Anda di halaman 1dari 15

TELAAH JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH TAGULANDANG

DISUSUN OLEH

NAMA: SAFITRIANI

NIM: 17111024110104

S1 KEPERAWATAN A SEMESTER III

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2019
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TERTUSUK
JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TAGULANDANG

Romario M. Anthonie* Diana V. Doda** Wulan P.J. Kaunang**

* Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

**Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Kecelakaan kerja ialah insiden yang menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja
ataupun kefatalan (kematian), dalam melaksanakan tugas setiap hari, petugas pelayanan
kesehatan berhadapan dengan resiko luka tusuk jarum suntik dimana jarum suntik dapat
membawa serta pathogen darah seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus), virus
hepatitis B dan virus hepatitis C. Kecelakaan yang paling umum terjadi dipelayanan
kesehatan adalah tertusuk jarum suntik bekas dipakai pada pasien yang menusuk kulit
seorang petugas pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
hubungan antara pengetahuan, supervisi, kompetensi, beban kerja dan motivasi dengan
kejadian tertusuk jarum suntik pada perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tagulandang

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional


study dengan jumlah sampel sebanyak 58 orang. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu
kuesioner, data hasil penelitian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan
menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik.
Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

Hasil penelitian dan analisis data secara bivariat variabel yang terbukti sebagai
faktor yang berhubungan dan sebagai faktor risiko terhadap kejadian tertusuk jarum pada
perawat adalah pengetahuan (p= 0,008; OR = 5,400), kompetensi (p= 0,003; OR= 6,429),
beban kerja (p= 0,011; OR = 4,800). Faktor yang tidak berhubungan dengan kejadian tusuk
jarum pada perawat, yaitu supervisi (p= 0,120; OR = 2,692) dan motivasi (p= 0,232; OR =
2,312). Secara multivariat variabel yang mempunyai pengaruh secara bersamasama dan
sebagai faktor risiko terhadap terhadap kejadian tertusuk jarum adalah pengetahuan (p=
0,004; OR = 8,123) kompetensi (p= 0,011; OR = 2,163) dan beban kerja (p= 0,031; PR =
5,219) serta variabel yang paling kuat berhubungan terhadap kejadian tertusuk jarum pada
perawat adalah pengetahuan.

Kesimpulan, faktor yang berhubungan dengan kejadian tertusuk jarum suntik pada
perawat secara multivariat adalah pengetahuan, kompetensi dan beban kerja. Saran: Bagi
Rumah Sakit Umum Daerah Tagulandang agar mengadakan pelatihan tentang keselamatan
dan kesehatan kerja bagi perawat, untuk menambah pengetahuan perawat dalam mencegah
terjadinya risiko kecelakaan kerja.
ABSTRACT

Workplace accidents are incidents that cause injuries, occupational or fatality


diseases, in performing daily tasks, healthcare workers are faced with the risk of needle stick
injuries in which needles can carry blood pathogens such as HIV (Human Immunodeficiency
Virus) virus hepatitis B and hepatitis C virus. The most common health service accidents are
a used needle stick used in patients who pierce the skin of a healthcare worker. The purpose
of this study is to determine the relationship between knowledge, supervision, competence,
workload and motivation with the incidence of needles punctured at the nurses at the
Regional General Hospital Tagulandang.

This research is an observational research with cross sectional study design with total
sample of 58 people. The research instrument used is questionnaire, data of research result
analyzed qualitatively and quantitatively by using chi-square test and multivariate analysis
by using logistic regression. Data of research result presented in table and narration.

The results of the research and bivariate data analysis of the variables that were
proven as related factors and as risk factors for the needle impairment event in the nurses
were knowledge (p = 0,003, OR = 5,400), competence (p = 0,003, OR = 6,429), workload p
= 0.011; OR = 4,800). Factors unrelated to the incidence of needling on the nurse, ie
supervision (p = 0,120; OR = 2,692) and motivation (p = 0,232; OR = 2,312). The
multivariate variables that have joint influence and as risk factors to the needle puncture
event are knowledge (p = 0,004; OR = 8,123) competence (p = 0,011; OR = 2,163) and work
load (p = 0,031; PR = 5,219) and the most strongly related variable to the needle puncture
event in the nurse is knowledge.

