oleh:
Elik Anistina, S.Kep
NIM 182311101070
A. Definisi Nutrisi
Nutrisi adalah proses tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang
penting untuk pembentukan, pemeliharaan dan penggantian sel tubuh (Harnanto
dan Rahayu, 2016). Nutrisi adalah zat-zat yang terdapat dalam makanan baik yang
berasal dari zat kimia organik atau anorganik yang diperlukan oleh tubuh agar
tubuh dapat berfungsi dengan baik. Pemenuhan kebutuhan nutrisi tidak hanya
untuk menghilangkan rasa lapar namun juga mempunyai banyak fungsi. Fungsi
umum dari nutrisi yaitu sebagai sumber energi, mengganti sel-sel yang rusak,
memelihara jaringan tubuh, mempertahankan vitalitas tubuh dan lain sebagainya.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan juga zat gizi atau nutriennya
(Asmadi, 2008).
Nutrien akan diabsorbsi ketika berada di saluran pencernaan kemudian
didistribusikan ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh, nutrien akan digunakan
untuk sumber energi, proses fungsional sel itu sendiri dan sistesis protein. Maka
dari itu intake nutrisi pada tubuh harus adekuat. Hal ini berarti nutrisi yang
dimakan harus mengandung nutrien yang seimbang meliputi karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan air. Makanan yang masuk ke dalam tubuh hingga
dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk sampah metabolisme terjadi melalui proses
pencernaan. Gangguan pada proses pencernaan dapat menyebabkan individu
mengalami ganguan nutrisi (Asmadi, 2008).
B. Epidemiologi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Megasari (2005 dalam
Espasari 2010) di bangsal Penyakit Dalam RS Dr. M. Djamil Padang dilaporkan
sebagian besar pasien masuk RS dalam kondisi 56,67% gizi kurang, 40% gizi
normal, 3,33% gizi lebih. Setelah 2 minggu perawatan tidak ada perbaikan status
gizi pada pasien dimana didapatkan angka gizi kurang pada pasien yang diteliti
meningkat menjadi 60%, gizi normal 36,67%, 3,33% gizi lebih. Tahun 2009, hasil
penelitian Loyanda di Instalasi Rawat Inap B Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang
dilaporkan hampir separuh pasien (58,83%) mengalami penurunan status gizi,
20,83% pasien tidak mengalami perubahan status gizi dan 20,83% mengalami
peningkatan status gizi. Data ini diperoleh setelah pasien dirawat selama 14 hari di
ruang rawat inap rumah sakit. Konsumsi makanan yang tidak adekuat karena
penurunan nafsu makan mengakibatkan porsi makanan yang disediakan tidak
habis dan seringkali hanya sebagai catatan tanpa diketahui penyebab ataupun
pemecahannya. Hasil penelitian yang dikutip dari laporan Kurnia di RS Husada
30% - 60% makanan dari dapur rumah sakit terbuang sia-sia (Espasari, 2010).
C. Etiologi
Kebutuhan nutrisi tidak berada dalam kondisi yang menetap. Ada saatnya
kebutuhan nutrisi seseorang meningkat adapula yang mengalami penurunan.
Menurut Asmadi (2008) hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
Faktor yang meningkatkan kebutuhan nurtisi:
1) Pertumbuhan yang cepat, seperti bayi, anak-anak, remaja, dan ibu hamil.
2) Selama perbaikan jaringan atau pemulihan kesehatan karena proses suatu
penyakit.
3) Peningkatan suhu tubuh. Setiap kenaikan suhu 10F, maka kebutuhan kalori
juga meningkat 7%.
4) Meningkatnya aktivitas.
5) Stres. Sebagian individu akan makan sebagai kompensasi akibat stres yang
dialaminya.
6) Terjadinya infeksi.
Faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi:
1) Terjadi penurunan laju pertumbuhan seperti pada lansia.
2) Hipotermi.
3) Penurunan BMR (basal metabolisme rate).
4) Jenis kelamin. Secara umum kebutuhan nutrisi pada perempuan lebih
rendah dibandingkan laki-laki hal ini dikarenakan perempuan mempunyai
BMR yang lebih rendah dibandingkan laki-laki.
5) Gaya hidup pasif.
6) Bedrest.
Penyakit saluran pencernaan Status kesehatan menurun Kebutuhan metabolisme Gangguan pada stuktur
untuk pertumbuhan oral, faring atau esofagus
Erosi mukosa lambung Kelemahan otot menelan Peningkatan intake nutrisi Sariawan, nyeri epigastrik
Mual
Sering makan
I. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul (PES)
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis, ketidakmampuan makan, ketidakmampuan
mencerna makanan yang ditandai dengan:
a. 20% atau lebih berat badan berada di bawah rentang ideal
b. Bising usus hiperaktif
c. Cepat kenyang setelah makan
d. Diare
e. Gangguan sensasi rasa
f. Kehilangan rambut secara berlebihan
g. Kelemahan otot pengunyah dan untuk menelan
h. Ketidakmampuan memakan makanan
i. Kurang informasi
j. Murang minat pada makanan
k. Nyeri abdomen
l. Penurunan berat badan dengan asupan makan adekuat
m. Sariawan rongga mulut
2. Gangguan menelan berhubungan dengan abnormalitas jalan napas atas,
gangguan pernapasan, ditandai dengan:
a. Muntah sebelum menelan
b. Ngiler
c. Tersedak sebelum makan
d. Waktu menelan lama dengan konsumsi yang tidak adekuat
e. Menolak makan
3. Berat badan berlebih berhubungan dengan perilaku kurang gerak yang
terjadi selama > 2 jam/hari, gangguan genetik, waktu tidur pendek, ditandai
dengan:
a. BMI > 25 kg/m2
4. kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
ditandai dengan:
a. haus
b. Kulit kering
c. Membran mukosa kering
d. Peningkatan frekuensi nadi
e. Peningkatan suhu tubuh
f. Penurunan berat badan tiba-tiba
g. Penurunan tekanan darah