Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Kelas : 5D Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
2018/2019
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat
rahmat dan karuniaNya yang diberikan kepada kita semua sebagai umatnya, Kami
dapat menyusun paper dengan judul “ANALISIS KORUPSI ATAS
PENGELOLAAN KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA
DAERAH (APBD) DI KOTA MALANG” ini untuk memenuhi mata kuliah
Akuntansi Pemerintah yang memiliki suatu muatan soft skill yang membuat kami
menjadi diri yang mandiri.
Paper studi kasus yang disusun untuk mempelajari lebih detail mengenai
bagaimana kronologi korupsi yang dilakukan oleh salah satu satuan kerja
pemerintah di indonesia, kami berharap informasi yang kami dapatkan tidak
hanya untuk kami melainkan untuk para pembaca sebagai ilmu untuk menambah
wawasan serta dapat mengambil hikmah atau pelajaran dari kasus yang kami
sajikan ini.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Akuntansi Pemerintahan yaitu Bapak Sudjatmiko Wibowo yang telah
membimbing kami dalam menyusun paper studi kasus ini, semoga Paper studi
kasus ini dapat memberikan pelajaran positif mengenai pemerintahan diindonesia
dan memberikan manfaat dalam hidup kami nantinya . Dari lubuk hati yang
paling dalam, sangat disadari bahwa paper studi kasus yang kami buat masih jauh
dari sempurna . Oleh sebab itulah tidak ada salahnya kami mengharapkan
berbagai kritik dan saran yang membangun untuk lebih baik kedepannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................1
BAB II................................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
BAB III............................................................................................................................12
PENUTUP........................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................12
3.2 Saran.......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dimana angka nol berarti mutlak bersih dan 10 berarti mutlak memiliki
kecenderungan korupsi. Dan satu tahun kemudian, tahun 2000, angka ini tidak
mengalami perbaikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka
meningkatkan PAD akan lebih baik bila diprioritaskan dengan cara
mengurangi kebocoran pendapatan pemerintah daerah yang selama ini ada
bukan dengan cara meningkatkan pajak karena akan menyengsarakan rakyat
(Ardyanto, 2002)
Kedua, otoritas yang sangat besar bagi DPRD untuk menyusun APBD dan
menyusun anggaran untuk DPRD sangat memungkinkan terjadinya korupsi
APBD karena tidak ada pengawasan yang sistematis kecuali jika rakyat
mempunyai kesadaran yang tinggi. Dengan demikian kembali pada kenyataan
bahwa anggaran adalah power relation maka kemungkinan terjadinya suap
(bribery) terhadap DPRD untuk menyetujui pos anggaran tertentu yang tidak
dibutuhkan rakyat sangat mungkin terjadi.
2
anggaran yang selama ini di korupsi serta besarnya ongkos sosial ekonomi
yang ditimbulkan dari korupsi APBD.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Uang pokir itu sebagai imbalan agar pembahasan APBD-P Kota Malang
2015 berjalan lancar. Anton menyanggupinya dan memerintahkan Sekda Cipto
Wiyono untuk mencarikan uang pokir. Tahap berikutnya, Cipto
memerintahkan pejabat Dinas PUPPB untuk mengumpulkan duit pokir itu.
Jarot Edy Sulistiyono, Kepala Dinas PUPPB mengumpulkan uang sebesar Rp
700 juta dari para rekanan. Pada 14 Juli 2015, uang pokir itu diserahkan ke Arif
Wicaksono, Ketua DPRD Kota Malang di rumah dinasnya. Berikutnya, uang
dibagikan kepada seluruh anggota dewan.
Pada 22 Juli 2015, Rapat Paripurna dengan agenda Pendapat Akhir Fraksi
DPRD Kota Malang pun menyetujui rancangan APBD Perubahan 2015 yang
diajukan Pemkot Malang. Proyek multiyears senilai Rp 98 miliar yang
diajukan pemkot pun diloloskan dewan.Selain suap itu, KPK juga menduga
seluruh anggota DPRD Kota Malang menerima gratifikasi lainnya total senilai
Rp 5,8 miliar. Serta ‘uang sampah’ sebesar Rp 300 juta yang dibagikan pada
semuanya untuk memuluskan proyek di TPA Supit Urang.
Pengeledahan KPK
4
APBD 2019 dan dokumen lainnya disita penyidik dari kantor wali kota.
Sedangkan dari rumah dinas Arif Wicaksono, sejumlah dokumen termasuk
uang puluhan juta rupiah dan mata uang asing disita.
Gelombang Tersangka
5
Pemerintahan Lumpuh
Praktis saat ini hanya tersisa 5 anggota dari total 45 anggota DPRD Kota
Malang. Subur Triono (PAN), Priyatmoko Oetomo (PDI-P), Tutuk Haryani
(PDI-P) jadi tiga lama nama tersisa. Sedangkan dua nama baru adalah
Abdulrahman (PKB) dan Nirma Cris Nindya dari (Hanura). Abdulrahman
menggantikan rekannya, Rasmuji yang meninggal pada 2017 silam. Sedangkan
Nirma Cris Nindya dilantik sebagai anggota dewan pada Juli lali,
menggantikan Ya’qud Ananda Gudban yang sudah lebih dulu mundur.
