Anda di halaman 1dari 14

KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU RELAPS

YANG BEROBAT DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU
TAHUN 2012-2013

Widya Syah Fitri


Sri Melati Munir
Suyanto
Email : syahfitriwidya@gmail.com

ABSTRACT
Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium
tuberculosis. Most of the TB cases (95%) and death (98%) occured in developing
countries. Relapse of TB are patients who previously got TB treatments, where
declared cured or achieved completed treatment at the end of their most recent
course of treatment, and are now diagnosed with a relapse episode of TB by
sputum smear or culture results positive. This research was a descriptive
retrospective study, which was conducted by using medical record of patients.
Sample collected by using total sampling method. The results showed that patients
relapse of pulmonary tuberculosis who undergone theraphy in lung department of
RSUD Arifin Achmad showed large proportion in the age group 25-44 years
(44.1%), the most gender was males (73.5%%), most work was labours (50.9%),
most of patients had no history of weight gain (65.7%), time of relapse was < 4
years (80.4%), most comorbidities were no comorbidity (57.8%), most regularity
of taking medicine was unregularly (66.7%), and most of patients had history of
adverse effect in OAT treatment (68.6%).

Key words :Tuberculosis (TB), relapse.

PENDAHULUAN meninggal akibat TB di dunia.2


Belum ada satu negarapun yang
Tuberkulosis (TB) adalah berhasil bebas dari infeksi TB hingga
suatu penyakit infeksi menular yang saat ini.3 WHO dalam Global
disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis Report 2012
tuberculosis. Bakteri TB tersebut melaporkan bahwa Indonesia berada
dapat menyerang hampir seluruh di peringkat kelima dari 22 negara
organ tubuh manusia, tetapi sebagian dengan masalah TB terbesar, dengan
besar menyerang organ paru. TB jumlah penderita TB paru sebesar
diperkirakan telah menginfeksi 429.730 orang dan jumlah kasus baru
sekitar sepertiga penduduk dunia. 183.366 kasus.3,4
Sebanyak 95% kasus dan 98% TB paru relaps atau TB paru
kematian akibat penyakit ini terjadi kambuh adalah penderita TB yang
di negara-negara berkembang.1 sebelumnya pernah mendapat
Data WHO tahun 2009 pengobatan TB, dan telah dinyatakan
menyebutkan bahwa, diperkirakan sembuh atau pengobatan lengkap,
masih terdapat sekitar 9,5 juta kasus didiagnosis kembali dengan TB BTA
baru dan sekitar 0,5 juta orang positif berdasarkan pemeriksaan

1 JOM FK Vol.1 No. 2 Oktober 2014


apusan atau kultur.1 Kasus relaps Medik Rumah Sakit Umum Daerah
terjadi di beberapa negara di dunia, Arifin Achmad Provinsi Riau.
antara lain di India dengan jumlah Penelitian ini dilakukan pada bulan
kasus relaps sebanyak 106.463 kasus, Januari 2014 sampai Juli 2014.
Korea dengan jumlah kasus relaps Populasi dan sampel penelitian
sebanyak 6.701 kasus, Myanmar adalah seluruh kartu status penderita
dengan jumlah kasus relaps sebanyak TB paru yang mengalami relaps yang
4.558 kasus, dan Bangladesh dengan berobat di Poliklinik Paru Rumah
jumlah kasus relaps sebanyak 3.065 Sakit Umum Daerah Arifin Achmad
kasus.4 Provinsi Riau tahun 2012-2013.
Jumlah kasus pengobatan Sampel pada penelitian ini diambil
ulang di Indonesia adalah sebanyak dengan menggunakan metode total
8.542 kasus, dan 70% diantaranya sampling. Data yang dikumpulkan
merupakan kasus relaps.5 Profil merupakan data sekunder dari status
Kesehatan Provinsi Riau rekam medik penderita TB paru
menyebutkan bahwa, pada tahun relaps. Data yang dimaksud meliputi
2009 terdapat 2.880 kasus baru TB umur, jenis kelamin, pekerjaan,
paru dengan jumlah penderita TB riwayat kenaikan berat badan, waktu
paru relaps sebanyak 74 orang. Kota kambuh, penyakit penyerta, riwayat
Pekanbaru merupakan pemegang keteraturan berobat, dan riwayat efek
jumlah penderita TB paru tertinggi di samping OAT. Data ini digunakan
Provinsi Riau, yaitu sebanyak 904 untuk menggambarkan karakteristik
kasus. Diantara 904 kasus tersebut penderita TB paru relaps yang
terdapat 25 orang penderita TB paru berobat di Poliklinik Paru Rumah
relaps.3 Sakit Umum Daerah Arifin Achmad
Kejadian relaps TB Provinsi Riau tahun 2012-2013. Data
merupakan kejadian yang cukup yang telah terkumpul kemudian
sering terjadi pada penderita TB.3 dikelompokkan sesuai dengan
Adanya kejadian relaps ini dapat variabel yang ingin diteliti dan diolah
meningkatkan sumber penularan TB secara manual. Penyajian data
di lingkungan masyarakat, sehingga dilakukan secara deskriptif dengan
dapat menghambat tercapainya menggunakan tabel distribusi
tujuan pengobatan dan pengendalian frekuensi untuk digunakan dalam
TB. Berdasarkan latar belakang di mengambil kesimpulan.
atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai HASIL PENELITIAN
karakteristik penderita TB paru
relaps yang berobat di Poliklinik Berdasarkan penelitian yang
Paru Rumah Sakit Umum Daerah dilakukan di Instalasi Rekam Medik
Arifin Achmad Provinsi Riau tahun Rumah Sakit Umum Daerah Arifin
2012-2013. Achmad Provinsi Riau, jumlah
penderita TB paru relaps yang
METODE PENELITIAN berobat di Poliklinik Paru Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad
Desain penelitian yang akan Provinsi Riau tahun 2012-2013
digunakan adalah deskriptif dengan berjumlah 102 orang. Seluruh kartu
pendekatan retrospektif. Penelitian status rekam medik penderita TB
dilakukan di bagian Instalasi Rekam paru relaps tersebut berisikan data-

