Anda di halaman 1dari 3

Aspek Imunologi Infeksi HPV

Sebagian besar individu imunokompeten bila terinfeksi bisa menghilangkan


infeksi tersebut dan tetap asimtomatik. Walaupun demikian, masih diperdebatkan
apakah virus benar-benar dieliminasi dari pasien atau hanya di tekan, seperti
penyebaran virus yang sebenarnya tidak terdeteksi oleh cara pengambilan sampel
dan pendekatan analitik saat ini. Di sebagian kecil pasien, infeksi HPV menetap
dan menyebabkan lesi terlihat kemudian bisa berkembang menjadi kanker invasif
setelah jangka waktu yang lama. Belum bisa dipahami sepenuhnya mengapa
infeksi HPV menetap di beberapa individu, tetapi defisit imunitas selular, seperti
tindakan transplantasi organ padat pada pasien imunosupresan dan pada pasien
dengan koinfeksi HIV, berhubungan dengan meningkatnya risiko penyakit
persisten dan penyakit terkait HPV. Sebaliknya, tindakan pencegahan infeksi baru
melalui vaksinasi L1 viral like particles (VLPs) sepertinya dipengaruhi oleh
antibodi penetralisir. Pada hewan model, transfer pasif immunoglobulin serum
dari hewan yang dimunisasi VLP cukup memberikan proteksi. Lalu, pengukuran
titer netralisasi in vitro in sera adalah cara terbaik menilai perlindungan antara
pasien yang divaksinasi juga cross-protection di banding pasien yang tidak di
vaksinasi, walaupun belum ada mengenai titer minimal yang dapat memberikan
perlindungan.
Gambar 1. Lesi derajat rendah disertai penyebaran ke kanalis endoservik

Vaksin Human Papillomavirus

Di bulan Juni tahun 2006, Food and Drug administration (FDA) Amerika
menyetujui vaksin profilaksis HPV kuadrivalen (GARDASIL., Merck and Co.,
Inc.), diberikan pada wanita berusia 9-26 tahun. Kemudian, pada bulan Oktober,
vaksin profilaksis HPV bivalen (CERVARIX, GlaxoSmithKline) telah
dilisensikan untuk wanita berusia 10-25 tahun. Vaksin kuadrivalen tersusun dari
rekombinan partikel protein based-viral L1 berasal dari HPV tipe 6, 11, 16, dan
18. Studi fase II dan III menunjukkan efikasi mencapai 100% dalam mencegah
lesi displastik serviks pada wanita berusia 16-26 tahun yang tidak terinfeksi oleh
tipe vaksin HPV apapun. Efikasi pada perempuan dengan vaksinasi DNA HPV
serempak memiliki positivitas dan seropositivitas sekitar 25%. Efek samping yang
paling sering terkait nyeri pada tempat injeksi (berturut-turut 84 vs. 48,6% di
kelompok pengobatan dan plasebo). Diperkirakan vaksin akan mengurangi risiko
kanker serviks 20-70% di pasien berusia 12 tahun.

Anda mungkin juga menyukai