Conclusion, factors related to the incidence of needle pricks on multivariate nurses


are knowledge, competence and workload. Suggestion: For Tagulandang General Hospital
to conduct training onoccupational safety and health for nurses, to increase the knowledge of
nurses in preventing the risk of work accident
TELAAH JURNAL

I. DESKRIPSI UMUM
No. Item
1. Judul jurnal
Faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian tertusuk jarum suntik
pada perawat di rumah sakit umum daerah Tagulandang
2. Penulis Jurnal
a. Romario M. Anthonie
b. Diana V. Doda
c. Wulan P.J. Kaunang
3. Nama Jurnal / dipublikasikan oleh

[PDF] ejournalhealth.com

http://www.ejournalhealth.com/index.php/CH/article/view/768
4. Penelaah/review jurnal
Safitriani
5. Sistematika penulisan
Pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan saran, daftar
pustaka
6. Referensi daftar pustaka
Buku : 28 Buku antara tahun 2000 – 2013
Jurnal : 29 jurnal antara tahun 2000-2017
Website : 3 website

II. DESKRIPSI CONTENT:


No Komponen Jurnal Item question to help “ Telaah Jurnal “
1 Pendahuluan 1. Apa masalah penelitian
Kecelakaan kerja tertusuk jarum
2. Seberapa besar masalah tersebut?
Di Indonesia dicatat bahwa proporsi luka
tusuk jarum suntik mencapai 38-73 % dari
total petugas kesehatan
3. Dampak masalah jika tidak di atasi?
Di Bali, khususnya di Kota Denpasar,
berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan oleh Isnaniar (2017) pada bulan
Januari 2016, selama tahun 2015 terdapat
70 insiden tertusuk jarum
4. Bagaimana kesenjangan yang terjadi?
Bandingkan antara masalah yang
ada/kenyataan dengan harapan/target?
Tidak ada kesenjanngan dalam penelitian.
Penelitian yang di lakukan sesuai dengan
harapan / target.
5. Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan
dan hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti
Tujuannya untuk mengurangi kejadian
tertusuk jarum suntik pada perawat
dengan melakukan penelitian tentang
“FaktorFaktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Tertusuk Jarum Suntik Pada
Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah
Tagulandang
2 Methode
1. Desain 1. Desain penelitian apa yang digunakan?
penelitian Desain deskritif analitik
Untuk desain :
a. Apakah menggunakan kelompok kontrol
untuk menentukan efektifitas suatu intervensi?
Tidak menggunakan kelompok control
karna peneliti mengambil dekskritif untuk
mengetahui gambaran faktor faktor yang
berhubungan dengan kejadian tertusuk
jarum suntik pada perawat di rumah sakit
umum daerah tagulandang dan dalam
penelitian peneliti mengambil total
sampling sehingga semua populasi menjadi
sampel
b. Apakah peneliti melakukan random alokasi
(randomisasi)?
Tidak, peneliti tidak melakukan random
alokasi
c. Jika ternyata pada data dasar (base line)
terdapat perbedaan karakteristik/variable
perancu pada kedua kelompok, apakah peneliti
melakukan pengendalian pada uji statistic
dengan stratifikasi atau uji multivariate?
Dilakukan multivariate apabila adanya
penambahan dan pengurangan variable
yang multivariat dengan menggunakan
regresi logistik
