Anda di halaman 1dari 14

Jurnal

Kontribusi Tinggi Badan, Berat Badan, Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot
Lengan, Kekuatan Otot Punggung Dan Fleksibilitas Terhadap
Kecepatan Bantingan Pinggang Pada Atlet Gulat

Meki Andesa*, Frans Nurseto, Sudirman Husin


Fkip Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1
Telp : 089673686221, Email : mekiandesaa14@gmail.com

Abstrak : Contribution of Height, Weight, Leg Muscle Strength, Arm Muscle Strength,
Back Muscle Strength and Flexibility to the Speed of Waist Slings on Wrestling Athletes.
This study aims to determine the magnitude of the contribution between height, weight, leg
muscle strength, arm muscle strength, back muscle strength, flexibility to speed slope resting
on Lampung's male wrestling athletes. The method used in this study is linear regression.
The sample used was 30 male Lampung wrestling athletes. Sampling using total sampling
technique. Data analysis techniques using product moment correlation analysis techniques
and tested significantly. The results showed that there was a contribution of height of 18.8%,
body weight of 15.0%, leg muscle strength of 19.9%, arm muscle strength of 40.5%, back
muscle strength of 54.2%, flexibility of 35.7% of the speed of waist slamming.

Keywords : slumping of the waist, weight, flexibility, back muscle strength, leg muscle
strength, arm muscle strength, height.

Abstrak : Kontribusi Tinggi Badan ,Berat Badan, Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan
Otot Lengan, Kekuatan Otot Punggung Dan Fleksibilitas Terhadap Kecepatan
Bantingan Pinggang Pada Atlet Gulat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
besarnya kontribusi antara tinggi badan, berat badan, kekuatan otot tungkai, kekuatan otot
lengan, kekuatan otot punggung, fleksibilitas terhadap kecepatan bantingan pingggang pada
atlet gulat putra lampung. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linier.
Sampel yang digunakan sebanyak 30 atlet gulat putra lampung. Pengambilan sampel
menggunakan teknik total sampling. Teknik analisis data dengan menggunakan teknik
analisis korelasi product moment dan diuji signifikan. Hasil penelitian menunjukkan ada
kontribusi tinggi badan sebesar 18,8%, berat badan sebesar 15,0%, kekuatan otot tungkai
sebesar 19,9%, kekuatan otot lengan sebesar 40,5%, kekuatan otot pungggung sebesar
54,2%, fleksibilitas sebesar 35,7% terhadap kecepatan bantingan pinggang.

Kata kunci : bantingan pinggang, berat badan, fleksibilitas, kekuatan otot punggung,
kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan, tinggi badan.

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 1


Jurnal
PENDAHULUAN olahraga prestasi dilaksanakan dengan
Kegiatan olahraga adalah proses sistematis memberdayakan perkumpulan olahraga,
yang berupa segala bentuk kegiatan atau menumbuh kembangkan sentra pembinaan
usaha yang dapat mendorong olahraga yang bersifat nasional dan daerah,
membangkitkan, mengembangkan dan dan menyelenggarakan kompetisi secara
membina Potensijasmani dan rohani berjenjang dan berkelanjutan”.
seseorang sebagai perseorangan atau Berdasarkan kutipan di atas disimpulkan
anggota masyarakat dalam bentuk bahwa melalui latihan olahraga
permainan, perlombaanpertandingan dan diharapkan terciptanya masyarakat yang
kegiatan jasmani yang intensif untuk sehat jasmani dan rohani,serta dapat
memperoleh kesehatan, rekreasi, membentuk watak, kepribadian dan
kemenangan dan prestasi puncak dalam karakter sehingga tercipta manusia yang
rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya guna mengisi pembangunan
seutuhnya yang berkualitas berdasarkan olahraga tanah air melalui prestasi yang
Pancasila (Cholikmutohir,1992). baik.

Perkembangan olahraga di Indonesia dari Gulat pada awalnya adalah suatu kegiatan
tahun ke tahun semakin menampakkan yang menggunakan tenaga yang di
kemajuannya, keadaan ini sejalan pula dalamnya dimungkinkan mengandung
dengan apa yang telah diprogramkanoleh pengertian suatu perkelahian, pertarungan
pemerintah untuk menggalakkan kegiatan yang sengit untuk mengalahkan lawan
olahraga dengan semboyan “Memasyarakat dengan cara saling memukul, menendang,
kanolahraga dan mengolahragakan mencekik, bahkan menggigit. Namun pada
masyarakat”. Salah satu olahraga dari tahap selanjutnya pengertian ini berubah
sekian banyak cabang olahraga adalah karena telah menjadi suatu cabang olahraga
olahraga beladiri. yang dilengkapi dengan peraturan yang
dipatuhi oleh para pesertanya. Gulat
Olahraga di masyarakatkan sebagai ajang memiliki pengertian sebagai suatu olahraga
prestasi, tetapi dalam perkembanganya yang dilakukan oleh dua orang yang saling
selain sebagai ajang prestasi olahraga juga menjatuhkan atau membanting, menguasai,
dirasa sebagai pendidikan, rekreasi, dan dan mengunci lawannya dalam keadaan
kesegaran jasmani. Hal ini dijelaskan dalam terlentang dengan menggunakan teknik
Undang-undang RI Nomor 3 Tahun 2005 yang benar sehingga tidak membahayakan
tentang Sistem Keolahragaan Nasional. keselamatan lawannya.
Pada BAB II Pasal 4 dijelaskan sebagai
berikut: “Keolahragaan nasional bertujuan Gulat merupakan olahraga prestasi yang
memelihara dan meningkatkan mempunyai ciri khas yaitu olahraga yang
kesehatandan kebugaran, prestasi, kualitas berhadapan dengan menggunakan anggota
manusia, menanamkan nilai moral dan tubuh, berusaha untuk menjatuhkan lawan
akhlak yang mulia, sportifitas, disiplin, dengan cara menarik, mendorong,
mempererat dan membina persatuan dan menjegal, membanting, menekan,
kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan menahan, sehinggalawanmenempel di atas
nasional, serta mengangkat harkat, matras dengan tidak melanggar peraturan
martabat, dan kehormatan bangsa“ yang telah ditentukan. Pada olahraga gulat,
terdapat dua gaya yang dipertandingkan
Sehubungan dengan tujuan diatas maka baik nasional maupun internasional, yaitu
telah dijelaskan pula dalam Pasal 27 Gaya Bebas(Free Style) dan Gaya Romawi
UUD 1945 yang menyatakan bahwa: “ Yunani (Greco Romaine).
Pembinaan dan pengembangan

