PENDAHULUAN
1
Asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV memegang kendali penting pada
ibu selama persalinan karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses
persalinan, membuat ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan serta
untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan dan
ketidaknormalan dalam proses persalinan. Untuk itu kami bermaksud membuat
makalah ini dengan tujuan menyelesaikan tugas Asuhan Kebidanan 2 dan dapat
membantu para ibu dalam mempersiapkan proses persalinan yang lebih baik.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian persalinan?
2. Bagaimana cara pencegahan banyaknya angka kematian ibu ataupun anak saat
proses persalinan?
3. Langkah-langkah apa sajakah yang dlakukan agar proses persalinan bias
berjalan dengan baik, dan aman?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini, sebagai
berikut :
1. Mendukung ibu, pasangan dan keluarga selama persalinan dan periodenya.
2. Member reaksi terhadap kebutuhan ibu, pasangan dan keluarga.
3. Mencegah, mendeteksi dan menangani komplikasi dengan tepat.
4. Mengantisipasi masalah potensial.
5. Menjelaskan secara umum mengenai faktor yang mempengaruhi persalinan.
1.4 Manfaat
Dalam makalah ini diharapkan adanya manfaat yang dapat diperoleh,
sebagai berikut :
1. Sebagai bahan bacaan.
2. Merupakan stimulant bagi mereka yang berminat dalam memepelajari
persalinan.
2
3. Sebagai sarana belajar bagi pembaca.
4. Sebagai bahan bacaan khususnya dalam profesi kebidanan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Seorang bidan harus dapat membantu ibu bersalin untuk dapat melalui masa-
masa sulit dalam persalinanya, terutama dalam menghadapi perubahan-
perubahan ini sangatlah penting untuk dapat dimiliki setiap bidan untuk dapat
memberikanasuhan yang tepat sesuai dengan kebutuhan ibu bersalin.
Seorang bidan harus bersedia menerima ibu yang ingin bersalin dengan ramah
dan bersahabat, karena penting bagi ibu untuk merasa diterima. Hal ini akan
menolong ibu untuk merasa lebih nyaman dan mengurangi stres. Adanya rasa
percaya dan saling menghormati pada saat pertama kali bertemu akan
memudahkan bidan dalam memberikanasuhan yang diperlukan. Apabila
seorang ibu hendak melahirkan, pengkajian awal perlu dilakukan untuk
4
menentukan apakah persalinan suadah pada waktunya serta apakah kondisi ibu
dan bayi normal.
Berikut akan dijelaskan langkah melakukan penilaian awal pada ibu bersalin.
Pengkajian Awal
Jika menemukan satu dari tanda-tanda tersebut di atas, ibu perlu dikirim
ke fasilitas yang mampu memberikan asuhan kegawatdarutan obstetrik.
5
bawah usia 16 tahun dan di atas 35 tahun dapat meningkatkan
insiden preeklamsia. Usia di atas 35 tahun meningkatkan insiden
diabetes tipe II, hipertensi kronis yang menyeabkan peningkatan
insiden pre-eklamsia. Usia di atas 35 tahun meningkatkan insiden
pre-eklamsia dan abrupsio plasenta, persalinan yang lama pada
nulipara, seksio sesaria, pelahiran proterm, Intra-Utrerine Growth
Retadrdation (IURG), anomali kromosom, dan kematian janin.
b. Keluhan utama ibu, untuk mengetahui perihal yang mendorong
ibu datang kepada bidan.
Apa yang ibu rasakan,
Sejak kapan timbulnya keluhan,
Ceritakan urutan kejadian,
Tindakan apa saja yang sudah dilakukan.
c. Riwayat menstruasi: umur menarche, siklus, lamanya,banyaknya
darah, dan adanya dismenor.
d. HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
Hari pertama haid terakhir merupakan data dasar yang diperlukan
untuk menentukan usia kehamilan, apakah cukup bulan atau
prematur. Namun terkadang hari pertama haif terakhir tidak apat
diingat oleh ibu, oleh karena itu dibutuhkan pemeriksaan abdomen
dan pemeriksaan penunjang seperti USG.
