Anda di halaman 1dari 4

Reproduksi dan Aktivitas Seksual Pria

1. Penis
Merupakan Jaringan erektil, berfungsi untuk deposit sperma dalam hubungan seksual,
sehingga dapat ditampung liang senggama. Sebagai alat pening dalam hubungan seks baik
kreasi dan prokreasi. Anatominya terdapat bagian yang disebut kapernus yang dapat
membesarkan dan memberikan ketegangan pada penis.
2. Testis
Disebut juga buah zakar. Testis berada diluar dan dibungkus dengan skrotum yang
melonggar. Merupakan alat penting untuk membentuk hormon pria yaitu testosteron dan
membentuk spermatozoa (sperma) atau bibit pria yang dibentuk dalam jumlah yang besar.
Spermatozoa yang telah dibentuk disimpan pada saluran testis untuk menampungnya karena
spermatozoa tidak tahan terhadap suhu panas dan tidak juga tahan terhadap suhu terlalu
dingin. Kulit skrotum yang melonggar digunakan untuk mengatur suhu sehingga panas di
sekitar spermatozoa tetap relatif stabil.
3. Epididimis
Adalah saluran dengan panjang sekitar 45-50 cm, tempat bertumbuh dan berkembangnya
spermatozoa, sehingga siap untuk melakukan pembuahan.
4. Kelenjar Prostat
Merupakan pembentukan cairan yang akan bersama-sama keluar saat ejakulasi dalam
hubungan seksual. Kelenjar ini berada di dalam bagian dalam dan berfungsi untuk
membentuk cairan pendukung spermatozoa.
5. Vas Deferens
Adalah kelanjutan dari saluran epidimis yang dapat diraba dari luar. Kontap (kontasepsi
manatap) pria dilakukan dengan memotong dan menutup saluran ini, sehingga tidak mungkin
memberikan kehamilan. Sistem hormonal pria yang kompleks sama dengan wanita, akan
tetapi terdapat perbedaan pada beberapa hal yaitu pada sistem hubungan pancaindera, pusat
pubertas inhibitor, hipothalamus, hipofise, dan kelenjar testis. Melalui rangsangan
pancaindera, diteruskan dengan sistem hipotalamus-
hipofise-testis, sehingga berangsur-angsur dapat menerima rangsangan .

Hipotalamus mengeluarkan gonadrotopik stimulating hormon melalui sistem portal,


sehingga hipofise interior mengeluarkan hormon gonadrotopik. Interstitial cell
stimulating hormon merangsang sel Leydig. Pada umur sekitar 13-14 tahun, perubahan suara
sebagai tanda akil-balik dan mengeluarkan sperma pada saat tertidur (nochturnal orgasm).
pembentukan spermatozoa melalui proses spermatogenesis yang berasal dari sel Satroli pada
tubulus testis, merupakan mata rantai yang panjang. Sel Lydig yang berperan aktif sehingga
akhirnya terbentuk dua spermatozoa X dan Y.Dalam hubungan seks, pria berperan aktif untuk
memberikan rangsangan sehingga dapat menimbulkan keinginan seks wanita, dengan
menimbulkan keinginan seks wanita, dengan sentukan halus di daerah erogen. Dengan
melakukan sentuhan halus, sebagian besar pria telah menimbulkan pada dirinya sendiri keinginan
untuk seks. Faktor yang menyebebkan pembagian ini bersumber dari konsep dasar fenomena
organisme yang diliputi vasokongesti (penimbunan darah) dan miotonik (peningkatan tonus otot).
Siklus seksualitas lengkap ini bukan merupakan batas tegas, tetapi merupakan mata rantai.

Pada pria terjadi 4 fase yang merupakan mata rantai ( menurut penelitian Master dan Johnson):

o Masa rangsangan (excitement phase)


o Masa dataran tinggi (plateu phase)
o Masa orgasme (orgasmic phase)
o Masa peredaan (resolution phase)
Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2215589-
reproduksi-dan-aktivitas-seksual-pria/#ixzz1wpnZEBwm

Cara Kerja Hormon Testosteron


alat reproduksi pria dan hormon testosteron tidak bisa bekerja sendiri dalam prosesnya
mempengaruhi suatu organ tubuh melainkan bekerja dengan bantuan dari hormon lain yang berhubungan
antara satu dan lainnya. Cara kerjanya ialah dengan tahapan sebagai berikut :

 Proses Pembuatan

Dimulai dengan proses pembuatannya, pada pria disintesis dalam sel yang disebut sel leydig. Sel tersebut
diatur oleh hormon LH dan juga hormon FSH, kedua hormon manusia tersebut yang mengatur berapa
jumlah hormon testosteron yang akan diproduksi nantinya.

