PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak
ke masa dewasa. Pada masa perkembangan ini, remaja mencapai
kematangan fisik, mental, sosial dan emosinal (Mohamaad Ali, 2010).
Dalam tahapan perkembangan, remaja mulai berinteraksi dengan
lingkungan dan semakin luas dari pada tahapan anak-anak, remaja mulai
berinteraksi dengan teman sebayanya dan bahkan berusaha dapat
berinteraksi dengan orang dewasa (Piaget, dalam Ali 2010).
Masa remaja mempunyai karakteristik tertentu untuk
membedakan masa remaja dengan masa sebelumnya, diantaranya
adalah mampu menerima perubahan yang akan memberikan dampak
langsung bagi kehidupannya, mencoba gaya hidup dan pola perilaku
yang berbeda untuk menentukan nilai dan sifat yang sesuai untuk dirinya,
adanya perubahan emosi, minat dan peran pada nilai yang dianut serta
keinginan akan kebebasan, berusaha untuk mencari identitas diri dan
perannya di dalam masyarakat, mulai sulit untuk diatur dan cenderung
berperilaku kurang baik, dan pada masa remaja usia akhir mereka
mengalami kebingungan dalam meninggalkan kebiasaan pada usia
sebelumnya dan memberikan kesan bahwa mereka sudah dewasa yaitu
dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan
terlibat dalam perilaku seks, mereka menganggap bahwa perilaku ini
memberikan citra yang mereka inginkan. Salah satu perilaku remaja yang
tidak disadari dan dapat membahayakan bagi kesehatan adalah perilaku
merokok (Hurlock, dalam Ali 2010).
Perilaku merokok merupakan perilaku yang membakar salah satu
produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap dan dihirup,
termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang
dihasilkan dari tanaman nicotina tobacum, nicotina rustica dan spesies
lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar
dengan atau tanpa bahan tambahan (Kemenkes 2013, dalam Alamsyah,
2017).
1
2
2013 disebutkan, trend uusia merokok terus meningkat pada remaja usia
10-14 tahun dan 15-19 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usia merokok
pertama kali pada remaja paling tinggi yaitu pada usia 15-19 tahun
dengan presentase 55,4%, dan 17,5% pada remaja usia 10-14 tahun
(infodatin, 2015).
Sedangkan data dari Kemenkes 2017 menunjukkanbahwa
prevalensi perokok pada remaja usia 15-19 tahun yang merokok
meningkat 2 kali lipat dari 12,7% di tahun 2001 menjadi 23,1% pada
tahun 2016. Pada tahun 2013 prevalensi perokok pada remaja usia 18
tahun mengalami penurunan dari 7,3% pada tahun 2009 menjadi 5,4% di
tahun 2013. Hal ini justru berbanding terbalik dengan hasil yang diperoleh
pada tahun 2016, prevalensi perokok pada remaja usia meningkat
menjadi 8,8%. Hasil survei indikator kesehatan nasional (Sirkesnas 2016)
memperlihatkan angka remaja perokok laki-laki telah mencapai 54,8%
(Kemenkes RI,2017).
Di Jawa Tengah proporsi penduduk umur 10 tahun ke atas
menurut Riskesdas 2013 dengan prevalensi perokok setiap hari yaitu
22,9%, perokok kadang-kadang 5,3% dan rerata jumlah batang rokok
yang dihisap penduduk umur 10 tahun ke atas yaitu 10,1%.Hal ini lebih
baik dibandingkan dengan data dari Riskesdas tahun 2007 yaitu proporsi
penduduk umur 10 tahun keatas yang merokok mengalami penurunan,
sebelumnya jumlah prevalensi perokok setiap hari yaitu 24,3%, perokok
kadang-kadang 6,4% dan rerata jumlah batang rokok yang di hisap
penduduk umur 10 tahun ke atas yaitu 10,3% (Riskesdas 2007 dan
2013).
Kota Kudus terkenal sebagai Kota Kretek, karena Kudus
merupakan sentra industri rokok terbesar di Jawa Tengah. Data Dinas
Perindustrian menyatakan ada 59 pabrik rokok yang sudah terdaftar
(Pemerintah DKK, dalam Febrianika 2016). Berdasarkan data dari
Riskesdas 2007 presentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang
merokok di Kudus yaitu umur 10-14 tahun (8,4%). 15-19 tahun (31,3%),
20-24 tahun (23,5%), 25-29 tahun (3,9%), dan usia 30 tahun ke atas yaitu
3,2%. Sehingga pada data tersebut jumlah perokok yang paling tinggi
terdapat pada penduduk usia 15-19 tahun (Depkes RI, dalam Febrianika,
2016).
