Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATA KULIAH

CORPORATE GOVERNANCE (EMA469 CP2)

SAP 1
PENGERTIAN, KONSEP, TINJAUAN PRINSIP
CORPORATE GOVERNANCE

KELOMPOK 3
Ni Ketut Ayu Mirah Pusparani (1607532054) (07)
Anak Agung Ngurah Krisnadeva (1607532055) (08)
Kadek Wahyudi (1607532056) (09)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA


PROGRAM S1-REGULER BUKIT
2018/2019
BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN DAN KONSEP CORPORATE GOVERNANCE


1. Latar Belakang Corporate Governance

Amerika Serikat yang harus melakukan restrukturisasi corporate


governance sebagai akibat market crash pada tahun 1929. Corporate
governance yang buruk disinyalir sebagai salah satu sebab terjadinya krisis
ekonomi politik Indonesia yang dimulai tahun 1997 yang efeknya masih terasa
hingga saat ini. Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat pada saat ini
juga ditengarai karena tidak diterapkannya prinsip-prinsip GCG, beberapa
kasus skandal keuangan seperti Enron Corp, Worldcom, Xerox dan lainnya
melibatkan top eksekutif perusahaan tersebut menggambarkan tidak
diterapkannya pronsip-prinsip GCG. Dari latar belakang akademis,
kebutuhan Good corporate governance timbul berkaitan dengan principal
agency theory, yaitu untuk menghindari konflik antara principal dan agentnya.
Konflik muncul karena perbedaan kepentingan tersebut haruslah dikelola
sehingga tidak menimbulkan kerugian pada para pihak. Korporasi
yang dibentuk dan merupakan suatu Entitas tersendiri yang terpisah
merupakan Subyek Hukum, sehingga keberadaan korporasi dan para
pihak yang berkepentingan (stakeholders) tersebut haruslah dilindungi
melalui penerapan GCG.

1
2. Pengertian Corporate Governance
Pengertian “governance” amat beragam. Pada dasarnya ia diartikan
sebagai tata kelola yang berhubungan dengan interaksi antara pemerintah dengan
masyarakat. Sedangkan “ governing” berarti semua kegiatan sosial, ekonomi,
ploitik, dan adminstratif yang dilakukan sebagai upaya untuk mengarahkan,
mengendalikan, mengawasi atau mengelola masyarakat.
Definisi Corporate Governance menurut The Indonesian Institute of
Corporate Governance (IICG), mendefinisikan Corporate Governance sebagai
struktur, system, dan proses yang digunakan oleh organ-organ perusahaan sebagai
upaya unutk memberi nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam
jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya
berdasarkan peraturan perundangan dan norma yang berlaku.
Corporate Governance adalah system yang menjadi dasar suatu proses,
mekanisme dalam mengelola perusahaan yang baik berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan etika berusaha agar timbul kepercayaan terhada
perusahaan dengan menciptakan iklim perusahaan yang sehat yang dapat
meningkatkan nilai tambah perusahaan dalam jangka panjang serta
pertanggungjawaban kepada para pemangku kepentingan (stakeholder).

3. Teori yang Mendasari Good Corporate Governance


Perusahaan terdiri dari serangkaian kontrak (the nexus of contract) antara
berbagai pihak seperti konsumen, pekerja, manajer, dan pemasok, pemerintan,
regulator, investor, pemilik, analis, akuntan, auditor, serta dewan komisaris.
Penerapan Corporate Governance membantu menyelaraskan dan menyatukan
berbagai pihak yang memiliki kepentingan berbeda terhadap perusahaan, agar
sama-sama berkolaborasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Adapun teori-teori
yang mendasari Good Corporate Governance (GCG) yakni:
a. Teori Entitas (Entity Theory)
Teori ini memandang pemegang saham sebagai pemilik dan menjadi pusat
perhatian akuntansi. Entity theory melahirkan agency theory dan
stewardship theory, dimana kedua teori ini sangat berperan dan paling

2
banyak dirujuk untuk pembentukan struktur Corporate Governance.
Persamaan akuntansi dari teori entitas ini akan berbentuk sebagai berikut:
Aset – Kewajiban = Ekuitas
b. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan menekankan pentingnya pemilik perusahaan (pemegang
saham) menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada tenaga professional
yang lebih memahami menjalankan bisnis sehari-hari. Implikasi teori
keagenan terhadap konsep corporate governance adanya pemberian
insentif dan melakukan monitoring (pengawasan). Monitoring yang
dilakukan oleh pihak independen memerlukan biaya pengawasan
(monitoring cost) berupa biaya audit, yang merupakan salah satu dari
agency cost.
c. Teori Penatalayanan (Stewardship Theory)
Teori penatalayanan mengasumsikan bahwa manajer adalah pelayan yang
baik bagi perusahaan. Implikasi stewardship theory terhadap corporate
governance yaitu salah satunya adalah terbitnya UU Perseroan Terbatas di
Indonesia yang didalamnya menetapkan kewajiban bagi setiap anggota
direksi dan komisaris untuk dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan.
d. Teori Ekuitas Residual (Residual Equity Theory)
Konsep entitas ini memandang pemegang saham biasa (residual equity)
sebagai pusat perhatian akuntansi. Teori ini dilandasi oleh pemikiran
bahwa pemegang saham biasa adalah pihak yang akhirnya menanggung
risiko ketidakpastian masa datang tetapi juga menikmati segala kembalian
setelah pihak lain terpenuhi haknya. Persamaan akuntansi untuk
merefleksi konsep ini adalah sebagai berikut:
Aset – Ekuitas Spesifik = Ekuitas Residual
e. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholder Theory)
Teori pemangku kepentingan mengartikan suatu organisasi sebagai
kesepakatan multilateral antara perusahaan dan berbagai stakeholdernya.
Implikasi teori ini untuk kegiatan corporate governance adalah perusahaan
mendirikan unit yang khusus menangani komunikasi dengan stakeholder

3
yang dikenal dengan nama departemen komunikasi perusahaan atau public
affairs department.
f. Teori Kontrak (Contracting Theory)
Teori kontrak menjelaskan hubungan konraktual yang terjadi di
masyarakat termasuk hubungan antara karyawan dengan manajer,
perusahaan dengan pemasok, bank dengan nasabah, pemegang polis
dengan perusahaan asuransi, dan pemilik saham dengan manajemen.
Implikasi teori ini bagi corporate governance adalah adanya kebijakan
remunerasi bagi eksekutif .
4. Alasan diperlukannya Good Corporate Governance
a. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui
pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi serta kesetaraan dan kewajaran.
b. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing
organ perusahaan, yaitu Dewan Komisaris, Direksi dan Rapat Umum
Pemegang Saham.
c. Mendorong pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota
Direksi agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya
dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan.
5. Manfaat Good Corporate Governance
Penerapan good corporate governance tidak hanya melindungi kepentingan
para investor saja tetapi perusahaan terkait yang menerapkan juga mendapatkan
manfaat dan juga pihak-pihak lain yang mempunyai hubungan langsung maupun
tidak langsung dengan perusahaan. Tata kelola perusahaan yang baik juga
berguna sebagai bentuk pengendalian bagi perusahaan dalam rangka mencegah
para manajer dalam bertindak melakukan kecurangan demi diri sendiri.
Berbagai manfaat dan keuntungan yang diperoleh dengan penerapan good
corporate governance dapat disebut antara lain:
a. Dengan penerapan good corporate governance perusahaan dapat
meminimalkan agency cost, yaitu biaya yang timbul sebagai akibat dari
pendelegasian kewenan-gan kepada manajemen, termasuk biaya

4
penggunaan sumber daya perusahaan oleh manajemen untuk kepentingan
pribadi maupun dalam rangka pengawasan terhadap perilaku manajemen
itu sendiri.
b. Perusahaan dapat meminimalkan cost of capital, yaitu biaya modal yang
harus di-tanggung bila perusahaan mengajukan pinjaman kepada
kreditur. Hal ini sebagai dampak dari pengelolaan perusahaan secara baik
dan sehat yang pada gilirannya menciptakan suatu referensi positif bagi
para kreditur.
c. Dengan good corporate governance proses pengambilan keputusan akan
berlangsung secara lebih baik sehingga akan menghasilkan keputusan
yang optimal, dapat meningkatkan efisiensi serta terciptanya budaya
kerja yang lebih sehat.
d. Good corporate governance akan memungkinkan dihindarinya atau
sekurang- kurangnya dapat diminimalkannya tindakan penyalahgunaan
wewenang oleh pihak direksi dalam pengelolaan perusahaan.
e. Nilai perusahaan di mata investor akan meningkat sebagai akibat dari
meningkatnya kepercayaan mereka kepada pengelolaan perusahaan
tempat mereka berinvestasi.
6. Prinsip Corporate Governance
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, konsep GC memperjelas dan
mempertegas mekanisme hubungan antar para pemangku kepentingan di dalam
organisasi. The Organization for Economic Cooperation and Development
(OECD) juga telah menciptakan prinsip-prinsip good corporate governance
dengan harapan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan internasional
(internasional benchmark). Pada tahun 2004 Donald J.Johson, OECD Secretary
General mengutarakan, sejak beberapa tahun terakhir para pengusaha,
pemerintahan dan madyarakat bisnis di banyak Negara mulai menyadari bahwa
good corporate governance dapat memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap stabilitas perkembangan pasar modal, iklim investasi dan pertumbuhan
ekonomi.
Prinsip-prinsip governance yang diterbitkan OECD itu mencakup hal-hal
berikut :

