Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui (1) perbedaan return yang terjadi pada hari Senin
sampai dengan hari Jumat, (2) terjadinya monday effect, (2) terjadinya weekend effect, dan (4)
pengaruh hari perdagangan terhadap return harian saham di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data return harian saham perusahaan LQ 45 periode bulan
Februari 2015 sampai dengan Januari 2016 yaitu berjumlah 43 perusahaan. Teknik analisis data yang
digunakan adalah one sample t-test untuk H1, independent sample t-test untuk H2 dan H3, dan analisis
regresi linear berganda dummy variabel untuk H4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat
perbedaan yang signifikan antara return saham harian pada hari-hari perdagangan dalam sepekan di
Bursa Efek Indonesia, (2) terdapat Monday Effect pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia,
(3) tidak terdapat weekend effect pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, dan (4) terdapat
pengaruh hari perdagangan terhadap return harian saham di Bursa Efek Indonesia.
Kata kunci: return, Monday effect, weekend effect
Abstract
This research aimed to (1) determine the difference of return that occurs on Monday through
Friday, (2) to find out the Monday effect, (3) to determine the weekend effect, and (4) to know the
influence of partial and simultaneous the trading day on the daily stock returns in Indonesia Stock
Exchange. This research was taking 43 companies that listed in LQ 45 during February 2015 until
January 2016 and used daily stock return of each companies. This research was using analysis
technique of one sample t-test for H1, independent sample t-test for H2 and H3, and multiple linear
regression analysis of dummy variable for H4. The results showed that (1) there were significant
differentiation between daily stock returns on trading days in a week in Indonesia Stock Exchange, (2)
the Monday effect was exist on stock trading in Indonesia Stock Exchange, (3) the weekend effect
didn’t exist on stock trading in Indonesia Stock Exchange, and (4) there were the influence of trading
day on daily stock returns in Indonesia Stock Exchange.
Keywords: return, Monday effect, weekend effect
parameter, salah satunya adalah laporan banyak dipengaruhi oleh faktor emosi,
keuangan. Para investor membutuhkan perilaku psikologis, dan hasrat (mood)
informasi-informasi pada laporan keuangan investor (Gibbons dan Hess dalam Wibowo,
untuk mengetahui risiko yang akan dihadapi 2004).
dalam investasi tersebut, return yang akan Hari Senin dianggap sebagai hari yang
diperoleh dari investasi tersebut, dan investor terburuk dibanding hari lain sepanjang
juga mengetahui kapan harus membeli atau minggu karena merupakan hari pertama kerja
menjual saham. Secara tidak langsung dan sebaliknya, Jumat adalah hari terbaik
melalui informasi-informasi tersebut akan karena merupakan hari kerja terakhir sebelum
memengaruhi perdagangan saham setiap hari libur. Hal ini mengakibatkan investor
harinya dan return saham setiap harinya, cenderung merasa pesimis di hari Senin dan
sehingga return yang diperoleh oleh para optimis di hari Jumat. Kecenderungan
investor akan sesuai dengan informasi yang perilaku kurang rasional ini membuat return
diterima oleh para investor. Senin secara rata-rata menjadi negatif. Faktor
Menurut teori pasar efisien, return saham dari emiten yang mengumumkan berita-berita
harian cenderung akan memiliki besaran yang yang buruk pada hari terakhir perdagangan
sama disetiap harinya selama lima hari masa saham juga menjadikan return saham di hari
perdagangan, namun teori tersebut Senin cenderung bersifat negatif. Investor
bertentangan dengan fenomena day of the akan segera menjual sahamnya dihari Senin
week effect. Day of the week effect adalah ketika tahu mengenai berita buruk atas
suatu fenomena yang merupakan bentuk perusahaan. Hal ini termasuk sikap perilaku
anomali dari teori pasar modal yang efisien. overreaction investor terhadap suatu
Menurut fenomena ini, return harian rata-rata informasi terkini. Kondisi ini juga tidak
tidak sama untuk semua hari dalam satu terlepas dari faktor psikologis karena secara
minggu perdagangan. Anomali adalah psikologis investor akan bereaksi lebih
kejadian atau peristiwa yang tidak diantisipasi dramatis (overreaction) terhadap informasi
dan yang menawarkan investor peluang untuk yang jelek.