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 2


Jurnal
Gaya bebas adalah tata cara permainan berhasil melakukan teknik bantingan dalam
gulat yang memperkenankan pegulat suatu pertandingan maka seorang pegulat
menyerang kedua kaki lawan yaitu akan dengan mudah mengungguli
menjegal, menarik kaki sesuai dengan lawannya seperti pada saat melakukan
aturan yang ditentukan. Olahraga gulat teknik bantingan dapat dilakukan dengan
gaya bebas terdapat berbagai teknik mengangkat lawan yang kemudian
serangan atas yaitu: tangkapan kaki, dilanjutkan dengan gerakan menjatuhkanya
tangkapan satu kaki, tangkapan dua kaki, kematras.Untuk mendapatkan bantingan
tarikan lengan, bantingan leher, bantingan pinggang yang baik ada beberapa aspek
lengan,k ayang samping,dankayang yang harusdikembangkan melalui latihan,
belakang (zubless), dan gaya romawi aspek-aspek tersebut adalah: persiapan
yunani(Greco Romaine) adalah tatacara fisikdanpersiapan teknik. Aspek
permainan gulat yang melarang pegulat kemampuan biomotor yang meliputi
menyerang bagian tubuh bawah panggul kekuatan, kecepatan, dan komposisi tubuh
seperti menjegal, menarik kaki, melipat juga harus dilatih dan dikembangkan.
lawan.Pada gaya romawi yunani(greeco Penggunaan kekuatan dalam bantingan
roman)terdapat berbagai teknik serangan pinggang selain digunakan untuk awalan
atas yaitu : bantingan pinggang, bantingan juga digunakan pada saat melepaskan
leher, bantingan lengan, bantingan bahu, bantingan.Kekuatan terdiri dari kekuatan
bantingan sway, kayang depan, kayang otot pinggang, otot kaki serta flekibilitas
samping, zubless dan lain-lain. Seorang untuk mendukung bantingan
pegulat harus menguasai teknik serangan, pinggang.Angkatan tubuh lawan pada saat
counter,dan bertahan yang baik untuk melakukan penyerangan diperlukan
mengungguli lawannya. kekuatan otot punggung yang maksimal
sehingga momentum daya ledak dapat di
Salah satu teknik dalam olahraga gulat salurkan dengan baik.Punggung sebagai
yaitu teknik bantingan yang merupakan tumpuan badan lawan dan sebagai tolakan
serangan yang memiliki nilai. Menurut ( pada saat membanting, bantingan pinggang
Petrov, 1987 : 232 ) Teknik bantingan yang dilakukan oleh masing-masing atlet
pinggang merupakan teknik dasar gulat tentunya tidak memiliki kesamaan.
gaya grecco roman yang sering digunakan
dalam setiap latihan dan pertandingan, Tumpuan dalam bantingan sangat penting
karena jika seorang pegulat berhasil dalam pelaksanaan bantingan pinggang,
melakukan teknik bantingan dalam suatu daya ledak dipusatkan di pinggang, apabila
pertandingan maka seorang pegulat akan Tumpuan tidak kuat maka bantingan
dengan mudah mengungguli lawannya pinggang tidak maksimal. Fleksibilitas
seperti pada saat melakukan Teknik (kelentukan) juga mendukung dalam
bantingan dapat dilakukan dengan bantingan untuk menopang beban lawan di
mengangkat lawan yang kemudian atas saat akan membanting yang
dilanjutkan dengan gerakan menjatuhkanya memberikan sumbangan terhadap
kematras. bantingan pinggang yang memungkinkan
gerak maksimal dapat dilakukan oleh suatu
Dari beberapa teknik di atas penulis tertarik sendi, seseorang dikatakan lentur apabila ia
untuk meneliti salah satu teknik yaitu mampu membungkuk dengan maksimal,
teknik bantingan pinggang. Teknik mampu meliukkan badan lawan, mampu
bantingan pinggang merupakan teknik melentik dangan sempurna, kelentukan
dasar gulat gaya grecco roman yang sering sangat dibutuhkan seorang pegulat pada
digunakan dalam setiap latihan dan saat melakukan bantingan terutama dalam
pertandingan, karena jika seorang pegulat frekuensi yang ditentukan, selain itu

