Sri Rahayu - 03031281621119 - Kelas A - Tugas Diskusi Temperature Measurement - Pengpros
Sri Rahayu - 03031281621119 - Kelas A - Tugas Diskusi Temperature Measurement - Pengpros
NIM : 03031281621119
Kelas :A
Kampus : Indralaya
2. Apa hubungan resistansi terkait dengan sinyal yang dihasilkan pada pengendalian temperatur?
Jawab:
Semakin tinggi temperatur suatu penghantar, semakin tinggi pula getaran elektron-elektron
bebas dalam penghantar tersebut. Getaran elektron-elektron bebas inilah yang akan
menghambat jalannya muatan listrik (arus listrik) dalam penghantar tersebut. Adapun
hambatan jenis penghantar (ρ) akan berubah seiring dengan perubahan temperatur. Semakin
tinggi temperatur penghantar, hambatan jenisnya akan semakin tinggi, dan sebaliknya.
Perubahan hambatan jenis ini selanjutnya akan diikuti oleh perubahan hambatan total (R)
penghantar itu sendiri. Sensor temperature resistif bekerja dengan cara mengubah besaran
temperature ke dalam resistensi. Yang termasuk sensor jenis ini adalah thermistor dan RTD
(Resistive Temperature Detector).
Termistor atau thermal resistor adalah suatu jenis resistor yang sensitive terhadap perubahan
suhu. Prinsipnya adalah memberikan perubahan resistansi yang sebanding dengan perubahan
suhu. Perubahan resistansi yang besar terhadap perubahan suhu yang relatif kecil menjadikan
termistor banyak dipakai sebagai sensor suhu yang memiliki ketelitian dan ketepatan yang
tinggi. Thermistor terdiri dari dua jenis yaitu PTC (Positive Temperature Coefficient) dan
NTC (Negative Temperature Coefficient). PTC nilai resistansinya akan meningkat tinggi
ketika suhunya tinggi dan NCT nilai resistansinya menurun ketika suhunya meningkat tinggi.
Termistor yang dibentuk dari bahan oksida logam campuran (sintering mixture), kromium,
kobalt, tembaga, besi, atau nikel, berpengaruh terhadap karakteristik termistor, sehingga
pemilihan bahan oksida tersebut harus dengan perbandingan tertentu. Dimana termistor
merupakan salah satu jenis sensor suhu yang mempunyai koefisien temperatur yang tinggi.
Komponen dalam termistor ini dapat mengubah nilai resistansi karena adanya perubahan
temperatur. Dengan demikian dapat memudahkan kita untuk mengubah energi panas menjadi
energi listrik.
Ketika suhu elemen RTD meningkat, maka resistansi elemen tersebut juga akan meningkat.
Dengan kata lain, kenaikan suhu logam yang menjadi elemen resistor RTD berbanding lurus
dengan resistansinya. Elemen RTD biasanya ditentukan sesuai dengan resistansi mereka
dalam ohm pada nol derajat celcius (0⁰ C). Spesifikasi RTD yang paling umum adalah 100 Ω
(RTD PT100), yang berarti bahwa pada suhu 0⁰ C, elemen RTD harus menunjukkan nilai
resistansi 100 Ω. Ketika RTD menerima panas, maka panas tersebut akan dikonversikan oleh
RTD ke dalam bentuk besaran listrik yaitu tahanan. Panas yang dihasilkan berbanding lurus
dengan tahanan dari jenis elemen logam platina yang ada pada sensor RTD, kemudian bentuk
tahanan tersebut diterima oleh tranduser kemudian tranduser merubahnya menjadi sinyal fisi
dan mengirimnya ke TRC.