memperoleh abnormal return (Tandelilin dan Beberapa penelitian terdahulu
Algifari, 1999). Anomali muncul pada bentuk mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh
efisiensi pasar, baik bentuk lemah, semi kuat, hari perdagangan terhadap return saham.
maupun bentuk kuat. Artinya, bukti empiris Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
adanya anomali di pasar modal muncul pada Cahyaningdyah (2005), berhasil menemukan
semua bentuk pasar efisien, walaupun day of week effect dimana return terendah
kebanyakan ditemukan pada bentuk efisien terjadi pada hari Senin (Monday Effect) dan
semi kuat (semi strong) (Gumanti dan Utami, return tertinggi terjadi pada hari Jumat
2002). (Weekend Effect). Iramani dan Ansyori Mahdi
Variasi dari fenomena day of the week (2006) menemukan adanya day of the week
effect yaitu Monday effect dan weekend effect. effect pada Bursa Efek Jakarta untuk periode
Banyak penelitian di luar maupun di dalam 1999-2003 dengan menggunakan uji rata-rata
negeri yang menyatakan bahwa terdapat dan ANOVA, dimana return terendah terjadi
perbedaan return saham karena pengaruh hari pada hari Senin (Monday Effect) dan return
perdagangan. Monday effect menyatakan tertinggi pada hari Jumat (Weekend Effect).
bahwa adanya return saham yang negatif di Ambarwati (2009), berhasil menemukan
hari Senin, sedangkan weekend effect fenomena Monday Effect dan day of week
menyatakan bahwa return positif terjadi pada effect pada perusahaan LQ 45 periode tahun
hari Jumat (Mulyadi dan Anwar, 2009). 2006 dimana return terendah terjadi pada hari
Fenomena Monday effect dan weekend effect Senin, meskipun penelitian tersebut tidak
lebih ditentukan oleh faktor psikologi yang menemukan week four effect. Berbeda dengan
menyebabkan adanya perilaku kurang hasil penelitian-penelitian tersebut, penelitian
rasional dan keputusan ekonomi akan lebih yang dilakukan oleh Arieyani (2012) yang
Analisis Monday Effect….(Suci Rahmawati) 553
menggunakan uji beda dan ANOVA tidak efisiensi pasar bentuk lemah, setengah kuat,
menemukan adanya day of the week dan kuat.
effect, Rogalski effect dan week four effect Anomali Pasar
pada perusahaan LQ 45 periode 2008-2012.
Anomali pasar adalah suatu kejadian atau
Penelitian ini menggunakan saham yang peristiwa yang dapat diekploitasi untuk
aktif dan konsisten masuk dalam perhitungan menghasilkan abnormal return atau profit.
Indeks LQ 45 yang listing di Bursa Efek Dari beberapa penelitian ternyata
Indonesia periode Februari 2015 sampai menunjukkan adanya suatu ketidakteraturan
dengan Januari 2016. Adapun alasan yang terdeteksi dalam pasar modal yang tidak
pemilihan sampel ini adalah untuk
sesuai dengan apa yang diharapkan dari
menghindari pengambilan sampel yang hipotesis efisiensi pasar modal.
berpotensi mengikutkan adanya saham tidur
dalam analisis. Saham yang masuk dalam LQ Day of the Week Effect
45 merupakan saham dengan kapitalisasi Day of the week effect merupakan
besar yang mencakup 75% kapitalisasi pasar, perbedaan return antara hari Senin dengan
sehingga saham yang diambil sebagai sempel hari–hari lainnya dalam seminggu secara
dalam penelitian ini dapat mewakili saham– signifikan (Damodaran, 1996). Biasanya
saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. return yang signifikan negatif terjadi pada
hari Senin, sedangkan return positif terjadi
KAJIAN TEORI pada hari–hari lainnya.