2 JOM FK Vol.1 No. 2 Oktober 2014


data dengan lengkap dan dijadikan Berdasarkan Tabel 2 dapat
sampel penelitian. dilihat bahwa umur penderita TB
paru relaps yang berobat di
Tabel 1. Karakteristik penderita Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum
TB paru relaps berdasarkan asal Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau
daerah penderita lebih banyak didapatkan pada umur
Asal daerah Jumlah Persentase 25-44 tahun yaitu berjumlah 45
penderita (%) orang (44,1%), kemudian diikuti
Kota 84 82,5 umur 18-24 berjumlah 25 orang
Pekanbaru (24,5%).
Kampar 7 7,2
Siak 3 2,9 Tabel 3. Karakteristik penderita
Pelalawan 2 1,9 TB paru relaps berdasarkan
Indragiri 2 1,9 distribusi jenis kelamin
Hulu Jenis Jumlah Persentase
Dumai 1 0,9 kelamin (%)
Rokan Hulu 1 0,9 Laki-laki 75 73,5
Bengkalis 1 0.9 Perempuan 27 26,5
Kuantan 1 0.9 Total 102 100
Singingi
Total 102 100 Berdasarkan Tabel 3 dapat
dilihat bahwa jenis kelamin penderita
Berdasarkan Tabel 1 dapat TB paru relaps yang berobat di
dilihat bahwa jumlah penderita TB Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum
Paru relaps yang berobat di Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau
Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum lebih banyak didapatkan berjenis
Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau kelamin laki-laki yaitu berjumlah 75
yang berasal dari Kota Pekanbaru orang (73,5%) dan yang berjenis
lebih banyak yaitu berjumlah 84 kelamin perempuan berjumlah 27
orang (82,5%), kemudian diikuti oleh orang (26,5%).
Kabupaten Kampar berjumlah 7
orang (7,2%). Penderita TB paru Tabel 4. Karakteristik penderita
relaps yang paling sedikit berasal TB paru relaps berdasarkan
dari Dumai, Rokan Hulu, Bengkalis, pekerjaan
dan Kuantan Singingi yang masing- Pekerjaan Jumlah Persentase
masing berjumlah 1 orang (0,9%). (%)
Buruh 52 50,9
Tabel 2. Karakteristik penderita Wiraswasta 22 21,6
TB paru relaps berdasarkan umur PNS 16 15,7
Umur Jumlah Persentase Tidak 12 11,8
(Tahun) (%) bekerja
<18 7 6,7 Total 102 100
18-24 25 24,5
25-44 45 44,1 Berdasarkan Tabel 4 dapat
45-64 19 18,6 dilihat bahwa jenis pekerjaan
>64 6 5,9 penderita TB paru relaps yang
Total 102 100 berobat di Poliklinik Paru Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad

3 JOM FK Vol.1 No. 2 Oktober 2014


Provinsi Riau yang lebih banyak tahun lebih banyak yaitu berjumlah
adalah buruh yaitu berjumlah 52 82 orang (80,4%). Penderita TB paru
orang (50,9%), kemudian diikuti relaps yang memiliki waktu kambuh
dengan wiraswasta berjumlah 22 ≥ 4 tahun berjumlah 20 orang
orang (21,6%), PNS berjumlah 16 (19,6%).
orang (15,7%), dan tidak bekerja
berjumlah 12 orang (11,8%). Tabel 7. Karakteristik penderita
TB paru relaps berdasarkan ada
Tabel 5. Karakteristik penderita atau tidaknya penyakit penyerta
TB paru relaps berdasarkan ada Penyakit Jumlah Persentase
atau tidaknya riwayat kenaikan penyerta (%)
berat badan Ada 43 42,2
Riwayat Jumlah Persentase Tidak ada 59 57,8
kenaikan (%) Total 102 100
berat
badan Berdasarkan Tabel 7 dapat
Ada 35 34,3 dilihat bahwa jumlah penderita TB
Tidak ada 67 65,7 paru relaps yang berobat di
Total 102 100 Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum
Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau
Berdasarkan Tabel 5 dapat yang tidak ada penyakit penyerta
dilihat bahwa jumlah penderita TB lebih banyak yaitu berjumlah 59
paru relaps yang berobat di orang (57,8%). Penderita TB paru
Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum relaps yang ada penyakit penyerta
Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau berjumlah 43 orang (42,2%).
yang tidak ada riwayat kenaikan
berat badan lebih banyak yaitu Tabel 8. Karakteristik penderita
berjumlah 67 orang (65,7%). TB paru relaps yang ada penyakit
Penderita TB paru relaps yang ada penyerta berdasarkan jenis
riwayat kenaikan berat badan penyakit penyertanya
berjumlah 35 orang (34,3%). Jenis Jumlah Persentase
penyakit (%)
Tabel 6. Karakteristik penderita penyerta
TB paru relaps berdasarkan DM 27 72,9
waktu kambuh Asma 9 15,2
Waktu Jumlah Persentase bronkial
kambuh (%) Anemia 3 5,1
(Tahun) Gastritis 3 5,1
<4 82 80,4 kronik
≥4 20 19,6 Bronkitis 1 1,7
Total 102 100 kronik
Total 43 100
Berdasarkan Tabel 6 dapat
dilihat bahwa jumlah penderita TB Berdasarkan Tabel 8 dapat
paru relaps yang berobat di dilihat bahwa jenis penyakit penyerta
Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum terbanyak pada penderita TB paru
Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau relaps yang berobat di Poliklinik
yang memiliki waktu kambuh < 4 Paru Rumah Sakit Umum Daerah