Proses tersebut juga dalam dikontrol dan diawasi oleh otak, yaitu bagian hipotalamus – hipofisis. Ketika
hormon testosteron rendah, otak berperan dengan merangsang hormon kelenjar hipofisis untuk
melepaskan hormon LH dan hormon FSH sehingga kedua hormon tersebut akhirnya merangsang untuk
meningkatkan pembentukan kadar hormon testosteron.

 Menuju Sel Target

Setelah selesai diproduksi, hormon testosteron mulai memasuki sel sel pada bagian tubuh yang menjadi
target dan tugas untuk dipengaruhinya melalui peredaran darah. Testis pun menstimulasi pengeluaran
hormon testosteron melalui kelenjar pituitari dengan bantuan hormon LH dan hormon FSH pula, sistem
kerja tersebut terjadi terutama ketika tidur.

Hormon testosteron mulai bekerja pada beberapa jaringan tubuh untuk membuat perubahan – perubahan
tertentu. Jaringan yang menjadi tempat bekerjanya antara lain area genital, otot, dan organ seks. Dari
proses kerja tersebut akhirnya timbul berbagai perubahan pada tubuh pria menjadi lebih maskulin yang
selanjutnya menguatkan identitas kelaki lakiannya dalam bentuk fisik

https://dosenbiologi.com/manusia/hormon-testosteron
Hormon pada Pria
1. Testosteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat diantara tubulus seminiferus. Hormon ini
penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama meosis untuk
membentuk spermatogenesis sekunder.
Dihasilkan oleh sel intertisial yang terletak antara tubulus seminiferus. Sel ini berjumlah sedikit
pada bayi dan anak, tetapi banyak terdapat pada pria dewasa.
Setelah pubertas, sel intertisial banyak menghasilkan hormon testosteron yang disekresikan oleh
testis. Sebagian besar testosteron berikatan longggar dengan protein plasma yang terdapat dalam darah
dan sebagian terikat pada jaringan yang dibuahi dalam sel menjadi dehidrasi testosteron. Testosteron yang
tidak terikat pada jaringan dengan cepat di ubah oleh hati menjadi aldosteron dan dehidroepialdosteron.
Konjugasi ini disekresikan dalam usus menjadi empedu ke dalam urin.
Fungsi testosteron adalah sebagai berikut:
a) Efek desensus (penempatan) testis. Hal ini menunjukkan bahwa testosteron merupakan hal yang
penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan merupakan faktor keturunan.
b) Perkembangan seks primer dan sekunder: sekresi testosterone setelah pubertas menyebabkan penis,
testis, dan skrotum membesar sampai usia 20 tahun serta mempengaruhi pertumbuhan sifat seksual
sekunder pria mulai pada masa pubertas.

2. Hormon Gonadotropin
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormon yaitu Lutein Hormon (LH) dan
Folikel Stimulating Hormon (FSH). Bila testis dirangsang oleh LH dari kelenjar hipofisis, maka sekresi
testosteron selama kehidupan fetus penting untuk peningkatan pembentukan organ seks pria.
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk
mensekresi testoteron. FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma tidak akan
terjadi.
Perubahan spermatogenesis menjadi spermatosit dalam tubulus seminiferus dirangsang oleh FSH.
Namun, FSH tidak dapat menyelesaikan pembentukan spermatozoa. Oleh karena itu, testosteron
disekresikan secara serentak oleh sel intertisial yang berdifusi menuju tubulus seminiferus. Testosteron
diperlukan untuk proses pematangan akhir spermatozoa.
3. Hormon Estrogen
Dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon perangsang folikel. Hormon ini
memungkinkan spermatogenesis untuk menyekresi protein pengikat endogen untuk mengikat testosteron
dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen tubulus seminiferus untuk pematangan
sperma.

4. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon
pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis. Bila tidak terdapat
hormon pertumbuhan, maka spermatogenesis sangat berkurang atau tidak ada sama sekali.

http://1afirdachanty.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai