Keperawatan Anak Asd Dan VSD Defek Septu
Keperawatan Anak Asd Dan VSD Defek Septu
OLEH:
KELOMPOK 6
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga tugas mata kuliah Keperawatan Anak ini dapat diselesaikan. Dan dalam
kesempatan ini, diucapkan terima kasih kepada kepada semua pihak yang membantu
penyusun untuk menyelesaikan tugas ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan tugas ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Atrial Septal Defect adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang
memisahkan atriumkanan dan atrium kiri. Defek sekat atrium adalah hubungan
langsung antaraserambi jantung kanan dan kiri melalui sekatnya karena kegagalan
pembentukan sekat kelainan jantung bawan ini akibat adanya lubang pada septum
interatrial, sedangkan ventrikel septum defect, lubang terletak pada septum
interventrikuler.
Sebagian besar penderita ASD dan VSD penyebabnya masih belum diketahui
namun ada beberapa fator predisposisis dan faktor genetic. Dari kedua terjadinya
penyakit ini komplikasinya dapat menjadi gaal jantung. Komplikasi ini dapat terjadi
akibat penatalaksaan yang inadekuat atau faktor predisposisi yang tidak dapat dihindari.
3
Dampak penyakit jantung bawaan mengenai ASD+VSD terjadi pembengkakan
dikaki, perut dan daerah di sekitar mata, Sesak napas saat menyusui, beban yang terlalu
berat dari ventrikel menyebabkan hipertrofi dan pembesaran jantung, dengan
meningkatnya resistensi vascular paru, sering terdapat dispneu dan infeksi
paru, pertumbuhan bayi terganggu dan kesulitan dalam asupan nutrisi. Solusi dari
penyakit tersebut bila diberi minum susu, bayi penderita penyakitjantung bawaan
mudah lelah, minumnya hanya sedikit. Disarankan memberi susu bukanlangsung dari
botol tapi dengan sendok atau bisa juga dengan pipet. Jadi bayi dapat minum
lebih banyak tanpa harus banyakmenguras tenaganya saat mengisap susu dari botol.
4
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak mencakup
materi asuhan keperawatan pada pasien dengan atrium septum defek dan
ventrikel septum defek
2. Tujuan Khusus:
5
Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan
BabII : Tinjauan teoritis yang terdiri dari Pengertian, Patofisiologi,
Manifestasi klinis, Pemeriksaan Diagnostic dan Penatalaksanaan
Bab III :Asuhan Keperawatan yang terdiri dari Pengkajian, Diagnosa
Keperawatan, Intervensi dan Evaluasi
Bab IV :Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
ASD adalah lubang abnormal pada sekat yang memisahkan kedua belah
atrium sehingga terjadi pengaliran darah dari atrium kiri yang bertekanan tinggi
ke atrium kanan bertekanan rendah.ASD merupakan kelainan jantung bawaan
tersering setelah VSD . dalam keaadaan normal pada peredaran darah janin
terdapat lubang diantara antrium kiri dan kanan sehingga darah tidak perlu
melewati paru –paru. Pada saat bayi lubang ini biasanya menutup. jika lubang
ini terbuka, darah terus mengalir dai antrium kiri ke antrium kanan (shunt)
maka darah bersih dan darah kotor akan bercampur.
Aliran darah pintas kiri ke kanan pada tipe atrium sekundum dan tipe sinus
venosus akan menyebab kan keluhan kelemahan dan sesak napas, umumnya
timbul pada usia dewasa muda. Kegagalan jantung kanan serta disritmia
supraventrikular dapat pula terjadi pada stadium lanjut. Gejala yang sama
ditemukan juga pada tipe atrium primum. Namun, apabila gurgitasi mitral berat,
gejala serta keluhan akan muncul lebih berat dan lebih awal. Gejala ini
umumnya ditemukan pada umur 20-40 tahun, sebagian kecil yaitu antara 9-15%
ditemukan pada umur yang lebih tua.
Hasil pemeriksaan fisik yang khas pada tipe ostium sekundum dantipe sinus
venosus adalah bising sistolik tipe ejeksi pada garis sternal kiri bagian atas,
disertai fixed spliting bunyi jantung II. Hal ini menggambarkan penambahan
aliran darah melalui katup pulmoner. Kadang-kadang terdapat juga bising awal
diastolik pada garis sternal bagian bawah, bising menggambarkan penambahan
aliran di katup trikuspidalis.