4 JOM FK Vol.1 No. 2 Oktober 2014


Arifin Achmad Provinsi Riau adalah Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau
DM yang berjumlah 27 orang yang ada riwayat efek samping OAT
(72,9%), kemudian diikuti oleh asma lebih banyak yaitu berjumlah 70
bronkial berjumlah 9 orang (15,2%). orang (68,6%). Penderita TB paru
Jenis penyakit penyerta yang paling relaps yang tidak ada riwayat efek
sedikit jumlahnya adalah Bronkitis samping OAT berjumlah 32 orang
kronik yaitu berjumlah 1 orang (31,4%).
(1,7%).
Tabel 11. Karakteristik penderita
Tabel 9. Karakteristik penderita TB paru relaps yang ada riwayat
TB paru relaps berdasarkan efek samping OAT berdasarkan
riwayat keteraturan berobat jenis efek samping OAT yang
Riwayat Jumlah Persentase dialami
keteraturan (%) Jenis efek Jumlah Persentase
berobat samping (%)
Teratur 34 33,3 OAT
Tidak 68 66,7 Ringan 51 72,9
teratur Berat 19 27,1
Total 102 100 Total 70 100

Berdasarkan Tabel 9 dapat Berdasarkan Tabel 11 dapat


dilihat bahwa jumlah penderita TB dilihat bahwa jumlah penderita TB
paru relaps yang berobat di paru relaps yang berobat di
Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum
daerah Arifin Achmad provinsi Riau Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau
dengan riwayat keteraturan berobat dengan riwayat mengalami jenis efek
tidak teratur lebih banyak yaitu samping ringan OAT lebih banyak
berjumlah 68 orang (66,7%). yaitu berjumlah 51 orang (72,9%).
Penderita TB paru relaps dengan Penderita TB paru relaps dengan
riwayat keteraturan berobat teratur riwayat mengalami jenis efek
berjumlah 34 orang (33,3%). samping berat OAT berjumlah 19
orang (27,1%).
Tabel 10. Karakteristik penderita
TB paru relaps berdasarkan ada Tabel 12. Karakteristik penderita
atau tidaknya riwayat efek TB paru relaps dengan riwayat
samping OAT mengalami efek samping ringan
Riwayat Jumlah Persentase OAT berdasarkan jenis efek
efek (%) samping ringan OAT yang dialami
samping Jenis efek Jumlah Persentase
OAT samping (%)
Ada 70 68,6 ringan OAT
Tidak ada 32 31,4 Rasa 27 52,9
Total 102 100 kesemutan
Mual dan 15 29,4
Berdasarkan Tabel 10 dapat tidak nafsu
dilihat bahwa jumlah penderita TB makan
paru relaps yang berobat di Nyeri sendi 9 17,7
Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum Total 51 100

5 JOM FK Vol.1 No. 2 Oktober 2014


ikterus tanpa penyebab lain
Berdasarkan Tabel 12 dapat berjumlah 1 orang (5,3%).
dilihat bahwa jumlah penderita TB
paru relaps yang berobat di PEMBAHASAN
Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum
Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau Penderita TB paru relaps
dengan riwayat mengalami jenis efek yang berobat di Poliklinik Paru
samping ringan OAT berupa rasa Rumah Sakit Umum daerah Arifin
kesemutan lebih banyak yaitu Achmad Provinsi Riau tahun 2012-
berjumlah 27 orang (52,9%), 2013 dapat berasal dari berbagai
kemudian diikuti oleh mual dan tidak daerah yang ada di Provinsi Riau.
nafsu makan berjumlah 15 orang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(29,4%), dan nyeri sendi berjumlah 9 sebagian besar penderita TB paru
orang (17,7%). relaps yang berobat berasal dari Kota
Pekanbaru yaitu berjumlah 84 orang
Tabel 13. Karakteristik penderita (82,5%), kemudian diikuti
TB paru relaps dengan riwayat Kabupaten Kampar berjumlah 7
mengalami efek samping berat orang (7,2%), dan yang paling
OAT berdasarkan jenis efek sedikit berasal dari Kota Dumai,
samping berat OAT yang dialami Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten
Jenis efek Jumlah Persentase Bengkalis, dan Kabupaten Kuantan
samping berat (%) Singingi yang masing-masing
OAT berjumlah 1 orang (0,9%).
Gatal dan 14 73,7 Data Provil Kesehatan
kemerahan Provinsi Riau tahun 2009
kulit menyebutkan bahwa, Kota
Gangguan 2 10,5 Pekanbaru merupakan pemegang
penglihatan jumlah penderita TB paru tertinggi di
Gangguan 2 10,5 Provinsi Riau, kemudian diikuti oleh
keseimbanga Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten
n Kampar.3 Hal ini mungkin
Ikterus tanpa 1 5,3 disebabkan karena adanya
penyebab lain keterkaitan antara jarak tempat
Total 19 100 tinggal dengan tempat fasilitas
layanan kesehatan terhadap perilaku
Berdasarkan Tabel 13 dapat penderita untuk memeriksakan
dilihat bahwa jumlah penderita TB dirinya ke fasilitas layanan
paru relaps yang berobat di kesehatan. Hal ini juga sesuai dengan
Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum Rifqatussa’adah menyebutkan bahwa
Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau jarak tempat tinggal dengan fasilitas
dengan riwayat mengalami jenis efek kesehatan yang jauh menyebabkan
samping berat OAT berupa gatal dan seseorang malas untuk berobat.6
kemerahan kulit lebih banyak yaitu
berjumlah 14 orang (73,7%), 5.1 Karakteristik penderita TB
kemudian diikuti oleh gangguan paru relaps berdasarkan umur
penglihatan dan gangguan
keseimbangan yang masing-masing Umur penderita TB paru
berjumlah 2 orang (10,5%), serta relaps yang berobat di Poliklinik

