Anda di halaman 1dari 21

TUGAS UTS METODA KONSTRUKSI

KAJIAN TERHADAP METODE KONSTRUKSI YANG DIUSULKAN


DAN DIGUNAKAN PADA PELAKSANAAN PROYEK JEMBATAN
SURAMADU

Oleh :

Yunita Sari (160216596)

PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS ATMAJAYA YOGYAKARTA

2018/2019

ABSTRAK

Jembatan Suramadu adalah jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa


(Surabaya) dan Madura. Dengan panjang 5438 m dan lebar 30 m, jembatan ini
merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Keberadaan jembatan ini
menjadi pembangkit arus lalu lintas barang dan jasa yang akan meningkatkan
perekonomian Madura.

Pembangunan jembatan Suramadu ini relatif lebih sulit jika dibandingkan


dengan pelaksanaan jembatan-jembatan yang lain di Indonesia karena ini dikerjakan
di atas laut dan akan menggunakan cable stayed. Lokasi pelaksanaan yang berada
ditengah laut sering mengakibatkan adanya pasang surut dan hembusan angin yang
cukup besar. Untuk itu diperlukan metode pelaksanaan proyek yang efektif dan
efisien baik dari segi biaya maupun waktu serta memiliki kemudahan dalam
operasional.

Oleh karena itu, kajian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap Metode
Konstruksi yang diusulkan pada pelaksanaan Jembatan Suramadu.

PENDAHULUAN

Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway),
jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main
bridge). Jembatan ini dibangun dari dua arah, yaitu dari arah Surabaya dan dari arah
Madura dan akhirnya bertemu di tengah. Makin menuju ke tengah, potongan
memanjang jembatan makin naik. Konstruksi utama jembatan ini adalah : PCI
(Pre-Stressed Conrete I) girder pada causeway bridge dan approach bridge, segmental
girder pada approach bridge, dan cable stayed pada main span.

Lebar bentang pada cable stayed (jarak antar pylon) memiliki ruang bebas
horizontal sebesar 400 meter dan ruang bebas vertikal sebesar 35 meter. Suatu metode
pelaksanaan yang diusulkan oleh kontraktor pelaksana ialah erection girder. Usulan
metode pelaksanaan yang diajukan kontraktor pelaksana didasarkan pada kestabilan
dalam pelaksanaan proyek dan perhitungan ekonomi teknis mengenai mutu, biaya,
waktu.

TUJUAN

Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menjelaskan metode konstruksi yang
diusulkan dan digunakan pada proyek Jembatan Beton Suramadu.Tulisan ini juga
untuk memenuhi tugas akhir UTS mata kuliah Metoda Konstruksi pada tanggal 11
Oktober 2018.

METODE PENELITIAN

Kajian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai makalah dan
jurnal yang berkaitan dengan pembangunan Proyek Jembatan Suramadu.
HASIL DAN PEMBAHASAN

METODA KONSTRUKSI YANG DIGUNAKAN :

1.) Erection Girder Metode girder launchers

Jembatan ini memiliki PCI girder sebanyak 16 unit per span causeway; dengan
jumlah span sebanyak 36 dari arah Surabaya dan 45 dari arah Madura. Berat
masing-masing PCI girder itu adalah sekitar 100 ton dengan panjang 40 m. Elevasi
memanjang jembatan makin lama makin naik (± 3%) mencapai hampir 40 meter
diatas pemukaan laut. Dari penjelasan tersebut dapat dapat disimpulkan bahwa tidak
mungkin apabila menggunakan cara konvensional (dengan crane) dalam pemasangan
girdernya, sehingga diperlukan suatu alat khusus yaitu launcher girder. Dengan
launcher girder pekerjaan dilakukan di atas pier bukan di atas laut sehingga lebih
stabil karena tidak akan ada masalah dengan gelombang maupun surutnya air laut.
Metode ini menggunakan alat launching gantry, salah satu dari berbagai jenis
girder launchers. Pelaksanaan erection girder dilaksanakan diatas jembatan. Girder
diluncurkan dari span satu menuju span yang dituju menggunakan trolley yang
bergerak diatas rel longitudinal, setelah girder sampai pada posisi launching gantry,
lalu launching gantry yang membawa balok girder tersebut bergerak secara
transversal menuju bearing pad dimana balok tersebut akan diletakkan, setelah
pekerjaan erection girder pada satu span tersebut selesai lalu gantry bergerak maju.
FLOW CHART METODE GIRDER LAUNCHERS
Berikut adalah mekanisme pelaksanaan proyek dilapangan dengan Metode Launcher
Girder :
2.) METODE KONSTRUKSI CABLE STAYED
Cable stayed merupakan jembatan yang menggunakan kabel-kabel yang
berkekuatan tinggi sebagai penggantung yang menghubungkan gelagar dengan
menara. Struktur cable stayed yang terdiri dari Gelagar, Pilon dan Kabel. Gelagar dan
pilon jembatan diidealisasikan seperti elemen balok dan kolom tiga dimensi.