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 3


Jurnal
merupakan faktor yang mendukung karena membanting dan menjatuhkan lawan ke
dalam bantingan pinggang terdapat gerakan matras.
tolakan badan kedepan. Setiap individu
memiliki tingkat kekuatan yang berbeda- Berdasakan uraian latar di atas maka,
beda sehingga hasil yang didapat dalam peneliti merasa tertarik untuk melakukan
bantingan setiap individu akan berbeda suatu penelitian tentang komponen
pula. biomotor fisik yaitu “kontribusi tinggi
badan, berat badan, kekuatan otot tungkai,
Dalam melakukan bantingan pinggang, kekuatan otot lengan, kekuatan otot
kekuatan otot punggung dan fleksibilitas punggung dan fleksibilitas terhadap hasil
mempunyai peranan yang sangat penting bantingan pinggang pada atlet gulat putra
terhadap keberhasilan bantingan yang akan Lampung”.
memberikan tenaga penting untuk tolakan,
karena dengan kekuatan yang besar akan METODE
memungkinkan seseorang memiliki Di dalam penelitian ini peneliti
bantingan yang lebih tepat terarah sehingga menggunakan metode penelitian regresi
dapat menghasilkan prestasi maksimal. linier. sampel yang digunakan adalah Atlet
Gulat Putra Lampung. Pengambilan sampel
Berdasarkan hasil pengamatan penulis pada menggunakan teknik total sampling. Dari
latihan bersama di Sasana atlet gulat Hall C total keseluruhan jumlah Atlet Gulat Putra
PKOR Way Halim Provinsi Lampung Lampung adalah sebanyak 30 Atlet.
ternyata gerakan yang dilakukan oleh atlet
belum memaksimalkan komponen Terdapat dua variabel dalam penelitian
biomotor fisik pdalam melakukan yaitu variabel terikat dan variabel bebas.
bantingan pinggang, seperti pada saat Pada penelitian ini variabel terikat yaitu
bertanding sebagian atlet mengangkat hasil bantingan pinggang dan variabel
beban lawan terlepas ketika membanting bebas yaitu tinggi badan, berat badan,
sehingga bantingan tidak sempurna, dan kekuatan otot tungkai, kekuatan otot
juga ketika mengagkat tidak terangkat lengan, otot punggung, fleksibilitas
sempurna .
Design penelitian :
Pada saat pegulat menempatkan posisi
badan lawan ketika menguasainya,
penempatan yang kurang kuat akan
mengakibatkan pegulat kehilangan lawan
saat melakukan penyerangan,
mempengaruhi bantingan pinggang
sehingga momentum daya ledak yang
disalurkan tidak baik, dan beberapa atlet
yang badan nya kurang lentur saat akan
melakukan bantingan pinggang dan
mempengaruhi bantingan pinggang lalu
lawan terlepas, pada saat menaruh beban
lawan di atas pinggang lawan terlepas
disebabkan punggung atlet kurang Gambar 3.1 : Desain Penelitian
maksimal, posisi akan membanting, Sumber: Sugiono. 2010
kemudian atlet tidak mendapatkan
momentum yang tepat saat akan

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 4


Jurnal
Keterangan : dengan mengubah ke skor T (Sutrisno Hadi,
X1 = tinggi badan 1990 : 267) dan dilanjutkan dengan
X2 = Berat badan perhitungan statistik deskriptif yang
X3 =Kekuatan otot tungkai hasilnya seperti pada tabel berikut ini :
X4 = Kekuatan otot lengan Tabel 1.DeskripsiData Hasil Tes Tinggi
X5 = Kekuatan otot punggung Badan, Berat Badan, Kekuatan Otot
X6 = Fleksibilitas Tungkai, Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan
Y = Bantingan pinggang Otot Punggung, Fleksibilitas Dan Hasil
Bantingan Pinggang Pada Atlet Gulat.
Suharsimi Arikunto (2010: 203) instrumen Variabel
adalah alat atau fasilitas yang digunakan
penelitian dalam mengumpulkan data agar
Ot Has
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya Ha Tin Be Oto
ot Fle il
lebih baik, sehingga mudah diolah. sil ggi rat Otot t
Pu ksi Ba
Penelitian ini menggunakan pendekatan Ba Ba Tun Le
ng bili ntin
one-shot-model yaitu pendekatan yang da da gkai nga
gu tas gan
menggunakan satu kali pengumpulan data. n n n
ng
1. Tinggi badan menggunakan statumeter
Sa
2. Tinggi badan menggunakan timbangan
m
digital 30 30 30 30 30 30 30
pe
3. Kekuatan otot tungakai menggunakan
l
leg dynamometer
Ra
4. Kekuatan otot lengan menggunakan 16 63 13
ta- 121, 31, 36, 1,3
push and pull dynamometer 7,0 ,0 8,4
rat 13 77 4 5
5. Kekuatan ototpunggung pengukuran 3 7 7
a
menggunakan back dynamometer
14
6. Fleksibilitas pengukuran menggunakan S 5,2 22,1 7,9 26, 3,4 0,1
,2
Sit and Reach test Bantingan pinggang D 8 5 8 68 6 6
1
pengukuran menggunakan software
kinovea Mi 16 10 1,0
44 100 15 30
n 0 4 1
M 17 22
98 225 60 43 1,7
HASIL DAN PEMBAHASAN ax 8 0
Penelitian yang dilakukan adalah untuk
mengetahui kontribusi tinggi badan, berat
Deskripsi data digunakan untuk
badan, kekuatan otot tungkai, kekuatan otot
mengetahui gambaran variabel-variabel
lengan, kekuatan otot punggung dan
yangditeliti secara sekilas yaitu meliputi
fleksibilitas terhadap hasil bantingan
skor minimal, skor maksimal, rata-
pinggang pada Atlet Gulat Putra Lampung.
rata/rerata, dan standar deviasinya dari30
Tes yang dilakukan sebagai data ialah
atlet gulat putra Lampung. Berikut
testinggi badan, berat badan, kekuatan otot
penjabaran tentang hasil penelitian dari
tungkai, kekuatan otot lengan, kekuatan
masing-masing variabel :
otot punggung, fleksibilitas dan hasil
bantingan pinggang pada atlet gulat putra
Tinggi Badan
lampung. Setelah data diperoleh, langkah
Tabel Deskripsi data menunjukkan bahwa
selanjutnya adalah tabulasi data, karena
rata-rata tinggi badan atlet gulat putra
satuan ukuran dari masing-masing variabel
Lampung adalah 167,03cm, tinggi badan
tidak sama maka perlu distandardisasi
maximum 178cm, angka tinggi badan
Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 5
Jurnal
minimum 160cm dan standar deviasi tinggi Kekuatan Otot Tungkai
badan adalah 5,25. Lebih jelasnya dapat Tabel Deskripsi data menunjukkan bahwa
dilihat pada diagram batang dibawah ini : rata-rata kekuatan otot tungkai atlet gulat
putra Lampung adalah 121,13kg, kekuatan
Sampel Minimum otot tungkaimaximum 225kg, angka
Mean Maximum
kekuatan otot tungkaiminimum 100kg dan
178 standar deviasi kekuatan otot tungkai
160 167.03
Std. Deviation adalah 22,15. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram batang dibawah ini :

