Anda di halaman 1dari 2

Badan Amil Zakat Nasional

TATA CARA PERHITUNGAN ZAKAT


Oleh: Dr.H.Ramlan Yusuf Rangkuti,MA

Pendahuluan
Salah satu permasalahan diseputar zakat yang sering dipertanyakan adalah bagaimana tata
cara perhitungan zakat.Oleh karena itu, disini sangat penting dikemukakan tata cara
perhitungan zakat yang dilengkapi dengan berbagai contoh sebagai panduan pada kasus-
kasus serupa misalnya cara menghitung zakat,perak, uang perdagangan, perusahaan,
perindustrian,perusahaan jasa,pertanian, peternakan,investasi dan profesi,yang dibuat dalam
bentuk Tanya jawab.

A. Zakat emas, mata uang dan profesi


Pertanyaan:
1. Bagaimana cara menghitung zakat emas yang tidak dipakai?
Jawaban;
Emas yang tidak dipakai adalah perhiasan emas yang tidak digunakan atau sekalipun
dipakai hanya sekali setahun.Dengan demikian jika seseorang menyimpan selama
setahun, seberat 85 gram atau lebih,ia wajib mengeluarkan zakat emas tersebut. (Ada
yang menyebutkan bahwa nishab emas adalah 94 gram. Akan tetapi ,disini
mengambil pendapat Yusuf Al-Qardhawi yang telah melakukan penelitian dan
perhitungan dinar dengan kesimpulan bahwa timbangan baru yang benar adalah 85
gram). Adapun kadar zakat harta simpanan selama setahun tersebut adalah 2,5%
dihitung dari nilai uang emas tersebut. Misalnya, seseorang mempunyai emas 100
gram emas. Harga 1 gram emas adalah Rp. 210.000,00 (harga emas sewaktu-waktu
bisa berubah. Harga disini hanya untuk contoh). Jadi besar zakat yang harus
dikeluarkan adalah 100 x 210.000 x 2,5% = Rp.525.00,00.

Pertanyaan:
2. Bagaimana cara menghitung emas yang dipakai?
Jawaban:
Yang dimaksud adalah emas yang dipakai dalam kondisi wajar dan tidak berlebihan.
Jika seorang wanita mempunyai emas 120 garam dipakai dalam aktivitas sehari-hari
sebanyak 15 gram, zakat yang wajib dikeluarkan oleh wanita tersebut adalah 120
gram - 15 gram =105 gram. Jika harga emas = Rp.210.000,00 / gram, zakat yang
harus dikeluarkan sebesar 105 x 210.000 x 2,5% = 551.250,00.