6 JOM FK Vol.1 No. 2 Oktober 2014


Paru Rumah Sakit Umum Daerah orang (73,5%) dibandingkan yang
Arifin Achmad Provinsi Riau tahun berjenis kelamin perempuan
2012-2013 pada penelitian ini berjumlah 27 orang (26,5%).
didapatkan pada kelompok umur 13 Penelitian yang dilakukan oleh
tahun sampai dengan 74 tahun. Sitepu mendukung hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa penderita TB paru relaps
didapatkan bahwa umur penderita lebih banyak berjenis kelamin laki-
TB paru relaps lebih banyak terdapat laki (64,9%) dibandingkan
pada umur 25-44 tahun yaitu perempuan (35,1%).12
berjumlah 45 orang (44,1%), Pada laki-laki tingkat
kemudian diikuti umur 18-24 aktivitas dan interaksi sosial lebih
berjumlah 25 orang (24,5%). Hasil tinggi dibandingkan perempuan.
penelitian ini mendekati hasil Laki-laki adalah kepala keluarga,
penelitian yang dilakukan oleh sehingga mereka harus bekerja keras
Daryatno mendapatkan bahwa umur untuk memenuhi kebutuhan sehari-
penderita TB paru relaps berkisar hari. Aktivitas kerja dan interaksi
antara 17 tahun sampai dengan 76 sosial yang tinggi yang lebih banyak
tahun dengan proporsi terbesar terdapat pada laki-laki, menyebabkan
terdapat pada rentang umur produktif meningkatnya risiko untuk terpapar
yaitu antara 20-49 tahun (65,3%).7 kembali bakteri TB. Selain itu,
Umur produktif tergolong konsumsi alkohol dan kebiasaan
dalam masa dewasa yaitu dimulai merokok yang menyebabkan
pada umur 18 tahun.8,9 Menurut penurunan daya tahan tubuh juga
Crofton, orang-orang dengan umur lebih sering dijumpai pada laki-laki
produktif cenderung memiliki sehingga laki-laki menjadi lebih
mobilitas dan aktivitas yang tinggi, mudah terkena infeksi.3,7,13
sehingga kemungkinan untuk
terpapar kembali oleh bakteri TB 5.3 Karakteristik penderita TB
menjadi lebih tinggi.10 Namun, paru relaps berdasarkan
Aditama menyebutkan bahwa umur pekerjaan
tidak berpengaruh terhadap kejadian
penyakit TB. TB dapat terjadi pada Pada hasil penelitian
umur berapapun apabila tubuh tidak didapatkan bahwa jenis pekerjaan
dapat melawan infeksi TB karena penderita TB paru relaps yang
adanya malnutrisi dan penurunan berobat di Poliklinik Paru Rumah
daya tahan tubuh.11 Sakit Umum Daerah Arifin Achmad
Provinsi Riau lebih banyak adalah
5.2 Karakteristik penderita TB buruh yaitu berjumlah 52 orang
paru relaps berdasarkan jenis (50,9%), kemudian diikuti dengan
kelamin wiraswasta berjumlah 22 orang
(21,6%), PNS berjulah 16 orang
Hasil penelitian ini (15,7%), dan tidak bekerja
menunjukkan bahwa jenis kelamin berjumlah 12 orang (11,8%).
penderita TB paru relaps yang Penelitian Wahyuni mendapatkan
berobat di Poliklinik Paru Rumah hasil yang tidak jauh berbeda yaitu
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad sebagian besar penderita TB paru
Provinsi Riau lebih banyak berjenis relaps bekerja disektor informal
kelamin laki-laki yaitu berjumlah 75 seperti buruh bangunan, supir truk