6
2.3 Modus Operansi
7
Berdasarkan uraian sebelumnya, dalam penelitian ini penulis
mengelompokkan empat aspek yang menyebabkan terjadinya korupsi APBD
di wilayah Malang Raya yaitu:
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas,
termasuk sistem pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisasi yang
menjadi korban korupsi atau dimana korupsi terjadi biasanya memberi andil
terjadinya korupsi karena membuka peluang atau kesempatan untuk terjadinya
korupsi (Tunggal, 2000). Bilamana organisasi tersebut tidak membuka
peluang sedikitpun bagi seseorang untuk melakukan korupsi, maka korupsi
tidak akan terjadi. Aspek-aspek penyebab terjadinya korupsi dari sudut
pandang organisasi ini meliputi: (a) kurang adanya teladan dari pimpinan, (b)
tidak adanya kultur organisasi yang benar, (c) sistem akuntabilitas di instansi
pemerintah kurang memadai, (d) manajemen cenderung menutupi korupsi di
dalam organisasinya.Berdasarkan jejak pendapat yang dilakukan oleh Kompas
29/7/2004 di kota Surabaya, Medan, Jakarta dan Makasar, menyebutkan
bahwa korupsi yang terjadi di tubuh organisasi kepemerintahan (eksekutif)
maupun legislatif. Tidak kurang dari 40 persen responden menilai bahwa
tindakan korupsi dilingkungan birokrasi kepemerintahan dan wakil rakyat di
8
daerahnya semakin menjadi-jadi. hanya 20 persen responden saja yang
berpendapat bahwa prilaku korupsi di pemkot dan DPRD masing-masing
sudah berkurang.
4. Aspek Pengawasan
9
profesionalisme pengawas, (c) kurang adanya koordinasi antar pengawas (d)
kurangnya kepatuhan terhadap etika hukum maupun pemerintahan oleh
pengawas sendiri. hal ini sering kali para pengawas tersebut terlibat dalam
praktik korupsi. belum lagi berkaitan dengan pengawasan ekternal yang
dilakukan masyarakat dan media juga lemah, dengan demikian menambah
deretan citra buruk pengawasan APBD yang sarat dengan korupsi. Hal inis
sejalan dengan pendapatnya Baswir (1996) yang mengemukakan bahwa
negara kita yang merupakan birokrasi patrimonial dan negara hegemonik
tersebut menyebabkan lemahnya fungsi pengawasan, sehingga merebaklah
budaya korupsi itu.
Mereka yang masih dalam pemeriksaan adalah Asia Iriani (PPP), Indra
Tjahyono (Demokrat) Choeroel Anwar (Golkar), Moh Fadli (NasDem),
Bambang Triyoso (PKS), Een Ambarsari (Gerindra), Erni Farida (PDI-P),
Syamsul Fajrih (PPP), Choirul Amri (PKS) Teguh Mulyono (PDI-P) dan
Imam Ghozali (Hanura).Selain itu juga ada Suparno (Gerindra), Afdhal Fauza
(Hanura), Soni Yudiarto (Demokrat), Ribut Haryanto (Golkar), Teguh Puji
Wahyono (Gerindra), Harun Prasojo (PAN), Hadi Susanto (PDI-P), Diana
Yanti (PDI-P) dan Sugiarto (PKS) serta Arief Hermanto (PDI-P) dan
Mulyanto (PKB).
Dengan demikian, anggota dewan yang tersisa tinggal lima orang. Yakni
Abdurrochman (PKB) selalu wakil ketua dan pimpinan dewan satu-satunya,
Subur Triono (PAN), Priyatmoko Oetomo (PDI-P) dan Tutuk Haryani (PDI-
P). Ditambah satu lagi anggota dewan hasil PAW dari Yaqud Ananda
Gudban yang sudah menjadi terdakwa, yaitu Nirma Cris Desinidya (Hanura).
Abdurrochman mengatakan, sejumlah agenda di DPRD Kota Malang
terbengkalai akibat kasus tersebut. Salah satunya adalah sidang paripurna
LKPJ akhir masa jabatan Wali Kota Malang 2013 - 2018, sidang paripurna
10
pengesahan P-APBD tahun anggaran 2018 dan pembahasan APBD induk
tahun anggaran 2019. Agenda-agenda tersebut menjadi agenda penting karena
menyangkut keberlangsungan pembangunan di Kota Malang.
APBD-P kemarin baru mulai. Belum sampai detil. Masih nunggu di-
Bamus-kan, sudah dijadwalkan, akhirnya ditunda," katanya di gedung DPRD
Kota Malang, Senin (3/9/2018). Padahal, menurutnya, Bulan September ini
P-APBD tahun anggaran 2018 harusnya sudah bisa disahkan. Tidak hanya
itu, pelantikan wali kota Malang terpilih yang dijadwalkan pada 22
September juga terancam gagal karena kasus tersebut. "Terancam tidak bisa
dilantik. Karena tidak kuorum," katanya. Kendati begitu, pelayanan di gedung
DPRD Kota Malang tetap berjalan. Termasuk jika ada kunjungan kerja dari
DPRD kota lain.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
12
analisis, penelitian ini juga bisa dikembangkan ke dalam berbagai model
penelitian korelasional yang berpengaruh terhadap korupsi APBD, seperti
partisipasi masyarakat, trasparansi dan akuntabilitas, performance budget,
disiplin anggaran, value for money, keadilan anggaran, anggaran peka gender dan
lain-lain.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://lindamaya.blogspot.com/2013/11/karya-ilmiah-audit-akuntansi-
pemerintah.html?m=1
https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/3638042/ini-kronologi-
korupsi-massal-dprd-kota-malang
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/50468109/290.doc?
AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1539684477&Sig
nature=sTYZjJjcNli%2F0WcFRpIdxxgrEcc%3D&response-content-
disposition=inline%3B%20filename%3DANALISIS_FAKTOR-
FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI.doc
14