FLOW CHART CABLE STAYED


Berikut Tahap Pelaksanaan Metode Cable Stayed

1. Pelaksanaan Pekerjaan Platform


Platform merupakan konstruksi pendukung sementara yang berfungsi sebagai
tempat untuk menginstalasi batching plan, menyimpan material seperti tiang pancang
serta sebagai tempat bagi berbagai aktivitas di tengah laut selama kegiatankonstruksi
berlangsung.

2. Pelaksanaan Pekerjaan Bore Pile


 Pemasangan Casing Baja.
 Pengeboran sampai kedelaman yang diinginkan.
 Pemasangan tulangan Pengecoran lubang bored pile dengan beton.

3. Pelaksanaan Pekerjaan Pile Cap


 Setelah pekerjaan bored pile selesai dikerjakan, semua komponen platformyang
menumpu ke steel casing di bongkar.
 Caisson baja yang berfungsi sebagai bekisting bawah pile cap kemudian
dipasang.
 Pengecoran lapisan sealing concrete untuk menahan masukkan air laut kepile cap
 Pemasangan tulangan pile cap.
 Pengecoran beton pile cap yang dilakukan tiga lapis.
24
4. Pelaksanaan Pekerjaan Pylon Material Properti :

Material Properti :

Kode beton : C50

Modulus Elastisitas (Ec) : 3,45.107kN/m2

Nisbah Poisson (υ): 0.2

Berat jenis : 25.0 kN/m3

Standar Tegangan aksiaL tekan dan lentur (fck) : 32.4 MPa


Standar tegangan aksial tarik (ftk) : 2.65 MPa

Dimensi Pilon :

Gambar Dimensi Pilon (satuan dalam mm)

Tahap Konstruksi :
 Konstruksi dasar pylon dan lengan bawah dari pylon.
 Instalasi elevator pada pylon.
 Konstruksi balok pengikat pylon bagian bawah.
 Konstruksi lengah pylon di tengah.
 Konstruksi balok pengikat tengah.
 Konstruksi lengan atas pylon.
 Konstruksi balok pengikat atas.

5. Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas


 Pemasangan struktur bantu sementara di atas pile cap.
 Pemasangan segmen girder baja pertama dengan crane barge, hubunganantara
segmen dengan pylon dibuat tetap (fix) untuk sementara.
 Pemasangan cantilever crane pada lantai jembatan untuk mengakat
segmenberikutnya.
 Pemasangan girder baja dengan menggunakan cantilever crane diikutidengan
penenganan kabel.
 Pemasangan pelat lantai jembatan pada segmen pertama dan keduadilanjutkan
dengan pengecoran sambungan.
 Pemasangan girder baja selanjutnya dengan menggunakan cantilever cranediikuti
dengan peregangan kabel. Pada saat bersamaan dipasang pilarsementara di dekat
pilar V

3.) Metode Konstruksi Approach Bridge (Balance Cantilever)

Membangun Aktivitas di Tengah Laut Metode Konstruksi Bentang Tengah,


prosespaling rumit dan kompleks. Sebuah aktivitas di tengah laut yang butuh
kejeliandengan tetap memperhatikan keselamatan kerja.Sesuai untuk kebutuhan
bentang panjang, maka dipilihlah metode Balance cantilever.
Metode ini cocok dilakukan untuk pekerjaan di laut dengan bentang 120meter.

Pondasi bored pile

Untuk mengurangi pekerjaan di laut segala persiapan seperti perakitan rebar,


dilakukan di stock yard, bahan baku untuk beton dan casing pipa dilakukan di stock
yard Gresik, sedangkan untuk semen SBC dilakukan di Dermaga Gresik. Peralatan
bor disiapkan di atas ponton yang meliputi peralatan driving caing dan drilling.

Tahap-tahap pekerjaan yang dilakukan pada saat driving casing adalah :

 Pemasangan jacking ponton pada saat tiba di lokasi pengeboran agar tidak terjai
pergerakan pada saat dilakukan pengeboran dan pemancangan.

 Pengeboran casing pipa berdiameter 2250 mm dengan tebal minimum 20 mm,


digunakan bore pile diameter 2200 mm dengan tujuan memberi ruang dan
toleransi bagi mesin bor pada waktu pengeboran.