Saham Monday Effect
Saham adalah tanda bukti kepemilikan Monday effect adalah salah satu bagian
atau penyertaan pemegangnya atas dari the day of the week effect yaitu suatu
perusahaan yang mengeluarkan saham seasonal anomalies (anomali musiman) atau
tersebut (emiten). Ditinjau dari segi calendar effect (efek kalender) yang terjadi
kemampuan dalam hak tagih atau klaim, pada pasar financial yaitu ketika return
maka saham terbagi atas saham biasa dan saham secara signifikan negatif pada hari
saham preferen. Senin (Mehdian dan Perry dalam
Return Saham Budileksmana, 2005).
Menurut Jones (2000) dalam Sulaiman Weekend Effect
dan Ana Handi (2008), “return is yield and Weekend effect merupakan suatu
capital gain or loss”. Secara umum, return pengaruh akhir Minggu yang mengakibatkan
saham adalah keuntungan yang diperoleh dari adanya suatu gejala yang menunjukkan
kepemilikan saham investor atas investasi bahwa return saham pada hari Jumat akan
yang dilakukannya yang terdiri atas divident lebih tinggi dibanding hari-hari perdagangan
and capital gain atau capital loss. lainnya, sebaliknya hari Senin akan
Efisiensi Pasar Modal menunjukkan return yang lebih rendah
Pasar dapat dikatakan efisien jika harga (Tandelilin, 2001).
sekuritas mencerminkan secara penuh Indeks LQ 45
informasi yang ada. Dari sini ditekankan dua Indeks LQ 45 merupakan indeks saham
aspek yaitu fully reflect yang berarti harga dari 45 saham perusahaan publik yang dapat
sekuritas secara akurat menggambarkan diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia
informasi di pasar dan information available (BEI). Indeks ini mencakup 45 saham yang
yang bermakna apabila menggunakan paling likuid, (memiliki tingkat transaksi
informasi yang tersedia, maka investor secara perdagangan yang tinggi) dan memiliki nilai
akurat dapat mengekspetasikan harga kapitalisasi pasar yang besar.
sekuritas bersangkutan (Alteza, 2007).
Efisiensi pasar secara informasi dibedakan Kerangka Pikir
oleh Fama dalam Jogiyanto (2010) menjadi
Analisis Monday Effect….(Suci Rahmawati) 554
a. Perbedaan return saham pada hari yang rendah pada hari Senin dalam
Senin sampai dengan hari Jumat bandingannya dengan memegang saham
Day of the week effect adalah suatu tersebut untuk dijual kembali pada hari-
fenomena yang merupakan bentuk hari perdagangan berikutnya.
anomali dari teori pasar modal yang Rendahnya return pada hari Senin
efisien. Menurut fenomena ini, return juga dapat diakibatkan karena
harian rata-rata tidak sama pada setiap perusahaan-perusahaan emiten biasanya
hari perdagangan, sementara menurut menunda pengumuman berita buruk (bad
teori pasar yang efisien, return saham news) sampai dengan hari Jumat dan
tidak akan berbeda berdasar perbedaan direspon oleh pasar pada hari Senin. Hasil
hari perdagangan. Fenomena day of the penelitian lain diperoleh bukti bahwa
week effect menyatakan bahwa terdapat keinginan individu menjual saham pada
perbedaan return untuk masing–masing hari Senin lebih tinggi daripada membeli,
hari perdagangan dalam satu minggu sehingga pada hari perdagangan Senin
dimana pada awal pekan cenderung harga saham relatif lebih rendah
menghasillkan return yang negatif dan dibandingkan dengan harga saham pada
pada akhir pekan cenderung hari lainnya. Ini menyebabkan return hari
menghasilkan return yang positif. Pada Senin cenderung negatif. Berdasarkan
beberapa pasar modal terdapat argumentasi ini dirumuskan hipotesis
kecenderungan return terendah terjadi sebagai berikut:
pada hari Senin kemudian meningkat H2: Terjadi Monday effect pada
pada hari–hari lainnya Berdasarkan perdagangan saham di Bursa Efek
argumentasi ini dirumuskan hipotesis Indonesia.