e. Kapan bayi lahir (menurut taksiran ibu)
Merupakan data dasar untuk menentukan usia kehamilan menurut
taksiaran atau perkiraan ibu. Menentukan dan menyamakan
persepsi tentang usia kehamilan apakah cukup bulan atau
prematur.
f. Taksiran persalinan.
g. Apakah ibu pernah melakukan ANC
Jika ya, periksa kartu ANC ibu (jika mungkin). Hal ini dilakukan
untuk mengetahui usia kehamilan, masalah atau komplikasi
6
dengan kehamilan sekarang, serta riwayat kehamilan terdahulu.
Jika ibu tidak pernah ANC atau tidak mempunyai kartu ANC,
dapat ditanyakan secara langsung apa komplikasi atau masalah
pada kehamilan sekarang dan riwayat kehamilan terdahulu. Hal
ini diperlukan untuk mengidentifikasi masalah potensial yang
dapat terjadi pada persalinan kali ini.
7
Tempat melahirkan
Cara melahirkan (spontan, vakum, forsep, atau operasi)
Masalah atau gangguan yang timbul pada saat
kehamilan dan melahirkan seperti perdarahan, letak
sungsang, preeklamsia, eklamsia, dan lain-lain.
Kapan ibu mulai merasakan nyeri/kontraski, berapa
lama, seberapa kuat, serta lokasi nyeri/kontraksi yang
ibu rasakan.
Informasi ini sangat penting untuk menetapkan awal
persalinan, biasanya dimulai sejak kontraksi menjadi
teratur dan untuk membedakan antara kontraksi
persalinan palsu dan persalinan sejati. Pada persalinan
palsu, frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi tidak
meningkat, tidak teratur, dan durasinya pendek.
Kontraksi pada persalinan sejati pada awalnya tidak
teratur dan durasinya singkat, tetapi kemudian menjadi
teratur disertai frekuensi, durasi dan intesitas kontraksi.
Kontraksi pada perlalinanpalsu biasanya di abdomen
bagian bawah dan lipat paha, akan mengilang jika ibu
berjalan atau bergerak. Sedangkan lokasi kontraksi pada
persalinan sejati biasanya dirasa sebagai nyeri yang
menyebar dari fundus ke panggung.
Berikut adalah pernyataan yang umum ditanyakan
untuk mengetahui tanda-tanda persalinan.
Apakah sudah terjadi pengeluaran air ketuban dari
jalan lahir?
Pecahnya ketuban merupakan tanda menjelang
persalinan, karena pecahnya ketuban merupakan
pedisposisi, baik bagi ibu maupun bayi dapat terjadi
peningkatan risiko infeksi intrauteri. Jika ada riwayat
ketuban pecah, maka bdan harus memeriksa keadaan
8
ketuban apakah sudah pecah atau belum. Ibu tidak
sellau menyadari ketuban pecah atau belum karena
umumnya mengira air ketuban yang bocor sebagai
inkontinensia urine. Laporan penyemburan air yang
apat tiba-tiba mengalir di tungkai ibu sehingga
membasahi alas kakinya (sehingga ia perlu mengenakan
pembalut bersih) atau bahkan membuat pakaiannya
menjad basah, merupakan alasan yang kuat bahwa
ketuban sudah pecah.
Apakah ibu memperhatikan adanya lendir darah?
Lendir darah menandai akan terjadinya persalinan.
Apabila lendir darah meningkat, maka dapat ditafsirkan
bahwa ibu akan memasuki kala II.
Apakah ibu mengalami perdarahan dari vagina?
Perdarahan pervagina merupakan suatu keadaan yang
abnormal dan dapat menjadi faktor penentu prioritas
masalah pada persalinan.
Penting diketahui bahwa perdarahan pervagina
merupakan suatu hal yang kontraindikasi untuk
dilakukannya pemeriksaan dalam. Jika terdapat aliran
darah, dapat ditanyakan kembali berapa lama semburan
darah itu terjadi dan seberapa banyak darah yang keluar,
sehingga dapat diputuskan untuk melalukan tindakan
selanjutnya atau tindakan rujukan.
