Pengertian
1. Antasida (antacid) adalah obat yang digunakan untuk menetralkan kadar asam di
dalam lambung. Pada dasarnya lambung membutuhkan asam yang berperan pada
proses pencernaan serta membunuh bakteri berbahaya yang ada di makanan. Namun,
ketika lambung terlalu banyak mengandung asam, kondisi tersebut dapat
menimbulkan sakit maag, dengan gejala berupa nyeri ulu hati, sering bersendawa,
dan perut kembung.
Antasida bekerja dengan menurunkan kadar asam di dalam lambung. Berdasarkan bahan
pembentuknya, obat ini terbagi menjadi beberapa jenis, yakni:
Aluminium hidroksida
Kalsium karbonat
Magnesium karbonat
Magnesium trisilikat
Magnesium hidroksida
Masing-masing jenis antasida di atas pada dasarnya memiliki fungsi yang sama. Di beberapa
produk, antasida juga dicampurkan bahan lain, misalnya simethicone. Penggunaan antasida
akan lebih baik jika dikonsultasikan lebih dulu dengan dokter.
Merek dagang: Promag, Mylanta, Polysilane, Magtral, Antasida Doen, Gastran, Simeco,
Maag Gel, Konimag, Gastromag, Gestrig
Farmakokinetik
Diare
Perutkembung
Mualdanmuntah
Kramperut
Sembelit
https://www.alomedika.com/obat/obat-untuk-saluran-cerna/antasida
http://digilib.unila.ac.id/16384/12/BAB%20II.pdf
2. Loperamide adalah obat untuk mengatasi diare, yang bekerja dengan memperlambat
gerakan saluran pencernaan, sehingga usus punya lebih banyak waktu untuk
menyerap cairan dan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.
Selain untuk diare, loperamide juga digunakan untuk mengurangi jumlah feses pada pasien
dengan ileostomy, yaitu pembuatan lubang baru pengganti anus (dubur) pada dinding perut,
yang dihubungkan dengan bagian akhir dari usus halus.
Merek obat: Colidium, Diadium, Imodium, Diasec, Lodia, Renamid, Lopamid.
Tentang Loperamide
Golongan Antidiare
Kategori Obat resep
Peringatan:
Dosis Loperamide
Kondisi Bentuk Obat Usia Dosis
Hentikan penggunaan loperamide pada kasus diare akut jika kondisi tidak membaik dalam 48
jam. Pada kasus diare kronis, hentikan konsumsi loperamide jika kondisi tidak membaik
hingga 10 hari.
Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter
dalam mengonsumsi
Konsumsi loperamide tiap setelah buang air besar, atau sebagaimana disarankan
dokter. Dosis yang diberikan tergantung pada kondisi pasien dan respons pasien pada
loperamide. Untuk pasien dewasa, dosis tidak boleh lebih dari 8 mg per hari, namun
bisa diberikan hingga 16 mg per hari jika dalam pengawasan dokter,
Minum banyak air atau cairan yang mengandung elektrolit untuk mengganti cairan
tubuh yang hilang. Konsultasikan pada dokter jika muncul gejala dehidrasi.
Beri tahu dokter jika diare tidak membaik dalam 2 hari, atau jika kondisi memburuk.
Jika muncul gejala demam, terdapat darah dalam kotoran, atau nyeri perut, segera cari
pertolongan medis.
Meningkatkan kadar obat dalam darah jika dikonsumsi bersama dengan ritonavir.
Terganggunya penyerapan loperamide oleh tubuh jika dikonsumsi bersama
dengan cholestyramine. Beri jeda 2 jam di antara kedua obat ini.
Berisiko mengurangi efek loperamide jika dikonsumsi bersama dengan
cisapride, metoclopramide, atau erythromycin.
Konstipasi.
Gangguan irama jantung.
Pankreatitis.
Mual.
Pusing.
Ruam.
Perut kembung.
Nyeri perut.
Farmakokinetik
Walaupun diserap dengan baik di intestinal, loperamide akan hampir seluruhnya diekstraksi
dan dimetabolisme oleh sitokrom P450 di hepar.
Absorpsi
Loperamide diserap dengan baik di intestinal. [2] Bioavailabilitas loperamide adalah 0,3%.
Onset kerja adalah 1-3 jam, dengan durasi 41 jam. Waktu puncak plasma sediaan kapsul
adalah 5 jam, sedangkan untuk sediaan likuid adalah 2,5 jam.
Metabolisme
Metabolisme loperamide terjadi di hepar dan melibatkan sitokrom P450, terutama CYP3A4.
Di liver, loperamide dikonjugasikan, dan hasil konjugasinya diekskresikan di empedu.
Karena proses ini, sebagian kecil loperamide dapat dideteksi di darah.
