BAB I Skripsii
BAB I Skripsii
PENEMBAHAN SENOPATI
BANTUL
NI WAYAN SUNARIASIH
1810104318
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate) merupakan salah satu indikator
tersebut dapat didefenisikan sebagai kematian yang terjadi antara saat setelah bayi
lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun (BPS Indonesia, 2014).
AKB di Indonesia Pada tahun 2016 mencapai 25,5 per 1.000 kelahiran hidup.
Malaysia dan Singapura yang sudah dibawah 10 kematian per 1.000 kelahiran bayi.
Kematian bayi merupakan salah satu indikator sensitif untuk mengetahui derajat
kesehatan suatu negara dan bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa.
terjadi pada masa neonatus (0-28 hari) yaitu sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup
juta kematian neonatal dari 20 juta kelahiran di seluruh dunia setiap tahunnya dan
diperkirakan 15-20% adalah bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Dengan
kata lain setidaknya ada lebih dari 3 juta bayi BBLR yang akan lahir setiap
tahunnya. Angka prevalensi BBLR sangat bervariasi baik di daerah dan dalam
negara. Namun, sebagian besar kejadian BBLR terjadi pada negara berpenghasilan
rendah dan menengah dan juga menjadi populasi yang paling rentan. Estimasi
Regional BBLR tahun 2015 tertinggi berada di Asia Selatan (28%), 13% di Afrika
disabilitas. Neonatus, bayi, dan anak mempunyai dampak jangka panjang terhadap
kehidupanya dimasa depan jika lahir BBLR diantaranya masalah psikis yang
dan gangguan atensi serta hiperaktif. Dampak lain dari BBLR adalah masalah fisik
adalah riwayat persalinan (umur ibu), faktor biomedis (paritas dan usia kehamilan),
dan sosial ekonomi (pendidikan ibu). Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi
lahir. Ibu yang hamil dibawah umur 20 tahun dan diatas 35 tahun berisiko 2-4 kali
lebih tinggi melahirkan BBLR (Ahmad, 2015). Ibu yang mempunyai paritas lebih
dari 4 berisiko 2-4 kali lebih besar untuk melahirkan BBLR, dan untuk Ibu yang
usia kandungan kurang dari 37 minggu memiliki resiko kemungkinan 11,40 kali
untuk melahirkan BBLR (Dian, 2013). Ibu yang mempunyai pendidikan rendah erat
berisiko 3,34 kali lebih tinggi untuk melahirkan BBLR, sikap yang kurang baik
terhadap pelayanan antenatal akan berisiko 8,62 kali lebih tinggi untuk melahirkan
kesehatan pada priode 2015-2019 melalui program Indonesia sehat dengan sasaran
melalui kartu indonesia sehat (KIS), dan kualitas pengelolaan SJSN (sistem jaminan
bayi per 1000 kelahiran hidup yang status awal 32/1000KH (2012/2013) menjadi
Tahun 2014 sebesar 405 dan turun cukup banyak pada tahun 2015 yaitu menjadi
329, turun menjadi 278 pada tahun 2016, namun kembali naik menjadi 313 pada
tahun 2017. Kasus kematian bayi tertinggi di Kabupaten Bantul (108 kasus) dan
Penyebab umum kematian bayi dan neonatal di DIY adalah berat bayi lahir
rendah (BBLR) dan sepsis. BBLR DIY Kulon Progo (6,69 %), Bantul (3,79 %),
2017)
kabupaten lain di DIY. Kabupaten Bantul terdiri dari 17 Kecamatan dan terdapat 27
pada…
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Mengetahui Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat Badan Lahir Rendah
2. Tujuan Khusus
berat badan.
faktor risiko medis ibu (usia kehamilan, paritas, jarak kehamilan, kadar Hb,
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat digunakan sebagai salah satu sumber data dasar
Ibu juga dapat mempengaruhi terjadinya kelahiran dengan berat lahir rendah.
Penelitian ini dilakukan. Responden yang melahirkan bayi berat lahir rendah di
Beberapa penelitian tentang Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yang telah
No Keterangan Pembahasan
1 Topik : Gambaran Karakteristik Ibu Yang Melahirkan Bayi
Berat Lahir Rendah (Bblr) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Saptosari Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2016
No Keterangan Pembahasan
1 Topik : KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI
BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU SUNDARI
MEDAN TAHUN 2016
2 Variable bebas : umur ibu, pekerjaan, kadar Hb, Penyakit yang dialami
ibu, riwayat obstetri. Sedangkan variabel usia
kehamilan, paritas ibu, jarak kehamilan, komplikasi
kehamilan
3 Variable terikat : Data bayi BBLR berdasarkan klasifikasi.
4 Metode : Penelitian ini dilakukan di RSU Sundari bersifat
deskriptif dengan desain case series.