7 JOM FK Vol.1 No. 2 Oktober 2014


pengangkut kayu, dan petani dengan Daryatno mendapatkan hasil bahwa
aktivitas lebih rentan terhadap sebagian besar (73,5%) penderita TB
paparan debu dan asap.3 paru relaps memiliki status gizi
Pekerjaan seperti buruh kurang.7
bangunan, petani, dan buruh pabrrik Malnutrisi atau penurunan
meningkatkan resiko menderita berat badan merupakan salah satu
penyakit TB. Paparan kronis yang faktor dalam peningkatan resiko
terjadi akibat debu dan asap dapat aktifnya bakteri TB. Malnutrisi
menyebabkan peradangan pada tersebut menyebabkan penurunan
saluran nafas. Peradangan tersebut daya tahan tubuh sehingga penderita
dapat merusak makrofag saluran yang terpapar bakteri TB sulit untuk
nafas yang dalam keadaan normal melawan infeksi bakteri yang masuk
merupakan mekanisme pertahanan ke dalam tubuh.16
terhadap bakteri yang masuk
sehingga morbiditas dan terjadinya 5.5 Karakteristik penderita TB
infeksi TB dapat meningkat.3,14 paru relaps berdasarkan waktu
kambuh
5.4 Karakeristik penderita TB
paru relaps berdasarkan ada atau Hasil penelitian menunjukkan
tidaknya riwayat kenaikan berat bahwa jumlah penderita TB paru
badan relaps yang berobat di Poliklinik
Paru Rumah Sakit Umum Daerah
Hasil penelitian menunjukkan Arifin Achmad Provinsi Riau yang
bahwa jumlah penderita TB paru memiliki waktu kambuh < 4 tahun
relaps yang berobat di Poliklinik lebih banyak yaitu berjumlah 82
Paru Rumah Sakit Umum Daerah orang (80,4%), dibandingkan
Arifin Achmad Provinsi Riau yang penderita TB paru relaps yang
tidak ada riwayat kenaikan berat memiliki waktu kambuh ≥ 4 tahun
badan lebih banyak yaitu berjumlah yang berjumlah 20 orang (19,6%).
67 orang (65,7%) dibandingkan Penelitian yang dilakukan oleh
dengan penderita TB paru relaps somroo JA dan Qazi HA
yang ada riwayat kenaikan berat mendapatkan hasil bahwa, dari 100
badan yaitu berjumlah 35 orang penderita TB relaps, 62% relaps
(34,3%). terjadi selama satu tahun setelah
Penelitian yang dilakukan selesai pengobatan.17
oleh Khan mendapatkan hasil yang Penelitian lainnya yang
sama, sebagian besar (75,5%) dilakukan oleh Khurram dkk
penderita TB paru relaps tidak mendapatkan hasil bahwa sebagian
mengalami kenaikan berat badan saat besar penderita TB paru mengalami
masa pengobatan TB sebelum relaps. relaps dalam jangka waktu 1-3 tahun
Khan menyebutkan bahwa, diantara setelah selesai pengobatan.18
orang-orang yang tidak memiliki Namun, penelitian yang dilakukan
kenaikan berat badan > 5% antara oleh Dooley dkk mendapatkan hasil
diagnosis dan penyelesaian fase yang berbeda. Dooley dkk
intensif dua bulan terapi, dapat mendapatkan bahwa sebagian waktu
dikaitkan dengan peningkatan risiko kambuh penderita TB paru relaps
kekambuhan TB.15 Selain itu, adalah 7 tahun.19
penelitian yang dilakukan oleh

8 JOM FK Vol.1 No. 2 Oktober 2014


Bakteri TB dapat mengalami relaps yang berobat di Poliklinik
reaktivasi dan menjadi aktif kembali Paru Rumah Sakit Umum Daerah
karena berbagai faktor seperti Arifin Achmad Provinsi Riau yang
malnutrisi dan penurunan daya tahan tidak ada penyakit penyerta lebih
tubuh (reaktivasi endogen).20 Tidak banyak yaitu berjumlah 59 orang
hanya dari reaktivasi bakteri TB (57,8%), dibandingkan penderita TB
didalam tubuh, kambuh pada TB paru relaps yang ada penyakit
paru juga dapat terjadi karena adanya penyerta yang berjumlah 43 orang
infeksi baru dari luar (reinfeksi (42,2%). Hasil penelitian juga
eksogen).3,7 menunjukkan bahwa diantara 43
Lamanya waktu kambuh penderita TB paru relaps yang ada
penderita berhubungan dengan asal penyakit penyerta, jenis penyakit
bakteri TB penyebab kambuh. penyerta yang terbanyak adalah DM
Seperti yang telah diketahui yaitu berjumlah 27 orang (72,9%),
sebelumnya bahwa asal bakteri TB kemudian diikuti oleh asma bronkial
penyebab kambuh dapat berasal dari berjumlah 9 orang (15,2%), dan jenis
reinfeksi eksogen dan reaktivasi penyakit penyerta yang paling sedikit
endogen. Semakin lama waktu adalah bronkitis kronik yaitu
kambuh penderita, maka semakin berjumlah 1 orang (1,7%).
besar kemungkinan bahwa Penelitian yang dilakukan
kekambuhan tersebut disebabkan oleh Daryatno mendapatkan bahwa
karena adanya reinfeksi eksogen sebagian besar penderita TB paru
dibanding karena reaktivasi endogen relaps tidak memiliki penyakit
bakteri TB dormant dari dalam penyerta (95,9%). Daryatno
tubuh. Shen dkk menyebutkan bahwa menyebutkan bahwa hanya 4,1%
waktu kambuh 6 bulan pertama penderita TB paru relaps yang
setelah selesai pengobatan, 46,7% memiliki penyakit penyerta, sebagian
disebabkan oleh reinfeksi eksogen, besar jenis penyakit penyertanya
selanjutnya jika waktu kambuh ≥ 1 adalah DM.7 Hal ini terjadi karena
tahun akan meningkatkan lagi resiko faktor penyebab kekambuhan TB
menjadi 73,9% disebabkan oleh tidak hanya dari faktor penyakit
reinfeksi eksogen. Kasus reinfeksi penyerta tetapi juga ada faktor-faktor
eksogen dalam kekambuhan TB juga penyebab lain yang dapat
meningkat pada penderita-penderita mempengaruhi kekambuhan pada TB
TB dengan rentang umur produktif. paru.
Hal ini terjadi karena pada usia Menurut Wulandari dan
produktif, aktivitas dan interaksi Sugiri, DM dapat meningkatkan
sosial diluar rumah yang terjadi lebih resiko TB laten menjadi TB aktif.
tinggi sehingga meningkatkan risiko Peningkatan resiko TB aktif pada
penderita terpapar kembali oleh penderita DM. Hal tersebut diduga
bakteri TB.21 akibat adanya gangguan sistem imun
pada penderita DM. Paru-paru pada
5.6 Karakteristik penderita TB penderita DM mengalami perubahan-
paru relaps berdasarkan ada atau perubahan patologi seperti kerusakan
tidaknya penyakit penyerta epitel pernapasan dan motilitas silia,
serta gangguan dari sel-sel imun
Hasil penelitian menunjukkan pada paru yang secara normal
bahwa jumlah penderita TB paru berfungsi sebagai pertahanan

