Anda di halaman 1dari 2

II. DIAGNOSA1.

Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipovolemi, peningkatan


tahananvaskuler.2. Perubahan fungsi jaringan berhubungan dengan hipovolemi, interupsi aliran
darah.3. Resiko cedera ibu berhubungan dengan hipoksia jaringan, kejang, profik
darahabnormal.4. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungandengan masukan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic dan
penggantiankehilangan.III. INTERVENSI1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipovolemi,
peningkatan tahananvaskuler.a. Pantau tekanan darah dan nadib. Kaji tekanan arteri rata-rata
pada gestasi minggu ke-22c. Lakukan tirah baring dengan posisi miring ke kirid. Pantau
parameter hemidinamik invasivee. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
antihipertensi2. Perubahan fungsi jaringan berhubungan dengan hipovolemi, interupsi aliran darah.a.
Beri informasi mengenai pencatatan gerakan janin dirumah setiap harib. Identifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi aktifitas janinc. Tinjau ulang adanya aborsi plasentad. Evaluasi
pertumbuhan janine. Pantau DJJ

3. Resiko cedera ibu berhubungan dengan hipoksia jaringan, kejang, profik


darahabnormal.a) Kaji adanya masalah SSPb) Kaji adanya benda-benda ekslamasic) Lakukan
tindakan untuk menurunkan resiko kejangd) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
sedatipe4. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan
masukan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic dan penggantiankehilangan.a)
Kaji status nutrisi klienb) Beri informasi tentang penambahan BB normal pada kehamilanc) Beri
informasi tentang efek tirah baring dan penurunan aktifitas pada kebutuhanproteind) Beri informasi
tentang tindakan dan penggunaan proteinD. EVALUASI1. Volume cairan adekuat2. Curah jantung
adekuat3. Perpusi jaringan adekuat4. Cidera ibu tidak terjadi5. Perubahan nutrisi tidak terjadi6.
Pengetahuan meningkat

BAB IVPENUTUPA. KESIMPULANPenyakit hypertensi dalam kehamilan merupakan kelainan


vaskuler yang terjadisebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas.
(Sastrawinata.S, 1984 : 90)Hypertensi kronis dalam kehamilan adalah adanya penyakit hypertensi yang
telah terjadisebelum hamil ataupun diketemukan sebelum usia kehamilan 20 minggu atau
hypertensiyang menetap 6 minggu paska persalinan, apapun yang menjadi sebabnya. (Winardi. B,1991 :
2)Ada banyak factor yang mengakibatkan terjadinya hipertensi pada ibu hamil, antaralainnya
sebagai berikut:1. Hipertensi esensialHipertensi esensial adalah penyakit hipertensi yang
disebabkanoleh faktor herediter,faktor emosi (Stress) dan lingkungan (pola hidup).2. Penyakit
GinjalPenyakit ginjal dan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada wanita hamil adalah :·
Glomerulonefritis akut dan kronik· Plelenofritus akut dan kronik (Sinopsis Obstruksi, 1989)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSIBAB IPENDAHULUANA. Latar
BelakangHipertensi (Tekanan Darah Tinggi) adalah tekanan yang diakibatkan dari aliran darahyang
dipompa oleh jantung, mengalir cepat sehingga menekan dan merusak dinding arteripada pembuluh
darah. Seseorang dikatakan memiliki hipertensi jika pada pemeriksaan,tekanan darah diatas 140
mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik yang biasa ditulis 140/90mmHg. Kelebihan berat badan,
sensitifitas garam, konsumsi alkohol, kebiasaan hidup tidaksehat dan faktor keturunan adalah
beberapa faktor penyebab munculnya masalahhipertensi.Ada banyak kasus dimana wanita hamil
dengan hipertensi mampu menjaga kehamilansampai dengan kelahiran dengan selamat. Dengan
bantuan medis selama kehamilan,komplikasi selama kehamilan dapat dicegah. Bagaimanapun
juga, hipertensi selamakehamilan selalu dibutuhkan perhatian khusus. Wanita hamil yang
menderita hipertensidimulai sebelum hamil, memiliki kemungkinan komplikasi pada kehamilannya
lebih besardibandingkan dengan wanita hamil yang menderita hipertensi ketika sudah hamil.
Karenabeberapa wanita hamil memiliki kemungkinan menderita hipertensi selama
kehamilankarena beberapa faktor.Banyak akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipertensi. Resiko terbesar
hipertensi padawanita hamil adalah kerusakan pada ginjal. Pada kasus yang lebih serius, ibu
bisamenderita preeclampsia atau keracunan pada kehamilan, yang akan sangatmembahayakan
baik ibu maupun bagi janin. Selain itu hipertensi bisa menyebabkankerusakan pembuluh
darah, stroke, dan gagal jantung di kemudian hari. Preeclampsiadimulai pada kehamilan
minggu ke-20, sebagai akibat dari hipertensi. Berpengaruh padaginjal dan pengeluaran protein melalui
urin, juga mempengaruhi otak, placenta dan hati(liver). Pada janin, preeclampsia bisa menyebabkan
berat badan lahir rendah, keguguran,dan lahir prematur.Berdasarkan penelitian, preeclampsia menjadi
penyebab terbesar nomer 2 pada kasuskeguguran atau kematian janin. Gejala-gejala yang
ditimbulkan berupa sering pusing,penglihatan yang kabur dan sensitif terhadap sinar, juga
proteinuria (protein pada urin) padapemeriksaan laboratorium.B. Tujuan Penulisan1. Tujuan
uum

Untuk memberkan asuhan keperawatan penyakit hipertensi pada ibu hamil2. Tujuan khususa.
Dapat melakukan pengkajian penyakit hipertensi pad aibu hamil.b. Dapat Menetapkjan perencanaan
penyakit hipertensi paada ibu hamil.c. Dapat menerapkan recana keperawatan hipertensi pada ibu
hamil.d. Dapat menentukan masalah keperawatan penyakit hipertensi pad ibu hami.l

Anda mungkin juga menyukai