ASI EKSKLUSIF
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pemberian ASI ekslusif diharapkan ibu
dapat mengerti dan memahami manfaat ASI ekslusif bagi ibu dan bagi bayi.
C. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. Media Penyuluhan
1. Leaflet
2. Proyektor
3. Power Point
4. Laptop
E. Struktur Oganisasi
1. Moderator : Siti Annisa Nur Adani
2. Presenter : Sumratih dan Lutfiah
3. Fasilitator : Pandermadon
F. Pelaksanaan Kegiatan
Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan Penyuluhan Peserta
Pembukaan 5 Menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menyampaikan tentang 2. Mendengarkan
tujuan pokok materi dan menyimak
4. Menyampaikan pokok 3. Bertanya
pembahasan mengenai
5. Kontrak waktu perkenalan dan
tujuan jika ada
yang kurang jelas
Penyampaian 25 menit 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan
Materi Pengertian ASI penjelasan dan
Eksklusif menyimak
2. Menjelaskan
kandungan ASI
3. Menjelaskan
keuntungan ASI untuk
ibu
4. Menjelaskan
keuntungan ASI untuk
bayi
5. Menjelaskan teknik
cara menyusui yang
benar
6. Menjelaskan cara
pemberian dan
penyimpanan ASI bagi
ibu yang bekerja
7. Memahami masalah
dalam menyusui dan
penanganannya
Penutup 10 menit 1. Memberikan 1. Bertanya
kesempatan bertanya 2. Sasaran dapat
2. Melakukan evaluasi menjawab tentang
3. Menyampaikan pertanyaan yang
kesimpulan materi diajukan
4. Membagikan leaflet 3. Mendengarkan
5. Mengakhiri pertemuan 4. Merespon
dan menjawab salam 5. Menjawab salam
G. Evaluasi
1. Evaluasi Hasil
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ASI Eksklusif!
b. Jelaskan keuntungan ASI untuk ibu!
c. Jelaskan keuntungan ASI untuk bayi!
d. Jelaskan teknik cara menyusui yang benar!
e. Jelaskan cara pemberian dan penyimpanan ASI bagi ibu yang bekerja!
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluh dan peserta mengikuti penyuluhan sesuai waktu atau sampai
selesai
b. Peserta aktif dalam penyuluhan
c. Peserta mampi memjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh
d. Penyuluh menyajikan semua materi secara lengkap
MATERI PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF
B. KANDUNGAN ASI
Kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan sempurna, serta sesuai dengan
kebutuhan tumbuh kembang bayi.
1. Protein
Keistimewaan protein dalam ASI dapat dilihat dari rasio protein whey : kasein
= 60 : 40, dibandingkan dengan air susu sapi yang rasionya = 20:80. ASI
mengandung alfa-laktabumin, sedangkan air susu sapi mengandung beta-
laktoglobulin dan bovine serum albumin. ASI mengandung asam amino
esensial taurin yang tinggi. Kadar methiolin dalam ASI lebih rendah dari pada
susu sapi, sedangkan sisitin lebih tinggi. Kadar tirosin dan fenilalanin pada ASI
rendah. Kadar poliamin dan nukleotid yang penting untuk sintesis protein pada
ASI lebih tinggi dibandingkan air susu sapi (Dewi, 2011).
2. Karbohidrat
ASI mengandung karbohidrat lebih tinggi dari air susu sapi (6,5-7 gram).
Karbohidrat yang utama adalah laktosa (Dewi, 2011)
3. Lemak
Bentuk emulsi lebih sempurna. Kadar lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 kali
lebih besar dari air susu sapi. Asam lemak rantai panjang berperan dalam
perkembangan otak. Kolesterol yang diperlukan untuk mielinisasi susunan
saraf pusat dan diperkirakan juga berfungsi juga berfungsi dalam
perkembangan pembentukan enzim (Dewi, 2011).
4. Mineral
ASI mengandung mineral lengkap. Total mineral selama laktasi adalah
konstan. Fa dan Ca paling stabil, tidak terpengauh diet ibu. Garam organik
yang terdapat dalam ASI terutama kalsium, kalium, dan natrium dari asam
klorida dan fosfat. ASI memiliki kalsium, fosfor, sodium potasium, dalam
tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi. Bayi yang diberi
ASI tidak akan menerima pemasukan suatu muatan garam yang berlebihan
sehingga tidak memerlukan air tambahan di bawah kondisi-kondisi umum
(Dewi, 2011).
5. Air
Kira-kira 88% ASI terdiri atas air yang berguna melarutkan zat-zat yang
terdapat di dalamnya sekaligus juga dapat meredakan rangsangan haus dari
bayi (Dewi, 2011)
6. Vitamin
Kandungan vitamin dalam ASI adalah lengkap, vitamin A, D, dan C cukup.
Sementara itu, golongan vitamin B kecuali ribiflafin dan asam penthothenik
lebih kurang (Dewi, 2011)
a. Vitamin A : air susu manusia yang sudah masak (dewasa mengandung 280
IU) vitamin A dan kolostrum mengandung sejumlah dua kali itu. Susu sapi
hanya mengandung 18 IU.
b. Vitamin D : vitamin D larut dalam air dan lemak, terdalam air susu
manusia.
c. Vitamin E : Kolostrum manusia kaya akan vitamin E, fungsinya adalah
untuk mencegah hemolitik anemia, akan tetapi juga membantu melindungi
paru-paru dan retina dari cedera akibat oxide.
d. Vitamin K : Diperlukan untuk sintesis faktor-faktor pembekuan darah, bayi
yang mendapatkan ASI mendapatkan vitamin K lebih banyak.
e. Vitamin B Kompleks : semua vitamin B ada pada tingkat yang diyakini
memberikan kebutuhan harian yang diperlukan.
f. Vitamin C : vitamin C sangat penting dalam sintesis kolagen, ASI
mengandung 43 mg/100 ml vitamin C dibandingkan dengan susu sapi.
