Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Adibusana
Haute Couture merupakan bahasa Perancis yang diartikan dalam bahasa Indonesia adalah
Adibusana. Adibusana (bahasa Perancis: Haute Couture) merupakan teknik pembuatan
pakaian tingkat tinggi yang dibuat khusus untuk pemesannya, menggunakan bahan-bahan
berkualitas terbaik, biasanya dihiasi detail, dikerjakan dengan tangan, dan pembuatannya
memakan waktu lama.
Pada masa Belle epoque, sebuah rumah mode haute couture ternama di Paris
mempekerjakan dua ratus sampai enam ratus tenaga kerja. Mereka bekerja dalam ruang-
ruang terpisah, dan pada masing-masing ruang hanya dikerjakan satu jenis pekerjaan. Proses
pembuatan pakaian diawali dengan seorang penjual yang memperlihatkan mode terbaru pada
seorang klien, dengan bantuan seorang model. Setelah klien tersebut menentukan pilihannya,
berturut-turut dimulailah pembuatan pola menjahit baju, penjahitan, dan pengepasan pakaian.
Barulah kemudian pada tahun 1900 teknik pembuatan busana dengan haute couture mulai
diperkenalkan kedunia internasional pada event Exposition universelle yang berlangsung di
Paris.
B. Sejarah
Pada tahun 1858, seorang Inggris bernama Charles Frederick Worth membuka sebuah
rumah mode di Rue de la Paix, Paris. Di sinilah ia memperkenalkan metode baru dalam
dunia mode. Worth memproduksi pakaian-pakaian yang kemudian dipamerkan kepada calon-
calon pembeli melalui apa yang disebut sebagai peragaan busana. Keputusan untuk
mengggunakan model hidup dan bukan maneken dianggap sebagai perubahan radikal, sebab
hal ini memungkinkan hasil karya seorang perancang busana dilihat oleh banyak orang
sekaligus tidak seperti sebelumnya yang hanya dipajang di etalase toko dan hanya dilihat
sepintas saja. Pada peragaan busana, para undangan yang berasal dari para pencinta mode
dapat bersama sama melihat kreasi terbaru perancang dengan cukup mendetil. Worth juga
mengeluarkan koleksi baru setiap tahunnya, dan ia merupakan perancang busana pertama
yang membubuhkan namanya pada pakaian kreasinya dengan menggunakan merek. Inovasi-
inovasinya telah membuat ia dinobatkan sebagai “Bapak Adibusana”.
Kreasi Worth berhasil menarik perhatian Ratu Eugenie, istri Louis Napoleon yang
merupakan kaisar Perancis saat itu. Pada masa itu, semua yang digemari oleh anggota
kerajaan, termasuk mode yang dikenakan, akan diikuti oleh kalangan atas Perancis, dan
negara-negara Eropa lainnya. Karena itulah kreasi Worth semakin dikenal luas, dan metode
baru ciptaannya yang disebut Haute Couture, mulai diikuti oleh perancang-perancang mode
lainnya, bahkan hingga saat ini.

