Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai
aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian
digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi
Suatu sistem pengukuran kinerja harus didasarkan pada masing-masing aktivitas dan
karakteristik dari organisasi itu sendiri dan evaluasi atas berbagai aktivitas yang dilaksanakan
harus mengunakan ukuran-ukuran kinerja yang sesuai sehingga dapat memberikan umpan
secara keseluruhan.
b. Kesalahan pengukuran sedapat mungkin harus dapat dihindari, karena selain
mengakibatkan ketidakpuasan.
c. Sistem pengukuran kinerja harus mempertimbangkan bahwa waktu dan biaya
secara keseluruhan.
b. Memberikan dasar untuk mengevaluasi kinerja berbagai aktivitas yang ada pada
Success Factors/CSFs)
III. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
“Akuntansi Manajemen II” yang dibimbing oleh Ibu Dr. Ria Nelly Sari,MBA,Ak , selaku
Untuk mengetahui serta memahami pengertian dan pembahasan yang terkait dengan
Balanced Scorecard.
BAB II
PEMBAHASAN
Kaplan tahun 1992, sebagai perkembangan dari konsep pengukuran kinerja (performance
pengkuran kinerja dengan menentukan suatu pendekatan efektif yang “seimbang” (balanced)
perspektif, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan.
2
yang baru. Dalam literatur akuntansi manajemen, konsep-konsep tersebut sudah banyak
dibahas. Dalam dunia sumber daya manusia, kita mengukur angka perputaran karyawan,
Maksud dari BSC adalah mengusulkan penciptaan suatu daftar tolok ukur, kedua-
duanya finansial dan non-finansial, dimana perusahaan dapat mengendalikan operasinya dan
mengaitkan atau menyeimbangkan secara bersamaan berbagai tolok ukur untuk mengawasi
Corporate Governance” yang diterjemahkan oleh Amin Widjaja Tunggal salah satu pakar
akuntansi manajemen mengembangkan suatu konsep yang sama dengan balanced scorecard
seseorang, kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang yang hendak
diwujudkan oleh personel di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan
personel dimasa depan dibandingkan dengan hasil kerja sesungguhnya. Hasil kerja ini
3
Berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personel diukur suatu
Vincent Gasperz dalam bukunya yang berjudul “Balanced Scorecard dengan six sigma”
mngemukakan bahwa:
secara keseluruhan”
(2002:1)
Balanced scorecard sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis sebagai sistem pengukuran
kinerja yang mempunyai dampak terhadap perilaku manusia didalam maupun diluar
rangkaian penting kinerja manajerial dan bisnis. Balanced scorecard member para eksekutif
kerangka kerja yang kompherensif menerjemahkan visi dan strategi perusahaan kedalam
Perusahaan”, adalah :
“Contemporary management yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan
4
Dari kesimpulan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa balanced
scorecard merupakan suatu sistem manajemen yang digunakan oleh suatu organisasi atau
keuangan perusahaan atau organisasi tersebut. Balanced scorecard juga digunakan sebagai
suatu sistem manajemen untuk mereflesikan berbagai aspek penting dalam bisnis berdasarkan
adalah :
“Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategic atau lebih
tepat dinamakan suatu: “Strategic based rensponsibility accounting system yang
menjabarkan misi dan strategi suatu orgaisasi kedalam tujuan operasional dan
tolok ukur kinerja untuk 4 perspektif yang berbeda, yaitu:
1. Perspektif keuangan (financial perspective)
2. Perspektif pelanggan (customer perspective)
3. Perspektif proses usaha internal (internal business perspective)
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth
infrastructure perspective).
(2001:4)
Balanced Scorecard mempertahankan perspektif keuangan karena tolok ukur
keuangan berguna dalam mengikhtisarkan konsekuensi tindakan ekonomi terukur yang telah
diambil. Tolok ukur kinerja keuangan menunjukkan apakah strategi, implementasi dan
eksekusi perusahaan memberi kontribusi pada perbaikan laba. Tujuan finansial biasanya
berkaitan dengan pengukuran kemampuan laba, seperti laba operasi, ROCE (Reurn On
yang diambil dalam ketiga perspektif yang lain. Perspektif pelanggan mendefinisikan
pelanggan dan segmen pasar dimana unit usaha akan bersaing. Perspektif proses usaha
5
internal melukiskan proses internal yang diperlukan untuk memberikan nilai untuk pelanggan
dan pemilik.
Sebagai contoh, dalam perusahaan manufaktur, perakitan suatu produk adalah proses
usaha internal. Ide dasarnya adalah pembelajaran perlu untuk memperbaiki kepuasan
pelanggan, dan memperbaiki kepuasan pelanggan perlu untuk memperbaiki hasil keuangan.