7
Terdapat tiga tipe dasar ASD, diklasifikasi menurut posisinya :
Pada kasus Atrial Septal Defect yang tidak ada komplikasi, darah yang
mengandung oksigen dari Atrium Kiri mengalir ke Atrium Kanan tetapi tidak
sebaliknya. Aliran yang melaluidefek tersebut merupakan suatu proses akibat
ukuran dan complain dari atrium tersebut.Normalnya setelah bayi lahir complain
ventrikel kanan menjadi lebih besar daripada ventrikelkiri yang menyebabkan
ketebalan dinding ventrikel kanan berkurang. Hal ini juga berakibatvolume serta
ukuran atrium kanan dan ventrikel kanan meningkat. Jika complain ventrikel
kanan terus menurun akibat beban yang terus meningkat shunt dari kiri kekanan
biasa berkurang. Pada suatu saat sindroma Eisenmenger bisa terjadi akibat
penyakit vaskuler paru yang terus bertambah berat. Arah shunt pun bisa berubah
menjadi dari kanan kekiri sehingga sirkulasi darah sistemik banyak mengandung
darah yang rendah oksigen akibatnya terjadi hipoksemi dan sianosis.
8
C. MANIFESTASI KLINIK
Pasien asd mungkin tidak menunjukkan gejala asimtomatik. Pada pasien ini
dapat terjadi gagal jantung kongestif. Terdengar bising jantung yang khas. Pasien
asd beresiko untuk mengalami disritmia atrium (yang mungki disebabkan oleh
pembesaran atrium dan mngkin serabut penghantar implus jantung) serta kemdian
mengalami penyakit obstruksi vaskular pulmonalis dan pembentukan emboli karena
peningkatan alran darah paru yan kronis.
9
D. DIAGNOSIS
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
10
Defek Septum Ventrikel(Ventrikel Septal Defect)
A. Defiisi
11
katup triskupid dan katup plpmonal terpisah. Salah satu bentuk pada proses ini
dapat menyebabkan lubang pada septum ventrikel.
C. PATOFISIOLOGI
1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran darah kaya
oksigen melalui defek tersebut ke ventrikel kanan.
12
D. MANIFESTASI KLINIS
Gagal jantung kongestif lazim dijumpai pada VSD. Terdengar bising jantung
yang khas. Pasien vsd beresiko endokarditis bakterialis dan peyakit obstruksi
vaskular pulmonalis. Pada vsd yang berat dapat terjadi sindrom Eisenmenger.
E. DIAGNOSIS
Elektrokardiogram dua dimensi akan menunjukkan posisi dan besar VSD. Pada
defek yang amat kecil terutama sekat muskuler, defek sendiri mungkir sukar
ditayangkan dan hanya ditampakkan dengan pemeriksaan dopler berwarna.
Ekokardiogram juga berguna dalam memperkirakan ukuran shunt dengan
memeriksa tingkat beban volume berlebih atrium kiri dan ventrikel kiri.
Kataterisasi jantung juga dapat dilakukan namun tidak dilakukan pada defek
kecil.
Sejumlah defek kecil yang berarti (30-50%) akan menutup secara spontan,
paling sering selama umur tahun pertama. Defek ini akan sering menderita
13
aneurisma sekat ventrikel yang membatasi besarnya shunt. Salah satu resiko
jangka lama penderita ini adalah resiko endokarditis infektif. Endokarditis
terjadi kurang daripada 2% anak pada VSD. Untuk defek sedang atau besar
kurang sering menutup secara spontan, bahkan defek cukup besar untuk
mengakibatkan gagal jantung. Yang lebih sering adalah bayi dengan defek besar
menderita kejadian infeksi pernafasan berulang dan gagal jantung kongesif
walaupun manajemen medik optimal. Penderita ini beresiko terjadi penyakit
vaskuler pulmonal dengan bertambahnya waktu jika defek tidak diperbaiki.
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pada penderita dengan defek kecil, orang tua harus diyakinkan lagi mengenai
sifat lesi yang relatif jinak, dan anak harus didorong untuk hidup secara normal
tanpa pembatasan aktifitas fisik. Perbaikan secara bedah tidak dianjurkan
sebagai perlindungan terhadap endokarditis. Penderita ini dapat dipantau dengan
kombinasi pemeriksaan klinis dan kadang-kadang uji laboratorium non infasif
sampai defek telah menutup secara spontan. Pada bayi dengan vsd besar,
manajemen medik mempunyai 2 tujuan: mengendalikan gagal jantung kongesif
dan mencegah terjadinya penyakit vaskular pulmonal. Cara cara pengobatan
ditunjukkan pada pengendalian gejala gagal jantung dan mempertahankan
pertumbuhan normal. Penutupan dengan pembedahan dapat dilakukan resiko
kecil pada kebanyakan bayi, manajemen medik harus tidak diteruskan pada bayi
bergejala sesudah percobaan yang tidak berhasil. Penyakit vaskuler pulmonal
dicegah bila pembelahan dilakukan pad aumur tahun pertama dengan demikian
defek besar yang disertai dengan hipertensi pulmonal harus ditutup secara efektif
pada umur antara 6 dan 12 bulan. Sesudah penutupan (obliterasi shunt) dari kiri
ke kanan jantung yang hiperdinamik menjadi tenang, ukuran jantung berkurang
kearah normal.
BAB III
14
ASUHAN KEPERAWATAN
15
b. Pemeriksaan dengan stetoskop menunjukkan bunyi jantung yang
Abnormal.
c. Bisa terdengar murmur akibat peningkatan aliran darah yang melalui
katup pulmonalis
d. Tanda-tanda gagal jantung
e. Jika shuntnya besar, murmur juga bisa terdengar akibat peningkatan
aliran darah yang mengalir melalui katup trikuspidalis
3. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital.
4. Kaji tampilan umum, perilaku, dan fungsi:
a. Inspeksi
1) Status nutrisi–Gagal tumbuh atau penambahan berat badan yang
buruk berhubungan dengan penyakit jantung.
2) Warna – Sianosis adalah gambaran umum dari penyakit jantung
kongenital, sedangkan pucat berhubungan dengan anemia, yang
sering menyertai penyakit jantung.
3) Deformitas dada – Pembesaran jantung terkadang mengubah
konfigurasi dada.
4) Pulsasi tidak umum – Terkadang terjadi pulsasi yang dapat dilihat.
5) Ekskursi pernapasan – Pernapasan mudah atau sulit (mis; takipnea,
dispnea, adanya dengkur ekspirasi).
6) Jari tabuh – Berhubungan dengan beberapa type penyakit jantung
kongenital.
7) Perilaku – Memilih posisi lutut dada atau berjongkok merupakan
ciri khas dari beberapa jenis penyakit jantung.
b. Palpasi dan perkusi
1) Dada – Membantu melihat perbedaan antara ukuran jantung dan
karakteristik lain (seperti thrill-vibrilasi yang dirasakan pemeriksa
saat mampalpasi)
2) Abdomen – Hepatomegali dan/atau splenomegali mungkin terlihat.
3) Nadi perifer – Frekwensi, keteraturan, dan amplitudo (kekuatan)
dapat menunjukkan ketidaksesuaian.
c. Auskultasi
16
1) Jantung – Mendeteksi adanya murmur jantung.
2) Frekwensi dan irama jantung – Menunjukkan deviasi bunyi dan
intensitas jantung yang membantu melokalisasi defek jantung.
3) Paru-paru – Menunjukkan ronki kering kasar, mengi.