Pertanyaan:
3. Bagaiman cara menghitung perhiasan yang dipakai wanita secara berlebihan?
Jawaban:
Diantara pendapat para ulama, yang berada ditengah-tengah adalah pendapat yang
diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a. bahwa beliau berfatwa tentang wajibnya zakat
perhiasan sekali dalam seumur hidup bukan setiap putaran haul (tahun).
Contoh kasus:
Seorang wanita memiliki perhiasan emas seberat 100 gram yang dipakai untuk
perhiasan. Jadi, ia wajib mengeluarkan zakat perhiasan tersebut sekali dalam seumur
hidup, yaitu 100 x 210.000 x2,5% = Rp.525.000,00. Jika ia membeli perhiasan lain
seberat 85 gram atau lebih ia harus mengeluarkan zakat perhiasan yang baru dibeli itu
dengan syarat barang tersebut hanya untuk perhiasan.
Pertanyaan:
4. Bagaiman cara menghitung zakat uang?
Jawaban:
Jika harta seseorang senilai 85 gram emas dengan hitungan nilai pada saat dia
mengeluarkan zakat sesuai dengan nilai mata uang Negara orang yang membayar
zakat, ia harus mengeluarkan zakat sebanyak 2,5%, setelah setiap putaran tahun
hjiriah dan harta sampai satu nishab.
Diasumsikan jika per gram emas Rp.210.000,00 x 85 = Rp.17.850.000,00, ia wajib
mengeluarkan zakat sebanyak 2,5% yaitu Rp.446.250,00
Contoh kasus:
Seseorang mempunyai harta sebanyak Rp.20.000.000,00 setelah satu tahun putaran ia
harus mengeluarkan zakat sebesar Rp.20.000.000 x 2,5% = Rp.500.000,00.
Pertanyaan;
Bagaimana menghitung zakat profesi?
Jawaban;
Zakat profesi memang tidak dikenal dalam khasanah keilmuan Islam. Oleh karena itu,
hasil profesi yang berupa harta dapat dikategorikan kedalam zakat harta
(simpanan/kekayaan). Dengan demikian, hasil profesi seseorang apabila telah
memenuhi ketentuan wajib zakat, ia wajib menunaikan zakat.
Ada perbedaan dalam penentuan nishab zakat profesi.ada yang menyebutkan sama
dengan nishab pertanian, ada pula yang menghitungnya dengan nishab emas 85 gram
dan besar zakatnya ialah 2,5%. Akan tetapi, untuk mempermudah perhitungan, dipilih
standar emas senilai Rp.210.000 x 85 gram = Rp.17.850.000,00. Meskipun demikian,
ada dua pendapat yang berbeda dalam menentukan nishab ini, yaitu apakah dari
jumlah penghasilan kotor selama setahun atau dari penghasilan bersih dipotong
dengan biaya kebutuhan pokok.

Dalam Fiqhuz Zakah, Dr.Yusuf Al-Qardhawi menyebutkan bahwa untuk mereka


yang berpenghasilan tinggi dan terpenuhi kebutuhannya serta memiliki uang lebih,
akan bijaksana jika membayar zakat dari penghasialan kotor sebelum dikurangi
dengan kebutuhan pokok. Misalnya anda bergaji 200 juta setahun, sedangkan
kebutuhan pokok anda perbualan sekitar 2 juta atau setahun 24 juta. Jadi, ketika
menghitung pengeluaaran zakat, hendaknya dari penghasilan kotor itu dikalikan 2,5%.
Sebaliknya jika anda memiliki gaji pas-pasan, bahkan kurang memenuhi standar
kehidupan, seandainya anda diwajibkan zakat, penghitungannya diambil dari
penghasilan bersih setelah dikurangi hutang dan kebutuhan pokok lainnya. Jika sisa
penghasilan mencapai nishab dalam setahun ( Rp.17.850.000,00), barulah
mengeluarkan zakat sebesar 2,5% dari penghasilan bersih itu.
Saat ini harga kebutuhan pokok naik sehingga diperkirakan rata-rata perbulan biaya
hidup keluarga yang berjumlah 5 orang terdiri dari ayah,ibu,dan 3 anak adalah
Rp.1.500.000 x 12 bulan = Rp.18.000.000,00.

Untuk mencapai nishab, minimal penghasialan pertahun adalah Rp.18.000.000.+


Rp.17.850.000 = Rp.35.850.000 : 12 = Rp.2.987.500. Jadi, seseorang yang
mempunyai penghasilan 3 juta perbulan sudah mencapai nishab.

Contoh penghitungan:

Nishab sebesar 85 gram emas, asumsi harga emas Rp.210.000.


Jadi nilai nishab sebesar 85 x Rp.210.000 = Rp. 17.850.000,00
Jumlah pendapatan perbulan Rp.3.000.000,00
Penghitungannya adalah Rp.3.000.000 x 12 = Rp.36.000.000,00
Pajak yang harus dikeluarkan jika dikeluarkan pertahun adalah Rp.36.000.000 x 2,5%
= Rp.900.000,00.

Jika dihitung perbulan, yang harus dikeluarkan zakatnya adalah Rp.3.000.000 x 2,5%
= Rp.75.000,00 atau sama dengan Rp.900.000 : 12 = 75.000,00.

Anda mungkin juga menyukai