Anda di halaman 1dari 9

Tugas individu

PONDASI DASAR

Oleh :

ANDRE GIVANO
17210400115

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018/2019
BAB I

PONDASI DANGKAL

Capaian Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat menghitung daya dukung tanah akibat beban yang
bekerja sesuai kondisi tanah dengan tepat serta rumus yang sesuai. Dapat menghitung penurunan
pada pondasi dangkal akibat beban yang bekerja di atasnya dengan cara dan rumus yang tepat
dan benar.

1.1 Jenis Dan Fungsi Pondasi Dangkal


Pondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu konstruksi bangunan. Fungsi pondasi
adalah meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah yang berada di bawah pondasi dan tidak
melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan. Apabila kekuatan tanah dilampaui, maka
penurunan yang berlebihan atau keruntuhan dari tanah akan terjadi, kedua hal tersebut akan
menyebabkan kerusakkan konstruksi yang berada di atas pondasi.
Pondasi dangkal digunakan apabila lapisan tanah keras yang mampu mendukung beban
bangunan di atasnya, terletak dekat dengan permukaan, sedangkan pondasi dalam dipakai pada
kondisi yang sebaliknya. Suatu pondasi akan aman apabila :
Penurunan (settlement) tanah yang disebabkan oleh beban masih dalam batas yang
diperbolehkan.
Keruntuhan geser dari tanah di mana pondasi berada tidak terjadi.
Secara umum, yang dinamakan pondasi dangkal adalah pondasi yang mempunyai perbandingan
antara kedalaman dengan lebar pondasi sekitar kurang dari 4 (Df/B < 4) seperti pada Gambar 1.1,
dan bentuk pondasi biasanya dipilih sesuai dengan jenis bangunan dan jenis tanahnya dan secara
umum pondasi dangkal dapat berbentuk:
 Pondasi telapak (square foudations)
 Pondasi menerus (continus foudations)
 Pondasi lingkaran (circle foudations)
 Pondasi rakit (raft foudations)

Df/B  4  pondasi telapak


4  Df/B  10  pondasi sumuran
Df Df/B  10  pondasi tiang
dimana : Df = kedalaman pondasi
B B = lebar pondasi

Gambar 1.1 Syarat perbandingan antara kedalaman dengan lebar pondasi


Bangunan lainnya yang dikategorikan sebagai konstruksi yang erat hubungannya dengan pondasi
dangkal, seperti :
 Dinding penahan tanah atau turap
 Bendung elak sementara (penurapan pada pembuatan pilar jembatan di dasar sungai

- Bentuk segi-empat

- Bentuk Trapesium

- Bentuk T - Bentuk pondasi gabungan

Gambar 1.2 Bentuk pondasi dangkal


Syarat-syarat Perencanaan Pondasi Dangkal.
Di dalam merencanakan suatu pondasi harus memperhatikan beberapa persayaratan di bawah ini
:
1. Syarat yang berhubungan dengan konstruksi dan beban yang diterima oleh pondasi,
adalah :
 Beban maksimum yang diterima.
 Muatan sedapat mungkin merata.
 Tanah dasar pondasi terlindung dari penggerusan air.

2. Syarat yang berhubungan dengan perencanaan dan perluasan pondasi, adalah :


 Galian tanah sekecil-kecilnya.
 Lubang pondasi harus dapat dikeringkan.
 Menghindari kemungkinan terjadinya kebocoran dari air tanah.

3. Syarat yang berhubungan dengan stabilitas dan deformasi, adalah :


 Kedalaman pondasi harus cukup untuk menghindari kerusakan tanah dalam arah lateral di
bawah pondasi.
 Kedalaman pondasi harus di bawah daerah yang mempunyai sifat kompresibilitas yang
tinggi.
 Konstruksi harus aman terhadap guling, geser, rotasi dan keruntuhan geser tanah.
 Konstruksi harus aman terhadap korosi atau kegagalan akibat bahan-bahan kimia yang
ada di dalam tanah.
 Konstruksi diharapkan mudah untuk dimodifikasi jika terdapat perubahan geometri
konstruksi.
 Pondasi harus dapat memberikan toleransi terhadap pergerakan diferensial akibat
pergerakan tanah.
 Pondasi harus memenuhi persyaratan standar.
 Pondasi harus ekonomis dalam pelaksanaan.
BAB II

PONDASI DALAM

Seperti yang kita ketahui, pondasi terdiri dari 2 jenis, pondasi dangkal dan pondasi dalam. Kita
akan membahas satu per satu. Setelah kita membahas Pondasi Dangkal, untuk kali ini kita akan
membahas mengenai pondasi dalam.
Pondasi dalam adalah jenis pondasi dibedakan dari kedalaman mereka tertanam ke dalam tanah.
Ada banyak alasan seorang insinyur geoteknik akan merekomendasikan pondasi dalam ke
pondasi dangkal, tetapi beberapa alasan umum adalah beban desain yang sangat besar, tanah yang
buruk ada kedalaman dangkal, atau kendala situs (seperti garis properti). Pondasi dalam dapat
terbuat dari baja, beton bertulang dan beton pratekan.

