Anda di halaman 1dari 7

IKATAN ARSITEK INDONESIA

Ikatan Arsitek Indonesia (IAI; Indonesian Institute of Architects) adalah organisasi


profesi Arsitek di Indonesia.

Visi

Menjadi institusi yg dapat mewarnai peradaban suatu kawasan termasuk Penataan Ruang Kota
dan segala unsur yg berkaitan dengan Arsitektur.

Misi

Menggalang kekuatan anggota sebagai potensi dan bergandengan-tangan dengan semua pihak
khususnya Pemerintah secara professional.

Goals

Berpartisipasi aktif dalam mewujudkan Kota yang berkelas.

Tanggal pembentukan : 17 September 1959


Jenis : Organisasi profesi
Kantor Pusat : Jakarta, Indonesia
Situs web : http://www.iai.or.id/
Pada tanggal 16 September 1959, di kediaman Liem Bwan Tjie di Jalan Wastukancana,
Bandung, terjadi pertemuan antara arsitek-arsitek senior Indonesia, yang selain Liem
adalah Frederich Silaban dan Mohammad Soesilo, dengan 18 arsitek muda lulusan
pertama ITB tahun 1958. Salah-satu arsitek muda tersebut adalah Achmad Noeman. Inilah
tonggak awal sejarah Ikatan Arsitek Indonesia, yang akhirnya didirikan secara resmi pada 17
September 1959 di Bandung.
Ikatan Arsitek Indonesia adalah anggota dari:

 The International Union of Architects (Union Internationale de Architectes - UIA).


 Architects Regional Council ASIA (ARCASIA).
 Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi.

Tujuan dan sasaran IAI


Keberadaan IAI bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan
arsitek profesional seiring kemajuan teknologi agar mampu mengabdikan ilmunya bagi dunia
arsitektur Indonesia serta mampu bersaing dan diakui secara internasional.

Tanggung jawab anggota IAI


Setiap anggota IAI bertanggung jawab untuk mengabdikan keahliannya bagi melayani
masyarakat pengguna jasa arsitek secara profesional serta menciptakan lingkungan binaan
yang berkelanjutan.

Keanggotaan IAI
Keanggotaan IAI adalah para arsitek yang aktif menjadi anggota atas kehendak sendiri,
ataupun dianugerahi keanggotaan IAI karena dinilai sangat berjasa bagi dunia arsitektur.

A. Keunggulan Ikatan Arsitek Indonesia


Arsitektur merupakan perpaduan antara Seni dan Teknologi, keduanya selalu mengalami
perubahan, kemajuan dan pengembangan.
Agar dapat menjamin peningakatan kompetensi secara terus menerus, maka para arsitek
diwajibkan melakukan proses belajar seumur hidup untuk dapat menjaga, memelihara,
meningkatkan dan menambah pengetahuan dan keterampilan.
Ikatan Arsitek Indonesia adalah asosiasi profesi yang mendorong anggota untuk terus
mendapatkan pengetahuan tentang perkembangan arsitektur dan profesi arsitek terkini.
B. Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek Ikatan Arsitek
Indonesia

a. Cakupan Kaidah

Kaidah dalam kode etik arsitek dan kaidah tata laku profesi arsitek IAI
mencakup kaidah dasar, standar etika, kaidah tata laku profesi, dan uraian, sehingga kode
etik dan kaidah tata laku ini tersusun dalam tiga tingkat:

 Kaidah Dasar, merupakan kaidah pengarahan secara luas sikap ber-etika seorang Arsitek.
 Standar Etika, merupakan tujuan yang lebih spesifik dan baku yang harus ditaati dan
diterapkan oleh anggota dalam bertindak dan berprofesi.
 Kaidah Tata Laku, bersifat wajib untuk ditaati, pelanggaran terhadap kaidah tata laku
akan dikenakan tindakan, sanksi keorganisasian IAI. Adapun kaida·h tata Jaku ini, dalam
beberapa kondisi/situasi merupakan penerapan akan satu atau lebih kaidah maupun standar
etika.

