ABSTRAK
Perawat perlu membina hubungan kepercayaan dengan klien melalui suatu komunikasi
terapeutik, berguna sebagai penunjang dalam pelayanan keperawatan, sehingga dapat
mengetahui apa yang sedang dirasakan dan yang dibutuhkan klien dan jika hal itu sudah
terpenuhi maka pasien akan merasa puas. Untuk menciptakan komunikasi terapeutik yang
baik maka diperlukan keterampilan perawat dalam komunikasi terapeutik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan
tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap melati RSUD Subang.
Jenis penelitian ini adalah dengan pendekatan deskriptif korelasi dengan cara pengumpulan
data dilakukan dengan cross sectional. Adapun sampel yang digunakan adalah sampling
jenuh dengan menggunakan teknik sampling aksidental.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik perawat baik yaitu sebanyak 9
perawat (56,3%), sedangkan untuk kepuasan pasien yaitu sebanyak 10 orang (62,5%)
pasien merasa puas. Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa nilai probabilitas 0,011
(p < 0,05), hal ini berarti ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat
kepuasan pasien. Selain itu juga didapatkan koefisien korelasi sebesar 0,618 maka
hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien dalam
kategori kuat.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan pihak RSUD Subang untuk mempertahankan,
meningkatkan, dan mengadakan pelatihan tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik bagi
perawat demi terciptanya pelayanan kesehatan yang optimal.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien yaitu komunikasi,
karena dalam pelayanan keperawatan komunikasi sangat penting dan dibutuhkan
sebagai sarana untuk menggali kebutuhan pasien. Karena komunikasi dalam
keperawatan bertujuan untuk terapi maka komunikasi dalam keperawatan disebut
komunikasi terapeutik (Suryani, 2005). Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
pasien (Purwanto, 1994 dalam Mundakir, 2006).
Hasil wawancara terhadap 15 orang pasien di ruang rawat inap melati RSUD
Subang, 5 orang mengatakan komunikasi perawat baik, 6 orang mengatakan biasa saja,
dan 4 orang mengatakan kurang, hal tersebut dilihat dari segi kualitasnya. Dan pasien
mengatakan bahwa mereka merasa lebih tenang dan merasa lebih dekat pada perawat-
perawat yang menggunakan komunikasi, baik, ramah. Dan pasien mengatakan masih
adanya perawat yang judes, kurang ramah, kurang perhatian, tidak cepat tanggap
terhadap keluhan pasien, tidak mengajak berkomunikasi saat tindakan (kurang
komunikatif). Pasien mengharapkan agar perawat lebih banyak berinteraksi dengan
pasien dan lebih sering melakukan komunikasi dengan pasien agar tercipta suasana
yang dapat membuat pasien merasa aman, nyaman dan diterima dalam
mengungkapkan perasaan dan pikirannya karena pasien merasa perawat tidak sesuai
yang diharapkan oleh pasien. Dan selain itu juga, ada 2 orang pasien mengeluh dengan
sakitnya yang tidak sembuh-sembuh, suasana ruangan yang kurang nyaman, dan
peralatan kesehatan yang kurang lengkap.
B. Metodologi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat pelaksana dan pasien di
ruang rawat inap melati RSUD Subang dengan jumlah 32 orang. Tekhnik sampling yang
digunakan adalah total sampling. Pengambilan sampel menggunakan accidental
sampling. Analisis univariat menggunakan tabel distribusi frekuensi dengan ukuran
persentase, sedangkan analisis bivariat menggunakan uji statistik yang digunakan
adalah uji korelasi Spearman Rank yaitu untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan
antara dua variabel yang berskala ordinal. Penelitian ini telah dilaksanakan di Ruang
Rawat Inap melati di RSUD Subang. Waktu penelitian pada tanggal 9 - 14 Juni 2008.
D. Hasil Penelitian
Baik 9 56,3%
Total 16 100%
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Melati
RSUD Subang.
Puas 10 62,5%
Total 16 100%
P-value 0,011
Dari hasil tabel dengan hasil uji statistik di atas menunjukkan bahwa nilai
probabilitas 0,011 (p < 0,05), hal ini berarti Ho ditolak yang artinya ada hubungan
antara pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien.
Dari hasil uji statistik juga didapatkan koefisien korelasi sebesar 0,618. Berdasarkan
kriteria korelasi menurut Sugiyono, maka hubungan antara pelaksanaan komunikasi
terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien dalam kategori kuat.
D. Pembahasan
Dari hasil uji statistik (tabel 4.3) diperoleh nilai p-value 0,011 maka dapat
disimpulkan bahwa adanya hubungan antara pelaksanaan komunikasi terapeutik
perawat dengan tingkat kepuasan pasien. Selain itu, diperoleh koefisien korelasi sebesar
0,618 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara pelaksanaan komunikasi
terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien memiliki keeratan hubungan yang
kuat. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa perawat dalam melakukan
komunikasi atau memberikan informasi harus efektif dan terapeutik sehingga tercipta
hubungan yang harmonis dan terhindar dari komplain atau ketidakpuasan (Wolf, 1984
dalam Hendrayani, 2007). Selain itu sesuai juga dengan teori Achiryani (2006) bahwa
perawat yang memiliki keterampilan berkomunikasi secara terapeutik, akan mudah
menjalin hubungan, rasa percaya dengan pasien, mencegah terjadinya masalah legal,
memberikan kepuasan dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi
keperawatan serta citra rumah sakit (Purba, J.M., 2006).
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka peneliti menyusun
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Arief, Mts. (2006). Pemasaran Jasa & Kualitas Pelayanan. Malang : Bayumedia Publishing.
Ariyanthi, L. (2007). Hubungan Faktor Pribadi Klien Dengan Kepuasan Terhadap Kualitas
Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Dewasa Rumah
Sakit Rajawali Bandung. Cimahi : STIKES A. Yani.
Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis. Jakarta :
Salemba Medika.
LPPM. (2007). Pedoman Penulisan dan Petunjuk Karya Tulis Ilmiah atau Skripsi. Cimahi :
Stikes Jenderal Achmad Yani.
Supartini. (2002). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC
Wijono. (1999). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Teori Strategi dan Aplikasi. Jakarta
: Airlangga University Press.