Essay – A. Yahyatullah
2
intelektual sehingga bisa menjadi mahasiswa sebagai sosok pemimpin masa depan
dengan mengutamakan akhlak yang baik serta cerdas dalam bidang intelektual.
Aktif dalam organisasi sosial agar lebih mudah mengetahui kehidupan
masyarakat, berinteraksi dengan masyarakat serta menjalin keakraban, dengan
berproses dibeberapa organisasi membuat saya lebih dewasa dalam menentukan
pilihan. Karena saya yakin dengan sebuah proses yang baik akan membentuk
kepribadian yang lebih baik. Kita harus memahami akan pesan Imam Ali Bin Abi
Thalib yaitu “kebenaran yang tidak terorganisir, akan di kalahkan oleh kebatilan
yang terorganisir”. Kepribadian yang baik mencerminkan sosok kepemimpinan
seperti Rasulullah SAW. Sebagaimana telah di jelaskan dalam Al-qur’an surah
Al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi ”dan (ingatlah) ketika tuhanmu berfirman
kepada malaikat, aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata,
apakah engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah
di sana, sedangkan kami memuji-Mu dan menyucikan namamu dia berfirman,
sesungguh aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. Karena kita di lahirkan
sebagai pemimpin baik diri sendiri maupun orang lain dan selalu bertanggung
jawab dengan amanahnya.
Saya selalu memberi semangat kepada semua keluarga dan teman dekat
dengan ciri khas semangat dibarengi senyum, kita harus memahami hadist
“senyum manismu dihadapan saudaramu adalah shadaqah” (H.R.Tirmidzi).
Karena memberi semangat dengan membarengi senyum membuat orang
termotivasi sehingga akan lebih semangat. Terlebih ada keberkahan dalam diri
sendiri ketika selalu memberi semangat dan dibarengi dengan senyuman. Dan
saya yakin ketika kita semangat dalam menjalani hidup, akan berpengaruh pada
suatu negara sehingga negara Indonesia akan berkemajuan karena dengan
semangat yang tinggi berbagai masalah apapun mudah teratasi serta selalu
istiqomah di jalan Allah SWT, karena Rasulullah SAW dengan semangat yang
besar sehingga Rasulullah SAW menang dalam peperangan dan mengalahkan
musuh-musuh Allah SWT. Dengan semangat juang pun Indonesia bisa merdeka
sampai sekarang, sesuai yang di sampaikan presiden RI pertama Ir. Soekarno
mengatakan “berikan aku sepuluh orang pemuda, maka akan ku guncangkan
Essay – A. Yahyatullah
3
dunia, merujuk pada pernyataan tersebut, bahwa eksistensi pemuda dalam suatu
negeri menentukan masa depan bangsa Indonesia.
Jadi, kesadaran dan semangat para pemuda akan memajukan bangsa
Indonesia. Dan pemudalah yang akan menjadi penyambung kepemimpinan
bangsa Indonesia dan tonggak perubahan suatu bangsa dengan kualitas ilmu
spiritual dan intelektual. Maka dengan tegas saya menjawab saya pemuda yang
siap menjadi pemimpin negara Indonesia, membangun negeri ini dengan
menanamkan akhlak mulia kepada masyarakat Indonesia dengan sosok tauladan
kepemimpinan Rasulullah SAW yang berakhlak mulia dan semangat yang besar.
Dan dalam mengerjakan sesuatu kita harus meniatkannya dengan niat yang baik,
termaktub dalam hadist yaitu “Dan setiap orang akan memperoleh ganjaran sesuai
dengan apa yang telah diniatkan”.
Ilmu yang kita pelajari hendaknya di aplikasikan dan bermanfaat bagi diri
sendiri maupun orang lain. Karena Rasulullah berpesan sebaik-baik manusia ialah
yang bermanfaat bagi orang lain, dan terlebih kita harus menjadi sosok pribadi
yang selalu tenang ketika menghadapi masalah, teringat sebuah cerita singkat
pada hari Kamis tanggal 12 April 2018 HMJ Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
mengadakan seminar dan saya bergabung sebagai kepanitiaan, seminar yang di
hadiri banyak orang sampai-sampai saya lalai dalam meletakkan tas, sehingga
kehilangan dompet yang isinya surat-surat berharga, sempat saya berburuk sangka
kepada orang lain dan merasa sangat panik. Namun saya sadar mengenai takdir
baik dan buruk yang sudah jadi ketentuan Allah SWT. Jadi saya mencoba
menenangkan hati dan pikiran, berbaik sangka kepada orang lain, dan
mengikhlaskan sesuatu yang telah hilang, Sesuai fiman Allah SWT di surah Al-
Baqarah ayat 286 yang berbunyi ”Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupunnya dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang di
kerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang di perbuatnya.
(Mereka berdoa), ya tuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa
atau kami melakukan kesalahan. Ya tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami
dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang
sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang
tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, Ampunilah kami, dan
Essay – A. Yahyatullah
4
===================
Essay – A. Yahyatullah