Akhirnya, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (infrastructure) mendefinisikan
kapabilitas yang diperlukan induk organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang
dan perbaikan. Perspektif yang terakhir ini hubungan dengan tiga faktor utama, yaitu:
1. Kapabilitas karyawan (employed capabilities);
2. Kapabilitas sistem informasi (information system capabilities);
3. Sikap karyawan (motivasi, pemberdayaan/empowerment).
Dalam pendekatan Balanced Scorecard, penekanan adalah pada perbaikan yang
Gambar 2.1
Dari strategi ke pengukuran Balanced Scorecard
6
Performance Measures
Financial What are our financial
goals?
“Has our financial performance
Customer
What internal
business processes
Learning and Growth are critical to
providing value to
“Are we maintaining our ability to custormers?
change and improve?”
Tolok ukur keuangan tampak paling atas pada gambar: 2.1 Pada akhirnya,
daya keuangan agar dapat bertahan dalam operasi. Biasanya, manajer puncak bukan
manajer tingkat lebih rendah. Gambar tabel: 2.1 menyajikan contoh tolok ukur
Balanced Scorecard menggunakan tolok ukur kinerja keuangan, seperti laba bersih
dan ROI (Return On Investmen), karena tolok ukur tersebut secara umum digunakan dalam
organisasi yang mencari laba. Tolok ukur keuangan memberikan bahasa umum untuk
7
menganalisis dan membandingkan perusahaan. Orang-orang yang menyediakan dana untuk
perusahaan seperti lembaga keuangan dan pemegang saham sangat mengandalkan tolok ukur
Tolok ukur keuangan yang didesain dengan baik dapat memberikan pandangan agregat
Tolok ukur keuangan adalah penting, akan tetapi tidak cukup mengarahkan kinerja
dalam menciptakan nilai (value). Tolok ukur non keuangan juga tidak memadai untuk
menyatakan angka paling bawah (bottom line). Balanced Scorecard mencari suatu
keseimbangan dari tolok ukur kinerja yang multiple baik keuangan maupun non keuangan
2. Perspektif Pelanggan
pelanggannya agar berhasil. Mengetahui pelanggan dan harapan mereka tidaklah cukup.
Suatu organisasi juga harus memberikan insentif kepada manajer dan karyawan yang dapat
Perusahaan antara lain menggunakan tolok ukur kinerja berikut, pada waktu
8
Untuk perusahaan yang mencari untung, garis paling bawah (bottom line) adalah
perusahaan. Mempunyai pelanggan yang puas dan setia dari pangsa pasar yang besar
adalah baik, akan tetapi pencapaian tersebut tidak menjamin kemapulabaan. Kepuasan
dengan perspektif poses usaha internal. Karyawan yang melakukan pekerjaan merupakan
sumber ide baru yang terbaik untuk memproses usaha yang lebih baik.
Pelanggan menilai barang dan jasa yang diterima dapat diandalkan dapat tepat pada
persediaan yang banyak untuk menyakinkan bahwa barang-barang tersedia ditangan. Akan
tetapi biaya penanganan dan penyimpangan persediaan menjadi tinggi dan kemungkinan
mungkin adalah membuat pemasok mengurangi throughput time. Throughput time adalah
total waktu dari waktu peasanan diterima oleh perusahaan sampai dengan pelanggan
karyawan. Tolok ukur kunci untuk menilai kinerja manajer adalah kepuasan karyawan,
retensi karyawan, dan produktivitas karyawan. Kepuasan karyawan mengakui bahwa moral
9
dan ketanggapan terhadap situasi. Manajer dapat mengukur kepuasan karyawan dengan
diukur dalam arti tolok ukur fisik seperti halaman yang diproduksi atau dalam tolok ukur
produktivitas sebuah bank misalnya jumlah pinjaman yang diproses per loan officer per
bulan. Suatu sistem insentif yang baik akan mendorong manajer meningkatkan kepuasan
karyawan yang tinggi, perputaran karyawan yang rendah dan produktivitas karyawan yang
tinggi.