d. Apakah peneliti melakukan masking atau
penyamaran dalam memberikan perlakuan
pada responden (responden tidak menyadari
apakah sedang mendapatkan intervensi yang
diuji cobakan?
Peneliti tidak menggunakan masking atau
penyamaran karena peneliti melakukan
penelitian observasi untuk mengetahui
gambaran factor factor yang berhubungan
dengan kejadian tertusuk jarum suntik
pada perawat
e. Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah
peneliti melakukan blinding saat mengukur
outcome? Blinding merupakan upaya agar
sampel atau peneliti tidak mengetahui
kedalam kelompok mana sampel dimasukkan
( eksperiment atau control ). Hal ini
menunjukkan upaya peneliti meningkatkan
validitas informasi
Desain penelitian observasi ini
menggunakan metode total sampling 58
perawat. Instrumen penelitian yang
digunakan yaitu kuesioner, data hasil
penelitian di analisis secara kuantitatif
dengan menggunakan uji chi-square dan
analisis multivariat dengan menggunakan
regresi logistik
2. Populasi dan 1. Siapa populasi target dan populasi
sampel terjangkau?
Populasi dalam penelitian ini
merupakan seluruh perawat yang
bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah
Tagulandang yang berjumlah 58 orang
perawat
2. Siapa sampel penelitian? Apa kriteria
inklusi dan eksklusi sampel?
Sampel yang digunakan adalah seluruh
perawat yang bekerja di Rumah Sakit
Umum Daerah Tagulandang yang
berjumlah 58 orang perawat dengan
sampel menggunakan metode total
sampling yaitu 58 perawat.
3. Bagaimana metode sampling yang
digunakan untuk memilih sampel dari
populasi target?
Metode sampling yang digunakan
adalah kuesioner, data hasil penelitian
dianalisis secara kuantitatif dengan
mengunakan uji chi-square dan analisis
multivariat dengan menggunakan
regresi logistik
4. Berapa jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian? Metode atau rumus apa
yang digunakan untuk menentukan jumlah
sampel?
58 perawat
3. Pengukuran 1. Variable apa saja yang diukur dalam
atau penelitian?
pengumpulan Variable yang diukur dalam penelitian
data yaitu: variable independent berupa factor
factor yang berhubungan seperti
pengetahuan, kompetensi, beban kerja,
supervisi, motivasi,
Variable dependent kejadian tertusuk
jarum suntik pada perawat
2. Metode apa yang digunakan untuk
mengumpulkan data?
Peneliti menggunakan metode observasi
3. Alat ukur apa yang digunakan untuk
mengumpulkan data?
Alat ukur yang digunakan peneliti yaitu
kuesioner
1. 4. Bagaimana validitas dan rehabilitas alat
ukur/instrument yang digunakan? Apakah
peneliti menguji validitas dan rehabilitas alat
ukur? Jika dilakukan apa metode yang
digunakan untuk menguji validitas dan
rehabilitas alat ukur dan bagaimana hassilnya?
Instrument yang digunakan kuisioner di
dalam jurnal peneliti tidak ada
mencantumkan hasil validitas dan
rehabilitas dari alat yang digunakan,
peneliti hanya mencantumkan hasil dari
perubahan data
5. Siapa yang melakukan pengukuran atau
pengumpulan data? Apakah dilakukan
pelatihan khusus untuk observer atau yang
melakukan pengukuran?
Romario M.Anthonie, Diana V. Doda,
Wulan P.J. Kaunang dan tidak ada
pelatihan khusus

