Anda di halaman 1dari 56

Presentator :

dr. Muhammad Agung Nugroho

Moderator :
dr. Danu Yudhistira., MMR., Sp.T.H.T.K.L

Departemen Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok – Kepala Leher Fakultas


Kedokteran Universitas Gadjah Mada/ RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
2018
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI KESEHATAN T.H.T.K.L
Menjadi program studi berstandar global yang
inovatif dan unggul, serta mengabdi kepada
kepentingan bangsa dan kemanusiaan dengan
dukungan sumber daya manusia yang profesional
dan dijiwai nilai-nilai Pancasila pada tahun 2020
1. Meningkatkan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang
berlandaskan kearifan lokal.
2. Mengembangkan sistem tata kelola Program Studi Kesehatan T.H.T.K.L yang mandiri dan
berkualitas (Good Governance).
3. Membangun kemitraan dan kerjasama dengan rumah sakit dan seluruh pihak yang
berkepentingan dalam rangka mendukung kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat.
Sinus preaurikula kelainan malformasi kongenital pada daun
telinga berupa lubang atau cekungan kecil yang terbuka pada daerah
preaurikula.
Bervariasi dapat dikenal sebagai preauricular pit, preauricular sinus,
preauricular fistula, preauricular tract dan preauricular cyst.
Merupakan kelainan herediter yang dominan
akibat kegagalan penggabungan 2 dari 6 hillocks yang
muncul dari arkus brankial 1 dan 2.
Ghanie, 2008
INSIDENSINYA SENDIRI SECARA GLOBAL
BERVARIASI.

AMERIKA SERIKAT 0,1%-0,9%

KASUS INGGRIS 0,9% KASUS


Taiwan 1,6% - 2,5% kasus

Asia 4%-6% kasus

Afrika 4-10% kasus

hanya 25-50 % kasus terjadi secara bilateral


Choi et al, 2007 Scheinfeld et al, 2002
EMBRIOLOGI
▪ Perkembangan daun telinga → 6
minggu kehamilan
▪ Daun telinga terbentuk dari enam
buah proliferasi mesenkim, yang
dikenal dengan hillocks of his

Tan T, Constantinides H, Mitchel TE, 2005


 Arkus brankialis pertama (mandibular)
➢ Tonjolan pertama : Tragus
➢ Tonjolan kedua : Krus heliks
➢ Tonjolan ketiga : Heliks
▪ Arkus brankialis kedua (hioid)
▪ Tonjolan keempat : Antiheliks
▪ Tonjolan kelima : Anti tragus
▪ Tonjolan keenam : Lobulus & heliks bagian bawah.

Lee KJ, 2003


▪ Minggu ke-7 → pembentukan kartilago
masih dalam proses. Pada
▪ Minggu ke-18 → daun telinga sudah
seperti bentuk telinga dewasa, tetapi
belum seperti ukuran dewasa sampai
umur 9 tahun

Lee KJ, 2003


ANATOMI CANALIS AUDITORIUS EKSTERNUS

Bailey, 2014
10
➢Daun telinga : tulang rawan
elastis dan kulit
➢Liang telinga berbentuk S
dengan 1/3 bagian luar tulang
rawan, 2/3 bagian dalam
tulang.
➢Panjang 2-3 cm

11
Drake et all, Gray’s Anatomy
Drake RL, 2007
Anatomi

Infeksi
Genetik
Higiene
Herediter
GENETIK
HEREDITER

Analisa studi genetik telah


melaporkan sinus preaurikular kongenital berlokasi di
kromosom Bq11.1-q13.3

Zou et al, 2003


Embriogenesis

daun teliga (aurikula) muncul


dari arkus brakial 1dan 2

HILLOCKS OF HIS

Terjadi kegagalan penggabungan dari tonjolan ini

SINUS PREAURIKULAR
Zou et al, 2003
Sinus preaurikula menggambarkan epitel skuamous
stratifikasi yang menunjukkan hiperkeratosis dan
parakeratosis yang melapisi lubang sinus dan terisi dengan
material seperti smegma dan mengandung kelenjar
sebaseus atau sebocit, kelenjar keringat dan folikel rambut.
Jaringan sekitar mengandung plasma sel limfosit dan
netrofil yang mudah sekali tersumbat dan terinfeksi

Zou et al, 2003


HIGIENE

Kroon et al, 2003


INFEKSI

Penyebab sinus preaurikula


terinfeksi adalah
1. Stapilokokus epidermidis (31%)
2. Stapilokokus aureus (31%)
3. Streptokokus viridans (15%),
4. Peptokokus (15%)
5. Proteus (8%).