Tingginya harga sepotong pakaian haute couture mengakibatkan banyak orang tidak
mampu membelinya. Agara mereka dapat terus mengikuti perkembangan mode, banyak
diantara mereka yang membayar penjahit untuk meniru model pakaian haute couture.
Tentunya hal ini merugikan rumah-rumah mode adibusana. Untuk itu, kedua putra Worth
membuka sebuah asosiasi rumah mode haute couture yang dinamakan la Chambre Syndicale
de la confection et de la couture pur dames et fillettes atau “Asosiasi Konfeksi dan
Adibusana untuk Wanita dan Anak Perempuan”, yang bertujuan mengehentikan peniruan
pakaian haute couture.
Adibusana pertama kali diperkenalkan ke dunia internasional pada Exposition
Universelle pada tahun 1900 di Paris. Sebagai upaya untuk menyadarkan masyarakat akan
pentingnya industri mode, La Chambre Syndicale mengadakan pameran yang diikuti oleh
dua puluh rumah mode ternama seperti Worth dan Doucet, yang menampilkan kreasi yang
spektakuler di hadapan pengunjung internasional. Pameran ini seakan-akan merupakan
pernyataan para perancang busana yang berkedududkan di Paris bahwa merekalah pemimpin
perkembangan mode dunia saat itu.
Untuk saat ini, di pusat mode dunia seperti Paris, Milan, London, New york, Tokyo
bahkan di negara-negara Timur Tengah sekalipun, banyak perancang yang hampir setiap
setiap tahunnya mengeluarkan koleksi adibusana. Seperti Reem Acra, Dior, Chanel, Elie
Saab, Valentino, Versace, Jean Paul Gaultier, Christian Lacroix, John Galliano dan masih
banyak lagi yang sudah terdaftar nama dan jadwal mereka untuk peragaan busana pada La
Chambre Syndicale. Dan ajang peragaan busana hute couture ini selalu diadakan dua kali
dalam setahun dan dinamakan pekan mode adibusana atau haute couture fashion week.
Designer Indonesia yang juga sudah terdaftar pada asosiasi adibusna Perancis adalah
Didit Hediprasetyo dan Harry Halim sebagai salah satu perancang adibusana, dan mereka
memiliki rumah mode di paris. Itulah mengapa sebuah karya mode busana bisa sangat mahal
dan memang bisa dianggap sebagai sebuah karya seni tinggi yang bisa dipakai pada tubuh.
Jadi perlu untuk kita ketahui bahwa sehelai pakaian bukan sekedar pakaian yang menutup
tubuh dan menambah daya tarik, tapi juga sebagai sebuah pemikiran yang yang cukup
panjang agar bagaimana kita bisa menambahkan nilai pada kepribadian kita. Dan memang
harus diakui Paris sebagai kota pusat mode dunia yang sejarah perkembangan dan kemajuan
dari industri mode dimulai.

Untuk mendapatkan hak menyebut dirinya sebuah Couture


Houses dan menggunakan istilah haute couture dalam iklan, anggota Chambre Syndicale de
la Haute Couture harus mengikuti aturan berikut:
1. Desain dibuat to order untuk klien pribadi, dengan satu atau lebih alat kelengkapan.
2. Memiliki bengkel (studio) di Paris yang mempekerjakan setidaknya lima belas orang
penuh waktu.
3. Harus memiliki 20 orang full time teknis dalam setidaknya satu studio atau workshop.
4. Setiap musim (yaitu, dua kali setahun), menyajikan koleksi kepada pers di Paris, yang
terdiri dari setidaknya tiga puluh lima koleksi untuk peragaan busana baik pakaian siang
hari maupun malam.
Sedangkan yang menjadi ciri-ciri dari haute couture adalah sebagai berikut:
1. mengacu pada penciptaan pakaian kostum yang eksklusif
2. pemesanan atau dibuat untuk pelanggan tertentu
3. berkualitas tinggi
4. kain mahal
5. dijahit dengan perhatian yang ekstrim terhadap detail
6. diselesaikan oleh penjahit berkemampuan dan berpengalaman
7. menghabiskan waktu yang tidak sedikit
8. finishing dengan teknik jahit tangan

Berikut beberapa karya Haute Couture (Adibusana) para desainer:

Haute Counture Dior

Haute Counture Harry Halim


Haute Counture Didit Hediprasetyo

Haute Counture Elie Saab Haute Counture Chanel


Sumber

Hendrawan (11 Agustus 2015). Haute Couture. Dikutip 11 Februari 2019 dari:
https://personalstyleandhistory.wordpress.com/2015/08/11/haute-couture/

Andika (Juni 2014). Haute Couture Mahakarya Para Desainer Yang Rumit Namun Indah.
Dikutip 11 Februari 2019 dari:http://gosocio.co.id/haute-couture-mahakarya-para-
desainer-yang-rumit-namun-indah.html

Fashion, Line (10 April 2015). Pengertian Adibusana. Dikutip 11 Februari 2019 dari:
https://fashionline091.weebly.com/fashion-lineblog/pengertian-adibusana

Anda mungkin juga menyukai