Kopekan Hasil
Kopekan Hasil
Analisis kompos berdasarkan suhu & MC Pada akhir dari pengomposan di peroleh pH 8,8
Suhu dianalisa 2 kali sehari sedangkan MC setiap Secara umum pH pada proses pengoposan ini
hari sekali cenderung basa ,hal ini terjadi karena dilakukan
1). Suhu
pembalikan yang mengakibatkan CO2 yg
Suhu mengalami fluktuasi selama proses
terperangkap dalam kompos menjadi keluar,
pengomposan
sehingga mencegah terjadinya kondisi asam pada
3 hari pertama suhu mengalami kenaikan, pada pagi
tumpukan
hari suhu awal 30 C – 43 C & pada sore hari suhu
Kondisi basa ini baik untuk pengomposan karena
awal 32 C – 45 C
mencegah tumbuhnya bakteri patogen
kenaikan suhu ini di akibatkan karena meningkatnya
aktifitas mikroba pada awal” pengomposan
3. Analisis kompos berdasarkan perbandingan C/N
kemudian pada hari selanjutnya suhu mengalami
Analisis C/N dilakukan setiap 10 hari
fluktuasi namun cenderung turun
Analisis C/N dilakukan untuk melihat kematangan
Menurut siong et.al bahwa “setelah peningkatan
kompos
suhu yang cepat, selanjutnya perlahan lahan suhu
Menurut SNI kualitas kematangan kompos berkisar
akan menurun dan ini mengindikasikan bahwa
antara 10-20
proses degradasi melambat seiring dengan
Dapat dilihat pada grafik bahwa pada hari ke 30
menipisnya ketersiediaan nutrisi”
kompos telah matang
2). MC
Pada hari 0 : 40,61 Hari 10 :26,78 ; hari 20 : 22,27 ;
MC juga mengalami fluktuasi selama proses
hari 30 : 17,80 ; hari 60 : 12,45
pengomposan ini.
Penurunan C/N terjadi karena kadar C yang menurun
Pada pengomposan ini MC dijaga 55-65%
selama proses pengomposan
Untuk menjaga MC maka dilakukan penambahan
C menurun karena proses dekomposisi bahan
POA
organic dari hasil aktifitas mikroba
Selain untuk menjaga MC agar tetap 55-65%, POA
juga sebagai sumber mikroba dan nutrisi
4. analisis berdasarkan jumlah bakteri terhadap suhu
Dapat dilihat pd grafik bhw MC awal kompos adalah
Untuk melihat pertumbuhan mikroba selama proses
49,39% kemudian di tambah dengan POA sebanyak
pengomposan maka dilakukan analisa jlh bakteri
0,4877 kg sehingga menjadi 62,17%.
VSS merupakan pengukuran jlh bakteri secara tidak
Dari proses pengomposan ini didapat MC akhir
langsung
adalah 59,92%.
Jumlah awal mikroba adalah 230.320 mg/L.
Hal ini sesuai dengan yg dinyatakan tiquia bahwa
Selama proses pengompposan VSS cenderung turun
“kadar air sekitar 40-60% diperlukan untuk
Peurunan VSS terjadi karena perubahan suhu
kelangsungan hidup mikroorganisme, sementara
termofilik menjadi mesofilik sehingga bakteri
kadar air >80% bisa membunuh mikroba aerobic
termofilik mati dan digantikan bakteri mesofilik
karena kekurangan udara.
Hal ini sesuai dngan yang dinyatakan budi et.al
bahwa “pada setiap awal pengomposan bakteri
2 Analisis kompos berdasarkan pH
termofilik akan mengurai bahan organic karena
pH di analisa setiap hari 1 kali
bakteri ini aktif pada suhu tinggi. Setelah sebagian
pH mengalami fluktuasi
bahan terurai maka suhu perlahan”akan menurun
pH selama proses pengomposan berkisar antara 7,1-
sehingga bakteri termofilik akan mati
9,3
Pada hari ke 5-12 pH mengalami kenaikan yg
signifikan
5. analisis berdasarkan EC
Kenaikan pH terjadi karena N berubah menjadi NH3
Analisa EC dilakukan untuk mengetahui jumlh garam
sehingga pH meningkat.
terlarut untuk mengetahui kualitas kompos.
Pada hari selanjutnya pH mengalami fluktuasi
Analisa ini dilakukan 15 hari sekali
Penurunan pH diakibatkan karena proses penguapan
Nilai EC awal kompos adlah 2388 µS.cm-1
ammonia
Hari 15 mengalami penurunan menjadi 2236 µS.cm-1
Hari ke 30 sampai hari ke 60 mengalami kenaikan menjadi NH3, kemudian NH3 berikatan dengan H2O
Nilai akhir yang di dapat adalah 2502 µS.cm-1 menjadi NH4OH yang bersifat basa
Penurunan nilai EC karena peningkatan konsentrasi
nutrisi seperti nitrat dan nitrit 8. peng. Perb. Terhadap penambahan POA
Sedangkan kenaikan EC dapt di sebabkan karena penambahan POA setiap komposter berbeda” sesuai
pelepasan garam”mineral seperti ion fosfat dan MC
ammonia dapat dilihat pada grafik total penambahan POA
masing” komposter adlah 7,28 : 7,31 : 7,25 : 7,18 dan
6. peng. Perb. Thdp suhu dan MC 7,15 liter
Dari grafik dapat kita lihat pengaruh perbandingan Penambahan POA tertinggi dihasilkan pada
antara azolla dan TKKS perbandingan 60:40
Dimana perbandingan yang dilakukan adlah 50:50 – Penambahan POA sebagai sumber nutrisi dan
Dan suhu rata”yang di dapat adlah 31,7 ; 31,9 ; 31,3 mikroba untuk kompos, sehingga dengan banyaknya
30,8 dan 30,7 penambahan POA maka kualitas kompos akan
Sedangkan MC 56,74 ; 56,71 ; 56,76 ; 56,84 dan semakin baik
56,89 Hal ini terlihat pada jumlah penambahan POA paa
Suhu tertinggi di dapat pada perbandingan 60 : 40 perbandingan 60 : 40 sebamnyak 7,31 liter dapat
Hal ini menunjukan bahwa perbandngan sedikit menghasilkan kompos dengan penurunan C/N yg
berpengaruh terhadap suhu cukup bail yaitu 12,45
Hal ini sesuai dedngan yang dinyatakan oleh dwiyanti
bahwa “kandungan karbon organic yang lebih tinggi
mengakibatkan aktifitas mikroba dalam
menghasilkan panas lebih tinggi”
Menurut baharudin et.al “kondisi MC terbaik adalah
55-65%
Pada percobaan untuk semua variasi di dapat dalam
rentang 56,71-56,89
Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan SNI bahwa
standar kematangan kompos adalh 50-60%
Menurut tiquia et.al bahwa tingginya suhu dalam
pengomposan bisa menyebabkan hilangnya air dalam
bentuk penguapan
7. peng.perb.thdp pH
Selama pengomposan pH masing” komposter
menunjukan perbedaan yang di sebabkan oleh
aktifitas mikroba di dalam komposter
Pada grafik dapat dilihat nilai rata” pH masing
masing poerbandingan 8,52 : 8,65 : 8,49 : 8,45 dan
8,41
Selama proses pengomposan pH cenderung basa di
setiap perbandingan
Kondisi pH yg basa baik untuk proses pengomposan
karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri
patogen
pH rata” tertinggi di dapat pada perbandingan 60 : 40
peningkatan nilai pH selama pengomposan terjadi
karena penguraian nitrogen oleh mikroorganisme