 Pemasangan vibratory hammer di atas pipa, dilakukan pada saat casing berada
pada posisinya.

 Pemasangan casing pipa sampai pada kedalaman kurang lebih 30 m.


Pekerjaan pengeboran dengan metoda RCD (Reseved Circular Drill), dilakukan
setelah pemancangan casing pipa selesai mesin bor diletakkan di atas casing terpasang
pekerjaan pengeboran dilakukan sampai pada kedalaman kurang dari 45 m dari
permukaan pile. Persyaratan tolerasi yang ditentukan yaitu 20 mm per meter panjang
bor yang tidak tertutup casing diameter lubang dalam segala arah tidak boleh melebihi
5% dari diameter yang ditentukan. Lumpur hasil pengeboran diletakkan disposal
ponton dan dibaung di tempat yang sudah ditentukan sejauh 5 km dari lokasi
pekejaan.

Persiapan untuk proses pengecoran dimulai dari pengangkutan material dari stock
yard menuju ke dermaga dengan menggunakan dump truck. Raw material dan semen
SBC akan diangkut dengan menggunakan feeder ponton menuju lokasi pengeboran.
Pemasangan rebar dilakukan setelah lubang bor dibersihkan. Penyambungan antar
segmrn dilakukan dengan menggunakan mekanikal kopler.

Untuk pembentukan suatu gaya tulangan yang utuh jumlah sambungan pada suatu
potongan yang sama tidak boleh lebih dari ½ jumlah rebar yang terpasang, metode
pengecoran yang digunakan untuk pengecoran di bawah air adalah dengan
menggunakan tremix pipe. Beton harus mempunyai kekuatan yang cukup dan nilai
slump dijaga pada 18-22 cm. Beton yang digunakan pada pekerjaan bore pile ini
adalah beton K-350.

Pier cap dan pier work

Seluruh persiapan untuk pekerjaan form work dilakukan di stock yard, balok IWF
steel plat dan balok kayu dipindahkan dari stick yard ke ponton material pembuatan
formwork untk pile cap diangkut dari Dermaga Gresik menuju lokasi pile cap dengan
menggunakan ponton form work ponton. Seluruh bahan penyusun ponton dibawa
menuju ponton baching plan.

Tahap-tahap pekerjaan pembuatan form work pile cap adalah :

 Pemasangan steel plat yang diklem digunakan untuk bebagai dudukan steel
support.
 Pemasangan balok penyangga searah longitudinal balok jembatan dan balok
penyangga arah transversal jembatan sebagai penerus badan dari balok
penyangga dengan baja IWF.

 Pemasangan balok Bottom Formwork dan multiplek. Skirting panel dipersiapkan


selain sebagaio side formwork.Skirting panel merupakan segmental precast
concrete. Pemasangan rebar dilakukan setelah proses instalasi bottom dan side
formwork selesai perangkaian rebar dari seme finish menjadi fix lokasi pekerjaan
pile cap. Rebar pertama dipasang untuk pengecoran beton pertama setinggi 0.5 m.

Setelah beton cukup kuat pemasangan rebar dilanjutkan ke tahap berikutnya


penulangan beton pertama setinggi 0,5 m, dilakukan setelah bottom form work, side
formwork dan rebar terpasang. Beton setinggi 0.5 m selain digunakan sebagai
penahan untuk tahap pengecoran selanjutnya juga digunakan sebagai tumpuan
pemasangan skirting panel. Metode pengecoran beton yang digunakan adalah dengan
menggunakan pipa, pada saat pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan pada
ketinggian lebih dari 150 cm, pemasangan climbing form dimulai dari pemasangan
bottom formwork dilanjutkan side formwork pada keempat sisi.

Setelah beton mencapai kekuatan yang dipersyaratkan climbing form dapat


dipindahkan ke segmrn selanjutnya. Pekerjaan tersebut diulang sampai pada tinggi
pier yang ditentukan. Penempatan rebar dilakukan beriringan langkah demi langkah
dengan proses formwork dan pengecoran form setelah formwork terpasang. Pekerjaan
tahap pertama rebar dilanjutkan dengan pekerjaan pengecoran begitu seterusnya
sampai ketinggian yang ditentukan. Pengecoran beton untuk pier dilakukan dalam
beberapa tahap tergantung pada ketinggian pier.

Tinggi pengecoran maksimum dengan menggunakan climbing form adalah 4 m.


Pengecoran pertama dilakukan setinggi 50 cm. Pengecoran selanjutnya dilakukan
dengan tinggi yang bervariasi begitu seterusnya sampai pada ketinggian yang
ditentukan.