9 JOM FK Vol.1 No. 2 Oktober 2014


terhadap infeksi bakteri TB. 5.8 Karakteristik penderita TB
Penderita TB dengan DM juga paru relaps berdasarkan ada atau
memiliki risiko peningkatan tidaknya riwayat efek samping
kematian yang lebih tinggi selama OAT
terapi dan juga peningkatan terhadap
risiko terjadinya kekambuhan setelah Hasil penelitian menunjukkan
selesai pengobatan.22 bahwa jumlah penderita TB paru
relaps yang berobat di Poliklinik
5.7 Karakteristik penderita TB Paru Rumah Sakit Umum Daerah
paru relaps berdasarkan riwayat Arifin Achmad Provinsi Riau yang
keteraturan berobat ada riwayat efek samping OAT lebih
banyak yaitu berjumlah 70 orang
Hasil penelitian menunjukkan (68,6%), dibandingkan penderita TB
bahwa jumlah penderita TB paru paru relaps yang tidak ada riwayat
relaps yang berobat di Poliklinik efek samping OAT berjumlah 32
Paru Rumah Sakit Umum Daerah orang (31,4%). Hasil penelitian juga
Arifin Achmad Provinsi Riau dengan menunjukkan bahwa penderita TB
riwayat keteraturan berobat tidak paru relaps yang ada riwayat efek
teratur lebih banyak yaitu berjumlah samping, sebagian besar mengalami
68 orang (66,7%), dibandingkan jenis efek samping ringan OAT yaitu
penderita TB paru relaps dengan berjumlah 51 orang (72,9%),
riwayat keteraturan berobat teratur dibandingkan mengalami jenis efek
berjumlah 34 orang (33,3%). samping berat yaitu berjumlah 19
Penelitian yang dilakukan oleh orang (27,1%). Penelitian yang
Daryatno mendapatkan hasil yang dilakukan oleh Zuliana mendapatkan
sama dengan penelitian ini yaitu hasil yang sama bahwa sebagian
sebagian besar penderita TB paru besar penderita TB paru mengalami
relaps tidak teratur dalam menjalani efek samping setelah minum OAT
pengobatan (53,1%). Alasan (73,7%).24
mengapa penderita minum obat tidak Jenis efek samping OAT
teratur adalah merasa sudah yang terjadi dalam pengobatan TB
membaik atau adanya efek samping paru ada dua jenis yaitu efek
setelah minum obat.7 samping ringan dan efek samping
Kesembuhan atau berat OAT. Penyebab dari masing-
keberhasilan pengobatan TB masing jenis efek samping yang
ditentukan oleh beberapa faktor, terjadi bergantung pada jenis OAT,
terutama faktor perilaku kepatuhan dosis OAT, interaksi OAT dengan
dalam minum obat dan dukungan obat-obat lain, dan keadaan tubuh
dari orang-orang sekitar. Apabila penderita TB.25 Hasil penelitian ini
berhenti minum obat sebelum mendapatkan hasil bahwa jenis efek
waktunya, penyakit yang sudah samping ringan OAT yang terjadi
menghilang dapat timbul kembali, sebagian besar berupa rasa
kambuh, dan kemungkinan bakteri kesemutan yaitu berjumlah 27 orang
akan resisten terhadap jenis obat (52,9%), kemudian diikuti oleh mual
tersebut.23 dan tidak nafsu makan berjumlah 15
orang (29,4%), serta nyeri sendi
berjumlah 9 orang (17,7%). Untuk
jenis efek samping berat OAT,