5 Alat dan bahan : Populasi penelitian ini seluruh ibu yang melahirkan
bayi BBLR sebesar 201 data. Sampel diambil dari
keseluruhan populasi
6 Hasil penelitian dan : Distribusi frekuensi klasifikasi BBLR tertinggi
daftar pustaka kelompok berat badan 1500<2500 (86,1%). Proporsi
sosiodemografi tertinggi: usia 20-35 tahun 68,7%,
beragama Islam (88,0%), tidak bekerja (65,7%).
Berdasarkan faktor risiko medis tertinggi, usia
kehamilan 37-42 minggu (63,7%), paritas <2
(70,6%), jarak kehamilan <2 tahun (55,2%), kadar Hb
≥11 gr% (60,2%), tidak ada penyakit (97,5%)
komplikasi kehamilan (56,2%), jenis komplikasi
ketuban pecah dini (69,0%), riwayat obstetric buruk
(59,7%). Proporsi tertinggi keadaan sewaktu pulang
bayi dan ibu adalah pulang berobat jalan berturut
(92,0%) dan (98,0%) . Nurjannah ,2016
WORKSHEETS (LEMBAR KERJA) ANALISI JURNAL
No Keterangan Pembahasan
1 Topik : Asli/ Pediatrics sosiodemografi dan kesehatan
karakteristik yang terkait dengan berat badan lahir
rendah di Canary
2 Variable bebas : Usia ibu, ibu yang merokok, preeklamsi, uk< 37 mg,
hipertensi, gestasional diabetes
3 Variable terikat : Data bayi BBLR berdasarkan klasifikasi.
4 Metode : Ini adalah transversal, observasional studi
epidemiologi nal deskriptif
5 Alat dan bahan : Sebuah salibstudi epidemiologi sectional dilakukan
dengan file dari wanita hamil pada tahun 2011 dan
2012 (n = 11.768) Ibu Rumah Sakit Universitario
Insular de Gran Canaria,
6 Hasil penelitian dan : Distribusi berat lahir mengungkapkan kelebihan anak
daftar pustaka underweight (9,3%), dimana (62,1%)
Apakah pretermature. Ibu dari Anak-anak dengan
BBLR lebih tipis, ukuran lebih kecil dan dari BMI
(<18,5 kg / m2), dan usia rata-rata 31,5. Telah dicatat
bahwa Juga ada Meningkatkan Antara usia ibu dan
berat badan rendahMeskipun efeknya tidak linear;
sebenarnya, peningkatan risiko BBLR mempercepat
seiring bertambahnya usia. Ketika BMI ibu
menurun, kurang lebih di bawah 25, risiko berat
badan lahir rendah meningkat secara linier.Tertinggi
OR corresponden janin intrauterin retardasi
pertumbuhan (CIR) (OR = 6,3; 95% CI = 5.3, 7.4),
hipertensi / eklamsi ,
Dalam asosiasi sosialkarakteristik demografi dan
berat lahir sebagai analisis univariat lakukan,diamati
bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam berat
bayi baru lahir, rata-rata berat badan ibu, 62 kg
(54:72) dan. tinggi rata-rata ibu, 162 cm (158: 166)
dan indeks massa tubuh ibu dari anak-anak dengan
relatif rendah berat badan untuk anak-anak dengan
berat badan normal. Mereka adalah ibu-ibu lebih
tipis, ukuran lebih kecil dan BMI1 (<18,5 kg. / M2),
dengan usia rata-rata (31,5 tahun). Demikian juga,
adajuga perbedaan nifikan sig- antara ibu merokok (≥
10 cig. / Hari) dan ibu hamil dengan kontrol yang
lebih sedikit dokter kandungan pada anak-anak
kekurangan berat badan relatif terhadap mereka yang
tidak. Pada wanita hamil dengan retardasi intrauterine
pertumbuhan (CIR), diabetes gestasional, terancam
aborsi, oligohidramnion dan hipertensi / eklamsia
persentase yang lebih tinggi dari anak-anak yang
diamati dengan anak-anak berat badan rendah dengan
berat badan normal.