Sampel Minimum
30 Mean Maximum
225
5.28 Std. Deviation

121.13
100
30
Gambar 1. Diagram BatangHasil 22.15
Pengukuran Tinggi Badan atlet gulat
putra Lampung

Berat Badan Gambar 3. Diagram Batang Hasil


Tabel Deskripsi data menunjukkan bahwa Pengukuran kekuatan otot tungkai atlet
rata-rata berat badan atlet gulat putra gulat putra Lampung.
Lampung adalah 63,07kg, berat
badanmaximum 98kg, angka berat Kekuatan Otot Lengan
badanminimum 44kg dan standar deviasi Tabel Deskripsi data menunjukkan bahwa
berat badan adalah 14,21. Lebih jelasnya rata-rata kekuatan otot lengan atlet gulat
dapat dilihat pada diagram batang dibawah putra Lampung adalah 31,77kg, kekuatan
ini : otot lengan maximum 60kg, angka
kekuatan otot lengan minimum 15kg dan
Sampel Minimum standar deviasi kekuatan otot lengan adalah
98 7,98. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Mean Maximum
diagram batang dibawah ini :
Std. Deviation
63.07 Sampel Minimum
60
44 Mean Maximum
30
Std. Deviation
14.21
30
31.77

15
7.98

Gambar 2. Diagram Batang Hasil


Pengukuran Berat Badan atlet gulat putra
Lampung Gambar 4. Diagram Batang Hasil
Pengukuran kekuatan otot lengan atlet gulat
putra Lampung

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 6


Jurnal
Kekuatan Otot Punggung Hasil Bantingan Pinggang
Tabel Deskripsi data menunjukkan bahwa Tabel Deskripsi data menunjukkan bahwa
rata-rata kekuatan otot punggung atlet gulat rata-rata kecepatan bantingan pinggang
putra Lampung adalah 139,47kg, kekuatan atlet gulat putra Lampung adalah 1,35
otot punggung maximum 220kg, angka detik, kecepatan bantingan pinggang
kekuatan otot punggung minimum 104kg maximum 1,7 detik, angka kecepatan
dan standar deviasi kekuatan otot punggung bantingan pinggang minimum 1,01 detik
adalah 26,68. Lebih jelasnya dapat dilihat dan standar deviasi kecepatan bantingan
pada diagram batang dibawah ini : pinggang adalah 0,16. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram batang dibawah ini :
Sampel Minimum
Mean Maximum Maximum Mean
220
1.7Deviation
Std. Minimum
Std. Deviation
139.47 1.35
104
1.01
30
26.68

0.16

Gambar 5. Diagram Batang Hasil


Pengukuran kekuatan otot punggung atlet
gulat putra Lampung Gambar 7. Diagram Batang Hasil
Pengukuran fleksibilitas atlet gulat putra
Fleksibilitas Lampung.
Tabel Deskripsi data menunjukkan bahwa
rata-rata fleksibilitas atlet gulat putra Uji Normalitas
Lampung adalah 36,4cm, fleksibilitas Berdasarkan hasil uji normalitas data
maximum 43cm, angka fleksibilitas dengan menggunakan rumus kolmogorov
minimum 30cm dan standar deviasi smirnov melalui perhitungan komputer
fleksibilitas adalah 3,46. Lebih jelasnya program SPSS release 16 diperoleh hasil
dapat dilihat pada diagram batang dibawah sebagai berikut :
ini :
Tabel 5. Uji Normalitas
Sampel Minimum
Mean Maximum
43
Std. 36.4
30 Deviation
30

3.46

Gambar 6. Diagram Batang Hasil


Pengukuran fleksibilitas atlet gulat putra
Lampung

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 7


Jurnal
Uji Linieritas KontribusiTinggi Badan (X1) Terhadap
Uji linieritas garis regresi merupakan uji Hasil Bantingan Pinggang(Y)
untuk mengetahui linier tidaknya bentuk Lampiran 10O utput Bagian Keempat
hubungan antara variabel bebas dengan (Coefficients) : Pada tabel Coefficients,
variabel terikat.Hasil analisis ini ijadikan pada kolom B pada Constant (a) adalah
sebagai pertimbangan bisa tidaknya data 28,316, sedang nilai tinggi badan(b) adalah
penelitian yang diperoleh dianalisis 0,434, sehingga persamaan regresinya
menggunakan analisis regresi linier. dapat ditulis :
Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil
sebagai berikut : Ŷ = a + bX atau 28,316+0,434X

