PENDAHULUAN
peranan dalam terwujudnya pelayanan kesehatan yang optimal oleh suatu rumah
kinerja suatu instalasi radiologi, salah satunya adalah kamar gelap. Kamar gelap
merupakan suatu ruangan khusus yang digunakan sebagai tempat untuk proses
(Chesney 1989).
radiologi pada sebagian besar rumah sakit yang ada di Indonesia, padahal saat ini
(Digital Radiography) dan beberapa modalitas imaging lainnya yang tidak lagi
Tetapi hal ini tidak berlaku bagi sebagian Rumah Sakit di Indonesia mengingat
memperhatikan penataan setiap ruangan baik itu ruang kontrol, ruang ekspose,
maupun kamar gelap. Konstruksi dan penataan yang baik akan menunjang efisiensi
kerja dan diharapkan mampu memberikan keamanan baik kepada petugas ruang
1
1.2 Rumusan Masalah
Widya Cipta Husada. Manfaatnya tidak hanya bagi Penulis, melainkan juga bagi
sarana untuk meniangkat minat, bakat, dan kreativitas penulis. Makalah ini juga
dapat dijadikan sarana informasi untuk mengetahui tentang sudah atau tidaknya
memenuhi standar.
Bagi para dosen pengajar dan instansi terkait, penulisan makalah ini
diharapkan menjadi bahan referensi pengajaran, Sehingga para dosen dan instansi
2
yang terkait dapat mengusahakan langkah-langkah konkrit untuk membuat instalasi
memenuhi standar.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sinar-X
2.1.1 Pengertian
gelombang yang sangat pendek, akan tetapi memiliki energi yang sangat besar.
Sinar-X juga memiliki daya tembus yang sangat tinggi. Selain itu, Sinar-X juga
berukuran mulai dari 0,01 sampai 10 nanometer dengan frekuensi mulai dari 30
petaHertz sampai 30 exaHertz dan mempunyai energy mulai dari 120 elektrovolt
hingga 120 kilo elektrovolt. Kemampuan Sinar-X sering kali dimanfaatkan dalam
1. Didalam tabung rontgen ada katoda dan anoda, katoda (filament) dipanaskan
lebih dari 20.000 derajat Celcius sampai menyala dengan mengantarkan listrik
dari transformator.
4
4. Elektron-elektron mendadak dihentikan pada anoda (target) sehingga terbentuk
5. Sinar-X akan keluar dan diarahkan dari tabung molekul jendela yang disebut
diafragma.
merupakan slah satu cara perambatan energi dari suatu sumber energi ke
(Anonimous, 2014).
Proteksi radiasi atau keselamatan radiasi yang kadang dikenal juga dengan
1. Proteksi radiasi adalah suatu sistem untuk mengendalikan bahaya radiasi dengan
5
2. Menurut BAPETEN, proteksi adalah tindakan yang dilakukan untuk
ilmu yang mempelajari teknik yang digunakan oleh manusia untuk melindungi
2013).
macam yaitu:
Falsafah Proteksi Radiasi disebut juga dengan tujuan proteksi radiasi yang
6
proteksi ynag canggih dapat juga menyelamatkan pekerja dan masyarakat pada
umumnya.
manfaatnya kecil dari resiko yang ditimbulkan, maka kegiatan tersebut tidak boleh
dilaksanakan.
2. Asas Optimalisasi
paparan radiasi yang berasal dari suatu kegiatan terus ditekan serendah mungkin
dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Asas ini yang dikenal
Suatu program proteksi dapat dikatakan memenuhi asa optimalisasi jikka semua
ekonomi. Tujuan dari asas ini adalah untuk mendapatkan hasil optimum yang
meliputi kombinasi penerimaan dosis yang rendah, baik individu maupun kolektif,
7
minimnya resiko dan pemaparan yang tidak dikehendaki, dan biaya yang murah.
Asas ini sangat ditekankan oleh ICRP. Setiap kegiatan yang memerlukan tindakan
pembatasan dosis yang sebelumnya dikenal dengan konsep ALARA (As Low As
masyarakat.
3. Asas Litimasi
radiasi yang diterima oleh seseorang dalam menjalankan suatu kegiatan tidak boleh
melebihi nilai batas yang telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang. Batas
dosis (NBD) yang dimaksud adalah dosis radiasi yang diterima penyinaran eksterna
dan interna selama satu tahun dan tidak tergantung pada laju dosis. Penetapan NBD
ini tidak memperhitungkan penerimaan dosis untuk tujuan medic dan yang berasal
dari radiasi alam, NBD yang berlaku saat ini adalah 50 mSv (5000 mrem) pertahun
untuk pekerja radiasi dan 5 mSv (500 mrem) pertahun anggota masyarakat.
