Anda di halaman 1dari 6

Distribusi makanan

Bagian dari proses penyelenggaraan makanan yang memegang peran penting


adalah pendistribusian makanan. Pendistribusian makanan merupakan serangkaian
kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi, jenis makanan
konsumen yang dilayani mulai dari makanan biasa sampai dengan makanan khusus
dan diet. Sistem distribusi makanan tergantung pada jumlah tenaga, peralatan, jarak
antara dapur pusat dan ruangan, kondisi jalan, perlengkapan yang ada dan faktor
lainnya (PGRS, 2013).
Serangkaian proses kegiatan penyampaian makanan sesuai dengan jenis
makanan dan jumlah porsi yang dilayani dengan tujuan pasien mendapat makanan
sesuai diet dan ketentuan yang berlaku (Lasitisary dkk, 2015). Terdapat tiga sistem
distribusi di institusi (rumah sakit), yaitu sistem yang dipusatkan (sentralisasi),
sistem yang tidak dipusatkan (desentralisasi) dan kombinasi antara sentralisasi dan
desentralisasi. Sistem distribusi yang digunakan di RSUD dr. Soedono Madiun
adalah sistem desentralisasi, yaitu makanan pasien dibawa dari dapur jasa boga
(CV. Nutri Health) ke pantry. Pantry yang beroperasi/berfungsi saat ini di RSUD
dr. Soedono Madiun Pantry B, C, Merpati lantai 1 dan lantai 2.
Distribusi dari dapur jasa boga ke Pantry RSUD dr. Soedono Madiun
Sebelum makanan dari dapur didistribusikan ke pantry dilakukan uji cita rasa
oleh ahli gizi jasa boga yang bertugas. Setelah dilakukan uji cita rasa, dan
dinyatakan layak untuk dilakukan pendistribusian ke pantry, maka makanan
dimasukkan ke dalam mobil box dengan wadah tertutup plastik wrap yang telah
tercantum label dietnya untuk mengurangi resiko kontaminasi silang, serta tidak
kontak langsung dengan anggota tubuh penjamah makanan, masing-masing tempat
makanan yang telah terisi makanan diberi nama pantry masing-masing agar tidak
tertukar saat pengambilan makanan oleh pramu saji serta diberi keterangan juga
pada wadahnya yang ditulis dengan sepidol apabila ada diet khusus misalnya diet
rendah garam dll. Alat yang digunakan adalah alat yang bersih. Sebelum digunakan
wadah tersebut dicuci terlebih dahulu, wadah dalam keadaan utuh, dan tidak cacat
atau rusak. Kurir bertugas memasukkan dan menata makanan yang siap dikirim ke
rumah sakit. Saat memasukkan makanan ke dalam mobil box kurir menggunakan
sandal khusus yang tersedia di dalam mobil box. Hal ini bertujuan meminimalisir
kontaminasi silang. Pengiriman makanan dilakukan oleh 2 kurir dan perjalanan dari
dapur jasa boga menuju rumah sakit membutuhkan waktu ±7-10 menit.