4
yang terdiri dari 68 siswa dan 80 siswi, kelas XII dengan jumlah 180
murid, yang terdiri dari 65 siswa dan 115 siswi, data tersebut diambil dari
absensi siswa dan siswi yang diberikan oleh guru BK di SMA
Muhammadiyah Kudus. Setelah dilakukan survei awal, didapatkan hasil
sebanyak 107 siswa dari kelas X sampai XII mempunyai kebiasaan
merokok dan tidak didapatkan siswi yang mempunyai kebiasaan
merokok. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian pada
kelas XI yang didapatkan hasil sebanyak 42 siswa mempunyai kebiasaan
merokok.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk
melakukan peneliian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri
Lada Hitam terhadap Penurunan Perilaku Merokok Siswa di SMA
Muhamadiyah Kudus”. Alasan peneliti melakukan penelitian pada remaja
karena banyaknya perilaku merokok yang terjadi pada anak sekolah.
Peneliti memilih tempat penelitian di Kudus karena Kudus merupakan
sentra industri rokok terbesar di Jawa Tengah, dengan pengguna
tembakau yang cukup tinggi. Seperti halnya yang dilakukan oleh remaja
yang mempunyai kebiasaan merokok, didasarkan karena kurangnya
penyuluhan tentang bahaya merokok dan bagaimana caranya untuk
mengurangi atau berhenti merokok.
B. Rumusan Masalah
Merokok telah menjadi perhatian serius oleh penduduk dunia.
Prevalensi jumlah perokok di dunia maupun di Indonesia setiap tahunnya
terus mengalami peningkatan, baik dari usia remaja maupun masyarakat
umum. Yang lebih memprihatinkan lagi saat ini banyak remaja yang
menganggap merokok itu sudah biasa dan tidak memiliki efek jangka
panjang yang merugikan. Padahal merokok merupakan salah satu
penyebab kematian tertinggi di dunia. Faktor penyebab perilaku remaja
biasanya disebabkan dari rasa ingin tahu merokok oleh teman sebaya,
lingkungan sosial maupun lingkungan keluarga. Dalam mengurangi
kebiasaan merokok dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan
rutin melakukan olahraga, perbanyak minum air putih hangat, hindari
minuman berkafein seperti kopi dan teh untuk sementara waktu,
mengunyah permen karet atau permen rasa jahe dan mentol. Salah satu
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Utama Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
cara dalam mengurangi perilaku merokok pada siswa di SMA
Muhammadiyah Kudus.
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak atsiri lada hitam
terhadap penurunan perilaku merokok siswa di SMA Muhammadiyah
Kudus.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui status perilaku merokok siswa di SMA
Muhammadiyah Kudus sebelum diberikan perlakuan pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
b. Mengetahui perubahan status perilaku merokok siswa di SMA
Muhammadiyah Kudus setelah diberikan minyak atsiri lada hitam
pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
c. Mengetahui perbedaan status perilaku merokok siswa kelas di
SMA Muhammadiyah Kudus setelah diberikan minyak atsiri lada
hitam pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti Sendiri
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan, dan pengalaman baru dalam
melakukan penelitian, serta wawasan mengenai pengaruh pemberian
minyak atsiri lada hitam terhadap penurunan perilaku merokok.
2. Bagi Institusi Stikes Muhammadiyah Kudus
Sebagai informasi dalam bidang keperawatan, dan referensi
perpustakaan institusi serta merupakan masukan bagi mahasiswa
8
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang sejenis dengan penelitian “Pengaruh Pemberian
Minyak Atsiri Lada Hitam terhadap Penurunan Perilaku MerokokSiswa di
SMA Muhammadiyah Kudus“ belum pernah dilakukan sebelumnya di
Stikes Muhammadiyah Kudus. Adapun penelitian sejenis yang pernah
dilakukan adalah :
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
Nama Judul Variabel Hasil Penelitian Perbedaan
Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian
Rose Inhalation of Varaibel Lokasi penelitian di Peneliti melakukan
JE, vapor from independen: Universitas Durham penelitian di SMA
Frederiq black pepper ekstra dari Inggris, 48 responden Gebog Kudus pada
ue Behm extract lada hitam. terbagi menjadi tiga tahun 2017,
FM reduces kelompok yaitu, satu Dengan varibel
smoking kelompok menghirup independennya
withdrawal Variable minyak esensial lada minyak atsiri lada
symptoms depeden: hitam, kelompok 2 hitam dan variabel
(menghirup mengurangi menghirup aroma dependennya
uap ekstra gejala mentol, dan kelompok perilaku merokok.
dari lada merokok 3 tidak menghirup
hitam sama sekali. Secara
mengurangi signifikan merokok
gejala . berkurang pada
merokok) kelompok satu yaitu
dengan kondisi
menghirup minyak
esensial lada hitam.
9