Anda di halaman 1dari 3

Introduction lajur kiri

Atresia duodenal terjadi pada 1 dari 5000 – 10000 kelahiran hidup. Dalam 1 sampai tiga kasus,
merupakan kejadian yang terisolasi. Beberapa berhubungan dengan Down Syndrome. Ini juga
bisa berhubungan dengan kelainan kongenital lainnya, khususnya kelainan jantung dan
esophagus. Ini merupakan hasil dari kegagalan duodenum dalam proses rekanalisasi selama
minggu 8 – 10 masa kehamilan. Neonatus umumnya mengalami muntah bilier dan non bilier
pada 24 jam pertama setelah kelahiran.

Balita dengan stenosis duodenal yang lebih sedikit dapat mengalami muntah secara berulang.
Stenosis duodenal seringkali terjadi pada jaringan duodenal atau dapat pula akibat tekanan
ekstrinsik dari annular pancreas, malrotasi, atau vena porta preduodenal

Yang sama, kejadian yang lebih langka dari jejuna dan atresia ileal juga muncul dengan muntah
bilious dan distensi abdomen, biasanya pada 24 jam pertama setelah kelahiran. Mereka
merupakan hasil dari insidensi vascular yang menyebabkan nekrosis intestinal pada uterus dan
lebih sedikit didiagnosis saat masa antenatal ketimbang atresia duodenal.

Malrotasi adalah gangguan rotasi pada perut embrio yang mengarah pada posisi abnormal dari
duodenal-jejunal junction. D-J junction ini bukanlah posisi normal kea rah kiri pada sisi kiri
vertebral pedikel pada tingkat duodenal bulb di lapang frontal dan posterior (retroperitoneal)
pada sisi lateral dari saluran cerna. Sering, usus kecil berlokasi di sisi kanan abdomen dan juga
kolon termasuk cecum terdapat pada sisi kiri abdomen. Posisi dari cecum dapat bervariasi dan
dapat berada di sub hepatic atau di garis tengah.

Volvulus usus kecil merupakan komplikasi dari malrotasi, dimana dasar sudut abnormal atau
pedikel dari mesenterika usus kecil menjadi terlilit, mengarah pada obstruksi pada tingkat
duodenum, diikuti oleh iskemia intestinal apabila tidak segera mendapatkan penanganan operatif.
Ini harus dicurigai pada semua balita dengan muntah bilier. Pemeriksaan fisik dapat meunjukan
kelemahan abdominal difusa dengan atau tanpa peritonitis, distensi abdomen, dan darah pada
feses pada pemeriksaan rectal (sebuah tanda akhir dari nekrosis usus). Penanganan yang
terlambat berhubungan dengan tingkat mortalitas yang tinggi atau tingginya morbiditas sekunder
pada short gut syndrome jika anak tersebut bertahan hidup.

Malrotasi terjadi pada kira – kira 1 sampai 500 kelahiran hidup. Meskipun sebelumnya pasien
tidak terdiagnosa, malformasi dapat muncul pada semua umur dengan volvulus akut, kira – kira
80 persen pasien dengan malrotasi dapat muncul pada bulan pertama kehidupan, sebagian besar
dapat terjadi pada minggu pertama. Beberapa melaporkan bahwa 10 – 20 persen setelah usia 1
tahun.

Mekonium plug syndrome merupakan benigna relative yang disebabkan oleh obstruksi usus
besar pada neonatus yang memiliki jalur mekonium terhambat pada 24 – 72 jam pertama
kehidupan. Meskipun ini dapat diatasi secara spontan, sering dibutuhkan pemeriksaan
menggunakan kontras enema. Ini berhubungan dengan syndrome kolon kiri kecil, yang biasanya
juga teratasi setelah dilakukan enema kontras.

Search paragraph 3

Penelitian hanya terbatas pada artikel berbahasa inggris, studi manusia dan pediatric. Abstrak di
analisa dan dipilih berdasarkan metodologi yang baik, hasil percobaan klinis, dan keakuratan
diagnosis. Rtikel tambahan yang relevan dipilih dari analisa artikel referensi dan guideline yang
diterbitkan.

Appraise

Upper GI Tract

Bukti kasus untuk gambaran obstruksi intestinal pada populasi pediatri sangat terbatas. CT
umumnya dihindari karena menghindari paparan radiasi. Radiografi, studi kontras, ultrasound
biasanya digunakan untuk mendukung diagnosis.

Neonatus dan anak – anak dengan obstruksi yang semakin memburuk, dan klinis yang cepat dan
deteksi radiologi pada obstruksi sangat penting untuk mengurangi morbiditas dan
mortalitas.Sebelum pemeriksaan radiologis dan perawatan, penting bahwa anak – anak harus
distabilkan terlebih dahulu. Anak yang tidak stabil secara medis dan yang memiliki kecurigaan
malrotasi dengan volvulus harus langsung dilakukan pemdahan.

Duodenal atresia dan stenosis, jejuna, dan Ileal atresia dalam banyak kasus atresia intestina
kongenital dan obstruksi, diagnosis ditegakan dengan ultrasound antenatal. Pasiwn dapat hadir
dengan polihidroamnion akibat fetal bowel atresia. Menemukan “double bubble sign” pada
gaster dan dilatasi duodenal mengarahkan pada diagnosis atresia duodenal. Untuk tujuan dari
studi ini, kita akan focus pada modalitas diagnosis yang terbukti yang digunakan setelah
kelahiran, yang termasuk diantaranya adalah radiografi lapisan dan studi contras saluran cerna
atas

Radiografi – Pada pencarian literature awal, kami menemukan sebuah penelitian retrospektif
berjudul “Congenital Duodenal Obstruction in Neonatus : A Decade’s Experience from One
Center” oleh Chen et al. Ini menggunakan bukti level 4 menggunakan Oxford Center for
Evidence-based Medicine. Bukti yang ada termasuk diagnosis duodenal, jejuna, dan ileal atresia
sangat terbatas dan literature didominasi oleh pendapat para ahli. Tidak ada penelitian yang
menyediakan sensitifitas atau spesifitas untuk penggunaan pencitraan dalam diagnosis
atresia/stenosis duodenal atau jejuna atau atresia ileal.
Yang utama pada diagnosis atresia duodenal serta stenosis pada neonatus adalah gambaran
radiografi menunjukan “double bubble sign” pada gaster dan dilatasi duodenal proksimal dan
ketiadaan gas pada usus bagian bawah. Tanda ini didemonstrasikan pada 68,6 persen pasien yang
muncul dengan obstruksi duodenal kongenital pada suatu studi observasional retrospektif. Pada
obstruksi duodenal sebagian atau stenosis duodenal, batasan air fluid level di perut dapat terlihat.

Yang mirip, bahkan jejuna dan atresia ileal yang lebih langka biasanya teridentifikasi pertama
pada radiograf menunjukan udara terdilatasi dan usus yang terisi cairan mengalir ke bawah ke
mid atau distal usus kecil dengan tanpa gas pada tingkat obstruksi atau pada kolon.

Semua balita dengan obstruksi intestinal semestinya memiliki radiograf abdominal


anteroposterior supinal dan sebuah radiograf dekubitus lateral untuk menyingkirkan
pneumoperitoneum.

Upper GI contrast study – Sangat direkomendasikan bahwa semua kasus kecurigaan medis dari
atresia duodenal diikuti dengan sebuah penelitian kontras saluran cerna atas untuk
menyingkirkan malrotasi dan volvulus yang terlihat sebagai double bubble sign. Pada balita yang
memiliki dekompres perut maupun melalui muntah atau melalui aspirasi pipa nasogastrik, udara
dapat dimasukan melalui pipa nasogastrik dan berperan sebagai agen kontras nya sendiri dan
menghasilkan double bubble sign. Barium berguna untuk membedakan jika pasien memiliki
atresia atau stenosis duodenal.

Penelitian saluran cerna bagian atas dengan barium dapat berguna dalam kasus jejuna atau ileal
atresia untuk membedakan atresia dari stenosis

Anda mungkin juga menyukai