Eliminasi
Ekskresi loperamide dan metabolitnya kebanyakan terjadi melalui feses. Waktu paruh
eliminasi berkisar antara 7-14 jam.
https://www.alodokter.com/loperamide
https://www.alomedika.com/obat/obat-untuk-saluran-cerna/antispasmodik-dan-
antidiare/loperamide/farmakologi
3. Laktulosa adalah obat yang digunakan untuk mengatasi konstipasi atau sulit buang
air besar. Obat ini bekerja dengan mengalirkan cairan ke usus sehingga membuat
tinja menjadi lebih lunak dan mudah untuk dikeluarkan. Selain itu, laktulosa juga
digunakan untuk menangani dan mencegah ensefalopati hepatikum, atau kelainan
pada otak (seperti perubahan kepribadian dan gangguan mental) yang disebabkan
adanya penyakit liver. Penggunaan obat ini harus dengan anjuran dokter.
Merek dagang: Lactofid, Lactulax, Pralax, Graphalac, Constuloz, Lactulose, Opilax,
Lacons, Constipen, Duphalac, Dulcolactol
Tentang Laktulosa
Golongan Obat pencahar (laksatif)
Peringatan:
Dosis Laktulosa
Dehidrasi
Hipokalemia
Mual dan muntah
Kram perut
Kembung
Aktivitas usus yang berlebih
Diare
MekanismeKerjaLaksatif
Mekanismepencahar yang sepenuhnyamasihbelumjelas,
namunsecaraumumdapatdijelaskansebagaiberikut :
a. Sifathidrofilikatauosmotiknyasehinggaterjadipenarikan air denganakibatmassa,
konsistensi, dan transit fesesbertambah.
b.
Laksatifbekerjasecaralangsungataupuntidaklangsungpadamukosakolondalammenurun
kan absorbs NaCldan air
c. Laksatifjugadapatmeningkatkanmotilitasususdenganakibatmenurunnya absorbs
garamdan air yang selanjutnyamengubahwaktu transit feses.
https://www.alodokter.com/laktulosa
https://books.google.co.id/books?id=BftFTitO30AC&pg=PA528&lpg=PA528&dq=farm
akokinetik+laksatif&source=bl&ots=hCCdYRHT0-&sig=ACfU3U2k61R2DT-fK7t02-
2p_Nyh3e8VFg&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjbwJC37K7gAhUMqY8KHSuTCgMQ6
AEwA3oECAcQAQ#v=onepage&q=farmakokinetik%20laksatif&f=false
UROGENITAL
Papaverine
1. Papaverine adalah obat yang digunakan untuk melemaskan otot-otot polos, sehingga
juga dapat membuat pembuluh darah melebar dengan melemaskan otot polos pada
dinding pembuluh darah. Otot polos merupakan otot yang tidak dapat dikontrol
gerakannya, seperti pada pembuluh darah dan organ dalam yang berongga, misalnya
lambung, usus, atau kandung kemih.
Obat ini umumnya digunakan untuk menangani sejumlah kondisi akibat ketegangan otot
polos yang dapat menimbulkan gangguan sirkulasi darah, serta keluhan nyeri dada atau kram
perut.
Tentang Papaverine
Golongan Vasodilator
Peringatan:
Harap berhati-hati dalam menggunakan papaverine jika sedang atau pernah menderita
gangguan hati, glaukoma, gangguan irama jantung, atau penyakit Parkinson.
Sebaiknya tidak mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat, karena
papaverine bisa menyebabkan rasa kantuk atau pusing.
Hentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat lain, termasuk obat resep, obat bebas,
produk herba, atau suplemen.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi papaverine, segera
temui dokter.
Dosis Papaverine
Dosis tablet papaverine untuk orang dewasa: 100-300 miligram sebanyak tiga sampai lima
kali dalam satu hari.
Untuk papaverine tablet jenis pelepasan lambat: 150 miligram tiap 12 jam. Dosis bisa
ditingkatkan menjadi 150 miligram tiap delapan jam atau 300 miligram tiap 12 jam.
Dosis suntikan papaverine: 30-65 miligram selama satu sampai dua menit. Jika dibutuhkan,
dosis bisa ditingkatkan menjadi 120 miligram. Suntikan bisa dilakukan kembali tiap tiga jam.
Mengantuk
Sakit kepala
Lemas
Ruam kulit
Berkeringat
Wajah memerah
Mual
Nyeri lambung
Nafsu makan menurun
Diare
Konstipasi.
Farmakokinetika
Elemen aktif dengan cepat dan hampir sepenuhnya terserap dalam metode administrasi
apapun.
Begitu berada di dalam sistem peredaran darah, zat tersebut disintesis dengan protein plasma
(90%), yang memungkinkannya menembus melalui histohematological barrier. Proses
biotransformasi terjadi di hati.
Waktu paruh berlangsung dalam 30-120 menit (angka yang lebih akurat ditentukan oleh jenis
elemen pelengkap obat). Ekskresi sebagian besar terjadi melalui ginjal - dengan kedok
produk peluruhan.
https://www.alodokter.com/papaverine
https://id.iliveok.com/health/papaverin_128522i15828.html