4. Analisis data 1. Uji statistic apa yang digunakan untuk


menguji hipotesis atau menganalisis data?
Data hasil penelitian dianalisis secara
kuantitatif dengan menggunakan uji chi-
aqure dan analisis multivariet dengan
menggunakan regresi logistik
2. Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti
menggunakan metode intention to treat atau
on treatment analysis?
Tidak menggunakan penelitian
eksperiment
a. Intention to treat adalah menganalisis
semua sampel yang megikuti penelitian,
baik yang drop out, loss follow up atau
berhenti sebelum penelitian selesai.
Sampel yang drop out dianggap hasil
intervensi yang gagal.
b. On treatment analysis hanya menganalisis
sampel yang mengikuti penelitian sampai
selesai saja, sedangkan sampel drop out
diannggap tidak mengikuti penelitian dan
tidak diikutkan dalam analisis
3. Program atau software statistic apa yang
digunakan peneliti untuk menganalisis data?
Tidak menggunakan software statistic
3 Hasil penelitian
1. Alur 1. Bagaimana alur (flow) penelitian yang
penelitian dan menggambarkan responden yang mengikuti
data base line penelitian sampai selesai, drop out dan loss
follow up?
Pada jurnal penelitian tersebut, peneliti
mengambil 58 responden yang
dilaksanakan pada bulan februariMei 2018
di Rumah Sakit Umum Daerah
Tagulandang
2. Bagaimana karakteristik responden dan
baseline data?
Dari jurnal tidak memasukkan
karakteristik dari responden namul
penelitian ini meneliti total sampling yaitu
semua populasi sebesar 58 perawat di
Rumah Sakit Umum daerah tagulandang
3. Pada penelitian eksperiment apakah variable
perancu (counfounding variable) dalam data
base line tersebar seimbang pada setiap
kelompok? Jika tidak seimbang apa dilakukan
peneliti untuk membuat penelitian bebas dari
pengaruh variable perancu?
Pada penelitian tidak terdapat variable
perancu
2. Hasil Apa hasil utama dari penelitian? Jika
penelitian peneliti melakukan uji hipotesis, apakah
hipotesis penelitian terbukti atau tidak
terbukti ( bermakna atau tidak secara
statistic )? Apakah hasil penelitian juga
bermakna secara klinis?
a. Hasil penelitian
1) Hubungan antara pegetahuan
dengan tertusuk jarum suntik
pada perawat di Rumah Sakit
Umum tagulindang

Hasil analisis bivariat pada


penelitian ini menemukan bahwa
yang memperoleh nilai p = 0,008,
dimana responden dengan
pengetahuan kurang lebih sering
tertusuk jarum suntik (66,7%)
dibandingkan dengan responden
yang mempunyai pengetahuan
baik (27%).
Hasil analisis untuk nilai OR =
5,400, maka pengetahuan
perawat yang kurang
mempunyai risiko sebesar 5 kali
akan memberikan peluang
mengalami kejadian tertusuk
jarum suntik dibandingkan
dengan pengetahuan perawat
yang baik
2) Hubungan antara Kompetensi
dengan Kejadian Tertusuk
Jarum Suntik pada Perawat di
Rumah Sakit Umum Daerah
Tagulandang

Hasil analisis bivariat pada


penelitian ini menemukan bahwa
yang memperoleh nilai p = 0,003,
dimana responden responden
dengan kompetensi yang kurang
lebih sering tertusuk jarum
suntik (68,2%) dibandingkan
dengan responden yang memiliki
kompetensi baik (31,8%). Hasil
analisis untuk nilai OR = 6,429,
maka kompetensi perawat yang
kurang baik mempunyai risiko
sebesar 6 kali akan memberikan
peluang perawat mengalami
kejadian tertusuk jarum suntik
dibandingkandengan kompetensi
perawat yang baik.
3) Hubungan antara Beban Kerja
dengan Kejadian Tertusuk
Jarum Suntik pada Perawat di
Rumah Sakit Umum Daerah
Tagulandang.
Hasil pengolahan data untuk
beban kerja dari responden,
secara statistic membuktikan
bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara beban kerja
dengan kejadian tertusuk jarum
suntik pada perawat, yang
memperoleh nilai p = 0,011.
Responden dengan beban kerja
lebih, sering mengalami luka
tertusuk jarum suntik (61,5%)
dibandingkan dengan responden
dengan beban kerja yang kurang
(75%).
Hasil analisis untuk nilai OR =
4,800, maka beban kerja
perawat yang lebih mempunyai
risiko sebesar 5 kali akan
memberikan peluang perawat
mengalami kejadian tertusuk
jarum suntik dibandingkan
dengan beban kerja perawat
yang kurang
4) Hubungan antara Supervisi
dengan Kejadian Tertusuk
Jarum Suntik pada Perawat di
Rumah Sakit Umum Daerah
Tagulandang.