Distribusi dari Pantry ke Ruangan (Pasien) RSUD dr. Soedono Madiun


Pada saat jam makanan datang sebagian pramusaji sudah menunggu didepan
gerbang penerimaan makanan hal ini agar pada saat mobil box datang makanan
yang datang langsung didistribusikan ke pantry dan segera diporsikan agar tidak
terjadi keterlambatan pengiriman makanan ke pasien. Dari mobil box, makanan
diangkut ke area pantry menggunakan kereta pengiriman makanan bersih yang
tertutup. Kereta yang digunakan berjumlah 3 buah dan memiliki kode masing-
masing untuk setiap pantrynya, adapun kode nomer pada setiap kereta pengiriman
makanan yaitu untuk pantry B nomer kereta pengiriman makanannya yaitu 16,
pantry C 17 dan pantry Merpati 18. Setelah makanan sampai ke pantry kurir
menyerahkan makanan beserta buku bukti pengiriman makanan yang akan
ditandatangani oleh ahli gizi pengawas masing – masing yang ada pantry. Apabila
terdapat ketidaksesuaian yang dinilai berdasarkan uji cita rasa (mutu organoleptik),
maka pengawas dapat meminta pengganti makanan sesuai spesifikasi pemesanan,
agar pasien/konsumen mendapatkan makanan/diet yang terjaga kualitasnya.
1) Porsi makan berdasarkan etiket dari jasaboga/label diet yang dibuat ahli
gizi jasaboga dan dari ahli gizi ruangan
Makanan yang telah tiba di masing – masing pantry selanjutnya segera
diporsikan menurut standar porsi dan menu pada hari itu, hal yang sangat penting
dan perlu diperhatikan yaitu pemorsian makann yang berpedoman pada etiket
diet pasien yang sebelumnya sudah dibuat oleh ahli gizi hal ini dilakukan agar
pasien menerima diet yang sesuai dan menghindari terjadinya kesalahan
pemberian diet ke pasien serta untuk menunjang kesembuhan pasien karena
makanan yang disajikan sesuai dengan diet dan kebutuhan pasien sehingga
pasien mendapatkan asupan yang sesuai. pada saat bersamaan pada waktu
pemorsian dilakukan pula berbagai monitoring dan evaluasi terhadap menu yang
nantinya akan didistribusikan ke pasien meliputi uji cita rasa (oganoleptik) yang
meliputi penilaian warna, aroma, tekstur dan rasa makanan yang akan diberikan
ke pasien natinya, pemeriksaan suhu makanan, pemeriksaan kesesuain porsi
makanan agar makanan yang sampai ke pasien terjamin kualitas dan
keamanannya. Setelah makanan sudah diporsikan sesuai dengan diet pasien
selanjutnya makanan diletakkan di masing-masing kereta pengiriman makanan
kepasien.
2) Alur Kereta
Masing-masing pantry memiliki beberapa kereta pengiriman makanan ke
pasien diantaranya yaitu untuk pantry B kereta pengiriman makanan ke pasien
terdiri dari 5 kereta yaitu kereta WK E, WK A, WK B (merah), Mawar, Melati;
adapun pantry C kereta pengiriman makannya terdiri dari 3 kereta yaitu kereta
(ICCU, Stroke, HCU), WK C, dan WK D; untuk pantry merpati kereta
pengiriman makan 2 buah masing
3)
Distribusi dari dapur ke pantry
Sebelum makanan dikirim ke pantry dilakukan pengecekan makanan oleh
ahli gizi jasa boga. Makanan yang dikirim ditempatkan dalam wadah tertutup
plastik wrap yang telah tercantum label diet. Waktu pendistribusian makanan dari
dapur ke pantry adalah :
- Makan pagi : 06.00 – 06.20WIB
- Snack pagi : 09.30-10.00 WIB
- Makan siang : 11.00-11.30 WIB
- Snack sore : 14.30-15.00 WIB
- Makan sore : 16.00-17.00 WIB
a. Distribusi dari pantry ke ruangan
Makanan yang sudah siap didistribusikan ke ruangan menggunakan kereta
makan khusus untuk makanan bersih dilakukan oleh pramusaji. Waktu
pendistribusian makanan dari pantry ke ruangan adalah :
- Makan pagi : 06.30-07.30 WIB
- Snack pagi : 10.00 WIB
- Makan siang : 11.30-12.30 WIB
- Snack sore : 15.00 WIB
- Makan sore : 17.30-18.30 WIB