Uraian

Pada beberapa kaidah tata laku, dimaksudkan untuk mengklarifikasj atau menje!askan
intisari suatu kaidah yang dimaksud. Adapun uraian/catatan ini bukan merupakan bagian
dari kode etik, melainkan untuk membantu mereka yang ingin mencocokkan tata lakunya
dengan kode etik dan mereka yang menghadapi sanksi keorganisasian.

Anggota IAI wajib melaporkan pelanggaran terhadap Kaidah kode etik arsitek dan
kaidah tata laku profesi arsitek IAI kepada Dewan Kehormatan IAI (Daerah dan Nasional)
untuk diselesaikan sebagaimana mestinya.

b. Bagian-Bagian Kaidah Dasar

KAIDAH DASAR SATU : Kewajiban Umum

1. Pengabdian Diri
2. Pengetahuan dan Keahlian
3. Standar Keunggulan
4. Warisan Alam , Budaya, dan Lingkungan
5. Nilai Hak Asasi Manusia
6. Arsitektur, Seni, dan lndustri Konstruksi

KAIDAH DASAR DUA: Kewajiban Terhadap Masyarakat

1. Tata Laku
2. Pelayanan Untuk Kepentingan Masyarakat Umum
KAIDAH DASAR TIGA: Kewajiban Kepada Pengguna Jasa 11

1. Kompetensi
2. Kerahasiaan
3. Kejujuran dan Kebenaran
4. Perbedaan Kepentingan

KAIDAH DASAR EMPAT: Kewajiban Kepada Profesi

1. Kejujuran dan Keadilan


2. Citra dan lntegritas
3. Pengembangan Diri
4. Kemitraan

KAIDAH DASAR LIMA: Kewajiban Terhadap Sejawat

1. Semangat Kesejawatan
2. Pengakuan Kesejawatan
3. lmbalan Jasa Sepadan
4. Partisipasi Dalam Sayembara
5. Penilaian Atas Arsitek Lain

c. Kode Etik

1. Bertindak jujur dan adil ber1andaskan pada moral dan profesionalisme untuk
menghasilkan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Dalam melaksanakan pemeriksaan, Anggota IAI tidak boleh meminta atau menerima
secara langsung maupun tidak langsung pemberian dalam bentuk apapun juga dari
pihak yang diperiksa yang dapat mempengaruhi keputusan mereka.
3. Anggota IAI tidak boleh membeberkan temuan atau informasi yang diperoleh dalam
melaksanakan pemeriksaan kecuali diizinkan secara tertulis oleh pihak-pihak yang
diperiksa.
4. Tidak bertindak dengan cara apapun yang merugikan reputasi atau kepentingan IAI.

C. Sekretariat IAI

a. Sekretariat Nasional
Ikatan Arsitek Indonesia (Indonesian Institute of Architects)
Jakarta Design Center Lt. 7
Jl. Gatot Subroto Kav. 53,
Slipi, Jakarta 10260, Indonesia
b. Sekretariat Daerah dan Luar Negeri
http://www.iai.or.id/tentang-iai/sekretariat-iai/
(dapat dilihat pada link yang tertera)
D. Uraian Tugas IAI Nasional dan Daerah

1. Tugas anggota IAI Nasional:

a. Melaksanakan tugas anggota sebagaimana tercantum dalam AD/ART.