4) Tekanan darah – Penyimpangan terjadi dibeberapa kondisi jantung
(mis; ketidaksesuaian antara ekstremitas atas dan bawah) Bantu
dengan prosedur diagnostik dan pengujian – mis; ekg, radiografi,
ekokardiografi, fluoroskopi, ultrasonografi, angiografi, analisis
darah (jumlah darah, haemoglobin, volume sel darah, gas darah),
kateterisasi jantung.EvaluasiPasien dengan DefekSeptum
Antrium
B.Diagnosa
1. penurunan curah jantung b.d perubahan dalam rate, irama dan konduksi
jantung
C. Intervensi Keperawatan
17
jantung yang menurunya
sangat kerja pompa
dipengaruhi S3 sebagai
oleh CO dan aliran ke
pengisiaan dalam
jantung serambi yaitu
- Pantau tekanan distensi. S4
darah menunjukan
- Pantau inkopentensi
keluaran urine, atau stenosis
catat katup
penurunana - Untuk
keluaran dan mengetahui
kepekaan atau fungsi pompa
konsentrasi jantung yang
urine sangat
- Kolaborasi dipengaruhi
dengan dokter oleh CO dan
untuk terapi pengisiian
oksigen, obat jantung
jantung obat - Dengan
diuretic dan menurunya
cairan CO
mempengaruh
i suplay darah
ke ginjal yang
juga
mempengaruh
i pengeluaran
hormone
aldosteron
yang
18
berfungsi
pada proses
pengeluaran
urine
- Mambantu
2. dalam proses
kimia dalam
tubuh
Intoleransi T: klien 1. Taksiran 1. Untuk
aktifitas b.d menunjukan tingkat, memberikan
hipoksia perbaikan kelelahan, informasi
curah jantung kemampuan tentang energi
yang terlihat untuk cadangan dan
dari aktivitas melakukan respon untuk
klien ADL beraktifitas
2. Berikan 2. Untuk
periode dan meningkatkan
istrahat yang istirahat dan
cukup menghemat
3. Hindari suhu energy
lingkungan 3. Karena
yang ekstrim hipertemia/hi
poterma
dapat
meningkatkan
kebutuhan
oksigen
-
19
b.d edema paru setalah sesuai yanng
diberikan diharuskan
intervesi terjadi Dapat
perbaikan diberika
dalam n
pertukaran gas perolar,
KH: IV,
- Melapor inhalasi
kan Observa
penurun si efek
an samping
dispnea ,
- Menunju takikard
kan i,
perbaika disritmi
n dalam a,
laju eksitasi
aliran sistem
ekspirasi saraf
- Menggun pusat,
akan mual ,
peralatan muntah
oksigen
dengan
tepat
ketiak
dibutuhk
an
- Menunju
kan gas –
gas
darah
20
arteri
yang
normal
2) Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung : nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi
jantung tambahan (mur-mur), edema tungkai, hepatomegali.
21
B. Diagnosa Keperawatan
5) Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan
dan meningkatnya kebutuhan kalori.
7) Perubahan peran orang tua b.d hospitalisasi anak, kekwatiran terhadap penyakit
anak.
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi :
Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan
kehangatan kulit.
Tegakkan derajat sianosis (membrane mukosa, clubbing)
Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, takikardi, tachipnea, sesak, lelah saat minum
susu, periorbital edema, oliguria dan hepatomegali.
22
Kolaborasi untuk pemberian obat (diuretic, untuk menurunkan afterload) sesuai
indikasi
Intervensi :
Intervensi :
4. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan
zat nutrisi ke jaringan
23
Criteria hasil : Pertumbuhan anak sesuai kurva pertumbuhan BB dan TB.
Intervensi :
Sediakan didit yang seimbang, tinggi zat nutrisi untuk mencapai pertumbuhan
yang adekuat.
Monitor TB dan BB
Libatkan keluarga dalam pemberian nutrisi kepada anak
5. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan
meningkatnya kebutuhan kalori.
Intervensi :
Intervensi :
7. Perubahan peran orang tua b.d hospitalisasi anak, kekwatiran terhadap penyakit anak.
24
Kriteria hasil ;
Intervensi :
25
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
26
B. SARAN
Bagi pembaca di sarankan untuk memahami hal-hal yang berkaitan
dengan jantung ASD/ VSD Sehingga dapat di lakukan upaya-upaya
yang bermanfaat untuk menanganinya secara efektif dan efisien .
a. Mahasiswa kesehatan sebaiknya memahami dan mnegetahui konsep.
Atrium septum defek/ ventrikel septum defek dan askep nya guna
unttuk mengaplikasikan dalam memberikan pelayanan kepada pasien
b. Perawat memiliki pengetahuan tentang ASD/ VSD untuk dapat
mengantisipasi orang tua dalam menjalani pengobatan untuk sehingga
penyakit lebih berat dapat dihindari .
c. Pelayanan keperawatan dapat memberikan anjuran kepada orang tua
untuk melalukan terapi agar ASD/ VSD dapat teratasi.
27
DAFTAR PUSTAKA
Junadi dkk, Kapita SElekta kedokteran, Ed2, Media Aesculapius, FKUI, 1982
http://www.layurveda.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2
1%3Aadmin&catid=7%3Aadmin&Itemid=20&lang=en
Huon,Gray, dkk. 2003. Lecture Notes Kardiologi edisi keempat. Jakarta : Erlangga.
Sudoyo, Aru W, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
L. Wong, Donna. Dkk. 2012. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta. EGC
28
29