Ellies et al, 1998


Tipe klasik di definisikan sebagai sebuah
sinus preaurikuler yang kantongnya
berlokasi di anterior Canal auditory
externus ( CAE ).

tipe varian dimana lokasi kantong berada


di area post aurikula dan terkadang
berada pada sisi ascenden helix

Choi et al, 2007 Tan T, Constantinides H, Mitchel TE, 2005


PATOFISIOLOGI

Iritasi dan
Ostium sinus
Sinus terinfeksi edema ostium
blockage
sinus

Drainase
Formasi abses Pus terkumpul
terganggu

Ghanie, 2008
Hyung, 2012
▪ Pada sebagian orang asimtomatik
▪ Obstruksi dan infeksi fistel → bengkak di depan telinga, nyeri, dan demam
▪ Infeksi → akibat manipulasi penderita terhadap muara fistula karena timbulnya
rasa gatal atau keluarnya sekret

Mardhiah A, 2005
▪ Ditemukannya muara sinus di depan telinga yang terdapat sejak
lahir
▪ Muara sinus berbentuk bulat atau lonjong
▪ Berukuran seujung pensil
Mardhiah A, 2005

▪ lokasinya di anterior krus heliks


▪ Muara sinus juga pernah dilaporkan terdapat di sepanjang tepi
posterosuperior heliks, tragus atau lobulus
▪ Eritema, bengkak, nyeri, dan sekret merupakan tanda dan gejala
adanya infeksi

Tan T, Constantinides H, Mitchel TE, 2005


▪ Fistulografi
▪ Dengan cara memasukkan zat kontras ke dalam muara fistel, lalau dilakukan
pemeriksaan radiologik

Mardhiah A, 2005
▪ Tidak diperlukan kecuali pencegahan terjadinya infeksi yaitu menghindari
manipulasi dan mebersihkan muara dari dari sumbatan
▪ Pada kasus dengan infeksi biasanya dapat diberikan antibiotic dan kompres
hangat
▪ Bila terbentuk abses dapat dilakukan insisi dan drainase
▪ Pembedahan fistula adalah dengan diseksi dan eksisi komplit dari fistula dan
salurannya

Mardhiah A, 2005
IDENTITAS

Nama : Ny. SA
Usia : 27 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Yogyakarta
No. RM : 01850128
• Keluhan Utama:

Bengkak di depan telinga kiri sejak 1 bulan yang


lalu
ANAMNESIS

• RPS :
Pasien mengeluh benjolan dan lubang di area
depan daun telinga. Keluhan sudah ada sejak
kecil. Benjolan terkadang membesar, nyeri
disertai disertai keluar cairan dari lubang kecil
didepan daun telinga. Diobati dan sembuh.
Benjolan meradang hilang timbul, 1 bln ini nyeri
memberat, membengkak, dan keluar nanah.
Dilakukan prosedur pengeluaran nanah di poli
THT sardjito. Keluhan penurunan pendengaran,
keluar cairan, telinga gatal, telinga berdenging
wajah perot dan pusing berputar disangkal
• RPD :
Riwayat keluhan serupa 6 bulan dan 1 tahun yang
lalu.

• Riwayat Keluarga:
Nenek mempunyai lubang kecil di telinga kiri.
DIAGNOSIS

SINUS PREAURIKULA SINISTRA


TINDAKAN

AS Sinektomi
FOLLOW
UP
H-1 H0
▪RL 1000 cc/24 jam Post sinusektomi H0
▪Injeksi ceftriakson 500 mg/12 jam ▪ RL 1000 cc/24 jam
▪Injeksi ketorolac 30 mg/12 jam ▪Injeksi ceftriakson 500 mg/12 jam
▪Pungsi Aspirasi jarum halus didapatkan pus ▪Injeksi ketorolac 15 mg/12 jam
1,5cc
▪Dressing dan perawatan luka
▪Pro sinusektomi + insisi drainase abses
Aspirasi jarum halus
Terkumpul 1,5 cc pus
FOLLOW
UP
H1 H2
Post sinusektomi H1 Post sinusektomi H2
▪Injeksi ceftriakson 500 mg/12 jam ▪BLPL
▪Dressing dan perawatan luka ▪Cefiksim 2x 1
▪Paracetamol 3x 1
DISKUSI
▪ lokasinya di anterior krus heliks ▪ Terlihat adanya bengkak kemerahan di
depan auricula sinistra ,tampak lubang
▪ Muara sinus juga pernah dilaporkan
kecil berdiameter ± 3 mm berlokasi di
terdapat di sepanjang tepi depan helix sinistra bagian ascenden
posterosuperior heliks, tragus atau disertai adanya pus berwarna
lobulus kekuningan dan berbau pada daerah
▪ Eritema, bengkak, nyeri, dan sekret yang bengkak.
merupakan tanda dan gejala adanya
infeksi Sinus subcutis pre auricula sinistra

Tan T, Constantinides H, Mitchel TE, 2005


▪ insidensi meningkat pada usia 1-45 ▪ Usia pasien 28 tahun
tahun
▪ telinga kiri lebih sering terkena
▪ Telinga kiri
daripada telinga kanan dan terkena
keduanya hanya sebesar 7%
▪ melaporkan insidensi sinus ▪ Lokasi depan helix sinistra bagian
preaurikula tipe varian hanya ascenden
sebesar 10,9% dibandingkan dengan
sinus preaurikular tipe klasik