Pondasi Tiang Pancang (Pile)


Pile yang digunakan bisa dari kayu, beton ataupun baja. Tiang kayu diperoleh dari batang pohon
yang tinggi. Tiang beton sekarang tersedia dalam bentuk persegi, oktagonal, dan lingkaran.
Biasanya diperkuat dengan tulangan atau sistem pratekan. Tiang baja dapat berupa pipa baja atau
profil balok baja semisal H atau C.

Dahulu bila kita memancang dengan tiang pancang kayu, saat tiang mencapai batas
ketinggiannya dan belum mencapai kedalaman yang dibutuhkan, tiang pancang kayu akan
disambung lagi hingga mencapai batas yang dibutuhkan. Sekarang tiang yang sering di sambung
apabila kasus seperti ini terjadi adalah tiang baja, tiang beton pun bisa namun lebih sulit.

Memancang tiang memiliki keunggulan tersendiri ketimbang bila kita memakai sistem bor, yaitu tanah
yang tergeser akibat pemancangan tiang memadatkan tanh di sekitarnya, sehingga tahanan gesek tanah
terhadap tiang semakin besar dan meningkatkan kapasitas dukung tiang.

Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya dukung
tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam.Pondasi Tiang
Pancang Kayu

Pondasi tiang pancang kayu di Indonesia, dipergunakan pada rumah-rumah panggung di daerah
Kalimantan, di Sumatera, di Nusa Tenggara, dan pada rumah-rumah nelayan di tepi pantai.

Pondasi Tiang Pancang Beton


Pondasi tiang beton dipergunakan untuk bangunan-bangunan tinggi (high rise building). Pondasi
tiang pancang beton, proses pelaksanaannya dilakukan sebagai berikut :
 Melakukan test “boring” untuk menentukan kedalaman tanah keras dan klasifikasi
panjang tiang pancang, sesuai pembebanan yang telah diperhitungkan.
 Melakukan pengeboran tanah dengan mesin pengeboran tiang pancang.
 Melakukan pemancangan pondasi dengan mesin pondasi tiang pancang.

Pondasi Tiang Bor (Bor Pile)

Pondasi bore pile adalah pondasi tiang dalam berbentuk tabung yang berfungsi
meneruskan beban bangunan kedalam permukaan tanah. Fungsinya sama dengan pondasi dalam
lainya seperti pancang. Bedanya ada pada cara pengerjaanya. Pengerjaan bore pile dimulai
dengan pelubangan tanah dahulu sampai kedalaman yang diinginkan, kemudian pemasangan
tulangan besi yang dilanjutkan dengan pengecoran beton.

Proses pelaksanaannya pondasi tiang pancang beton cor di tempat sebagai berikut :

 Melakukan pemboran tanah sesuai kedalaman yang ditentukan dengan memasukkan besi
tulangan beton.
 Memompa tanah bekas pengeboran ke atas permukaan tanah.
 Mengisi lubang bekas pengeboran dengan adukan beton, dengan sistem dipompakan dan
desakan/tekanan.
 Pengecoran adukan beton setelah selesai sampai di atas permukaan tanah,
 Kemudian dipasang stek besi beton sesuai dengan aturan teknis yang telah ditentukan.
Jenis pondasi bor pile

1. Bor pile mini crane

Dengan alat ini bisa dilaksanakan pengeboran dengan pilihan diameter 30 cm, 40 cm, 50 cm, 60
cm hingga 80 cm. Biasanya menggunakan sistem Wet Boring (Bor Basah). dibutuhkan air yang
cukup banyak untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan

2. Bor pile gawang

Sama dengan mini crane hanya beda bentuk alatnya saja.


3. Bor pile manual

Alat ini menggunakan tenaga manual untuk memutar mata bornya. Alat yang sederhana,
ringkas dan mudah dioperasikan serta tidak bising saat pengerjaan menjadikan cara ini banyak
digunakan diberbagai proyek seperti perumahan, pabrik, gudang, pagar dll. kekuranganya
terbatasnya pilihan diameter yakni hanya 20 cm, 25 cm, 30 cm dan 40 cm. Tentu saja karena ini
berhubungan dengan tenaga penggeraknya yang hanya tenaga manusia. Jadi cara ini kebanyakan
digunakan untuk bangunan yang tidak begitu berat

Anda mungkin juga menyukai