Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Tuberkulosis paru (TBparu) penyakit yang sudah lama dikenal pada

manusia, misalnya dapat dihubungkan dengan tempat tinggal didaerah urban,

lingkungan yang padat dibuktikan dengan adanya penemuan kerusakan tulang

vertebra torak yang khas TB paru dari kerangka yang digali Heidelberg dari

kuburan zaman neolitikum, begitu juga penemuan yang berasal dari mumi dan

ukiran dinding piramid di Mesirkuno pada Tahun 2000-4000 SM (Sudoyo,

Setiyohadi, Alwi, Simadibrata, Setiati,2006).

Secara keseluruhan pada Tahun 2001 terdata sekitar 60 jutaan orang

perokok di Indonesia, sebanyak 31,5 %. Di sebutkan bahwa 59 % laki – laki

dan 3,7 % perempuan. Penyumbang kasus TB terbesar ketiga di dunia setelah

India dan Cina adalah Indonesia. Pada Tahun 2003 di laporkan jumlah kasus

TB dengan basil tahan asam (BTA) di India sebesar 1.761.000 orang, Cina

1.459.000 orang, dan Indonesia 557.000 orang ( Departemen Kesehatan,

2005).

Penyakit tuberkulosis paru (TB paru) masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia. Angka prevalensi TB paru yang besar di masyarakat,

masa pengobatan yang relatif lama serta cakupan pengobatan yang masih

rendah dimungkinkan risiko penularan masih tetap besar, terutama penularan

karena kontak serumah dengan penderita. Obat yang di berikan kepada


penderita penyakit TB ini yaitu jenis Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid,

Streptomisin, dan Etambutol (Departemen Kesehatan, 2005).

Di Kalimantan Barat, tepatnya di Kota Pontianak presentase kasus TB di

Rumah Sakit Umum Santo Antonius Pontianak di Ruang Penyakit Dalam

Isolasi, dalam satu tahun terakhir ini terdata dari bulan Juli 2006 sampai

dengan bulan Juli 2007 sebanyak 117 penderita TB (5,19 %) dari 2.245

penderita.

Dari masalah yang ada di atas, penulis mencoba untuk mengangkat

kasus TB dalam penyusunan laporan kasus yang berjudul “Asuhan

Keperawatan pada Tn. S dengan gangguan sistem pernapasan : Tuberkulosis

Paru di Ruang Fransiskus Sakit Umum Santo Antonius Pontianak“.

B. TujuanPenulisan
1. TujuanUmum

Tujuan umum penulisan laporan kasus ini adalah untuk mendapatkan

pengalaman nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan

tuberculosis paru, melalui pendekatan proses keperawatan dari tahap

pengkajian keperawatan, diagnose keperawatan, rencana keperawatan,

implementasi keperawatan, sampai dengan evaluasi keperawatan.

2. TujuanKhusus

Tujuan khusus yang ingin di capai dari penyusunan laporan kasus ini

adalah :
a. Mampu memahami konsep dasar tuberkulosis paru baik secara medis

maupun setiap tahapan dari asuhan keperawatan pada klien dengan

tuberkulosis paru.

b. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan dan pendokumentasiannya

pada klien dengan tuberkulosis paru.

c. Dapat mengidentifikasi kesenjangann yang terjadi antara teori dan

praktik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan

tuberkulosis paru.

d. Dapat mengidentifikasi faktor-faktor penghambat maupun pendukung

dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan

tuberkulosis paru.

C. RuangLingkupPenulisan

Ruang lingkup penulisan laporan kasus ini adalah membahas tentang

konsep dasar tuberculosis paru baik secara klinis maupun asuhan keperawatan

yaitu pada Tn. S dengan gangguan system pernapasan : tuberculosis paru yang

berlangsung dari tanggal 19 November 2018 sampai dengan 21 November

2018 di Rumah Sakit Umum Santo Antonius Pontianak.


D. MetodePenulisa
Metodepenulisan yang digunakan dalam laporan kasus ini adalah metode

deskriptif, yaitu merupakan rancangan penelitian yang bertujuan menerangkan

atau menggambarkan masalah penelitian keperawatan yang terjadi pada kasus

suatu penyakit berdasarkan distribusi tempat, waktu, umur, jenis kelamin,

sosial, ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, polahidupdan lain-lain.

Deskripsi tersebut dapat terjadi pada lingkup individu suatu daerah tertentu,

atau lingkup kelompok pada masyarakat didaerah tertentu.

Dalam metode deskriptif ini penulis menggunakan studi literature dan

studi kasus. Studi literatur dilakukan dengan cara membaca literatur yang ada,

baik literature teori maupun hasil kajian atau penelitian terdahulu. Literatur

merupakan salah satu yang dapat dijadikan acuan seorangpeneliti dalam

memahami beberapa masalah penelitian, dan literature juga dapat

memudahkan peneliti memperoleh informasi yang berhubungan dengan

penelitian sehingga dapat menguatkan data penelitian yang akan digunakan.

Studi literatur dapat dilaksanakan dengan membaca buku, majalah, jurnal

penelitian, suratkabar atau artikel ilmiah (Hidayat, 2003, hal. 28).

Sedangkanstudikasus yang dilakukanolehpenulisdenganpendekatan

proses keperawatan yang terdiridaripengkajian, diagnosa,

rencanakeperawatan, implementasikeperawatan, danevaluasikeperawatan

(Nursalam , 2001, hal. 55).

E. SistematikaPenulisan
Sistematika penulisan terdiri dari lima Bab ; Bab I Pendahuluan yang

terdiri dari latarbelakang penulisan, tujuan penulisan, ruang lingkup penulisan,

metode penulisan dan sistematika penulisan ; Bab II Landasan Teoritis yang

terdiri dari anatomi fisilogi system pernapasan, konsep dasar tuberculosis paru

dan asuhan keperawatan tuberculosis paru ; Bab III Asuhan Keperawatan pada

Tn. S yang terdiri dari pengkajian keperawatan, analisa data, diagnose

keperawatan, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi ; Bab IV

Pembahasan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,

implementasi dan evaluasi ; Bab V Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan

saran.

Anda mungkin juga menyukai