Tabe 6.Uji Linieritas Lampiran 10 Output Bagian Kedua (Model


Summary) :Menjelaskan besarnya nilai
korelasi/ hubungan (R) yaitu sebesar 0,434
dan dijelaskan besarnya prosentase
pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat yang disebut koefisien determinasi
yang merupakan hasil dari penguadratan R.
Dari output tersebut diperoleh koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,188, yang
mengandung pengertian bahwa pengaruh
variabel bebas (tinggi badan) terhadap
variabel terikat (hasil bantingan) adalah
sebesar 18,8%, sedangkan sisanya
Analisis Data dipengaruhi oleh variabel yang lain.
Perhitungan dilakukan dengan
menggunakan bantuan program SPSS for KontribusiBerat Badan (X2) Terhadap
windows release 16.Adapun hasil Hasil Bantingan Pinggang(Y)
perhitungan analisis data tersaji sebagai Lampiran 11 Output Bagian Keempat
berikut: (Coefficients) : Pada tabel Coefficients,
pada kolom B pada Constant (a) adalah
Tabel 2.Rangkuman Hasil Perhitungan 30,605, sedang nilai berat badan(b) adalah
Data Tes tinggi badan, berat badan, 0,388, sehingga persamaan regresinya
kekuatan otot tungkai, kekuatan otot dapat ditulis :
lengan, kekuatan otot punggung,
fleksibilitas dan hasil bantingan pinggang Ŷ = a + bX atau 30,605+0,388X

Lampiran 11 Output Bagian Kedua (Model


Summary) :Menjelaskan besarnya nilai
korelasi/ hubungan (R) yaitu sebesar 0,150
dan dijelaskan besarnya prosentase
pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat yang disebut koefisien determinasi
yang merupakan hasil dari penguadratan R.
Dari output tersebut diperoleh koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,150, yang
mengandung pengertian bahwa pengaruh
variabel bebas (berat badan) terhadap
variabel terikat (hasil bantingan) adalah

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 8


Jurnal
sebesar 15,0%, sedangkan sisanya mengandung pengertian bahwa pengaruh
dipengaruhi oleh variabel yang lain. variabel bebas (kekuatan otot lengan)
terhadap variabel terikat (hasil bantingan)
KontribusiKekuatan Otot Tungkai (X3) adalah sebesar 40,5%, sedangkan sisanya
Terhadap Hasil Bantingan(Y) dipengaruhi oleh variabel yang lain.
Lampiran 12 Output Bagian Keempat
(Coefficients) : Pada tabel Coefficients, Kontribusi kekuatan Punggung (X5)
pada kolom B pada Constant (a) adalah Terhadap Hasil Bantingan(Y)
27,681, sedang nilai kekuatan otot Lampiran 14 Output Bagian Keempat
tungkai(b) adalah 0,446, sehingga (Coefficients) : Pada tabel Coefficients,
persamaan regresinya dapat ditulis : pada kolom B pada Constant (a) adalah
13,190, sedang nilai kekuatan otot
Ŷ = a + bX atau 27,681+0,446X punggung (b) adalah 0,736, sehingga
persamaan regresinya dapat ditulis :
Lampiran 12 Output Bagian Kedua (Model
Summary) :Menjelaskan besarnya nilai Ŷ = a + bX atau 13,190+0,736X
korelasi/ hubungan (R) yaitu sebesar 0,446
dan dijelaskan besarnya prosentase Lampiran 14 Output Bagian Kedua (Model
pengaruh variabel bebas terhadap variabel Summary) :Menjelaskan besarnya nilai
terikat yang disebut koefisien determinasi korelasi/ hubungan (R) yaitu sebesar 0,736
yang merupakan hasil dari penguadratan R. dan dijelaskan besarnya prosentase
Dari output tersebut diperoleh koefisien pengaruh variabel bebas terhadap variabel
determinasi (R2) sebesar 0,199, yang terikat yang disebut koefisien determinasi
mengandung pengertian bahwa pengaruh yang merupakan hasil dari penguadratan R.
variabel bebas (kekuatan otot tungkai) Dari output tersebut diperoleh koefisien
terhadap variabel terikat (Hasil bantingan) determinasi (R2) sebesar 0,542, yang
adalah sebesar 19,9%, sedangkan sisanya mengandung pengertian bahwa pengaruh
dipengaruhi oleh variabel yang lain. variabel bebas (kekuatan otot punggung)
terhadap variabel terikat (hasil bantingan)
Kontribusi Otot Lengan (X4) Terhadap adalah sebesar 54,2%, sedangkan sisanya
Hasil Bantingan(Y) dipengaruhi oleh variabel yang lain.
Lampiran 13 Output Bagian Keempat
(Coefficients) : Pada tabel Coefficients, Kontribusi Fleksibilitas (X6) Terhadap
pada kolom B pada Constant (a) adalah Hasil Bantingan(Y)
18,194, sedang nilai kekuatan otot lengan Lampiran 15 Output Bagian Keempat
(b) adalah 0,636, sehingga persamaan (Coefficients) : Pada tabel Coefficients,
regresinya dapat ditulis : pada kolom B pada Constant (a) adalah
20,110, sedang nilai fleksibilitas (b) adalah
Ŷ = a + bX atau 18,194+0,636X 0,598, sehingga persamaan regresinya
dapat ditulis :
Lampiran 13 Output Bagian Kedua (Model
Summary) :Menjelaskan besarnya nilai Ŷ = a + bX atau 20,110+0,598X
korelasi/ hubungan (R) yaitu sebesar 0,636
dan dijelaskan besarnya prosentase Lampiran 15 Output Bagian Kedua (Model
pengaruh variabel bebas terhadap variabel Summary) :Menjelaskan besarnya nilai
terikat yang disebut koefisien determinasi korelasi/ hubungan (R) yaitu sebesar 0,598
yang merupakan hasil dari penguadratan R. dan dijelaskan besarnya prosentase
Dari output tersebut diperoleh koefisien pengaruh variabel bebas terhadap variabel
determinasi (R2) sebesar 0,405, yang terikat yang disebut koefisien determinasi