sebagai berikut: c. Weekend effect pada perdagangan
H1: Terdapat perbedaan return saham saham di BEI
pada hari Senin sampai dengan hari Jumat Pada umumnya, return yang tinggi
di Bursa Efek Indonesia. diperoleh pada hari-hari menjelang libur
b. Monday effect pada perdagangan atau pada hari Jumat, karena pada hari
saham di BEI Senin banyak aksi jual dibandingkan
Hasil penelitian terdahulu dengan aksi beli. Akibatnya harga saham
menunjukkan adanya return negatif untuk pada hari Senin lebih rendah bila
hari Senin yang disebut Monday effect. dibandingkan dengan hari lain. Return
Hari Senin merupakan awal dari hari saham terendah terjadi pada perdagangan
perdagangan setelah hari libur akhir hari Senin disebabkan karena selama
pekan (non trading day). Dengan adanya akhir pekan sampai dengan hari Senin,
hari libur tersebut menimbulkan kurang investor memiliki kecenderungan untuk
bergairahnya pasar modal dan mood menjual saham melebihi kecenderungan
investor dalam menanamkan modalnya, untuk membeli saham. Pada hari Senin,
sehingga kinerja bursa akan rendah. Pada pasar mengalami surplus permintaan jual
hari Senin rata-rata karyawan mengalami (sell order) yang merupakan akumulasi
psychological makeup, artinya dalam dari permintaan jual selama pasar tutup
kondisi tersebut, perilaku dan sikap pada akhir pekan. Hal ini dapat
karyawan dipengaruhi oleh persepsi dikarenakan oleh faktor psikologis
keberadaan hari Senin sebagai kelesuan investor yang mendorong untuk
hari permulaan kerja setelah libur panjang melakukan transaksi dan harga saham
selama dua hari. Akibatnya para investor yang ditawarkan (bid ask price) oleh
merasa pesimis terhadap saham yang penjual. Peningkatan return tersebut juga
dipegang dalam bandingannya dengan dapat diakibatkan karena investor
hari-hari lain. Investor cenderung merasa cenderung untuk melakukan aksi profit
lebih tepat untuk menjual dengan harga taking untuk mengahadapi liburan.
Analisis Monday Effect….(Suci Rahmawati) 555
dengan Januari 2016. Hasil analisis pada hari-hari perdagangan dalam satu
statistik deskriptif dapat dilihat pada pekan di Bursa Efek Indonesia,
tabel berikut: sehingga H1 diterima.
Tabel 1. Ringkasan Hasil Analisis c. Pengujian Hipotesis Kedua
Statistik Deskriptif Hipotesis kedua menyatakan
Minim Maxim Std. bahwa terjadi Monday effect pada
N Mean
un un Deviation
SENIN 43 -0.014 -0.0004 -0.00627 0.00302 perdagangan saham di Bursa Efek
SELASA 43 -0.006 0.012 0.0013 0.00331 Indonesia yang mengakibatkan return
RABU 43 -0.005 0.0094 0.00022 0.00286
KAMIS 43 -0.011 0.0093 0.00107 0.00385 saham negatif pada awal pekan.
JUMAT 43 -0.005 0.0057 0.00026 0.00294 Pengujian ini dilakukan dengan uji
Sumber: Data sekunder yang diolah 2016 independent sample t-test
Nilai minimum dan maksimum menggunakan dua kelompok yang
menginformasikan bahwa selama saling independent (bebas), yaitu
periode pengamatan rata-rata return return saham hari Senin dengan
saham harian per perusahaan yang return saham hari Jumat, sehingga
terendah terjadi pada hari Senin, yaitu tidak ada keterkaitan antara kelompok
sebesar -0,014115, sedangkan yang yang satu dengan kelompok yang lain.