10 JOM FK Vol.1 No. 2 Oktober 2014


penelitian ini mendapatkan hasil b. Berdasarkan jenis kelamin,
bahwa jenis efek samping berat OAT penderita TB paru relaps yang
yang terjadi sebagian besar berupa berobat di Poliklinik Paru Rumah
gatal dan kemerahan kulit yang Sakit Umum Daerah Arifin
berjumlah 14 orang (73,7%), Achmad Provinsi Riau tahun
kemudian diikuti oleh gangguan 2012-2013 terbanyak adalah
penglihatan dan gangguan berjenis kelamin laki-laki yaitu
keseimbangan yang masing-masing berjumlah 75 orang (73,5%).
berjumlah 2 orang (10,5%), serta
ikterus tanpa penyebab lain c. Berdasarkan pekerjaan, penderita
berjumlah 1 orang (5,3%). TB paru relaps yang berobat di
Setiap jenis efek samping Poliklinik Paru Rumah Sakit
baik ringan ataupun berat yang Umum Daerah Arifin Achmad
timbul dapat mengganggu kehidupan Provinsi Riau tahun 2012-2013
penderita sehingga akhirnya dapat terbanyak adalah bekerja sebagai
menyebabkan putus berobat.25 buruh yaitu berjumlah 52 orang
Zuliana menyebutkan bahwa (50,9%).
sebagian besar (65,8%) penderita TB
paru tersebut menyebutkan bahwa d. Berdasarkan ada atau tidaknya
adanya efek samping OAT riwayat kenaikan berat badan,
mengganggu aktivitas sehari-hari penderita TB paru relaps yang
sehingga menyebabkan berobat di Poliklinik Paru Rumah
ketidakteraturan meminum OAT.24 Sakit Umum Daerah Arifin
Adanya kejadian mengalami efek Achmad Provinsi Riau tahun
samping obat saat pengobatan telah 2012-2013 terbanyak adalah
terbukti merupakan salah satu faktor penderita yang tidak ada riwayat
yang menyebabkan ketidakpatuhan kenaikan berat badan yaitu
penderita terhadap pengobatan berjumlah 67 orang (65,7%).
sehingga dapat menyebabkan
pengobatan yang tidak adekuat dan e. Berdasarkan waktu kambuh,
peningkatan risiko kekambuhan TB penderita TB paru relaps yang
paru.13,24 berobat di Poliklinik Paru Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin
SIMPULAN Achmad Provinsi Riau tahun
2012-2013 terbanyak adalah
Berdasarkan dari hasil memiliki waktu kambuh < 4 tahun
penelitian dan pembahasan, dapat yaitu berjumlah 82 orang (80,4%).
diambil simpulan sebagai berikut:
a. Berdasarkan umur, penderita TB f. Berdasarkan ada atau tidaknya
paru relaps yang berobat di penyakit penyerta, penderita TB
Poliklinik Paru Rumah Sakit paru relaps yang berobat di
Umum Daerah Arifin Achmad Poliklinik Paru Rumah Sakit
Provinsi Riau tahun 2012-2013 Umum Daerah Arifin Achmad
terbanyak adalah pada umur 25- Provinsi Riau tahun 2012-2013
44 tahun yaitu berjumlah 45 orang terbanyak adalah penderita yang
(44,1%). tidak ada penyakit penyerta yaitu
berjumlah 59 orang (57,8%).

11 JOM FK Vol.1 No. 2 Oktober 2014


g. Berdasarkan riwayat keteraturan menghindari faktor-faktor resiko
berobat, penderita TB paru relaps yang dapat meningkatkan
yang berobat di Poliklinik Paru terjadinya kekambuhan TB paru
Rumah Sakit Umum Daerah dan segera datang memeriksakan
Arifin Achmad Provinsi Riau diri ke puskesmas atau rumah
tahun 2012-2013 terbanyak adalah sakit jika ada gejala-gejala yang
penderita dengan riwayat dirasakan timbul kembali.
keteraturan berobat tidak teratur
yaitu berjumlah 68 orang (66,7%). c. Diharapkan untuk peneliti lain
dapat melanjutkan penelitian
h. Berdasarkan ada atau tidaknya tentang TB paru relaps yang lebih
riwayat efek samping OAT, spesifik lagi, karena adanya
penderita TB paru relaps yang kejadian TB paru relaps dapat
berobat di Poliklinik Paru Rumah meningkatkan penularan TB
Sakit Umum Daerah Arifin dimasyarakat sehingga perlu
Achmad Provinsi Riau tahun untuk teliti lebih lanjut untuk
2012-2013 terbanyak adalah menemukan upaya pencegahan,
penderita yang ada riwayat efek pengendalian, dan
samping OAT yaitu berjumlah 70 penanggulangan yang lebih
orang (68,6%). efektif.

SARAN UCAPAN TERIMA KASIH

Berdasarkan dari hasil Penulis mengucapkan terima


simpulan, didapatkan saran sebagai kasih sebesar-besarnya kepada
bahan masukan yaitu: Fakultas Kedokteran Universitas
a. Diharapkan kepada petugas Riau dan Rumah Sakit Umum
kesehatan khususnya petugas Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau
kesehatan bagian Poliklinik atas segala fasilitas kemudahan yang
DOTS untuk melakukan upaya telah diberikan kepada penulis
dalam meningkatkan kualitas selama melaksanakan penelitian ini.
pencatatan setiap kasus TB
khususnya kasus TB relaps dalam DAFTAR RUJUKAN
buku TB register dan buku-buku
untuk pelaporan TB lainnya 1. Keputusan Menteri Kesehatan
kepada Dinas Kesehatan setempat Republik Indonesia Nomor
agar upaya pencegahan, 364/MENKES/SK/V/2009.
pengendalian, dan Pedoman penanggulangan
penanggulangan TB khsusnya TB tuberkulosis. Jakarta; 2009.
paru relaps dapat menjadi lebih
baik lagi. 2. Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan
b. Diharapkan kepada tenaga Lingkungan Kementrian
kesehatan untuk memberikan Kesehatan Republik Indonesia.
edukasi kepada seluruh penderita Strategi nasional pengendalian TB
TB paru baik yang masih dalam di Indonesia 2010-2014.Jakarta;
pengobatan maupun yang sudah 2011.
dinyatakan sembuh untuk

12 JOM FK Vol.1 No. 2 Oktober 2014


3. Wahyuni Y. Analisis kualitatif 11.Aditama TY. Tuberkulosis
kejadian relaps tuberculosis paru diagnosis, terapi, dan masalahnya.
di Puskesmas Sidomulyo Jakarta: Yayasan Penerbit Ikatan
Pekanbaru tahun 2011-2012 Dokter Indonesia; 2005.
[skripsi]. Pekanbaru. Universitas
Riau; 2013. 12.Sitepu MY. Karakteristik
penderita TB paru relapse yang
4. World Health berobat di Balai Pengobatan Paru-
Organization.Global tuberculosis Paru (BP4) Kota Medan Tahun
report 2012. Geneve: World 2000-2007 [skripsi]. Medan.
Health Organization; 2013. Universitas Sumatera Utara; 2009.