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 9


Jurnal
yang merupakan hasil dari penguadratan R. Hipotesis kekuatan Otot Tungkai(X3)
Dari output tersebut diperoleh koefisien Terhadap Kecepatan Bantingan
determinasi (R2) sebesar 0,357, yang Pinggang(Y)
mengandung pengertian bahwa pengaruh Kriteria pengambilan keputusan :
variabel bebas (fleksibilitas) terhadap H3 diterima apabila t hitung > t tabel atau
variabel terikat (hasil bantingan) adalah (Sig.) < 0,05 H0 diterima apabila t hitung <
sebesar 35,7%, sedangkan sisanya t tabel atau (Sig.)> 0,05 Lampiran 12 Output
dipengaruhi oleh variabel yang lain. Bagian Keempat (Coefficients) kekuatan
otot tungkai memiliki nilai t hitung 2,640
Hipotesis Tinggi Badan (X1) Terhadap dan nilai signifikansi (Sig.) 0,013.Tingkat
Kecepatan Bantingan Pinggang(Y) kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05. Derajat
Kriteria pengambilan keputusan : kebebasan (df) = n-2 = 30-2 = 28, serta
H1diterima apabila t hitung > t tabel atau pengujian satu sisi diperoleh nilai
(Sig.) < 0,05 H0 diterima apabila t hitung < t tabel 1,701. Artinya t hitung 2,640 > 1,701
t tabel atau(Sig.)> 0,05 Lampiran 10 Output t tabel atau (Sig.) 0,013 < 0,05.Sehingga H0
Bagian Keempat (Coefficients) tinggi ditolak dan H3 diterima. Ada kontribusi
badan memiliki nilai t hitung 2,547dan nilai yang signifikan kekuatan otot tungkai
signifikansi (Sig.) 0,017.Tingkat terhadap kecepatan bantingan pinggang
kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05. Derajat pada atlet gulat putra lampung.
kebebasan (df) = n-2 = 30-2 = 28, serta
pengujian satu sisi diperoleh nilai Hipotesis kekuatan Otot Lengan (X4)
t tabel 1,701. Artinya t hitung 2,547 > Terhadap Hasil Bantingan(Y)
1,701 t tabel atau (Sig.) 0,017 <0,05. Kriteria pengambilan keputusan :
Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ada H4 diterima apabila t hitung > t tabel atau
kontribusi yang signifikan tinggi badan (Sig.) < 0,05 H0 diterima apabila t hitung <
terhadap kecepatan bantingan pinggang t tabel atau (Sig.)> 0,05 Lampiran 13 Output
pada atlet gulat putra lampung Bagian Keempat (Coefficients) kekuatan
otot tungkai memiliki nilai t hitung 4,363dan
Hipotesis Berat Badan (X2) Terhadap nilai signifikansi (Sig.) 0,000.Tingkat
Kecepatan Bantingan Pinggang(Y) kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05. Derajat
Kriteria pengambilan keputusan : kebebasan (df) = n-2 = 30-2 = 28, serta
H2diterima apabila t hitung > t tabel atau pengujian satu sisi diperoleh nilai
(Sig.) < 0,05 H0 diterima apabila t hitung < t tabel 1,701. Artinya t hitung 4,363> 1,701
t tabel atau (Sig.) > 0,05 Lampiran 11 Output t tabel atau (Sig.) 0,000<0,05. Sehingga H0
Bagian Keempat (Coefficients) berat badan ditolak dan H4 diterima. Ada kontribusi
memiliki nilai t hitung 2,227 dan nilai yang signifikan kekuatan otot lengan
signifikansi (Sig.) 0,034 .Tingkat terhadap kecepatan bantingan pinggang
kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05. Derajat pada atlet gulat putra lampung.
kebebasan (df) = n-2 = 30-2 = 28, serta
pengujian satu sisi diperoleh nilai Hipotesis kekuatan Punggung (X5)
t tabel 1,701. Artinya t hitung 2,227 > Terhadap Hasil Bantingan(Y)
1,701 t tabel atau (Sig.) 0,034 <0,05. Kriteria pengambilan keputusan :
Sehingga H0 ditolak dan H2 diterima. Ada H5diterima apabila t hitung > t tabel atau
kontribusi yang signifikan berat badan (Sig.)< 0,05 H0 diterima apabila t hitung <
terhadap kecepatan bantingan pinggang t tabel atau (Sig.)> 0,05 Lampiran 14 Output
pada atlet gulat putra lampung. Bagian Keempat (Coefficients) kekuatan
otot tungkai memiliki nilai t hitung 5,756 dan
nilai signifikansi (Sig.) 0,000. Tingkat
Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 10
Jurnal
kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05. Derajat Menurut Muhajir (2007: 57), kebugaran
kebebasan (df) = n-2 = 30-2 = 28, serta jasmani adalah kesanggupan dan
pengujian satu sisi diperoleh nilai kemampuan tubuh melakukan penyesuaian
t tabel 1,701. Artinya t hitung 5,756 > 1,701 (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang
t tabel atau (Sig.) 0,000 < 0,05.Sehingga H0 diberikan kepadanya (dari kerja yang
ditolak dan H5 diterima. Ada kontribusi dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan
yang signifikan kekuatan otot punggung kelelahan yang berlebihan.
terhadap kecepatan bantingan pinggang
pada atlet gulat putra lampung. Menurut tim anatomi FIK Universitas
Negri Yogyakarta dalam diktat anatomi
Hipotesis kekuatan Fleksibilitas (X6) manusia, tinggi tubuh atau tinggi badan
Terhadap Hasil Bantingan(Y) adalah jarak maksimum dari vertek ke
Kriteria pengambilan keputusan : telapak kaki. Tinggi badan merupakan
H6 diterima apabila t hitung > t tabel atau parameter yang penting bagi segenap jasa
(Sig.) < 0,05 H0 diterima apabila t hitung < manusia yang terdiri dari badan, anggota
kepala yang diukur dari telapak kaki sampai
t tabel atau (Sig.)> 0,05 Lampiran 15 Output
kepala bagian atas.Dalam kaitannya dengan
Bagian Keempat (Coefficients) kekuatan
hasil bantingan pinggangdi mana tinggi
otot tungkaimemiliki nilai t hitung 3,946 dan
badan sangat dibutuhkan dalam dalam
nilai signifikansi (Sig.) 0,000. Tingkat menunjang hasil bantingan.Berdasarkan
kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05. Derajat hasil temuan penelitian dan analisis data
kebebasan (df) = n-2 = 30-2 = 28, serta yang telah dilakukan dapat disimpulkan
pengujian satu sisi diperoleh nilai bahwaada kontribusi yang signifikan
t tabel 1,701. Artinya t hitung 3,946 > 1,701 antaratinggi badan terhadap kecepatan
t tabel atau (Sig.) 0,000<0,05.Sehingga H0 bantingan pinggang pada atlet gulat putra
ditolak dan H6 diterima. Ada kontribusi lampung.
yang signifikan fleksibilitas terhadap
kecepatan bantingan pada atlet gulat putra Berat badan berkaitan erat dengan berbagai
lampung cabang olahraga yang membutuhkan tubuh
yang ringan, antara berat badan yang ideal
atau ringan dan berat badan berlebih
Pembahasan mempengaruhi kekuatan untuk menolak
Teknik bantingan adalah suatu teknik yang badan secara maksimal. Hal ini sesuai
dipergunakan pada saat posisi pegulat dengan hasil penelitian dan analisis data di
berdiri, dengan cara pegangan pada tangan mana berrat badan memberikan kontribusi
atau ketiak kemudian melakukan gerakan yang signifikan terhadap kecepatan
sedikit memutar, mengangkat dan bantingan pinggang pada atlet gulat putra
melakukan bantingan untuk menjatuhkan lampung. Berat badan adalah parameter
lawan.Jenis teknik bantingan ini antropometri yang sangat labil. Dalam
memanfaatkan pinggang sebagai tumpuan keadaan normal, di mana keadaan
teknik bantingan.Pada dasarnya komponen kesehatan baik dan keseimbangan anatara
fisik sangat menentukan hasil bantingan konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin,
pinggangdengan melakukan mengangkat berat badan berkembang mengikuti
lawan yang kemudian menempatkan posisi pertambahan umur. Sebaliknya dalam
badan lawan dengan sempurna dilanjutkan keadaanyang abnormal terdapat dua
dengan gerakan menjatuhkanya ke matras kemungkinan perkembangan berat badan,
melakukan gerakan mengangkat dan yaitu dapat berkembang cepat atau lebih
membanting. lambat dari keadaan normal. Penentuan