Apa bayi bergerak?
Gerakan janin yang dirasakan ibu diperlukan untuk
mengkaji kesejahteraan janin.
Metode pada persalinan sebelumnya, berapa berat
badan bayi?
Untuk mengidentifikasi kelahiran dengan Scatau per
vagina pada persalinan yang lalu. Ukuran bayi terbesar
9
yang dilahirkan per vagina oleh ibu dapat memastikan
keadekuatan panggul wanita untuk bayi pada saat ini.
Inforamasi ini juga menjadi dasar untuk mengantisipasi
kemunglinan komplikasi yang disebabkan oleh berat
atau ukuran janin.
Kapan terakhri ibu makan dan tidur?
Hal ini ditanyakan untuk mengkaji informasi yang
diperlukan anastensi jika akan dilakukan pembedahan,
selain tiu juga digunakan untuk mengkaji cadangan
energi dan status cairan.
c. Riwayat kelahiran bayi.
Berat dan panjang waktu lahir, jenis kelamin, kelainan yang
menyertai, bila bayi meninggal apa penyebab kematiannya.
d. Riwayat KB.
Jenins kontrepsi yang pernah dipakai, efek samping, alasan
berhentinnya penggunanan alat kontrasepsi, dan lama penggunaan
kontrasepsi.
1) Perubahan serviks
Kepastian persalinan dapat ditentukan hanya jika serviks
secara progresif menipis dan membuka.
2) Kontraksi yang adekuat
Kontraksi dianggap adekuat apabila:
10
a. Terjadi teratur minimal 3 kali dalam 10 menit, setiap
kontraksi berlangsung sedikitnya 40 detik
b. Uterus mengeras selama kontraksi, contohnya, anda tidak
bias menekan uterus dengan mengguakan jari pemeriksa.
11
Lendir darah
Kemajuan persalinan normal Kemajuan berjalan sesuai dengan
partograf
Persalinan bermasalah Contoh:
Kemajuan persalinan yang lamban
Kegawtdaruratan saat persalinan Contoh:
Eklamsia, perdarahan, lilitan tali pusat,
bayi mengalami keslitan.
12
1. Semua ibu dalam fase aktif kala1 persalinan, sebagai elemen penting
asuhan persalinan. Partograf harus di gunakan, baik dengan atau tanpa
penyulit. Partograf akan membantu penolong persalinan dalam
memantau, mengevaluasi, dan memuat keputusan klinik baik
persalinan normal maupun yang di sertai dengan penyulit.
2. Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas,
klinik bidan swasta, dan rumah sakit).
3. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan
kepada ibu selama persalinan dan kelahiran (spesialis kandungan,
bidan, dokter umum, residen, dan mahasiswa kedokteran).
13
3. Nadi diperiksa setiap ½ jam
4. Pembukaan serviks diperiksa setiap 4 jam
5. Penurunan diperiksa setiap 4 jam
6. Tekanan darah dan temperature tubuh diperiksa setiap 4 jam
7. Produksi urin aseton, protein diperiksa setiap 2-4 jam
14
Pada persalinan normal kemajuan pembukaan serviks umumnya,
diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin.
Akan tetapi kadangkala turunnya bagian bawah atau presentasi
janin baru terjadi setelah pembukaan serviks sebesar 7 cm.
c. Garis waspada dan garis bertindak
Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada dipisahkan
oleh 8 kotak atau 4 jalur keposisi kanan. Jika pembukaan serviks
berada digaris kanan bertindak maka tindakan untuk
menyelesaikan persalinan harus dilakukan ibu harus tiba
ditempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
4. Jam dan waktu
a. Waktu mulainya fase aktif persalinan. Dibagian bawah partograf
tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-16 setiap kotak
menyatakan waktu 1 jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
b.Waktu actual saat pemeriksaan dilakukan.
5. Kontraksi uterus
Dibawah jalur partograf terdapat 5 jalur kotak dengan tulisan
kontraksi per10 menit disebelah luar kolom paling kiri.
6. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
a. Oksitosin
Jika tetesan sudah dimulai dokumentasikan jumlah unit oksitosin
pervolume cairan.
b.Obat-obatan cairan IV
7. Kesehatan dan kenyamanan ibu
a. Nadi, tekanan darah, dan suhu
b.Volume urin protein atau aseton
8. Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya
Asuhan pengamatan mencakup hal berikut:
a. Jumlah cairan peroral yang diberikan
b. Keluahan sakit kepala atau penglihatan kabur
c. Konsultasi dengan penolong persalinan
15
d. Persiapan sebelum melakukan rujukan
e. Upaya rujukan
Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap
pemeriksaan, lembar partograf ini setelah seluruh proses
persalinan selesai.
Cara pengisiannya :
1. Data dasar
Terdiri atas tanggal, nama bidan, tempat persalinan, catatan, alas an
merujuk, tempat rujukan, dan pendamping pada saat merujuk. Isi data pada
masing-masing tempat yang telah disediakan, atau dengan cara memberi
tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai.
2. Kala 1
Terdiri atas pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis
waspada, masalah yang dihadapi, penatalaksanaan, dan hasil
penatalaksanaan tersebut.
16
pembukaan lengkap.kebutuhan seorang wanita dalam proses persalinan
adalah pemenuhan kebutuhan fisik, kehadiran seorang pendamping secara
terus menerus, keringanan dari rasa sakit, penerimaan atas sikap dan
perilakunya, serta pemberian informasitentang kemajuan proses
persalinan dan hasil persalinannya. Bidan diharapkan dapat memberikan
asuhan persalinan kala I sehingga ibu merasa nyaman dan proses
persalinan berjalan lancar.
Asuhan yang mendukung artinya kehadiran yang aktif dan ikut serta
dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Dukungan tersebut antara lain
meliputi:
17
1.Lingkungan
Suasana yang rileks dan bernuansa rumah akan sangat membantu wanita
dan pasangannya merasa nyaman.sikap bidan adalah sangat penting,
mungkin lebih penting daripada bentuk fisik lingkungan tersebut.
2. Pendamping persalinan
Dukungan persalinan kala I dapat diberikan dengan cara menghadirkan
orang yang dianggap penting oleh ibu untuk mendampingi selama proses
persalinan seperti suami, keluarga, atau teman dekat.
3.Mobilitas
Ibu dianjurkan untuk mengubah posisi dari waktu ke waktu agar merasa
nyaman dan mungkin persalinan akan berjalan lebih cepat karena ibu
merasa menguasai keadaan
4.Pemberian informasi
Suami harus diberi informasi selengkapnya tentang kemajuan persalinan
dan perkembangannya selama proses persalinan.
5.Teknik relaksasi
Jika ibu telah diajarkan teknik teknik relaksasi ia harus diingatkan
mengenai hal itu dan didukung sewaktu ia mempraktikan pengetahuannya
6.Percakapan (komunikasi)
Bila seorang ibu berada dalam persalinan, akan adawaktunya untuk
bercakap cakap dalam dan ada waktunya untuk diam.
7.Dorongan semangat
Bidan harus berusaha memberikan dorongan semangat kepada ibu selama
proses persalinannya.
18
Wanita yang sedang bersalin akan merasa sangat panas dan berkeringat
banyak. Bila memungkinkan ibu bisa mandi dan berganti pakaian, atau
bila tidak cukup, dengan menyeka tubuh dan mengganti pakaiannya.
2. Posisi
Rasa sakit akibat kontraksi akan semakin terasa sesuai dengan
bertambahnya pembukaan serviks.ibu mungkin memerlukan bantuan
untuk mencari dan menemukan posisi yang nyaman.
19
2.2.4 Pengurangan Rasa Sakit
Cara yang dirasakan oleh individu dan reaksi terhadap rasa sakit
dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain berikut ini.
Saat memberikan asuhan kepada ibu yan sedang bersalin penolong harus
selalu waspada terhadap masalah atau penyulit yang munbgkin terjadi.