10
Persentase retur pembelian dari penjualan/Product returns as a
percentage of sales -
Throughput time -
Setup time -
11
customer complaint settled on first contact +
Factors/CSFs)
Faktor keberhasilan Balanced scorecard pada kritikal merupakan tolok ukur dari
aspek-aspek kinerja perusahaan yang penting terhadap keunggulan kompetitifnya, dan sebab
memasukkan informasi yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Dimasa lalu,
perusahaan cenderung berfokus terutama pada ukuran kinerja keuangan, seperti pertumbuhan
12
penjualan dan laba, aliran kas dan nilai persediaan. Sebaliknya perusahaan dalam lingkungan
banyak berupa ukuran operasional yang bersifat non keuangan, seperti pangsa pasar, mutu
posisi keuangan perusahaan jangka pendek dan oleh karena itu juga memberikan
pengembalian (return) jangka pendek bagi pemegang saham. Sebaliknya faktor-faktor yang
bersifat non keuangan menunjukkan posisi kompetitif perusahaan untuk saat ini dan masa
keberhasilan keuangan dan non keuangan pada faktor keberhasilan balanced scorecard pada
13
Inovasi produk baru
Metode manufacturing
Sumber: Blocher/Chen/Lin (2000:743)
Dalam mengembangkan ukuran CSFs harus melibatkan studi secara hati-hati terhadap
keuangan harus dilihat untuk menentukan spesifikasi fungsi-fungsi ini dalam memberikan
kontribusi untuk keberhasilan perusahaan. Berikut adalah contoh CFSs dan bagaimana cara
mengukurnya:
14
Faktor Keberhasilan Kritikal Bagaimana mengukur CSFs
Faktor Keuangan
Profitabilitas Laba operasi, trend laba.
Likuiditas Cash flow adequacy, trend in cash flow, kemampuan
membayar bunga, tingkat perputaran asset, tingkat
perputaran persediaan dan tingkat piutang.
Penjualan Tingkat penjualan pada kelompok proiduk utama,
trend penjualan, persentase penjualan yang berasal
dari produk barudan akurasi peramalan penjualan.
Market value Harga saham.
Faktor Pelanggan
Kepuasan pelanggan Pengembalian produk dan keluhan pelangga,
penelitian tentang pelanggan.
Dealer dan Distributor Kekuatan hubungan dealer dengan distributor.
Pemasaran dan Penjualan Trend kineja penjualan, aktivitas dan riset pasar.
Ketepatan Pengiriman Kinerja ketepatan waktu pengiriman, waktu mulai
pemesanan sampai pengiriman kepada pelanggan.
Keluhan pelanggan, jaminan kecepatan, dan
Mutu keefektifan pelayanan.
Faktor Lain
Pemerintah Jumlah pelanggaran dan aktivitas jasa kepada
masyarakat.
Blocher/Chen/Lin (2001: 15)
15
BAB III
KESIMPULAN
Perspektif Non Keuangan penting karena Perspektif Non Keuangan di anggap sebagai
bagian yang bila ikut diperhatikan, pada akhirnya dapat mendongkrak kinerja keuangan yang
merupakan keinginan utama dari pemegang saham. Untuk dapat exiss, perusahaan harus
mempunyai strategi yang dituangka dalam action-action, sehingga penilaian kinerja juga
harus lebih dari sekedar penilaian financial.
16
Financial Berorientasi pada para pemegang saham
Customer Bagaimana kita bisa menjadi supplier utama yang paling bernilai bagi
para customer
Internal Bussiness Process Proses bisnis apa saja yang terbaik yang harus kita
lakukan dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan financial dan kepuasan konsumen
Learning and Growth Bagaimana kita bisa meningkatkan dan menciptakan value
secara continue terutama dalam hubungannya dengan kemampuan dan motivasi
karyawan.
Financial
ROCE
On Time Delivery
Gambar 1
Perspektif Pelanggan dapat diukur dengan lima aspek utama (Kaplan, 1996)
Perspektif Bisnis Internal dapat diukur dengan tiga aspek utama yaitu :
1. Proses Inovasi (penelitian dasar dan trepan juga penelitian pengembangan produk)
17
2. Proses Operasi (menitikberatkan pada efisiensi proses, konsistensi dan ketepatan
waktu dari barang/jasa yang diberikan kepada konsumen.
Processing Time
Throughput Time
Ketiga poin di atas secara bersama-sama (simultan) akan menghasilkan tiga parameter
yang penting untuk mengkarakteristikkan pengukuran proses bisnis internal
(perhitungan biaya yang tepat dimana tidak ada pemborosan biaya dari aktivitas
yang tidak bernilai tambah dan kualitas produk yang dihasilkan baik akan
menghasilkan proses bisnis internal yang baik).
18
Kemudahan dalam mendapatkan informasi sehingga dapat bekerja sebaik
mungkin
Keaktifan dan kreativitas dalam melakukan pekerjaan
Tingkat dukungan yang diberikan kepada karyawan
Pengukuran perputaran karyawan dalam perusahaan
Pengukuran produktivitas karyawan
Gaji yang diperoleh
Rasio perbandingan antara konpensasi yang diperoleh karyawan dengan
jumlah karyawan yang ada di perusahaan.
Selain kemudahan akses informasi yang bergitu bagus tetapi juga harus diikuti dengan
adanya motivasi karyawan untuk mau meningkatkan kinerjanya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Horngren, T., Charles, Foster George, Datar, M. Srikant. (2006). Akuntansi Biaya dengan
Penekanan Manajerial
http://puslit.perta.ac.id/journals/acounting
20