Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR

ASMA BRONCHIALE

A. Konsep Medis

1. PENGERTIAN

Asma bronchiale adalah penyakit dari system pernafasan yang

meliputi dari jalan nafas dan gejala-gejala bronkospasme yang bersifat

reversible (Antony C, 1997).

Asma bronkhiale adalah mengi berulang-ulang/ batuk bersistem

dalam keadaan di mana asma yang paling mungkin. (Arief Mansjoer dkk,

2000).

Asma bronkhiale adalah suatu sindrom obstruksi jalan nafas yang

berulang yang ditandai kontraksi otot polos, hypereksi mucus dan

inflamasi. (Buyton, 1994).

2. ETIOLOGI

a. Imunologik atau alergik atau autopik.

Dalam bentuk ekstrinsik antigen berupa suatu bahan yang dapat

berbentuk:

1) Inhalen yang masuk dalam bahan dengan melalui alat

pernafasan misalnya debu rumah, bahan-bahan yang terlepas (sepih

kulit) dari binatang misalnya anjing, kucing, kuda dan sebagainya.


2) Ingestan yang masuk dalam tubuh melalui mulut, biasanya

berupa makanan seperti susu, telur, ikan-ikanan, obat-obatan dan

lain sebagainya.

3) Kontaktan yang masuk dalam tubuh dengan jalan kontak

dengan kulit seperti obat-obatan dalam bentuk salep, berbagai

logam dalam bentuk perhiasan, jam tangan dan lain sebagainya.

b. Non imunologik atau non alergik atau non autopik

Seringkali dicetuskan oleh infeksi pada serangan.

3. PATOFISIOLOGI

Zat oksigen masuk dalam tubuh melalui pernafasan, mulut dan

kontak kulit. Dari jenis allergen yang masuk dalam tubuh, bila pada orang

yang tidak atopik tidak akan menyebabkan apa-apa. Bila jenis allergen

masuk dalam tubuh orang yang mempunyai factor keturunan untuk

bereaksi terhadap bahan allergen akan menyebabkan alergik.

Akibat reaksi dari tubuh untuk melepaskan zat histamine

menyebabkan reaksi kontraksi otot-otot polos saluran pernafasan sehingga

terjadi broncospasme. Broncospasme akan timbul kerusakan dinding

bronkus yang akan mengakibatkan kualitas otot polos bronkus dapat

ditembus oleh cairan atau zat dalam larutan yang dapat meningkatkan

permeabilitas kapiler yang berperan terjadinya edema mukosa.

Dari edema mukosa akan menimbulkan peningkatan sekresi

kelenjar mukosa dan peningkatan produksi sputum sebagai akibatnya akan

2
terjadi penyempitan saluran pernafasan kemudian menghambat saluran

pernafasan. Hambatan aliran pernafasan ini menyebabkan distribusi

ventilasi yang tidak rata dengan sirkulasi darah paru sehingga

mengganggu difusi gas di tingkat alveoli. Bila hal ini berlanjut akan terjadi

hipoksemia. Proses tersebut pada penderita asma bronkhiale sering akan

terjadi ketidakmampuan tentang penyakitnya.

Karena hambatan aliran nafas yang menyebabkan gangguan aliran

udara terjadi hipoventilasi karena hipersekresi sputum yang tertahan

sehingga menyebabkan jalan nafas tidak efektif di mana gejala dan tanda

yang muncul pada penderita asma bronkhiale terjadi sesak nafas, bunyi

nafas tidak normal (wheezing), batuk yang menerus dan semakin lama

terjadinya serangan akan mengakibatkan kurangnya tenaga atau

kelemahan, serta tidak nafsu makan, dalam kondisi demikian akan

menyebabkan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan

pemenuhan istirahat tidur, intoleransi aktivitas dan mengalami penurunan

perawatan diri sendiri. Dari proses seringnya kekambuhan atau serangan

asma bronchial didukung ketidaktahuan tentang proses penyakitnya akan

berpotensial infeksi.