Selama anamnesis dan pemeriksaan fisiikk, tetap waspada terhadap
timbulnyatanda bahaya kala I dan lakukan tindakan segera. Lakukan
20
langkah dan tindakan yang sesuai untuk memastikanproses persalinan
yang aman bagi ibu dan keselamatan bagi bayi yang dilahirkan.
21
5.Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam)
Rencana Asuhan
a. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetri.
b. Damping ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan serrta
semangat.
6.Ketuban Pecah Pada Persalinan Kurang Bulan (kurang dari 37 minggu
usia kehamillan)
Rencana Asuhan
Sama dengan rencana asuhan pada ketuban pecah lama (lebih dari 24
jam)
7.Infeksi, tanda dan gejalanya adalah sebagai berikut,
a. Temperature tubuh >38oC
b. Mengigill
c. Nyeri abdomen
d. Cairan ketuban yang berbau
Rencana Asuhan
a. Baringkan ibu miring ke kiri
b. Pasanginfus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16
atau 18) dan berikan Ringer Laktatatau cairan garam fisiologis
(NS) 125 ml/jam.
c. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric.
d.Damping ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat.
8. Preeklamsia/hipertensi dalam kehamilan (tekanan darah lebih dari
160/110) mmHg dan/atau terdapat protein dalam urine.
Rencana Asuhan
a. Baringkan ibu ke kiri.
b. Pasanginfus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16
atau 18) dan berikan Ringer Laktatatau cairan garam fisiologis
(NS).
22
c. Jika mingkin, berrikan dosis awal pada saat kejang 4 g MgSO4,
20% IV selama 20 menit (untuk eklamisa).
d. Suntikkan 8 g MgSO4, 40% IM, boka-boki (untuk preeklamsia
berat).
e. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
f. Damping ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat.
9. Tinggi fundus 40 cm atau lebih (makrosomia, polihhidramnion,
kehamilan ganda).
Rencana Asuhan
a. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetri.
b. Damping ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat
Alasan :jika diagnosanya adalah polihidramnion, mungkin ada
massalah-masalah lain dengan janinnya. Ddengan adanya
makrosomia, risikko distosia bahu dan perdarahan
pascapersalinan akan lebih besar.
10. Gawat janin (DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 x/menit pada dua
kali penilaian dengan jarak 5 menit).
Rencana Asuhan
a. Baringkan ibu miring ke kiri dan anjurkan untuk bernapas
secarateratur.
b. Pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16
atau 18) dan berikan Ringer Laktatatau cairan garam fisiologis
(NS) 125 ml/jam.
c. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
d. Damping ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat.
11. Primpara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin
masih 5/5.
Rencana Asuhan
23
a. Baringkan ibu miring ke kiri.
b. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunnyai kemampuan
untukmelakukan seksio sesaria.
c. Damping ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan
semangat.
12. Presentai bukan belakang kepala (sungsang , letak lintang, dll).
Rencana Asuhan
a. Baringkan ibu miring ke kiri.
b. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
c. Damping ibu ke tempat rujukan dan berikan duungan serta
semangat.
13. Presentasi majemuk/ganda (adanya bagian janin seperti legan atau
tangan, bersamaan dengan presentasi belakang kepala).
Rencana Asuhan
a. Baringkan ibu miring ke kiri.
b. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
c. Damping ibu ke tempat rujukan dan berikan duungan serta
semangat.
14. Tali pusat menumbung (jika tali pusat masihh berdenyut)
Rencana Asuhan
a. Gunakan sarung tangan DTT, letakkan satu tangan di vagina dan
jauhkan keala janin dari tali pusat. Gunkan tangan yang lain pada
abdomen untuk membantu menggeser bayi dan menolong bagian
terbawah bayi agar tidak menean tali pusatnya (keluarga
mungkin dapat membantu)
b. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
c. Damping ibu ke tempat rujukan dan berikan duungan serta
semangat.
24
ATAU
a. Minta ibu untuk mengambil posisi bersujud, dengan posisi
bokong lebih tinggi dari kepala ibu, hingga tiba ke tempat
rujukan.
b. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
c. Damping ibu ke tempat rujukan dan berikan duungan serta
semangat.