Sehubungan dengan rekomendasi IAEA agar NBD untuk pekerja radiasi diturunkan
menjadi 20 mSv (2000 mrem) pertahun untuk jangka waktu 5 tahun (dengan catatan
pertahun tidak boleh melebihi 50 mSv) dan untuk anggota masyarakat diturunkan
menjadi 1 mSv (100 mrem) pertahun, maka tentunya kita harus berhati-hati dalam
8
segala kegiatan yang mengandung resiko paparan radiasi dapat ditangani sehingga
suatu rumah sakit. Karena keberadaannya yang memiliki peranan penting dalam
memerlukan perhatian yang baik dan tepat. Isntalasi radiologi terbagi dalam 3
bagian yaitu ruang kontrol panel, ruang ekspose dan kamar gelap.
1. Ukuran ruang
panjang 4 meter, lebar 3 meter dan tingg 2,8 meter, tidak termasuk ruang operator
dan kabin pasien (BAPETEN 2002). Hal ini untuk menjamin keleluasaan bagi
2. Dinding
Dinding terbuat dari beton yang tebalnya 20 cm atau batu bata dengan
plester yang tebalnya 25 cm, kira – kira setara dengan timbale yang tebalnya 2 mm
(BAPETEN 2002)
3. Lantai
diperhatikan, namun bila letaknya berada diatas maka tebalnya setara dengan 2 mm
9
timbale, begitu pula dengan langit – langit ruangan tebalnya setara 2 mm timbale
4. Pintu
Pintu dan kusen pintu harus meliputi ketebalan ekuivalen timbal untuk
dinding di sebelahnya dan timbal pelindung yang melapisi daun pintu harus
menutupi kusen pintu selebar sekurang-kurangnya 1,5 cm, demikian juga timbale
yang melapisi kusen pintu harus menutupi beton yang lebar minimumnya sama
dengantebal tembok.
5. Jendela
kamar sinar X dan sedikitnya 1,6 meter dari lantai dalam kamar sinar X dan harus
harus dibuat beban kerja untuk tiap-tiap kamar. Penataan peralatan dirancang
a. Pakaian pasien
b. Kapas
c. Kain chas
d. Alkohol
e. Plester
10
f. Aguadest steril
h. Spiut loc ; 2cc; 10 cc; 20cc; berikut jarum suntik no. 21, 19
i. Kateter
k. Korentang
l. Pispot
m. Lampu pemeriksaan
a. Golongan antihistamin
b. Adrenalin
c. Corticosteroid
d. Contras media
e. Masker
3. Alat-alat lain
a. Masker
b. Tabung oksigen
c. Alat resutisasi
4. Arah Sinar-X
Berkas sinar-x tidak boleh diarahlan ke jendela atau panel kontrol dan
dinding kamar gelap. Selama dilakukan penyinaran, semua petugas harus berada
dibelakang panel kontrol dengan bahan pelindung radiasi dan mengawasi pasien
11
Luas serta bentuk ruang tergantung pada jenis peralatan yang dipasang
Processing Room atau lebih dikenal dengan kamar gelap adalah suatu area
atau ruang khusus yang digunakan sebagai tempat pengolahan film dimana proses
sebagai berikut:
a. Tempat untuk mengeluarkan film dari dalam kaset dan memasukkan ke dalam
kaset.
c. Tempat untuk proses film rontgen, baik secara manual maupun otomatis.
12
3. Lokasi Kamar Gelap
heatch.
4. Ventilasi
d. Ventilasi dibuat diatas loteng dengan bentuk cerobong asap atau bisa
e. Jika tidak pakai AC atau kipas angin, pertukaran udara diharapkan minimal 10
kali dalam 1 jam dengan cara membuka jendela atau pintu, untuk menghindari
5. Pintu
a. Kedap cahaya
e. Ringan
13
Macam-macam pintu kamar gelap:
A. Sistem 1 pintu
1. Lebih ekonomis
2. Menghemat ruangan
1. Menghemat tempat
2. Kunci otomatis
3. Dapat terhindar dari cahaya masuk meskipun salah satu pintu terbuka
14
4. Memerlukan ruang yang lebih luas
C. Sistem Labirin
15
D. Sistem Putar
2. Menggunakan metal yang berbentuk silinder dengan bagian terbuka pada sisi
untuk masuk
3. Hemat waktu
6. Lantai
c. Tidak licin
d. Mudah dibersihkan
f. Berwarna cerah
16
7. Sarana dan Peralatan
Alat yang digunakan untuk mencetak identitas pasien dengan cara fotografis
d. Casette Hatch
Alat bantu transport kaset yang dipasang pada pembatas kamar gelap dan kamar
pemeriksaan.
e. Film Hopper
f. Cupboard
g. Hanger film
h. Timer
i. Termometer
Pengukur suhu.