4) Alat makan
Penyajian makanan merupakan rangkaian akhir dari perjalanan makanan.
Makanan yang disediakan adalah makanan yang siap dan layak disantap. Hal -
hal yang perlu diperhatikan pada tahap penyajian antara lain sebagai berikut
(PGRS, 2013) :
a. Tempat penyajian
Perhatikan jarak dan waktu dari tempat pengolahan makanan ke tempat
penyajian serta hambatan yang mungkin terjadi selama pengangkutan karena
akan mempengaruhi kondisi penyajian. Hambatan di luar dugaan sangat
mempengaruhi keterlambatan penyajian.
b. Prinsip penyajian makanan
1) Prinsip pewadahan, yaitu setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah
yang terpisah dan memiliki tutup untuk mencegah terjadinya kontaminasi
silang.
2) Prinsip kadar air, yaitu makanan yang mengandung kadar air tinggi baru
dicampur menjelang penyajian untuk menghindari makanan cepat basi.
3) Prinsip edible part, yaitu setiap bahan makanan yang disajikan merupakan
bahan yang dapat dimakan, hal ini bertujuan untuk menghindari
kecelakaan salah makan.
4) Prinsip pemisah, yaitu makanana yang disajikan dalam dus harus dipisah
satu sama lain
5) Prinsip panas yaitu penyajian makanan harus disajikan dalam keadaan
panas, hal ini bertujuan untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan
meningkatkan selera makan
6) Prinsip bersih, yaitu setiap peralatan atau wadah yang digunakan harus
higienis, utuh, tidak cacat atau rusak.
7) Prinsip handling, yaitu setiap penanganan makanan tidak boleh kontak
langsung dengan anggota tubuh.
8) Prinsip tepat penyajian disesuaikan dengan kelas pelayanan dan
kebutuhan. Tepat penyajian yaitu tepat menu, tepat waktu, tepat tata
hidangan, dan tepat volume (tepat jumlah)
Alat makan disesuaikan dengan kelas pelayanan dan kebutuhan, alat
makan yang digunakan dibedakan antar kelas perawatan berbeda-beda. Alat saji
yang digunakan untuk penyajian makan antara lain: Nampan, piring makan,
piring kecil, mangkok kecil bertutup, sendok dan gelas. Untuk piring dan
mangkok pasien kelas I menggunakan alat makan berbahan keramik (sango)
berwarna putih, pasien kelas II menggunakan alat makan berbahan melamin
warna putih atau hijau, untuk pasien infeksius, ICU, ICCU, HCU menggunakan
plato stainless berbentuk bulat, dan untuk makan keluarga pasien yang puasa
berbahan melamin warna biru atau putih. Dan untuk gelas pasien non infeksius
polos tanpa ada tanda cat dibawah gelas, sedangkan untuk pasien infeksius aada
cat warna merah dibawah gelas. Khusus untuk pantry merpati menggunakan
baki dan kain penutup. Untuk pasien VIP menggunakan baki melamin dan VVIP
menggunakan baki dari bahan kayu.
5) Pengecekan suhu, orlab, buku pengriman kemudian pemorsian
Sebelum dilakukan pemorsian di masing – masing pantry, pengawas ahli
gizi melakukan pengecekan suhu makanan, cita rasa

Berdasarkan kebijakan Instalasi gizi di RSUD dr.Soedono Madiun, distribusi


makanan harus tepat waktu dan memenuhi permintaaan khusus. Ketepatan
distribusi makanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi manajemen
mutu pelayanan gizi : yaitu kepuasan pasien terhadap penyelenggaraan makan dan
angka keterlambatan penyediaan makanan dan kepuasan pelanggan.

Untuk menghindari kesalahan pemberian diet pada saat menyajikan makanan


kepada pasien, pramusaji mencocokkan nama, nomor register, dan tanggal lahir
pasien dengan gelang identitas yang dipakai pasien. Pembagian makanan disertai
bukti penerimaan makanan pasien yang ditandatangani perawat ruangan. Selama
kegiatan distribusi makanan, petugas selalu berperilaku menjaga kebersihan diri
dan lingkungan, melaksanakan prosedur cuci tangan sesuai SPO cuci tangan sesuai
5 moment for hand hygiene serta menggunakan alat pelindung diri sesuai SPO
penggunaan APD. Penyajian makanan di RSUD dr. Soedono Madiun sudah sesuai
dengan persyaratan penyajian makanan yang ditetapkan PGRS tahun 2013.

Anda mungkin juga menyukai