2/JULI 2009
Supriyanto
Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Janabadra Yogyakarta
INTISARI
S etiap logam akan mengalami perubahan fasa selama proses
pengecoran, baik perubahan sifat fisis maupun mekanis yang disebabkan oleh proses
pembekuan. Perubahan sifat ini antara lain dipengaruhi media pendingin yang
digunakan pada saat proses pendinginan. Karena sifat fisis dan mekanis dari suatu
logam sangat penting dalam konstruksi permesinan, maka dalam penelitian ini
digunakan media pendinginan yang berbeda yaitu: udara suhu kamar, air sumur dan
oli SAE 40. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan sifat fisis dan
mekanis hasil pengecoran Aluminium dengan media pendinginan yang berbeda.
Dari pengujian ketangguhan, dapatlah diketahui bahwa benda uji dengan media
pendingin udara suhu kamar mempunyai nilai ketangguhan yang lebih baik dibanding
dengan media pendingin air sumur dan oli SAE 40. Pada pengujian kekerasan benda
uji dengan media pendingin air sumur mempunyai nilai kekerasan lebih baik dibanding
dengan media pendingin udara suhu kamar dan oli SAE 40.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan proses pengecoran selain untuk mencairkan logam, juga
dipakai untuk proses pembentukan logam sesuai dengan bentuk yang
dibutuhkan. Pengecoran adalah untuk mencairkan suatu logam setelah itu
dituangkan kedalam cetakan dan cara ini banyak di gunakan pada masa kini.
Pengecoran logam tersebut digunakan dapur peleburan yang berfungsi untuk
mencairkan logam.
Aluminium murni merupakan logam yang mempunyai berat jenis yang
lebih ringan dibanding dengan baja, disamping itu aluminium ini memiliki
tahanan karat yang baik. Setiap logam akan mengalami perubahan fasa
selama proses pengecoran, baik perubahan sifat fisis maupun mekanis yang
disebabkan oleh proses pembekuan, perubahan sifat ini antara lain tergantung
dari media pendingin yang digunakan pada saat proses pendinginan. Karena
sifat fisis dan mekanis dari suatu logam sangat penting dalam suatu
konstruksi permesinan, maka dalam penelitian ini digunakan media
pendinginan yang berbeda yaitu: udara suhu kamar, air sumur dan oli SAE 40.
.
B. Manfaat Penelitian
a. Manfaat dari penelitian ini dapat menambah wawasan bagi industri
pengecoran.
b. Dapat membandingkan sifat fisis dan mekanis hasil pengecoran dengan
media pendinginan yang berbeda.
A. Pembekuan logam
Apabila cairan logam murni perlahan-lahan didinginkan, maka akan
terjadi pembekuan pada temperatur yang konstant. Temperatur ini disebut titik
beku, yang khusus bagi logam. Alumunium mempunyai titik beku 660 oC.
Dalam pembekuan logam cair, pada permulaannya tumbuh inti-inti
kristal. kemudian kristal-kristal tumbuh disekeliling inti tersebut, dan inti lain
yang baru timbul pada saat yang sama. Akhirnya seluruhnya ditutupi oleh butir
kristal sampai logam cair habis. Hal ini mengakibatkan bahwa seluruh logam
menjadi susunan kelompok-kelompok butir kristal dan batas-batasnya yang
terjadi diantaranya, disebut batas butir.
Pada saat kristal yang satu bertemu dengan kristal lainnya yang
sedang tumbuh, pertumbuhan kedua kristal tersebut terhenti dan permukaan
singgungnya disebut batas butir.
Keterangan :
1) Keadaan cair 4) Kristal menyentuh tetangganya
2) Inti baru timbul menghentikan pertumbuhannya.
3) Kristal tumbuh sekeliling inti. 5) Pembekuan lengkap menjadi
struktur
Gambar 2.1. Ilustrasi skematis dari pembekuan logam ( Tata surdia, 2000 )
B. Komponen perangkutan
Menurut Warpani (1990), lalu lintas adalah kegiatan lalu lalangnya
orang dan atau kendaraan sedangkan perangkutan adalah usaha
memindahkan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain.
Perangkutan memiliki lima unsur pokok yakni manusia yang membutuhkan,
barang yang dibutuhkan, kendaraan sebagai alat angkut, jalan sebagai
prasarana angkutan, dan organisasi (pengelola angkutan). Oleh karenanya,
aturan-aturan untuk menggerakkan organisasi perangkutan menjadi unsur
yang sama pentingnya dengan komponen lain. Tanpa disertai aturan dan
penegakannya, maka kinerja transportasi sulit tercapai secara maksimal.
Mulai
Pengecoran
Pengujian
Analisis
Selesai
C. Proses Pengecoran
Pengecoran dilakukan di Universitas Janabadra Yogyakarta.
Pengecoran benda uji menggunakan media pendinginan yang berbeda, dapur
peleburan menggunakan sistem gerak dengan dua pengabut.
D. Proses Pendinginan
Sistem pendinginan dalam pengecoran aluminium menggunakan
beberapa media pendingin dan lama pendinginan 3 jam, proses pendinginan
tanpa melepas atau membongkar hasil coran dari cetakan sehingga proses
pendinginanya bersama - sama dengan cetakanya.
Media pendinginan dalam penelitian ini diantaranya :
1. Pendinginan udara suhu kamar.
2. Pendinginan air sumur.
3. Pendinginan oli SAE 40.
Volume dari masing – masing media pendingin sebanyak 1500 ml,
kecuali pendinginaan udara dan untuk tempat dari media pendingin
menggunakan jenis yang sama (bekas kaleng tiner) yang mempuyai kapasitas
air 2000 ml.
140
120
temperatur ( o C )
100
80
60
40
20
0
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180 195
Waktu ( menit )
Media 2
No Kerja (Joule) Ketangguhan ( Joule/m )
Pendingin
1 Udara 4, 6 0,058
2 Olie SAE 40 2,57 0,032
3 Air Sumur 2,2 0,028
Uji Ketangguhan
5
Kerja (Joule)
4
Udara
3
Olie SAE 40
2
Air Sumur
1
0
Variasi Media Pendinginan
C. Pengujian Kekerasan
Pengujian kekerasan menggunakan Rocwell dengan beban 100 kg,
menggunakan penetrator bola dengan diameter 1/16 in.
50
45
Harga kekerasan (HRB )
40
35 31,9 HRB
30 27,1 HRB
24,6 HRB
25
20
15
10
5
0
Media pendinginan udara Media pendinginan air media pendinginan oli
suhu kamar sumur SAE 40
D. Pengujian metalografi
Mg2Si
Al
Al
Mg2Si
Gambar 4.5 Struktur mikro dengan pendinginan air sumur pembesaran 100 X
Al
Mg2Si
Gambar 4.6 Struktur mikro dengan pendinginan oli SAE 40 pembesaran 100 X
DAFTAR PUSTAKA