Anda di halaman 1dari 5

1.

Diabetes mellitus tipe 2


a. Definisi
Menurut ADA (American Diabetes Association) 2011, Diabetes
Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan
tanda-tandahiperglikemi yang terjadi karena kekurangan sekresi insulin,
kelainan kerja insulin atau gabungan keduanya.
b. Diagnosis
Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa
darah sewaktu >200 mg/dl, glukosa darah puasa >126 mg/dl sudah cukup
untuk menegakkan diagnosis DM. Untuk diagnosis DM dan gangguan
toleransi glukosa lainnya diperiksa glukosa darah 2 jam setelah beban
glukosa. Sekurang- kurangnya diperlukan kadar glukosa darah 2 kali
abnormal untuk konfirmasi diagnosis DM pada hari yang lain atau Tes
Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang abnormal. Konfirmasi tidak
diperlukan pada keadaan khas hiperglikemia dengan dekompensasi
metabolik akut, seperti ketoasidosis, berat badan yang menurun
cepat [ CITATION PER11 \l 1033 ].
Ada perbedaan antara uji diagnostik DM dan pemeriksaan
penyaring. Uji diagnostik dilakukan pada mereka yang menunjukkan
gejala DM, sedangkan pemeriksaan penyaring bertujuan untuk
mengidentifikasi mereka yang tidak bergejala, tetapi punya resiko
DM (usia > 45 tahun, berat badan lebih, hipertensi, riwayat keluarga DM,
riwayat abortus berulang, melahirkan bayi > 4000 gr, kolesterol HDL <=
35 mg/dl, atau trigliserida ≥ 250 mg/dl). Uji diagnostic dilakukan pada
mereka yang positif uji penyaring.11 Pemeriksaan penyaring dapat
dilakukan melalui pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu atau kadar
glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti dengan tes toleransi glukosa
oral (TTGO) standar [ CITATION PER11 \l 1033 ].
2. Dislipidemia
a. Definisi
Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid
yang ditandai dengan peningkatan dan penurunan dari fraksi lipid
dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar
kolesterol total (kol-total), kolesterol LDL (kol-LDL), trigliserida
(TG), serta penurunan kolesterol HDL (kol-HDL)[ CITATION
Ada17 \l 1033 ].
Ketiganya tidak dapat dibicarakan sendiri-sendiri karena ketiganya
memiliki peran yang penting dan memiliki keterkaitan yang sangat erat
satu dengan yang lainnya terhadap proses terjadinya aterosklerosis,
sehingga ketiganya sering dikenal sebagai triad lipid[ CITATION
Ada17 \l 1033 ].
b. Diagnosis
Dislipidemia didapatkan dengan pemeriksaan laboraturium profil
lipid plasma. Pemeriksaan ini dianjurkan pada setiap orang dewasa
berusia lebih dari 20 tahun. Kadar lipid plasma yang diperiksa meliputi
kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida.
Apabila ditemukan hasil yang normal, maka dianjurkan pemeriksaan
ulangan setiap lima tahun. NCEP ATP III pada tahun 2011 membuat
suatu batasan kadar lipid plasma yang sampai saat ini masih digunakan
(Tabel 1) [ CITATION Ada17 \l 1033 ].
Tabel 1. Interpretasi kadar lipid plasma
Kolesterol LDL
<100 mg/dL Optimal
100-129 mg/dL Mendekati optimal
130-159 mg/dL Sedikit tinggi (borderline)
160-189 mg/dL Tinggi
≥190 mg/dL Sangat tinggi
Kolesterol total
<200 mg/dL Diinginkan
200-239 mg/dL Sedikit tinggi (borderline)
≥240 mg/dL Tinggi
Kolesterol HDL
<40 mg/dL Rendah
≥60 mg/dL Tinggi
Trigliserida
<150 mg/dL Optimal
150-199 mg/dL Sedikit tinggi (borderline)
200-499 mg/dL Tinggi
≥500 mg/dL Sangat