tertinggi terjadi di hari Selasa yaitu Tujuannya adalah untuk menganalisis
sebesar 0,012389. Hal yang menarik ada atau tidaknya perbedaan antara
dari data tersebut adalah rata-rata rata-rata return saham hari Senin
return pada hari Senin adalah negatif, dengan rata-rata return saham hari
namun untuk hari lainnya rata-ratanya Jumat pada Indeks LQ 45.
bernilai positif. Seperti halnya uji statistik
parametrik yang lain, uji independent
b. Pengujian Hipotesis Pertama
samples t-test menggunakan
Pengujian hipotesis pertama
persyaratan data yang digunakan
dilakukan untuk menguji perbedaan
harus berdistribusi normal. Uji
return yang terjadi pada hari Senin
normalitas dapat dilakukan dengan
sampai dengan hari Jumat pada
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
perdagangan saham di BEI.
dan hasilnya diketahui bahwa nilai
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji One Kolmogorov-Smirnov untuk variabel
Sample T-Test residual sebesar 0,688 dan nilai
One-Sample Test Asymp. Sig. (2-tailed) untuk
Test Value = 0
95% Confidence unstandardized variable sebesar 0,730
Mean
t df
Sig. (2-
Differ
Interval of the lebih besar dari nilai α yaitu 0,05,
tailed) Difference
ence sehingga data yang digunakan
Lower Upper
Return_ -2,33 124 ,021 -,0006 -,0012 -,0001 dinyatakan berdistribusi normal dan
Harian
Sumber: data sekunder diolah 2016 layak menggunakan uji statistik
sebagai teknik analisis data parametik.
Berdasarkan tabel 3 hasil uji t satu Tujuannya adalah untuk mengetahui
sampel (one sampel t test) dapat bahwa data untuk pengujian t-test
diketahui nilai t hitung sebesar 2,334. berdistribusi normal. Hasil
Nilai t tabel pada tingkat keyakinan 95 perhitungan uji normalitas dapat
persen dan derajat kebebasan dilihat pada tabel 4 berikut:
(dk=124) sebesar 1,9792. Jadi nilai t
hitung > t tabel (2,334 >1,9792), atau
t hitung berada di daerah penolakan
Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji
H0 atau daerah penerimaan Ha. Hal ini
Independent Sample T-Test
berarti terdapat perbedaan yang Independent Samples Test
signifikan antara return saham harian RETURN SAHAM
Analisis Monday Effect….(Suci Rahmawati) 557
Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji RE P.C -,649 ,235 ,106 ,206 ,110 1
TU Sig.
Heteroskedastisitas RN (2-
,000 ,001 ,121 ,002 ,107
ANOVAb SA taile
Mo Sum of Mean H d)
df F Sig.
del Squares Square A N
215 215 215 215 215 215
1 Regession ,000 5 ,000 ,572 ,722 M
Residual ,001 209 ,000 Sumber: Data sekunder yang diolah 2016
Total ,001 214
Sumber: Data sekunder yang diolah 2016 Hasil pengujian dengan
Pearson Correlation di atas
Berdasarkan hasil uji Glejser
menunjukkan bahwa semua
menunjukkan bahwa tidak ada
variabel memiliki nilai r < 0,80.
satupun variabel independen yang
Nilai r untuk variabel SENIN
signifikan secara statistik
sampai dengan JUMAT masing-
memengaruhi variabel dependen
masing adalah sebesar 0,246.
nilai absolute residual
Kesimpulannya adalah tidak
(ABS_RES). Hal ini terlihat dari
terjadi multikolinearitas antar
probabilitas signifikansinya yaitu
variabel bebas, sehingga asumsi
sebesar 0,722 yang berarti di atas
multikolinaritas terpenuhi.