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 11


Jurnal
berat badan dilakukan dengan cara otot tungkai yang dimiliki seorang atlet.
menimbang. dimana semakin baik kekuatan otot tungkai
seseorang maka semakin baik pula hasil
Berat badan merupakan salah satu bagian bantingan pinggang seorang atlet.
biometrik yang dapat mempengaruhi
pencapaian prestasi olahraga. Menurut Menurut Mahendra (2000: 35) kekuatan
Yuslam Samihardja (1997 : 22) yang adalah sejumlah daya yang dapat dihasilkan
dikutip sarwono dan ismaryati dijelaskan : oleh suatu otot ketika otot itu
Berat badan seseorang merupakan berkontraksi.Penampilan yang baik dalam
penjumlahan dari berat jaringan kerasnya senam sangat tergantung pada kekuatan
jaringan lunaknya dan cairan yang otot, karenanya meningkatkan kekuatan
dikandungnya. Jaringan keras merupakan pesenam akan meningkatkan pula tingkat
kerangka tubuh yang terdiri dari tulang dan prestasinya dalam senam dan sebaliknya
tulang rawan. Tulang dan tulang rawan keikutsertaan seseorang dalam senam akan
merupakan bagian yang stabil otomatis meningkatkan kekuatan
dibandingkan dua bagian yang lain. seseorang.Dari analisis data yang telah
Beratnya relatif tetap sesudah seseorang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari
mencapai pendewasaan. Latihan atau keenam variabel bebas yang diteliti variable
makanan tidak akan mempengaruhi ukuran kekuatan otot lengan memberikan
maupun berat kerangka. Jadi, berat badan kontribusi/ sumbangan yang cukup besar
yaitu berat seseorang yang diukur dengan terhadap kecepatan bantingan
pakaian seminim mungkin. Beberapa hal pinggang.Dilihat dari peranannya dalam
yang mempengaruhi berat badan salah melakukanbantingan pinggang dimana
satunya makanan dan minuman. Dalam kekuatan otot lengan memiliki peranan
sehari kita membutuhkan gizi lengkap yang cukup penting dalam mengangkat dan
seperti Karbohidrat, lemak, protein, vitamin melempar beban tubuh lawan maka sangat
dan mineral. dibutuhkan kekuatan otot lengan yang baik
untuk mendapatkan hasil bantingan
Tungkai adalah bagian anggota tubuh pinggang yang baik pula.
manusia yang terletak pada bagian bawah,
karena itu sering sekali disebut anggota Untuk menambah dorongan angkatan
gerak bawah. Tungkai mempunyai tugas tenaga dengan fleksibilitas, atlet dapat
penting dalam melakukan gerak atau meliukkans serta melentikan badan lawan
aktivitas tubuh. Namun untuk melakukan dan menambah daya dorong saat
gerak secara sistematis perlu adanya sistem membanting yang kemudian menjatuhkan
penggerak yang meliputi tulang, otot dan kematras, apalagi jika dilakukan secara
sendi. berdasarkan hasil temuan penelitian cepat, tepat dan terarah sesuai dengan
dan analisis data terhadap variabel kekuatan teknik yang benar dengan waktu dan arah
otot tungkaimemberikan kontribusi/ bantingan yang berbeda, dimana kekuatan
sumbangan yang positif terhadap hasil otot punggung dan kelentukan tersebut
kecepatan bantingan pinggang. kekuatan diperoleh selama mengikuti latihan.Latihan
otot tungkai merupakan unsur yang penting yang disiplin dan berkesinambungan akan
dalam melakukan bantingan pinggang memberi efek yang positif terhadap hasil
dimana kekuatan otot tungkai sangat bantingan, karena semakin kuat kekuatan
dibutuhkan dalam menjadi tumpuan berat ototpunggung dan fleksibilitas seorang atlet
badan atlet dan sebagai sumber tolakan maka akan semakin bagus pula hasil dalam
dalam melakukan bantingan. sehingga membanting. Latihan yang disiplin dan
dapat disimpulkan bahwa hasil bantingan berkesinambungan akan memberi efek
pinggang berbanding lurusdengan kekuatan yang positif terhadap hasil bantingan,