Hasil pengolahan data


membuktikan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna
antara pelaksanaan supervisi
dengan kejadian tertusuk jarum
suntik pada perawat, yang
memperoleh nilai p = 0,120,
dimana responden yang kurang
mendapatkan supervisi lebih
sering mengalami luka tertusuk
jarum suntik (68,2%)
dibandingkan dengan responden
yang sering mengalami supervisi
(75%).
5) Hubungan antara Motivasi
dengan Kejadian Tertusuk
Jarum Suntik pada Perawat di
Rumah Sakit Umum Daerah
Tagulandang.

Hasil pengolahan data untuk


motivasi kerja dari perawat,
secara statistik membuktikan
dimana tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara motivasi
dengan kejadian tertusuk jarum
suntik pada perawat, yang
memperoleh nilai p = 0,232.
Responden dengan motivasi
kerja yang kurang lebih sering
mangalami luka tertusuk jarum
suntik (56,2%) dibandingkan
dengan responden dengan
motivasi kerja yang baik
(43,8%).
6) Faktor Yang Paling Dominan
Berpengaruh Terhadap
Kejadian Tertusuk Jarum
Suntik Pada Perawat.
Hasil analisis multivatiat
membuktikan bahwa terdapat
tiga variabel yang paling
dominan berhubungan dengan
kejadian tertusuk jarum suntik
pada perawat, pengetahuan =
0,004; OR= 8,123, kompetensi =
0,011 ; OR = 2,163 dan beban
kerja = 0,031; OR= 5,219 yang
artinya yaitu pengetahuan,
kompetensi dan beban kerja
secara bersamasama
berhubungan terhadap kejadian
tertusuk jarum suntik pada
perawat di RSUD Tagulandang
1. Untuk penelitian eksperimen dengan variable
dependen kategorik apakah peneliti
menjelaskan tentang nilai kepentingan klinis
dari hasilmpenelitian sepertinumber need to
treat (NTT), relative risk reduction (RRR) atau
absolute risk reduction (ARR)
Pada penelitian ini tidak ada
mencamtumkan dan tidak
menggunakan penilitian eksperimen
4 Diskusi (discuss) 1. Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil
penelitian? Apakah peneliti membuat
interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang
hal-hal yang ditemukan dalam penelitian
berdasarkan teori terkini? Catatan: meskipun
hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis,
namun suatu penelitian tetap berkualitas jika
peneliti mampu menjelaskan rasional secara
ilmiah mengapa hipotesisnya tidak terbukti.
 Terdapat hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dengan
kejadian tertusuk jarum suntik
pada perawat di Rumah Sakit
Umum Daerah Tagulandang,
memperoleh nilai p = 0,008 ; OR =
5,400 2. Tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara supervisi
dengan kejadian tertusuk jarum
suntik pada perawat di Rumah Sakit
Umum Daerah Tagulandang,
memperoleh nilai p = 0,120 ; OR =
2,692
 Terdapat hubungan yang bermakna
antara kompetensi dengan kejadian
tertusuk jarum suntik pada perawat
di Rumah Sakit Umum Daerah
Tagulandang, memperoleh nilai p =
0,003 ; OR = 6,429
 Terdapat hubungan yang bermakna
antara beban kerja dengan kejadian
tertusuk jarum suntik pada perawat
di Rumah Sakit Umum Daerah
Tagulandang, memperoleh nilai p =
0,011 ; OR = 4,800
 Tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara motivasi dengan
kejadian tertusuk jarum suntik
pada perawat di Rumah Sakit
Umum Daerah Tagulandang,
memperoleh nilai p = 0,232 ; OR =
2,312
 Faktor yang paling dominan
berpengaruh terhadap kejadian
tertusuk jarum suntik pada perawat
di RSUD Tagulandnag adalah
pengetahuan dengan nilai p = 0,004;
OR= 8,123, kompetensi dengan nilai
p = 0,011; OR= 2,163 dan beban
kerja, dengan nilai p = 0,031; OR=
5,219
2. Bagaimana peneliti membandingkan hasil
penelitiannya dengan penelitian-penelitian
terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk
menunjukkan adanya relevansi?
Di Indonesia dicatat bahwa proporsi luka
tusuk jarum suntik mencapai 38-73 % dari
total petugas kesehatan. Di Bali, khususnya
di Kota Denpasar, berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan oleh Isnaniar
(2017) pada bulan Januari 2016, selama
tahun 2015 terdapat 70 insiden tertusuk
jarum
Selanjutnya hasil penelitiannya
menunjukkan pada tahap persiapan
kategori kepatuhan tindakan 97,94% dan
tidak patuh 2,06%, tahap prosedur kerja
kategori kepatuhan tindakan 77,32% dan
tidak patuh 22,68%. Kepatuhan tindakan
berdasarkan karakteristik jenis kelamin,
perempuan lebih banyak 81,43%
dibandingkan laki-laki 66,67%.
Berdasarkan karakteristik umur, 2025
tahun sebesar 100%, 26-30 tahun 75,00%,
diatas 30 tahun 76,19% (Isnaniar, 2017).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh


Tamaka (2017) disalah satu rumah sakit di
Kota Manado menunjukkan terdapat 77 %
responden yang mengalami luka tusuk
jarum pada saat bekerja. Penelitian yang
sama dilakukan oleh Pangalila (2017) pada
salah satu rumah sakit di Kabupaten di
Provinsi Sulawesi Utara dimana sebanyak
58,2 % dari responden juga mengalami
kejadian luka tusuk jarum. Penelitian yang
dilakukan oleh Rizqi (2014) dalam
penelitiannya “Hubungan Faktor Penentu
Perilaku Keselamatan Kerja Dengan
Terjadinya Kecelakaan Kerja Tertusuk
Jarum Suntik Pada Perawat di RSUD dr.
Soebandi Jember”. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa terdapat 5 variabel
yang secara statistik memiliki hubungan
yang bermakna dan bersifat mempengaruhi
dengan terjadinya kecelakaan kerja
tertusuk jarum suntik, yaitu pendidikan,
keikutsertaan pada pelatihan K3 ,
pengetahuan, lingkungan fisik dan
kebijakan.

Studi pendahuluan yang dilakukan


terhadap 10 orang perawat di Rumah Sakit
Tagulandang menunjukkan bahwa 8 orang
perawat sering mengalami luka tusuk yang
disebabkan oleh jarum suntik, sementara 2
perawat mengaku pernah mengalami luka
tusuk jarum suntik meskipun tidak sering
(Anonim, 2018).
3. Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan
relevansi hasil penelitiannya dengan
perkembangan ilmu keperawatan/kesehatan
serta terhadap pemecahan masalah?
Peneliti mengambil banyak referensi dari
jurnal dan fenomena yang ada, dan
mencamtumkan beberapa teori yang
menyangkut variabel
4. Bagaimana nilai kepentingan (importancy)
hasil penelitian?
Faktor factor yang berhubungan dengan
kejadian tertusuk jarum pada perawat di
rumah sakit umum tagulandang
 Terdapat hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dengan
kejadian tertusuk jarum suntik
pada perawat di Rumah Sakit
Umum Daerah Tagulandang
 Tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara supervisi dengan
kejadian tertusuk jarum suntik
pada perawat di Rumah Sakit
Umum Daerah Tagulandang,
 Terdapat hubungan yang bermakna
antara kompetensi dengan kejadian
tertusuk jarum suntik pada perawat
di Rumah Sakit Umum Daerah
Tagulandang
 Terdapat hubungan yang bermakna
antara beban kerja dengan kejadian
tertusuk jarum suntik pada perawat
di Rumah Sakit Umum Daerah
Tagulandan
 Tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara motivasi dengan
kejadian tertusuk jarum suntik
pada perawat di Rumah Sakit
Umum Daerah Tagulandang
 Faktor yang paling dominan
berpengaruh terhadap kejadian
tertusuk jarum suntik pada perawat
di RSUD Tagulandnag adalah
pengetahuan dengan nilai p = 0,004;
OR= 8,123, kompetensi dengan nilai
p = 0,011; OR= 2,163 dan beban
kerja, dengan nilai p = 0,031; OR=
5,219

Anda mungkin juga menyukai