4. MANIFESTASI KLINIK

Gangguan klinik: tachicardi, tachipnea, mengi, pernafasan pendek,

rasa sesek di dada, serangan biasanya menghilang dalam waktu 30-60

menit, sputum dalam bentuk kental dan jumlah banyak, diaphoresis,

3
kelelahan terjadi setelah serangan. Kontraksi yang kaku dari bronkiolus,

penurunan kecepatan ekspirasi, batuk pada malam hari berlangsung 10-14

hari.

4
5. PATHWAYS

Zat alergen masuk ke dalam


Tubuh melalui pernafasan mulut
Dan kontak kulit

Reaksi tubuh terhadap allergen

Tubuh tidak tahan reaksi alergik tubuh tahan/tidak alergik

Kontraksi otot polos pernafasan

Bronchospasme

Hypersekresi

Penyempitan saluran pernafasan

Hambatan aliran pernafasan


gangguan ventilasi (hipoventilasi)
Distribusi ventilasi yang tidak
Rata dengan sirkulasi paru jalan nafas tidak efektif

Gangguan difusi gas penurunan sirkulasi darah, dispnea,


Di tingkat alveoli Wheezing, kelemahan dan anoreksia

Hipoksemia perubahan intoleransi


nutrisi kurang dari aktivitas
Ketidaktahuan Kebutuhan tubuh
Tentang penyakit

Potensial infeksi deficit perawatan diri

5
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium

 Gas-gas darah arteri

Pa O2 dan Pa CO2 sedikit menurun, umum terjadi di antara serangan

hebat.

 Pemeriksaan sinar X dada

 Hiperinflamasi pada serangan

 Tes kulit

 Tes fungsi pulmoner

o Volume paru-paru normal atau meningkat

o Penurunan kecepatan aliran, dengan bronkodilator

 Pemeriksaan SDP dan sputum

Eosinofilia darah dan sputum umum ditemukan kadar 1% E serum

meningkat pada asma ekstrinsik.

 Edema pulmoner

 Gagal pernafasan.

7. PENATALAKSANAAN MEDIS

 Terapi O2 dengan humidifikasi

 Penatalaksanaan cairan

 Jalan nafas buatan dan ventilator

Bila diperlukan:

 Obat-obatan

6
 Bronkodilator: parental, aerosol, oral

 Simpatominetik

 Teofilin

 Steroid

 Antibiotic

B. Konsep Keperawatan

1. PENGKAJIAN

Proses pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan

yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang pasien agar dapat

mengidentifikasi, mengenali masalah kesehatan dan keperawatan pasien.

(Effendy, 1995: 10).

Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah:

a. aktifitas/istirahat

gejala : keletihan, kelelahan, malaise.

Ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari

karena sulit bernafas.

Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi

duduk tinggi.

Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktifitas

atau latihan.

Tanda : keletihan, gelisah, insomnia.

7
b. Sirkulasi

Gejala : pembengkakan pada ekstremitas bawah

Tanda : peningkatan tekanan darah

Peningkatan frekuensi jantung

Distensi vena leher

Sianosis: area sirkumolar dasar kuku

Pucat dapat menunjukkan anemia.

c. integritas ego

gejala : peningkatan factor risiko

perubahan pola hidup

tanda : ansietas, ketakutan, peka rangsang.

d. makanan/cairan

gejala : mual/muntah

ketidakmampuan untuk makan karena distress

tanda : diaforesis

penurunan berat badan.

e. Hygiene

Gejala : penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan

melakukan aktifitas sehari-hari

Tanda : kebersihan buruk

f. Pernafasan

Gejala : nafas pendek

Tanda : awitan distress pernafasan tiba-tiba

8
o Perpanjangan ekspirasi mengi

o Perpendekan periode inspirasi

o Retraksi interkostal sternal

o Penggunaan otot-otot eksesorik pernafasan

o Sesak nafas

o Klekels

Bunyi nafas

o Mengi, penurunan nafas sampai bunyi nafas tidak

terdengar.