3. Obesitas
a. Definisi
Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi
akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat
mengganggu kesehatan. Obesitas terjadi bila besar dan jumlah sel
lemak bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorang bertambah
berat badannya, maka ukuran sel lemak akan bertambah besar dan
kemudian jumlahnya bertambah banyak. Obesitas merupakan suatu
kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi
yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. Faktor
genetik diketahui sangat berpengaruh bagi perkembangan penyakit
ini. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan
dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di
jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan. Keadaan
obesitas ini, terutama obesitas sentral, meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskular karena keterkaitannya dengan sindrom metabolik
atau sindrom resistensi insulin yang terdiri dari resistensi
insulin/hiperinsulinemia, hiperuresemia, gangguan fibrinolisis,
hiperfibrinogenemia dan hipertensi [ CITATION Sud17 \l 1033 ].
b. Klasifikasi
IMT merupakan indikator yang paling sering digunakan dan
praktis untuk mengukur tingkat populasi berat badan lebih dan
obesitas pada orang dewasa. Untuk pengukurannya sendiri
digunakan indeks Quetelet, yaitu berat badan dalam kilogram (kg)
dibagi tinggi dalam meter kuadrat (m2). Karena IMT menggunakan
ukuran tinggi badan, maka pengukurannya harus dilakukan dengan
teliti. Hubungan antara lemak tubuh dan IMT ditentukan oleh bentuk
tubuh dan proporsi tubuh, sehingga dengan demikian IMT belum
tentu memberikan kegemukan yang sama bagi semua populasi
[ CITATION Sud17 \l 1033 ].
Tabel dibawah ini merupakan klasifikasi berat badan berlebih
dan obesitas pada orang dewasa berdasarkan IMT menurut Kriteria
Asia Pasifik :
Tabel 2. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT
Menurut Kriteria Asia Pasifik.
Kalsifikasi IMT (kg/m2)
Berat badan kurang < 18,5
Kisaran normal 18,5 - 22,9
Berat badan lebih ≥ 23,0
Berisiko 23,0 – 24,9
Obesitas I 25,0 – 29,9
Obesitas II ≥ 30,0
Sumber : WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pasific
Perspective: Redefinig Obesity and its Treatment (2006)
Indeks massa tubuh (IMT) adalah ukuran yang menyatakan
komposisi tubuh, perimbangan antara berat badan dengan tinggi
badan. IMT digunakan untuk mengukur kegemukan, sebagai dampak
dari perubahan pola hidup, kebiasaan mengkonsumsi makanan siap
saji yang tinggi lemak dan protein, serta rendah karbohidrat. IMT
tidak dapat membedakan otot dengan lemak, selain itu pula tidak
memberikan distribusi lemak di dalam tubuh yang merupakan faktor
penentu utama risiko gangguan metabolisme yang dikaitkan dengan
kelebihan berat badan. Pola penyebaran lemak tubuh tersebut dapat
ditentukan oleh rasio lingkar pinggang dan pinggul atau mengukur
lingkar pinggang. Pinggang diukur pada titik yang tersempit,
sedangkan pinggul diukur pada titik yang terlebar, lalu ukuran
pinggang dibagi dengan ukuran pinggul [ CITATION Aro07 \l 1033 ].
DAFTAR PUSTAKA

ADA, 2011. Standards of Medical Care in Diabetes-2011., 2011. Diab Care.


Adam, J.M., 2017. DISLIPIDEMIA. In Buku ajar: Ilmu Penyakit dalam. 2nd ed. Jakarta:
interna Publishing. pp.2551-5.
Arora, M., Koley, S. & Gupta, S., 2007. A Study on Lipid Profile and Body fat in Patients
with Diabetes Mellitus. Anthropologist, 9(4), pp.295-8.
PERKENI, 2011. Konsensus Pengelolalan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2. In
PB PERKENI. Jakarta, 2011.
Sudoyo, A.W., 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. jakarta: Interna Publishing.

Anda mungkin juga menyukai