Komposisi ASI tiap 100 ml dan perbandingannya dengan susu sapi.
KADAR ZAT GIZI ASI SUSU SAPI
PROTEIN 12 gr 3,3 gr
LEMAK 3,8 gr 3,8 gr
LAKTOSA 7,0 gr 4,8 gr
KALORI 75,0 Kal 66,0 Kal
VITAMIN A 53,0 KI 34,0 KI
VITAMIN B1 0,11 mgr 0,42 mgr
VITAMIN C 43,0 mgr 1,8 mgr
KALSIUM 30,0 mgr 125,0 mgr
BESI 0,15 mgr 0,1 mgr
Dari macam-macam posisi tadi ada dua posisi yang nyaman bagi ibu dan bayi
ketika menyusui, yaitu:
a. Berbaring miring miring, ini posisi yang amat baik untuk pemberian ASI
yang pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau nyeri
b. Duduk, penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada pungung
ibu, dalam posisinya tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuanya. Ini
mungkin dapat dilakukan dengan duduk bersila diatas tempat tidur, di
lantai, atau duduk dikursi.
Sadle Hold
10)
F. Cara Penyimpanan ASI
1. Tempat penyimpanan air susu ibu
Tempat yang baik untuk penyimpanan air susu ibu adalah tempat berbahan
beling atau plastik dengan tutup yang kedap udara. Misalnya, botol susu
dengan tutup yang rapat, atau kantong khusus ASI. Jangan gunakan kantong
yang bukan khusus untuk ASI, karena dapat pecah ketika dibekukan di
dalam freezer.
2. Membersihkan tempat penyimpanan air susu ibu
Bersihkan botol atau wadah dengan air hangat dan sabun. Kemudian bilas
sampai bersih dengan air hangat atau disterilisasi dengan merebusnya seperti
halnya mempersiapkan botol susu biasa. Lalu biarkan kering secara alami.
Berhati-hatilah untuk merebus tempat berbahan plastik, karena hanya plastik
berlabel BPA-free yang aman bila terkena panas.
3. Cara menyimpan ASI
a. Segera dinginkan ASI dalam waktu kurang dari 1 jam setelah dipompa
dari payudara.
b. Berilah label tanggal dan jam penyimpanan supaya mudah diingat.
c. Cara menyimpan ASI yang baik adalah dengan membaginya dalam jumlah
sedikit-sedikit, karena susu yang tidak habis akan dibuang dan tidak baik
bila disimpan kembali.
d. Jangan mencampur ASI baru dengan ASI yang sudah didinginkan
sebelumnya.
e. Jangan mengisi ASI terlalu penuh pada tempatnya, sisakan ruang kosong
sekitar 2,5 cm dari atas.
4. Suhu dan waktu penyimpanan air susu ibu
Pada dasarnya dengan cara menyimpan ASI yang tepat, ASI dapat tahan
selama 6-8 jam bila suhu ruangan kurang dari 25°C. Bila kurang dari suhu
tersebut, ASI harus disimpan di dalam kulkas atau freezer.
Untuk ibu bekerja di kantor, ASI dapat dipompa pada pagi hari lalu di simpan
di dalam kulkas untuk kebutuhan selama bayi ditinggal bekerja. Bila di simpan
pada kulkas bersuhu 4°C, ASI dapat disimpan maksimum 5 hari.
ASI juga dapat dipompa ketika ibu berada di kantor lalu kemudian disimpan di
dalam kulkas kantor hingga waktunya pulang ke rumah. Gunakan termometer
kulkas untuk selalu memantau suhu kulkas atau freezer selama menyimpan
ASI.
Walaupun sangat jarang terjadi, kadang kita butuh menyimpan ASI dalam
jangka waktu yang lebih lama. Bila dibekukan pada freezer bersuhu -15°C,
ASI dapat disimpan selama maksimum 2 minggu.
Selalu letakkan ASI pada bagian belakang kulkas atau freezer, karena bagian
ini memiliki suhu paling dingin. Bila waktu penyimpanan sudah lewat, jangan
gunakan lagi ASI tersebut.
5. Menyajikan ASI yang sudah disimpan
Setelah dikeluarkan dari kulkas, cara paling tepat memanaskannya adalah
dengan merendam botol atau tempat penyimpanan di dalam mangkuk berisi air
panas.
Bila ASI tersebut tidak habis dalam sekali pakai, jangan digunakan kembali
setelah 24 jam. Jangan memanaskan ASI dengan microwave.
ASI yang beku dari freezer dapat dicairkan dengan cara :
a. Menaruhnya di dalam kulkas selama 4 jam. Atau, dengan cara ini : sirami
tempat penyimpanan (masih dalam kondisi tertutup rapat) dengan air
dingin mengalir dari kran.
b. Ketika ASI mulai mencair, gunakan air hangat dari kran sampai
seluruhnya mencair. Jangan mencairkan ASI beku dengan cara
mendiamkannya pada suhu ruangan.
c. Setelah ASI cair, rendam botol atau tempat penyimpanan di dalam
mangkok atau wadah yang diisi air panas