g. Keamanan

Gejala : riwayat reaksi alergi

Kemerahan (diaforesis)

h. Seksualitas

Gejala : penurunan libido

i. interaksi social

gejala : hubungan ketergantungan

kurang sistem pendukung

penyakit lama/ketidakmampuan membaik

tanda : ketidakmampuan untuk membuat/mempertahankan suara

karena distress pernafasan

keterbatasan mobilitas fisik.

j. penyuluhan/pembelajaran

gejala : penyalahgunaan obat pernafasan

9
kesulitan menghentikan merokok

penggunaan alcohol

kegagalan untuk membaik

2. FOKUS INTERVENSI

Diagnosa keperawatan I : kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan

factor serangan asma menetap.

Batasan karakteristik : mengi dan dispnea yang berat, sianosis dan

penggunaan obat asesori pernafasan.

Hasil pasien : mendemonstrasikan perbaikan ventilasi.

Criteria evaluasi : frekuensi nafas 12-24/menit, bunyi nafas

bersih, frekuensi nadi 60-100/menit, warna

kulit normal, tidak ada dispnea, GDA dalam

batas normal.

NO. Intervensi Rasional


1. Pantau Untuk mengidentifikasi indikasi

- status pernafasan (apendiks A) kearah kemajuan atau

setiap 4 jam penyimpangan dari hasil pasien.

- hasil keadaan teofilin serum

- hasil GDA

- nadi oksimetri

- hasil sinar X dada, fungsi paru

dan analisa sputum

- masukan dan haluaran

10
2. tempatkan pasien pada posisi Posisi tegak memungkinkan

fowler’s ekspansi paru-paru lebih baik.

3. Untuk meningkatkan rehidrasi

mulailah pemberian terapi IV sesuai yang cepat dan dapat mengkaji

anjuran. Lakukan perawatan infus. keadaan vaskuler untuk

pemberian obat-obatan darurat,

kebanyakan pasien telah

mengalami dehidrasi ketika

mereka meminta pertolongan

4. medis.

Berikan oksigen melalui kanul nasal Pemberian O2 mengurangi beban

4 liter/menit selanjutnya sesuaikan kerja otot-otot pernafasan.

5. dengan hasil PaO2.

Berikan pengobatan yang telah Epinefrin dan ebutalin

ditentukan, seperti epinefrin, menghentikan reaksi alergi dan

terbutelin, aminopilin, dan adilatasi bronkiolus dengan

kortikosteroid. meniadakan aktifitas histamine

Evaluasi keefektifannya, konsul aminofilin melebarkan

dokter jika terjadi reaksi yang bronkiolus dengan merangsang

merugikan. Teliti kembali semua peningkatan produksi zat kimia

pengobatan yang telah ditentukan yang menghambat penyempitan

jika interaki antara obat merugikan. otot bronchial. Kortikosteroid

Lihat referensi farmakologi dan membantu mengurangi

11
6. konsul kepada ahli farmasi. peradangan lapisan mukosa

Laksanakan pengobatan dan konsul bronchial.

dokter bila tanda-tanda toksisetas Dokter akan mengurangi dosis

teofilin terjadi (mual, muntah, untuk memperbaiki toksisitas.

distensi abnormal, teofilin serum di

7. atas rencana normal).

Gunakan spirometer intensif setiap 2

8. jam. Untuk memudahkan nafas dalam

Yakinkan bahwa pengobatan paru dan mencegah atelektasis.

(fisioterapi, terapi aerosol) diberikan Tindakan ini mengurangi sekresi

sesuai dengan yang telah ditentukan. bronchial.

Tentukan pengobatan aerosol

tambahan bila kegawatan nafas

9. terjadi antara interfal yang telah

ditentukan.