15. Syok, tanda dan gejala syok adalah sebagai berikut,
a. Nadi cepat dan lemah (lebih dari 110 x/menit).
b. Tekanan darah rendah (sistol kurang dar 90 mmHg).
c. Pucat
d. Berkeringat ataukulit lembab, dingin.
e. Napas cepat (lebih dari 30 kali/menit)..
f. Cemas, bingung, atau tidak sadar.
g. Produksi urine sedikit (kurang dari 3o ml/jam).
Rencana Asuhan
a. Baringkan ibu miring ke kiri
b. Pasanginfus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16
atau 18) dan berikan Ringer Laktatatau cairan garam fisiologis
(NS). Infiskan 1 liter cairan dalam waktu 15-20 menit; jika
memungkinakan, infus 2 liter cairan dalam waktu satu jam
pertama, kemudian turunkan tetesan menjjadi 125 ml/jam.
c. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
d. Damping ibu ke tempat rujukan dan berikan duungan serta
semangat.
16. Persallinan dengan fase laten yang memanjang, tanda dan
gejalanya adalah sebagai berikut.
a. Pembukaan serviks kurang dari 4 cm setelah 8 jam.
b. Kontraksi teratur (lebih dari 2 dalam 10 menit).
25
Rencana asuhan
a. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
b. Damping ibu ke tempat rujukan dan berikan duungan serta
semangat.
17. Belum inpartu, tanda dan gejalanya adalah sebagai berikut,
a. Kurang dari 2kontraksi dalam waktu 10 menit, berlangsung
kurang dari 20 detik.
b. Tidak ada perubahan serviks dalam waktu 1 sampai 2 jam.
Rencana Asuhan
a. Anjurkan ibu untuk minum dan makan.
b. Anjurkan ibbu untuk bergerak bebas dan leluasa.
c. Jika kontraksi berhenti dan/atau tidak ada perubahan serviks,
evaluasi DJJ; jika tidak ada tanda-tanda kegawatan pada ibu
dan janin, izinkan ibu pulangdengan nasihatvmelakukan hal
berikut,
1) Menjaga agar cukup makan dan minum
2) Datang untuk mendapatkan asuhan jika terjadi peingkatan
frekuensi dalam lama kontraksi.
18. Partus lama, tanda dan gejalanya adalah sebagai berikut,
a. Pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada
(partograf)
b. Pembukaan serviks kurang dari 1 cm per jam.
c. Kurang dari 2 kontraksi dalam kurun waktu 10 menit, masing
masing berlangsung kurang dari 40 detik.
Rencana Asuhan
a. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
b. Damping ibu ke tempat rujukan dan berikan duungan serta
semangat.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kenaikan atau penurunan tekanan darah merupakan indikasi adanya gangguan
hipertensi dalam kehamilan atau syok. Peningkatan tekanan darah sistol dan
diastole dalam batas normal dapat mengindikasika ansietas atau nyeri.
Peningkatan suhu menunjukan adanya proses infeksi atau dehidrasi. Peningkatan
denyut nadi dapat menunjukka adanya infeksi, syok, ansietas, atau dehidrasi.
Peningkatan frekuensi pernapasan dapat menunjukan ansietas atau syok.
a. Tensi/tekanan darah: diukur tiap 4 jam, kecuali jika ada keadaan yang tidak
normal sehingga harus leih sering dicatat dan dilaporkan.
b. Nadi: nadi normal menujukkan pasien dalam kondisi yang baik, jika lebih dari
100 x/menit, kemungkinan sang ibu dalam kondisi infeksi, ketosis, dan
perdarahan. Kenaikan nadi juga salah satu tanda adanya ruptut uteri, nadi
diukur 1-2 jam pada awal persalinan.
c. Suhu: suhu tubuh pasien harus berada dalam rentang yang normal, pireksia
menunnjukka adanya pasien harus berada dalam rentang yang normal, pireksia
menunjukkan adanya infeksi atau ketosis, suhu diukur setiap 4 jam.
3.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Sondakh, Jenny. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. 2013. Jakarta:
Erlangga
Indrayani, Djami MEU. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. 2013. Jakarta:
TIM
28