5
1. Menjamin kerangka dasar CG berjalan efektif; corporate governance harus
mendorong terciptanya pasar yang transparan dan efisien, sesuai dengan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku, dan dapat dengan jelas
memisahkan fungsi dan tanggung jawab otoritas-otoritas yang memiliki
pengaturan, pengawasan, dan penegakan hukum.
2. Hak-hak dan perlakuan yang adil bagi pemegang saham dan pemilik; para
pemegang saham mempunyai hak-hak tertentu. OECD menyarankan hak-hak
tersebut dilindungi, baik secara hukum maupun oleh masing-masing
perusahaan. Perlakuan yang adil terhadap para pemegang saham (the
equiptable treatment of shareholders); perusahaan wajib menjamin perlakuan
yang adil terhadap semua pemegang saham perusahaan, termasuk pemegang
saham minoritas dan pemegang saham asing. Pemegang jenis saham yang
sama (misalnya saham biasa) wajib mendapat jaminan memperoleh pelakuan
yang sama.
7. Konsep Corporate Governance

Pendapat Pinto (1994), istilah Governance mengandung arti Praktek


Penyelenggaraan kekuasaan dan kewenangan oleh Pemerintah dalam mengelola
urusan pemerintahan secara umum, dan pembangunan ekonomi khususnya.
OECD dan World Bank mengartikan Good Governance sebagai penyelenggaraan
manajemen yang solid dan bertanggung jawab, sejalan dengan demokrasi serta
menghindarkan korupsi/KKN baik secara politik maupun administrasi,
menjalankan disiplin anggaran serta penciptaaan legal and plotical framework
bagi tumbuhnya wiraswasta. Melaui pengembangan e-Government dilakukan
penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintahan dengan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi. Salah satu manfaat e-
Government adalah meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintah dalam rangka penerapan konsep Good Corporate
Governance. Berdasarkan Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang kebijakan
dan Strategi Nasional pengembangan e-Government menjelaskan bahwa
pengembangan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam
rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien.

6
8. Perkembangan GCG di Indonesia, Peluang dan Tantangan
Korporasi memainkan peran sentral dalam sistem perekonomian suatu Negara.
Sebaliknya, kemajuan ekonomi suatu negara tergantung pada berfungsinya
perekonomian yang berorientasi pasar yang mengejar kepentingan terbaik dari
para pemilik korporasi yang akan membawa korporasi kepada efisiensi yang
dilakukan oleh manajemen. Efektivitas good corporate governace tidak terlepas
dari rerangka legal dan ekonomi (legal and economic framework) suatu negara.
Sebagai suatu governance system ia dipengaruhi oleh rerangka legal dan ekonomi
tersebut dan pada gilirannya mempengaruhi rerangka tersebut. Tantangan terbesar
dan unik bagi perusahaan-perusahaan publik dalam penerapan good corporate
governance mungkin bukan lagi kekurangan legal references, melainkan
tantangan untuk mengubah kultur perusahaan yang umunya sudah mengakar
melalui kepemimpinan yang lugas, kompeten dan memiliki integritas tinggi.
Jangankan berpikir dan bertindak ke arah stakeholder concept karena pada saat ini
untuk menerapkan agency theory saja sudah sangat sulit (Tjager et al., 2003). Dari
berbagai kesempatan tatap muka yang dilakukan oleh Forum for Corporate
Governance Indonesia (FCGI) dengan kalangan korporasi baik BUMN maupun
perusahaanperusahaan swasta, sebagaian besar responden menegaskan bahwa
kepemimpinan bersifat krusial dan merupakan faktor penting dalam penerapan
good corporate governance, dan tidak satupun yang mengingkari hal tersebut.
Mereka percaya bahwa tanpa kepemimpinan yang memadai, tidak akan ada
penerapan good corporate governance yang efektif di suatu perusahaan

7
DAFTAR PUSTAKA
Dwiridotjahjono, Jojok. 2009. Penerapan Good Corporate Governance : Manfaat
dan Tantangan Serta Kesempatan Bagi Perusahaan Publik Di Indonesia.
Jurnal Fakultas Ilm Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional.
Vol.5, No.2: hal. 101–112

Effendi, Muh. Arief. 2008. The Power of Good Corporate Governance: Teori dan
Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.

Jensen dan Meckling. 1976. The Theory of The Firm: Manajerial Behaviour,
Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial and Economics,
3:305-360

Lestari, S.N., SAP 1 : Teori yang Mendasari GCG, Alasan Diperlukannya GCG ,
Manfaat GCG, https://student.unud.ac.id/nitasryalestari/news/57230. Diakses
9 Februari 2019.

Putri, I. G. A. M. dan Ulupui, I. G. K. A. 2017. Pengantar Corporate


Governance. Denpasar: CV. Sastra Utama.

Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011 Perihal Penerapan


Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada BUMN. 1 Agustus 2011

Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 Perihal Perseroan Terbatas. 16 Agustus


2007

Williamson, O. (1979). Transaction Cost Economics: The Governance of


Contractual Relation. Journal of Law and Economic, Vol. 22, pp.232-62

Anda mungkin juga menyukai