b. Menetapkan kebijakan dan ketentuan tentang kode etik dan kaidah tata laku profesi
arsitek serta memberikan arahan kepada Pengurus IAI dalam menjalankan tugasnya
yang terkait dengan pelaksanaan penegakan Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata
Laku Profesi Arsitek IAI.
c. Menetapkan pedoman bagi anggota IAI Daerah dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.
d. Mengadakan pemantauan terhadap pelaksanaan/hasil fungsi/tugas IAI Daerah.
e. Melakukan koordinasi antar anggota IAI Daerah dalam hat terjadinya kasus antar
beberapa daerah.
f. Menjadi institusi banding dalam proses peninjauan ulang pengenaan sanksi
keorganisasian kepada anggota IAI yang berkaitan dengan Kode Etik Arsitek dan
Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek.
g. Membentuk anggota IAI Daerah sementara apabila di daerah tersebut belum
dibentuk anggota IAI Daerah, yang beranggotakan 3 (tiga) orang yang sekurang-
kurangnya 1 (satu) diantaranya adalah anggota IAI Nasional dan lainnya diangkat
dari daerah/cabang tersebut, atau dari daerah/cabang terdekat.
h. Mewakili IAI ke luar dalam hal terjadinya masalah yang berkaitan dengan etika dan
tata laku professi arsitek pada tingkat nasional.

2. Tugas anggota IAI Daerah/Cabang:

a. Membuat dan menetapkan kebijakan dengan berpedoman ditetapkan oleh anggota


IAI Nasional.
b. Melaksanakan tugas anggota sebagaimana tercantum dalam AD/ART serta
ketentuan yang ditetapkan oleh anggota IAI Nasional.
c. Menerima dan mempertimbangkan pengajuan peninjauan ulang dari anggota IAI
di Daerah dan Cabang di dalam satu provinsi yang dikenakan sanksi keorganisasian
yang berkaitan dengan Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek,
dalam hal anggota yang dimaksud tidak menerima keputusan tersebut.
d. Menerima dan mempertimbangkan pengajuan peninjauan ulang dari pihak yang
bermasalah dengan anggota IAI di daerah dan cabang di dalam satu provinsi yang
dikenakan sanksi keorganisasian yang berkaitan dengan Kode Etik Arsitek dan
Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek, dalam hal pihak yang bermasalah dengan
anggota IAI yang dimaksud tidak menerima keputusan tersebut.
e. Mewakili IAI ke luar dalam hal terjadinya masalah yang berkaitan dengan etika dan
tata laku profesi arsitek pada tingkat IAI Daerah dan Cabang yang berada dalam
satu provinsi.
E. Dasar Hukum

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2017 tentang Arsitek

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK


INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Memutuskan: Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG ARSITEK.

Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Arsitektur adalah wujud hasil penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni secara
utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan binaan sebagai bagran dari kebudayaan dan
peradaban manusia yang memenuhi kaidah fungsi, kaidah konstruksi, dan kaidah estetika serta
mencakup faktor keselamatan, keamanan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan.Praktik

Pasal 3 Pengaturan Arsitek bertujuan untuk:

a. Memberikan landasan dan kepastian hukum bagi Arsitek;


b. Memberikan pelindungan kepada Pengguna Jasa Arsitek dan masyarakat dalam Praktik
Arsitek;
c. Memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan profesi Arsitek yang berdaya saing
tinggi serta memiliki keahlian dan hasil pekerjaan yang berkualitas.

F. Dasar Keanggotaan
 Keanggotaan IAI bersifat:
2. Perorangan, bukan badan, lembaga, atau kelompok orang.
3. Aktif, terpanggil menjadi anggota atas kehendak sendiri serta aktif berperan dalam
mencapai tujuan organisasi.
4. Khusus untuk:
 Arsitek atau mereka yang berlatar belakang pendidikan tinggi arsitektur dan atau
yang setara, yang berwawasan pengetahuan ilmu, teknologi, dan seni arsitektur serta
menerapkan ilmu dan atau keahliannya, mempunyai minat yang terkait dan sejalan
serta tidak bertentangan kepentingan terhadap profesi arsitek dan tujuan organisasi,
melalui proses penerimaan anggota.
 Seorang yang berjasa pada pengembangan organisasi dan profesi arsitek di
Indonesia, dalam mewujudkan tujuan organisasi melalui proses pengangkatan
anggota.
 Kualifikasi Keanggotaan