Choi SJ, Choung YH, Park K, BaeChoi SJ, Choung YH,


Park K, Bae J, Park HY, 2007
▪ . Jika abses sudah terbentuk, insisi ▪ aurikula sinistra terlihat adanya
dan drainase sinus sangat bengkak kemerahan di depan
direkomendasikan. auricula sinistra ,
▪ Eksisi bedah bertujuan untuk ▪ tampak lubang kecil berdiameter ± 3
memastikan diseksi komplit dari mm berlokasi di depan helix sinistra
sinus. bagian ascenden.
▪ Diseksi yang tidak sempurna ▪ Di lakukan sinektomi
dipercaya menjadi penyebab
kekambuhan dari sinus preaurikular.
▪ Angka rekurensi sesudah eksisi
diperkirakan 0-42%.

Scheinfeld et al.2004, Leopardi et al.2008, Lam HCK, Soo


G.2001
DISKUSI
sangat pentingnya menutup celah dead space sesudah eksisi sinus
preaurikular secara lapis demi lapis baik menggunakan/tidak menggunakan
dressing compression berguna untuk mencegah rekurensi.

Sebuah sinus preaurikula dengan riwayat pernah infeksi


sebelumnya atau infeksi yang aktif selama operasi definitif
meningkatkan resiko kekambuhan.Resiko kekambuhan bahkan
bisa terjadi post operasi melalui infeksi luka.

Goel et al.1998, Choi et al.2007, Firat et al.2008


DISKUSI
faktor – faktor yang menurunkan angka rekurensi dari infeksi sinus
preaurikula :
1. Diseksi sinus
2. Penggunaan insisi sinus yang memanjang.
3. Pembersihan sel sel dan jaringan epitel hingga ke fascia temporalis guna
membersihkan seluruh komponen epitel
4. Menghindari sinus rupture
5. Penutupan dead space

Currie et al, 1996


MANAJEMEN NON OPERATIF

Pencegahan terjadinya infeksi yaitu menghindari manipulasi dan


membersihkan muara dari sumbatan dengan alkohol atau cairan
antiseptic lainnya secara rutin.

Pada kasus dengan infeksi biasanya dapat diberikan antibiotik dan


kompres hangat.

Ghanie, 2008
KESIMPULAN

Dilaporkan seorang anak perempuan usia 26 tahun datang ke poli THT RSUP dr Sardjito dengan keluhan
bengkak di depan telinga kiri. Bengkak di depan telinga kiri sejak 4 minggu yang lalu disertai nyeri. Bengkak
membesar dan meluas dalam 7 hari terakhir, disertai demam (+). Terdapat lubang kecil di depan telinga kiri dan
mengeluarkan cairan kekuningan dan berbau. Keluhan wajah perot disangkal. Keluhan hidung dan tenggorok
disangkal. Riwayat penyakit dahulu pasien sudah ke tiga kalinya mengalami keluhan serupa namun sembuh
dengan obat minum dari puskesmas. Pasien di diagnosis sebagai abses preaurikula. Telah dilakukan sinektomi +
insisi drainase abses.
▪1. Sinektomi simple
▪2. Eksisi Lokal Luas
▪3. Eksisi Luas
▪ Cellulitis facial
▪ Cellulitis is a bacterial infection usually following abrasion, laceration, or ear
piercing. It is usually caused by gram-positive cocci such as Staphylococcus or
Streptococcus and rarely other microorganisms such as Pseudomonas. Treatment
includes oral or intravenous antibiotic and wound care.
▪ Perichondritis and Chondritis
▪ Perichondritis or chondritis is a bacterial infection of the perichondrium or
cartilage of the auricle. This condition may follow inadequately treated auricular
cellulitis, acute otitis externa, accidental or surgical trauma, or multiple ear
piercing in the scapha. The affected ear is painful, red, and swollen and drains
serous or purulent exudates. The surrounding soft tissues of the face and neck may
be affected. The most common pathogen is Pseudomonas.

Ballenger, 2002
Allergic Dermatitis of the Auricle
Allergic dermatitis of the auricle is characterized by localized erythema, swelling, and itching in the
area of allergen Diseases of the External Ear 23 exposure. A patient with neomycin allergy who has
been using eardrops containing neomycin will present with swelling and redness in the area exposed
to the drops such as the meatus, EAC, and inferior part of the auricle. A patient with metal allergy will
present with a red swollen ear lobule owing to contact with the earring. Treatment includes removing
the allergen, topical corticosteroid cream, and oral antihistamines.

Allergic
dermatitis

Ballenger, 2002
▪- Rekurensi
▪ - Hindari manipulasi pada lubang sinus
▪ - Higienitas
▪ - Estetik - kosmetik
Hubungan dg orang
tua

Youn et al, 2014


Youn et al, 2014
Hyung, 2012

Anda mungkin juga menyukai