Pier Table
Tahap-tahap pekerjaan pier table adalah pemasanga concrete box bagian bawah
rencana pier table pemasangan horisontal IWF support pemasangan side work, inner
formwork, dan bottom form work. Side formwork akan didukung stell trust
sedangkan inerformwork akan didukung oleh portal bracing. Formwork frame
dibentuk dari berbagai kombinasi bentuk baja dan plat. Permukaannya adalah plat
baja dengan ketebalan 4 m.

Pekerjaan pemotongan dan pembengkokan rebar akan dilakukan di stockyard


sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Proses finalisai perakitan dilakukan di
lokasi pekerjaan. Pengecoran pier table dilakukan dalam dua kali pengecoran, bottom
siap dan sebagian web akan dicor terlebih dahulu , sedangkan top slab dan sebagian
web sisanya akan dicor pada pengecoran kedua.

Pekerjaan stressing vertikal akan dilakukan setelah pekerjaan pier table


memenuhi kekuatan yang dipersyaratkan.

Pekerjaan V-Pier

Pada review desain Pier 42 dan Pier 45 membentuk V, V-Pier merupakan rigrid
frame dan mempunyai panjang deck longitudinal sepanjang 32 m. V-Pier digunakan
sebagai tumpuan balance cantilever approach bridge dan cable stay main span, karena
itu pekerjaan V-Pier menjadi pekerjaan yang krusial.

Concrete Box Girder

Sesuai untuk kebutuhan bentang panjang, maka dipilihlah metode balance


cantilever. Metode ini cocok untuk dilakukan untuk pekerjaan di laut dengan bentang
120 m. Metode pengecoran box girder adalah menggunakan form cantilever. Form
cantilever terdiri dari sistem trust stimuler utama, sistem bottom basket, sistem
suspensi, sistem formwork, sistem anchoring dan sistem gerak.
Sistem formwork terdiri dari side form work, inner form work, dan diafragma form
work. Form work siap digunakan setelah seluruh kegiatan perangkaian selesai. Proses
semi finis rebar dilakukan di stockyard dan proses finalisasi rebar dilakukan di lokasi
pekerjaan. Penempatan rebar dilakukan beriringan langkah demi langkah dengan
proses formwork dan pengecoran. Proses penempatan rebar dilakukan setelah
formwork terpasang.

Pengecoran segmental box girder yang akan digunakan adalah pengecoran in situ.
Pengecoran rebar dilakukan setelah rebar dan duct terpasanga dengan baik.
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete dengan bantuan pipa.

Pekerjaan stressing adalah pekerajaan yang sangat penting untuk pekerjaan bentang
panjang yang kontinue.

KESIMPULAN

Dari hasil kajian diatas dapat disimpulkan bahwa pemilihan metode konstruksi
pada sebuah proyek jembatan tergantung pada kondisi medan, pertimbangan waktu
pelaksanaan, dan juga pertimbangan tipe material dan struktur jembatan yang
digunakan. Untuk jembatan Suramadu sendiri merupakan jembatan yang terbilang
panjang yang melintasi lautan dan memiliki berbagai macam risiko tinggi dalam tahap
pelaksanaan pembuatan proyek. Untuk itu diperlukan metode pelaksanaan proyek
yang efektif dan efisien baik dari segi biaya maupun waktu serta memiliki kemudahan
dalam operasional.

Sesuai untuk kebutuhan bentang panjang, maka dipilihlah Metode Balance


Cantilever. Selain itu digunakan juga Metode Launcher Girder yang dilakukan di atas
pier bukan di atas laut sehingga lebih stabil karena tidak akan ada masalah dengan
gelombang maupun surutnya air laut. Serta Metode Cable Stayed yang menggunakan
kabel-kabel yang berkekuatan tinggi sebagai penggantung yang menghubungkan
gelagar dengan menara sehingga kestabilan jembatan akan terjaga.

Pada pelaksanaan konstruksi jembatan harus dilakukan sebuah pengawasan dan


pengujian yang tepat untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/USER/Downloads/73813162-metode-ercrion.pdf

file:///C:/Users/USER/Downloads/67707809-metode-pelaksanaan-Suram
adu.pdf

https://www.slideshare.net/YogieVianto/metode-pelaksanaankonstruksije
mbatan

https://id.scribd.com/document/127105510/jembatan-suramadu

http://argajogja.blogspot.com/2011/06/desain-metode-konstruksi-jembata
n.html

https://www.academia.edu/11243971/SISTEM_KONSTRUKSI_JEMBAT
AN_SURAMADU

Anda mungkin juga menyukai