1. Anggota Kehormatan (Honorary Members) adalah seorang yang berwawasan ilmu dan
seni arsitektur atau ilmu-ilmu lainnya dan atau memiliki kepedulian yang ditujukan demi
terwujudnya peningkatan dan kemajuan dunia arsitektur serta lingkungan binaan, dan
dinilai organisasi sangat berjasa bagi kehidupan berprofesi serta berkembangnya organisasi
arsitek di Indonesia.
2. Anggota Profesional (Corporate Members ) adalah:
a. Arsitek yang sekurang-kurangnya memenuhi ketentuan:
a) Lulusan D-3 teknik arsitektur atau sarjana teknik arsitektur (S-1) dari
lembaga pendidikan tinggi arsitektur yang diakui organisasi dan memenuhi
persyaratan sesuai ketentuan organisasi untuk kualifikasi Arsitek Pratama;
b) Sarjana teknik arsitektur (S-1) dari lembaga pendidikan tinggi arsitektur
yang diakui organisasi dan memenuhi persyaratan sesuai ketentuan
organisasi untuk kualifikasi Arsitek Madya;
c) Sarjana teknik arsitektur (S-1) dari lembaga pendidikan tinggi arsitektur
yang diakui organisasi atau sarjana teknik arsitektur (S-1) yang telah
menyelesaikan pendidikan tinggi strata lanjut profesi arsitek yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi arsitektur yang diakreditasi dan
diakui organisasi dan memenuhi persyaratan sesuai ketentuan organisasi
untuk kualifikasi Arsitek Utama; atau
d) Ahli yang setara dengan ketentuan dalam ayat ini serta keahliannya diakui
organisasi.
b. Arsitek yang telah dan tetap mengikuti program pembinaan dan pengembangan
keprofesionalan anggota secara berkelanjutan dan berkesinambungan, antara lain
meliputi:
a) Penataran kode etik arsitek yang diselenggarakan Dewan Kehormatan IAI.
b) Program pengembangan keprofesionalan arsitek yang diakui organisasi.
3. Anggota Biasa adalah sarjana atau lulusan D-3 arsitektur dari lembaga pendidikan tinggi
arsitektur dan atau yang setara, diakui dan sesuai ketentuan organisasi, yang
mempraktikkan atau menerapkan ilmu dan seni arsitektur demi pengembangan dunia
arsitektur serta tidak bertentangan kepentingan dengan tujuan organisasi, dan sejalan
dengan Kode Etik Arsitek serta Kaidah Tata laku Profesi Arsitek.
4. Anggota Mahasiswa (Student Members) adalah mahasiswa lembaga pendidikan tinggi
arsitektur atau yang setara, telah diakreditasi oleh lembaga yang berwenang atau Dewan
Pendidikan Arsitek, serta diakui organisasi dan sekurang-kurangnya telah menyelesaikan
pendidikan tinggi arsitektur tingkat 3 (tiga) atau telah lulus 100 SKS, sesuai ketentuan
organisasi.

G. SANKSI KAIDAH TATA LAKU

Bersifat wajib untuk ditaati, pelanggaran terhadap kaidah tata laku akan dikenakan
tindakan, sanksi organisasi. Adapun tata laku ini, dalam beberapa kondisi/situasi merupakan
penerapan akan satu atau lebih kaidah maupun standar etika.
Masalah good governance dipandang sebagai suatu norma/etos penyelenggaraan kegiatan
profesi yang baik, karena itu dimasukkan sebagai lampiran. Kaidah Tata Laku diturunkan dari
Standar Etika. Pada dasarnya merupakan uraian lebih rinci tentang apa-apa saja yang perlu dan
tidak perlu dilakukan.
Kode Etik dan Kaidah Tata Laku diawasi, dan diberi sanksi bagi pelanggarnya, oleh Dewan
Kehormatan, yang ada di tingkat nasional maupun di berbagai daerah. Sanksi pelanggaran secara
umum dapat dijatuhkan secara bertingkat -Peringatan, Pembatasan, Pembekuan, Pencabutan-
keanggotaan, sesuai dengan bentuk pelanggaran yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai