem Peringatan Dini
biasanya berasal dari sumber– yang cukup kritis adalah
sumber resmi atau tetap. Informasi menterjemahkan informasi
bersumber dan disebar luaskan kedalam keputusan untuk
dari luar sumber yang resmi membuat kegiatan– kegiatan
seperti penyiar radio amatir. yang dapat dilakukan oleh
pejabat yang berwenang atau
2) Peringatan Dini pejabat pelaksana dalam suatu
a. Sumber biasa kegiatan
Dimulai oleh petugas/penduduk 8) Kegiatan Statis
yang terlibat dalam Dilakukan oleh petugas pendukung
penanggulangan krisis. seperti operator pusat informasi
b. Sumber khusus Dinamis Pemantauan suatu
Dilaksanakan oleh Sistem kegiatan seperti survey, evakuasi,
Peringatan Dini Pusdalops / pedayagunaan sumber daya,
polisi koordinasi oleh petugas instruksi – instruksi kepada
yang bertanggung jawab masyarakat.
3) Penyebar luasan
Penjangkauan informasi tentang 6. Langkah-langkah dalam Sistem
adanya ancaman bencana dapat Peringatan Dini
dilaksanakan dengan cara dan A. Tahap Persiapan (Penilaian Resiko)
mekanisme sebagai berikut : Mulut
1) Pengumpulan data
ke mulut, melalui telepon, radio/TV
Pengumpulan data/informasi
dan tanda bahaya
dilakukan dengan cara
(sirine/kentongan)
pemantauan secara terus–
4) Penerimaan dan pencatatan
menerus pada daerah potensi
Biasanya dilakukan di Pusat informasi
bencana dengan
Misal: Pusat Pengendalian Krisis (crisis
menggunakan bahan laporan
center), Pusdalops Pusat informasi
dari sumber informasi
harus mempunyai kemampuan
pemerintah, petugas dan
untuk memproses informasi secara
penduduk di daerah sebagai
efektif dan melakukan pencatatan
data primer. Selain itu
secara akurat dan jelas.
pengumpulan data dapat
5) Peragaan
juga dengan menggunakan
Penampilan informasi dalam
bahan–bahan hasil laporan
rangka menjamin dan
yang lalu sebagai data
meningkatkan kejelasan hasil
sekunder, ini dapat diperoleh
pencatatan yang telah dilakukan
secara lintas program dan lintas
untuk tahap selanjutnya. Informasi
sektor. Jenis data yang
dapat ditampilkan dalam bentuk :
dikumpulkan dapat berupa
· Peta data kualitatif atau kuantitatif.
· Papan Peraga Bila memerlukan data yang
khusus/spesifik dapat dengan
· Visual Projeksi melakukan kunju- ngan ke
6) Penilaian daerah potensi bencana
Tahap “ pemanfaatan informasi “ (need assement) dengan
adalah melakukan periksa silang dilengkapi instrument pengumpul
dengan informasi atau faktor – data/informasi.
faktor yang lain. Kegiatan ini 2) Analisis data
dilakukan baik secara individual Data yang telah terkumpulkan