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 12


Jurnal
karena semakin baik komponen fisik yang diberikan peneliti adalah sebagai
seorang atlet maka akan semakin bagus berikut:
pula hasil dalam membanting. terbukti 1. Upaya mengajarkan dan
melalui penelitian ini dapat disimpulkan meningkatkan tingkat kebugaran
bahwa kekuatan ototpunggung dan jasmani pada siswa hendaknya
fleksibilitas berperan besar dalam memperhatikan tinggi badan, berat
keberhasilan melakukan bantingan badan, kekuatan otot tungkai, kekuatan
pinggang. otot lengan, kekuatan otot punggung
dan fleksibilitas
2. Pentingnya penelitian lebih lanjut
SIMPULAN dengan memperbanyak sampel yang
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil lebih besar dan variabel yang lebih
analisis data, mengenai kontribusi tinggi luas, agar diperoleh gambaran secara
badan, berat badan, kekuatan otot tungkai, komperhensif dan mendalam.
kekuatan otot lengan, kekuatan otot 3. Bagi pelatih gulat, beban latihan untuk
punggung dan fleksibilitas terhadap hasil tiap unsure kondisi fisik disesuaikan
bantingan pinggang pada Atlet Gulat Putra dengan nilai sumbangan tiap variable
Lampungyang telah dilakukan dapat terhadap hasil bantingan pinggang.
disimpulkan bahwa:
1. Ada kontribusi yang signifikan tinggi DAFTAR PUSTAKA
badan terhadap kecepatan bantingan
Ali Muhidin, Sambas. (2007). Analisis
pinggang pada atlet gulat putra
regresi dan jalur dalam penelitian.
lampung
Bandung: CV Pestaka Setia
2. Ada kontribusi yang signifikan berat
badan terhadap kecepatan bantingan Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur
pinggang pada atlet gulat putra Penelitian Suatu Pendekatan
lampung Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
3. Ada kontribusi yang signifikan
kekuatan otot tungkai terhadap Bompa, Tudor O. (1990). Theory and
kecepatan bantingan pinggang pada Methodology of Training. Lowa:
atlet gulat putra lampung Kendal/Hunt Publishing.
4. Ada kontribusi yang signifikan
kekuatan otot lenganterhadap Bompa (2000). Total Training For Young
kecepatan bantingan pinggang pada Champions. York University.
atlet gulat putra lampung Canada
5. Ada kontribusi yang signifikan
FILA. 2006. Peraturan Gulat
kekuatan otot punggung terhadap
Internasional. Terjemahan Otje
kecepatan bantingan pinggang pada
Siswanto. 2007. Bandung: Pegda
atlet gulat putra lampung
PGSI Jawa Barat
6. Ada kontribusi yang signifikan
fleksibilitas terhadap kecepatan Gable. D. (1998). Sukses Melatih Gulat.
bantingan pada atlet gulat putra New York : United Graphics.
lampung
Hadi, Rubianto. 2004. Buku Ajar Gulat.
Saran Semarang : FIK Unnes
Berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang Hadi, Sutrisno. 1993. Metodologi
ingin peneliti sampaikan, adapun saran Research. Yogyakarta:UGM.

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 13


Jurnal
Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-
Aspek Psikologi Dalam Coaching.
CV Tambak Kusuma
Mysynk, M. 1994. Gerakan dan serangan
gulat peraih kemenangan . Klaten :
PT Intan Sejati
Kosasih, Engkos. 1985. Olahraga Teknik
dan Progrom Latihan. Jakarta :
Akademika Presindo.
Pear. and Morgan. 1986. Weight Training
For Men And Women. Getting
Stronger. Shelter Publications. Inc,
Bolinas California.
Petrov, Rajko. 1987. Freestyle and Greco
Roman Wrestling. FH.A
PGSI. 1985. Peraturan Pertandingan Gulat
Amatir Nasional/Internasional :
Jakarta. PGSI
PGSI. 1998. Seperempat abad Gulat di
Indonesia. Jakarta: Persatuan Gulat
Seluruh Indonesia Cabang Jakarta
Barat.
Raven, 1981. Atlas Anatomi. Semarang:
Dahara.

Rushall. And Pyke . 1990. Training For


Sport And Fitnes. The Macmillan
Company Of Australia. Pty Ltd
Sajoto, M. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik
Olahraga. Jakarta: Depdikbud
Dirjen.
Soekarman. (1987). Dasar Olahraga untuk
Pembina, Pelatih dan Atlet. Jakarta:
Inti Idayu Press.
Sugiyono.2010. Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan Research and
Development.Alfabeta.
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk
Siswa Perawat. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran.

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 14

Anda mungkin juga menyukai