j. Tower dispencer
17
Untuk mengeringkan tangan
k. Manual processing
Sebaiknya memanjang dengan luas panjang 10m² dan tinggi 3m dengan maksud
l. Automatic processing
8. Penerangan
a. Lampu penerangan umum (dalam keadaan tidak ada kegiatan proses pencucian
film)
Service peralatan
film)
Tidak boleh melebihi batas aman kepekaan film, kepekaan film dipengaruhi oleh
18
Warna filter tidak memberikan efek pada film yang digunakan (blue sensitive,
green sensitive)
Yellow filter
Red filter
19
9. Sirkulasi Air
kebersihan air dalam kamar gelap terus terjaga kebersihannya dan pada film
sisa-sisa developer dan fixer, dengan demikian cairan yang terbawa air akan
20
BAB III
LAPORAN PENELITIAN
STIKes WCH
(A)Kamar Gelap
(B)Kamar Mandi
(C)Kamar Ganti
(D)Ruang Pemeriksaan
(E)Ruang Kontrol
21
3.2.1 Bagian-bagian Instalasi Lab. Radiologi STIKes Widya Cipta Husada
1. Letak unit ruangan letak meja kontrol mudah di jangkau dari ruang pemeriksaan.
2. Ruangan letak meja kontrol dilapisi dengan timah hitam dengan ketebalan
Gambar 3.2 Foto dan Denah ruang kontrol Lab. Radiologi STIkes Widya Cipta Husada
B. Pada ruang ekspose atau ruang penyinaran di dapatkan hasil sebagai berikut:
1. Letak ruangan berada pada pusat laboratorium instalasi radiologi STIKes Widya
Cipta Husada.
2. Dilengkapi dengan :
b. AC
22
c. Tabung Roentgen
3. Di atas pintu masuk ruang pemeriksaan dipasang lampu merah yang menyala
4. Ventilasi cukup
Gambar 3.3 Foto Ruang ekspose Lab. Radiologi STIkes Widya Cipta Husada
Gambar 3.4 Denah Ruang ekspose Lab. Radiologi STIkes Widya Cipta Husada
23
C. Pada ruang kamar gelap di dapatkan hasil sebagai berikut :
1. Kamar gelap cukup terlindung dari sinar- X, Sinar matahari dan cahaya dari
ruang sebelahnya.
3. Persediaaan air yang cukup dan system pembuangan air yang baik.
c. Transfer box
d. Ray printer
e. Hanger
f. Kaset
g. Film roentgen
6. Adanya pembedaataujarak antara daerah kerja basah dan daerah kerja kering
yang memadai.
8. Sela – sela ubin ditutupi dengan semen murni agar tidak mudah meresap.
10. Pintu kamar gelap menggunakan kain yang tidak tembus cahaya
24
Gambar 3.5 Foto Ruang Kamar Gelap Lab. Radiologi STIkes Widya Cipta Husada
Gambar 3.6 Denah Ruang Kamar Gelap Lab. Radiologi STIkes Widya Cipta Husada
25
BAB IV
PEMBAHASAN
Syarat ketebalan :
- Barium plaster 25cm
campuran Ba2SO4 dengan
semen
26
- Batu bata yang
ekuivalen dengan 2 mm -Kurang tebal TIDAK
Pb tebalnya 25cm disusun
miring
- Kombinasi antara batu
bata dengan ½ bata yang
dilapisi Barium plester
setebal 1 ½ cm
27
di kamar gelap sesuai
kebutuhan
12 Print Radiograf -setiap kamar gelap harus -ada ID print YA
instalasi ada ID print
lab.radiologi
13 Meja instalasi -harus terdapat minimal 2 -ada 2 meja YA
lab.radiologi meja
14 Kursi -minimal harus ada 2 kursi -ada 2 kursi YA
15 Almari -minimal harus ada 1 -ada 1 almari YA
almari, untuk menyimpan
berkas
16 Transfer box -disetiap ruang radiologi -ada transfer box YA
harus ada transfer box
17 Kamar mandi -harus ada kamar mandi -ada tetapi tidak TIDAK
digunakan
18 Kamar ganti -harus ada kamar ganti -ada tetapi tidak TIDAK
digunakan
19 Pesawat sinar x -harus dapat digunakan -ada tetapi tidak dapat TIDAK
digunakan
28
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
radiologi STIKes Widya Cipta Husada, kondisi secara keseluruhan Ruang Ekspose
kamar gelap tidak standart dan ruang kontrolpun tidak dapat digunakan. Jadi
5.2 Saran
standart secara keseluruahan, baik ruang ekspose, ruang kontrol maupun kamar
baik.
29
2. Besar harapan Penulis, Jika laboratorium radiologi STIKes Widya Cipta Husada
30
DAFTAR PUSTAKA
http://id.scribd.com/doc/122290015/Instalasi-Radiologi-adalah-salah-satu-
instalasi-penunjang-medis-di-suatu-rumah-sakit-docx#scribd
http://www.academia.edu/6391766/bab_1_proradv
http://cafe-radiologi.blogspot.co.id/2011/10/standar-operational-prosedure-
sop.html
jtrr.poltekkes-smg.ac.id/wp-content/.../e.-PERKA-8-TAHUN-2011.pdf
http://radiologynet.blogspot.co.id/2014/11/standar-pelayanan-administrasi-
dan.html
31
Haris “Kamar Gelap”. 2013
http://harismanradiologijkt2.blogspot.co.id/2013/10/kamar-gelap.html
32