170
Konsep Sistem Peringatan Dini di Wilayah Bencana Banjir Sibalaya Kabupaten Donggala
(Yassir Arafat)

kemudian diolah dan dianalisis. B. Pelaksanaan peringatan dini


Data yang diolah dan dianalisis 1) Penerimaan informasi
adalah data dasar penduduk 2) Diseminasi informasi (sudah ada
termasuk kelompok rawan hazard)
(bayi–balita dan lansia), pola Penyebar luasan informasi
penyakit dan status gizi tentang adanya ancaman
masyarakat, sarana kesehatan bencana dilakukan oleh
dan tenaga kesehatan. petugas dari pusat informasi
Dengan penyelidikan kejadian melalui telepon, telex, radio
yang lalu atau pemeriksaan komunikasi dan media elektronik.
yang teliti dapat diketahui Kegiatan ini merupakan bagian
situasi dan kondisi daerah rawan dari Sistim Peringatan Dini
bencana. Adanya informasi ini dalam masing–masing
diharapkan akan diperoleh subsegmen setelah tanda–tanda
gejala–gejala awal, mengenal bahaya mulai tampak.
dengan baik karakter atau sifat 3) Penerimaan dan pencatatan
suatu kejadian kedaruratan dan Penerimaan informasi mengenai
bencana yang berbeda satu kejadian kedaruratan akibat
dengan yang lainnya yang bencana dilakukan di pusat–
pada akhirnya dapat dilakukan pusat informasi, pencatatan
peramalan dari kejadian atau informasi dilakukan setiap
paling tidak mendekati jam/beberapa jam sesuai
kebenaran. dengan ketentuan yang
3) Peragaan/Display Pemetaan disepakati secara akurat dan
daerah potensi jelas. Kemudian informasi yang
Penampilan informasi untuk diterima dilakukan pemprosesan
meningkatkan kejelasan hasil secara efektif untuk dapat
dari pencatatan akan kejadian dipergunakan bagi kepentingan
bencana, dapat juga dengan instansi baik lintas program
menampilkan peta risiko maupun lintas sektor.
kejadian bencana yang 4) Penilaian/analisis
dilengkapi dengan peta rawan Analisis informasi dilakukan
bencana (sarana kesehatan, dengan melakukan uji silang
tenaga kesehatan, keadaan (cross check) terhadap informasi
penduduk, dan lain–lain sesuai. yang sama dari dua sumber
spesifik local). Pemetaan ini yang berbeda atau dari dua
dapat pula membantu informasi yang mempunyai
rute/jalan yang akan dilalui ke kesamaan untuk dinilai
lokasi/tempat dalam keakuratannya. Hal ini dilakukan
pelaksanaan evakuasi. dalam mempersiapkan bahan–
4) Diseminasi informasi bahan untuk pengambilan
Penyebarluasan informasi keputusan bagi pimpinan.
tentang Penilaian Risiko selain 5) Penetapan peringatan dini
melalui radio, media Peringan dini ditetapkan
cetak/elektronik dan dapat berdasarkan kondisi geografis
pula dilakukan oleh petugas, daerah, gejala dan tanda–
pemuka masyarakat sebagai tanda awal dari kedaruratan
bagian dari peringatan dini akibat bencana, prakiraan
dalam rangka malakukan besarnya korban dan kerugian
kesiapsiagaan sebelum tanda– yang akan di akibatkan oleh
tanda bahaya mulai tampak. kedaruratan akibat bencana.
Berdasarkan hal tersebut
dilakukan koordinasi antara

171
Jurnal SMARTek, Vol. 5, No. 3, Agustus 2007: 166 - 172

pihak–pihak yang terkait dalam 7. Daftar Pustaka


penanggulangan kedaruratan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup
akibat bencana untuk Daerah (BPLHD), 2004, West Java
melakukan : Province Environmental Strategy,
o Waktu pelaksanaan Bandung
peringatan dini
o Kepada siapa peringatan dini B.Affeltranger, 2001“Public participation
di informasikan in the design of local strategies for
o Siapa yang mempunyai flood mitigation and control,
kewenangan untuk INTERNATIONAL HYDROLOGICAL
menetapkan peringatan dini. PROGRAMME, IHP-V Technical
Documents in Hydrology UNESCO,
C. Pelaksanaan Tindak Lanjut (rencana France,.(www.unesco.org)
kontijensi)
Bieri, Stephan. Dr., 2003 “Disaster Risk
Tindak lanjut penggunaan informasi
Management and the Systems
peringatan dini adalah untuk
approach by”, World Institute for
penyusun rencana kontijensi. Aspek–
Disaster Risk Management (DRM),
aspek yang perlu dipertimbangkan
(www.drmonline.net)
dalam melakukan rencana tindak
lanjut adalah : Federal Emergency Management
 Tahap pra bencana Agency (FEMA), 2000, Mitigation:
 Berdasarkan scenario yang Reduction Risk through Mitigation,
ditetapkan Washington
 Keterlibatan mitra kerja
UNDP, Program Pelatihan Managemen
 Fokus perencanaan berdasarkan
Bencana, 1994, Mitigasi Bencana,
pengembangan scenario
Edisi Dua, Cambridge
 Jadwal waktu yang mengambang Architectural Research Limited
Yayasan IDEP ,2007, Penanggulangan
Bencana Berbasis Masyarakat,
Bali, Indonesia

172
Konsep Sistem Peringatan Dini di Wilayah Bencana Banjir Sibalaya Kabupaten Donggala
(Yassir Arafat)

Lampiran: Peta daerah pengungsi

173

Anda mungkin juga menyukai