5. World Health Organization. 13.Thomas A, Gopi PG, Santha T,


Tuberculosis profile-Indonesia; Chandrasekaran V, Subramani R,
2012. Available from: Selvakumar N, et.al.. Predictors of
http://www.who.int/tb/country/dat relapse among pulmonary
a/profiles/en/index.html. [Diakses tuberculosis patients treated in a
16 Desember 2013]. DOTS programme in South India.
6. Rifqatussa’adah. Perilaku minum International Journal Tuberculosis
obat pada penderita TB paru di Lung District 9(5): 556-56:
Kecamatan Johar Baru Jakarta Tuberculosis Research Centre,
Pusat tahun 2011. Jakarta. Chennai, India; 2005.
Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI; 2012. 14.Suyono J, Wijaya C; World
Health Organization. Deteksi dini
7. Daryatno T. Faktor-faktor yang penyakit akibat kerja. Jakarta:
mempengaruhi kekambuhan EGC; 1995. Halaman: 12-13.
penderita tuberculosis paru
strategi DOTS di Puskesmas dan 15.Khan A, Sterling TR, Reves R,
BP4 di Surakarta dan wilayah Vernon A, Horsburgh CR,
sekitarnya [tesis]. Semarang. Tuberculosis trials consortium.
Universitas Diponegoro; 2003. Lack of weight gain and relapse
risk in a large tuberculosis
8. Hurlock EB. Psikologi treatment trial. American Journal
perkembangan: suatu pendekatan Respiratory Criteria Care
sepanjang rentang kehidupan. Medicine 2002; 165:
Edisi 5. Jakarta: Erlangga; 2010. A293.Clinical and Health System
Halaman: 14-15. Research Branch Centers for
Disease Control and Prevention,
9. Wade C, Tavris C. Psikologi jilid USA; 2006.
2. Edisi 9. Jakarta: Erlangga;
2008. Halaman: 16-17. 16.Price SA, Wilson LM.
Tuberkulosis paru. Dalam:
10.Crofton J, Horne N, Miller F. Hartanto H, Wulansari P, Susi N,
Tuberkulosis klinis. Edisi 2. Mahanani DA, editors.
Jakarta: Widya Medika; 2002. Patofisiologi: konsep klinis
Halaman: 93-110. proses-proses penyakit. Edisi 6.

13 JOM FK Vol.1 No. 2 Oktober 2014


Jakarta: EGC; 2005. Halaman: Indonesia 2013;33:126-34.
852-861. Departemen Pulmonologi dan
Ilmu Kedokteran Respirasi.
17.Somroo JA, Qazi HA. Factors Fakultas Kedokteran Universitas
associated with relapsed Brawijaya. Malang; 2013.
tuberculosis in males and females:
a comparative study. Tanaffos 23.Widjadja R. TBC (Tuberkulosis)
Journal 8(3): 22-27: National gejala dan pengobatannya. Dalam:
Research Institute of Tuberculosis Tim VMK, editor. Penyakit
and Lung Disease, Iran; 2009. kronis: tindakan, pencegahan,
pengobatan secara medis maupun
18.Khurram M, Young IM, Arshad tradisional. Jakarta: Bee Medika
MM, Khar HTB. Factors affecting Indonesia; 2009. Halaman: 186-
relapse of tuberculosis. Journal of 200.
Rawalpindi Medical College,
13(1): 44-47: Departement of 24.Zuliana I. Pengaruh karakteristik
Medicine, Rawalpindi Medical individu, faktor pelayanan
College. Rawalpindi; 2009. kesehatan, dan faktor peran
pengawas menelan obat terhadap
19.Dooley KE, Lahlou O, Ghali I, tingkat kepatuhan penderita TB
Knudsen J, Elmessaoudi MD, paru dalam pengobatan di
Cherkaoui I, et.al.. Risk factors Puskesmas Pekan Labuhan Kota
for tuberculosis treatment failure, Medan [skripsi]. Medan. Fakultas
default, or relapse and outcomes Kesehatan Masyarakat
of retreatment in Morocco. Johns Universitas Sumatera Utara; 2009.
Hopkins University School of
Medicine. Bio Medical Center 25.Direktorat Bina Farmasi
Public Health. Baltimore, USA; Komunitas dan Klinik Direktorat
2011. Jenderal Bina kefarmasian dan
Alat Kesehatan Departemen
20.Werdhani RA. Patofisiologi, Keseharan Republik Indonesia.
diagnosis, dan klasifikasi Pharmaceutical care untuk
tuberkulosis. Jakarta: Departemen penyakit tuberkulosis. Jakarta;
Ilmu Kedokteran Komunitas, 2005.
Okupasi, dan Keluarga Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia; 2011.

21.Shen G, Xue Z, Gao Q. Recurrent


tuberculosis and exogenous
reinfection, Shanghai, China.
Fudan University, Shanghai:
People’s Republic of China; 2011.

22.Wulandari DR, Sugiri YJ.


Diabetes melitus dan
permasalahannya pada infeksi
tuberkulosis. Jurnal Respirasi

14 JOM FK Vol.1 No. 2 Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai