Perlindungan Asn
Perlindungan Asn
Tunjangan Cacat diberikan sejak keputusan pemberhentian dengan 3. Kehilangan Fungsi 40 % dari Gaji
hormat sebagai PNS atau diputus hubungan kerja sebagai PPPK karena a. Lengan dari atau dari atas siku ke bawah, atau
cacat sampai dengan peserta meninggal dunia. b. Sebelah kaki dari pangkal paha
(Pasal 21 ayat (2) dan ayat (3) PP 70 Tahun 2015)
4. Kehilangan Fungsi 30 % dari Gaji
Cacat : adalah kelainan fisik dan/atau mental sebagai akibat Kecelakaan a. Penglihatan dari sebelah mata, atau
Kerja yang dapat mengganggu atau menjadi rintangan bagi b. Pendengaran dari sebelah telingga, atau
Peserta dalam melakukan pekerjaan. c. Tangan dari atau dari atas pergelangan
• Cacat Sebagian Anatomis : kebawah, atau
Keadaan berkurang atau hilangnya sebagian anggota badan yang d. Sebelah kaki dari mata kaki kebawah.
secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan berkurang atau
hilangnya kemampuan bekerja untuk menjalankan pekerjaannya
5. 30 % (tiga puluh persen) sampai 70% (tujuh puluh 30% - 70%
• Cacat Penurunan Fungsi :
persen) dari Gaji menurut tingkat keadaaan yang atas dari Gaji
Keadaan berkurang atau hilangnya sebagian fungsi anggota badan
pertimbangan Tim Penguji Kesehatan dapat
yang secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan berkurang
dipersamakan dengan sebagaimana dimaksud pada
atau hilangnya kemampuan bekerja untuk menjalankan
angka 1 sampai dengan angka 4 untuk kehilangan fungsi
pekerjanaannya
atas sebagian atau seluruh badan atau ingatan yang
tidak termasuk pada angka 1 sampai dengan angka 4
Dalam hal terjadi beberapa cacat, maka besarnya tunjangan Cacat
Cacat hilangnya cuping hidung 33
ditetapkan dengan menjumlahkan persentasi dari tiap cacat dengan
ketentuan paling tinggi 100% (seratus persen) dari Gaji sebulan Perforasi sekat rongga hidung 16.5
Kehilangan daya penciuman 11
Tabel Persentase Santunan Cacat, Tetap Sebagian dan Cacat lainnya
Hilangnya kemampuan kerja fisik
MACAM CACAT TETAP SEBAGIAN - 50% - 70% 44
% x Gaji
- 25% - 50% 22
Lengan kanan dari sendi bahu ke bawah 44 - 10% - 25% 5.5
Lengan kiri dari sendi bahu ke bawah 38.5 Hilangnya kemampuan kerja mental tetap 77
Lengan kanan dari atau dari atas siku ke bawah 38.5 Kehilangan sebagian fungsi penglihatan. 7.7
Lengan kiri dari atau dari atas siku ke bawah - Setiap kehilangan efisiensi tajam penglihatan 10%.
33
- Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda,
Tangan kanan dari atau dari atas pergelangan ke bawah 35 maka efisiensi penglihatan binokuler dengan rumus
Tangan kiri dari atau dari atas pergelangan ke bawah 30.8 kehilangan efisiensi penglihatan: (3 x % efisiensi
Kedua belah kaki dari pangkal paha ke bawah penglihatan terbaik) + % efisiensi penglihatan terburuk
77
Setiap kehilangan efisiensi tajam penglihatan10% 7.7
Sebelah kaki dari pangkal paha ke bawah 38.5
Kedua belah kaki dari mata kaki ke bawah Kehilangan penglihatan warna 10
55
Sebelah kaki dari mata kaki ke bawah Setiap kehilangan lapangan pandang 10% 7.7
27.5
Kedua belah mata Salah satu jari lain tangan kanan 4.4
77
Sebelah mata atau diplopia pada penglihatan dekat Salah satu jari lain tangan 3.3
38.5
Pendengaran pada kedua belh telinga Ruas pertama telunjuk kanan 4.95
44
Pendengaran pada sebelah telinga 22 Ruas pertama telunjuk kiri 3.85
Ibu jari tangan kanan 16.5 Ruas pertama jari lain tangan kanan 2.2
Ibu jari tangan kiri 13.2 Ruas pertama jari lain tangan kiri 1.65
Telunjuk tangan kanan 9.9 Salah satu ibu jari kaki 5.5
Telunjuk tangan kiri 7.9 Salah satu jari telunjuk kaki 3.3
Salah satu jari kaki lain 2.2
MANFAAT JKM (Pasal 23 PP 70 Tahun 2015)
2. Uang Duka Tewas = 6 x gaji terakhir Kebijakan Teknis Pelaksanaan PP 70 Tahun 2015
= 6 x Rp 5.620.300 Kebijakan ini mulai berlaku sejak 1 Juli 2015, dan untuk pelaksanaan lebih
lanjut dimandatkan kepada 4 (empat) Institusi untuk menbentuk
= Rp 33.721.800
peraturan teknis, yaitu:
3. Biaya pemakaman = Rp10.000.000 1. Kementerian Keuangan, mengatur petunjuk teknis mengenai
4. Beasiswa = Rp45.000.000 penyediaan, pencairan, dan pertanggungjawaban Iuran JKK dan JKM
(diambil beasiswa SD yang terbesar) yang berasal dari APBN. (Pasal 33 ayat (1) PP No 70 Tahun 2015).
Total santunan yang diperoleh = Rp 269.774.400 + Rp 33.721.800 2. Kementerian Dalam Negeri, mengatur petunjuk teknis mengenai
+ Rp 10.000.000 + Rp 45.000.000 penyediaan, pencairan, dan pertanggungjawaban Iuran JKK dan JKM
= Rp 358.496.200 yang berasal dari APBD. (Pasal 33 ayat (2) PP No 70 Tahun 2015).
3. Badan Kepegawaian Negara, mengatur mengenai kriteria penetapan Kriteria Kecelakaan Kerja
tewas (Pasal 18 ayat (3) PP No 70 Tahun 2015). 1. Kecelakaan Kerja dalam menjalankan tugas jabatan danlatau tugas
4. PT. TASPEN (Persero) selaku Pengelola Program setelah berkoordinasi kedinasan lainnya di lingkungan kerja pada waktu dan tempat yang
dengan instansi terkait, mengatur mengenai tata cara pengajuan dibenarkan
permohonan pembayaran klaim manfaat dan pembayaran manfaat. 2. Kecelakaan Kerja dalam menjalankan tugas jabatan dan/atau tugas
(Pasal 34 ayat (3) PP No 70 Tahun 2015). kedinasan lainnya di luar lingkungan kerja
* kebiijakan teknis termaksud harus mampu menyelesaian permasalahan 3. Kecelakaan Kerja dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan
yang timbul pada masa transisi dinas, sehingga kecelakaan itu disamakan dengan kecelakaan yang
terjadi dalam menjalankan tugas kewajibannya
KRITERIA KECELAKAAN KERJA DAN TEWAS DALAM PROGRAM JKK 4. Kecelakaan Kerja Karena Perbuatan Anasir Yang Tidak Bertanggung
(Perka BKN Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Pedoman Kriteria Penetapan jawab atau Sebagai Akibat Tindakan Terhadap Anasir Itu dalam
Kecelakaan Kerja, Cacat, Dan Penyakit Akibat Kerja Serta Kriteria Menjalankan Tugas Kewajibannya.
Penetapan Tewas Bagi Pegawai ASN) 5. Kecelakaan Kerja dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja
atau sebaliknya
Tujuan:
6. Kecelakaan Kerja yang menyebabkan Penyakit Akibat Kerja
Sebagai pedoman bagi PPK atau Pejabat yang memiliki kewenangan dalam
menetapkan status tewas Aparatur Sipil Negara
Prosedur penetapan Kecelakaan Kerja, Cacat, dan Penyakit Akibat Kerja
Cakupan Perka BKN:
1. Kewenangan Penetapan Tewas
2. Kriteria tewas
3. Persyaratan administratif
4. Prosedur Penetapan Tewas.
Berdasarkan
Kewenangan Pejabat
kriteria yang
Penetapan Pembina
ditetapkan
'Tewas' Kepegawaian
oleh BKN
Catatan :
Perlu pengaturan /penegasan masa transisi
(Mis, berkas pengajuan yang sudah terlanjur masuk
atau yang tewas sebelum 1 Juli 2015, penetapannya
oleh BKN
Kriteria Tewas 2. MENINGGAL DUNIA DALAM KEADAAN LAIN YANG ADA
“Tewas” adalah : HUBUNGANNYA DENGAN DINASNYA SEHINGGA KEMATIANNYA ITU
(Berdasarkan Pasal 18 ayat (1) PP No. 70 Tahun 2015) DISAMAKAN DENGAN MENINGGAL DUNIA DALAM MENJALANKAN
1. Meninggal dunia dalam menjalankan tugas kewajibannya KEWAJIBANYA.
2. Meninggal dunia dalam keadaan yang ada hubungannya dengan dinas, Kriteria:
sehingga kematiannya itu disamakan dengan meninggal dunia dalam Meninggal dunia langsung atau tidak langsung akibat dari kecelakaan
menjalankan tugas kewajibannya pada perjalanan berangkat atau pulang menuju tempat tugas;
3. Meninggal dunia karena perbuatan anasir yang tidak
bertanggungjawab atau sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu 3. MENINGGAL DUNIA KARENA PERBUATAN ANASIR-ANASIR YANG TIDAK
dalam menjalankan tugas kewajibannya. BERTANGGUNG JAWAB ATAUPUN SEBAGAI AKIBAT DARI TINDAKAN
TERHADAP ANASIR-ANASIR ITU.
1. MENINGGAL DUNIA DALAM MENJALANKAN TUGAS KEWAJIBANNYA. Kriteria:
Kriteria: a. Meninggal dunia langsung atau tidak langsung karena perbuatan
a. Meninggal dunia langsung atau tidak langsung dalam anasir-anasir yang tidak bertanggung jawab ataupun sebagai
menjalankan tugas jabatan dan/atau tugas kedinasan lainnya di akibat dari tindakan terhadap anasir-anasir itu, seperti:
lingkungan kerja, dengan ketentuan : akibat penculikan; atau
1) Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan akibat penganiayaan
kewenangan yang diberikan dan/atau melaksanakan b. Meninggal dunia yang langsung diakibatkan karena luka-luka
tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan secara tertulis maupun cacad rohani atau jasmani yang didapat dalam
oleh pimpinan; dan menjalankan tugas kewajibannya atau dalam keadaan lain :
2) Melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan Yang didapat akibat pekerjaan (resiko jabatan/pekerjaan),
perundangan yang berlaku; seperti:
b. Meninggal dunia langsung atau tidak langsung dalam a. Keracunan secara mendadak akibat menghirup /
menjalankan tugas jabatan dan/atau tugas kedinasan lainnya di memakan / memegang sebagai akibat dari pekerjaan yang
luar kantor/lingkungan kerja, dengan ketentuan : dilakukan;
1) Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan b. Penularan penyakit yang didapat akibat bersentuhan atau
kewenangan yang diberikan; berhubungan dengan orang sebagai akibat dari pekerjaan
2) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang yang dilakukan
diperintahkan secara tertulis oleh pimpinan; c. Penganiayaan atau penyerangan dari pihak yang langsung
3) Melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang- / tidak langsung berhubungan dengan tugas dan tanggung
undangan. jawabnya sebagai akibat dari pekerjaan yang dilakukan.
Prosedur Penetapan Tewas