tingkat kepercayaan yaitu sebesar
0,05 persen. Oleh karena itu, dapat d) Uji Autokorelasi
disimpulkan bahwa model regresi Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji
tidak mengandung Autokorelasi
heteroskedastisitas. Model Summaryb
Mo R
c) Uji Muktikolinearitas Adjusted R Std. Error of the Durbin-
del R squar
Square Estimate Watson
e
Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji 1
,66
,443 ,429 ,00323 1,950
Multikolinearitas 5a
Sumber: Data sekunder yang diolah 2016
Correlation
SENI SELA RAB KAM JUM RET
N SA U IS AT URN Berdasarkan hasil pengujian
SAH autokorelasi diketahui bahwa nilai
AM
SE P.C -
Durbin-Watson adalah sebesar
1 -,246 -,246 -,246 -,246
NI ,649 1,950. Nilai ini akan dibandingkan
N Sig.
(2-
dengan nilai tabel dengan
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
taile menggunakan nilai signifikansi 5
d)
N 215 215 215 215 215 215
persen, jumlah sampel (n) 215 dan
SE P.C -,246 1 -,250 -,250 -,250 ,235 jumlah variabel independen 5
LA Sig. (k=5). Dari tabel Durbin-Watson
SA (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,001 diketahui bahwa nilai Durbin-
taile
d) Watson tersebut berada di antara
N 215 215 215 215 215 215
RA P.C -,246 -,250 1 -,250 -,250 ,106 batas bawah (dl) 2,1801 dan batas
BU Sig. atas (du) 1,8199. Nilai Durbin-
(2-
taile
,000 ,000 ,000 ,000 ,121 Watson 1,950 berada di atas nilai
d) du=1,8199 dan kurang dari 4–
N 215 215 215 215 215 215
K P.C -,246 -,250 -,250 1 -,250 ,206
1,8199 (4–du), maka dapat
A Sig. disimpulkan bahwa dari angka
MI (2-
S taile
,000 ,000 ,000 ,000 ,002 Durbin-Watson tersebut tidak
d) terjadi autokorelasi.
N 215 215 215 215 215 215
JU P.C -,246 -,250 -,250 -,250 1 ,110 e) Uji Regresi Linear Berganda
M Sig.
AT (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,107 Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji
taile
d) Regresi Linear Berganda
N 215 215 215 215 215 215 Coefficientsa
Analisis Monday Effect….(Suci Rahmawati) 559
Ambarwati, Sri Dwi Ari. (2009). Pengujian Personal RePec Archive, MPRA
Week – Four, Monday, Friday, dan Paper No. 16873.
Earning Management Effect terhadap
Return Saham. Jurnal Keuangan dan Sulaiman dan Ana Handi. (2008). Pengaruh
Perbankan, Vol.13, No.1 Januari Kinerja Keuangan terhadap Return
2009, hal. 1 – 14. Saham pada Perusahaan Manufaktur
di BEJ. Jurnal Penelitian dan
Arieyani, Pratiwi. (2012). Efek Anomali Pengembangan Akuntansi Vol: 2 No.
Pasar Terhadap Return Saham 2 Juli 2008.
Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Tandelilin dan Algifari. (1999). Pengaruh Hari
Akuntansi dan Keuangan. Sekolah Perdagangan Terhadap Return Saham
Tinggi Ilmu Ekonomi PERBANAS. di Bursa Efek Jakarta. Makalah
Seminar. Universitas Diponegoro
Budileksamana, Antariksa. (2005). Fenomena Semarang.
The Monday Effect di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal, SNA VII Solo. Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis
Investasi dan Manajemen Risiko.
Cahyaningdyah, Dwi. (2005). Analisis Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap
Return Saham: Pengujian Week-Four Wibowo, Buddi. (2004). Pengujian Tuntas
Effect dan Rogalski Effect di Bursa atas Anomali Pola Harian dan Efek
Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Akhir Pekan pada Return dan
Bisnis Indonesia Vol. 20, No. 2, 2005. Volatility IHSG dan LQ45 (1994-
2004). Jurnal Manajemen Usahawan
Damodaran, Aswath. (1996). Investment Indonesia, No.12 TH XXXIII
Valuation. Univercity Edition. Jonh Desember 2004.
Wiley and Sons. Inc.