Konsul dokter jika gejala-gejala Hal-hal ini menunjukkan

terjadi setelah 1 jam pemberian dibutuhkannya intubasi

terapi atau bila kondisi bertambah endotrakeal dan pemasangan

jelek (bila tercapainya keadaan di ventilator mekanis.

mana PaCO2 melebihi PaO2 apnea

terjadi, status mental menurun atau

pasien dalam keadaan hampir kolaps

akibat kelelahan yang disebabkan

12
usaha yang sulit bernafas).
Diagnosa keperawatan II : ansietas berhubungan dengan factor takut sulit

bernafas disebabkan gagal nafas yang berat, kurang pengetahuan tentang

rencana pengobatan dan pemeriksaan.

Batasan karakteristik : menyampaikan perasaan takut sulit bernafas,

ketakutan, ekspresi wajah tegang, menyatakan

kesulitan bernafas.

Hasil pasien : mendemonstrasikan ansietas berkurang.

Criteria evaluasi : ekspresi wajah tenang, pernafasan 12-24/

menit, rasa takut dan gugup berkurang.

NO. Intervensi Rasional


1. Tetap berada di samping pasien atau Ansietas akan berkurang apabila

minta seseorang untuk pasien merasa ditangani oleh tim

mendampinginya sampai gawat kesehatan yang kompeten.

nafas mulai berkurang, pertahankan

pendekatan yang tenang dan percaya

diri.

2. Batasi pengunjung sampai batas Pengunjung dapat menjadi

nafas teratasi. sumber stress.

3. Gunakan penjelas yang mudah dan Tingkat ansietas yang tinggi

singkat bila memberikan informasi menghambat pembelajaran

atau instruksi, contoh “duduk” nafas penjelasan tentang apa yang

lambat dan dalam jelaskan dari diharapkan membantu

tujuan semua pengobatan yang telah mengontrol ansietas.

13
dilakukan. Berikan penjelasan

pemeriksaan diagnostic

- tujuan

- gambaran singkat

- persiapan yang dibutuhkan

- perawatan sesudah pemeriksaan

tersebut.

Diagnosa keperawatan III : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Berhubungan dengan : dispnea, kelemahan, efek samping obat,

produksi sputum, anoreksia, mual/muntah.

Kemungkinan dibuktikan : penurunan berat badan

Kehilangan massa otot, tonus otot buruk

Kelemahan

Mengeluh gangguan sensasi pengecap

Keengganan untuk makan.

Criteria hasil : menunjukkan peningkatan BB.

NO. Intervensi Rasional


1. kaji kebiasaan diet, masukan Pasien distress pernafasan akut

makanan saat ini, catat derajat sering anoreksia karena dispnea.

kesulitan makan, evaluasi berat

badan dan ukuran tubuh.

2. Auskultasi bunyi usus. Penurunan/inproaktif bising usus

menunjukkan penurunan

14
motilitas gaster dan konstipasi

yang berhubungan dengan

pembatasan pemasukan cairan,

penurunan aktifitas, hipoksemia.

3. Berikan perawatan oral sering, Rasa tak enak, bau dan

buang secret, berikan wadah khusus penampilan adalah pencegah

untuk sekali pakai. utama terhadap nafsu makan.

4. Dorong periode istirahat semalam 1 Membantu menurunkan

jam sebelum dan sesudah makan. kelemahan selama waktu makan

dan memberikan kesempatan

untuk meningkatkan masukan

kalori total.

5. Hindari makanan penghasil gas dan Dapat menghasilkan distensi

minuman karbonat. abdomen yang mengganggu

nafas abdomen dan gerakan

diafragma, dan dapat

6. Hindari makanan yang sangat panas meningkatkan dispnea.

atau sangat dingin Suhu ekstrim dapat mencetuskan

Timbang BB sesuai indikasi. spasme batuk.

Untuk menentukan kebutuhan

7. Konsul ahli gizi untuk memberikan kalori.

makanan yang mudah cerna dan Metode makan dan kebutuhan

nutrisi seimbang. kalori didasarkan pada situasi/

15
8. Kaji pemeriksaan laboratorium, mis: kebutuhan individu.

albumin serum, transferin, dll. Mengatasi kekurangan dan

mengawasi keefektifan terapi

nutrisi.

16

Anda mungkin juga menyukai