DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
LANA SARI, M.Sc., Apt
JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, dan
hidayah-Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “EVALUASI
GRANULASI BASAH” ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa makalah jauh dari kata sempurna. Penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman satu kelompok yang
telah membantu dalam mengerjakan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Demikian penulisan makalah ini, penulis menyadari banyak keterbatasan
dan kekurangan ada di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi peningkatan wawasan kami dalam memberikan
penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat pada semua
pihak.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 4
1.2 Tujuan .................................................................................................. 5
1.3 Manfaat ................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal ………………………..…….. 6
2.2 Klasifikasi Komunikasi Interpersonal………………………...…….. 6
2.3 Tujuan Komunikasi Interpersonal …………………………..……… 7
2.3 Jenis-jenis Komunikasi Interpersonal ………………………………. 8
2.5 Tahapan Perkembangan Komunikasi Interpersonal …………..……. 9
2.6 Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal…………… 11
2.7 Hambatan Komunikasi Interpersonal ……………………………… 12
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Contoh Komunikasi Intra Personal antara ………………………….. 14
Farmasi dengan Dokter
3.2 Contoh komunikasi intra personal antara ………………………….. 15
farmasi dengan pasien
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 17
3.2 Saran ..................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
1. Dapat mengetahui cara evaluasi sediaan granulasi basah
2. Dapat mengetahui hal-hal yang mempengaruhi evaluasi dari granulasi basah.
3. Dapat mengetahui cara penanganan hal-hal yang mempengarhui granulasi
basah.
1.3. MANFAAT
1. Menambah wawasan tentang evaluasi sediaan granulasi basah..
2. Menambah wawasan tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pembuatan tablet dengan menggunakan metode granulasi basah.
3. Dapat menambah keterampilan dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk memperoleh tablet yang baik dan bermutu maka sebelum, selama
dan setelah proses pentablettan harus dilakukan pemeriksaan (in process
control/IPC), meliputi antara lain : (Arief,2004).
Pemeriksaan Sebelum tabletting :
- Kualitas formulasi bahan yang dipakai
- Homogenitas campuran obat dengan bahan tambahan setelah proses
pencampuran
- Kualitas granul : fluiditas, moisture content (MC), distribusi ukuran partikel
dan kompressibilitas
Spatel
Timbangan
2.5. Prosedur
Langkah awal yang dilakukan dalam praktikum ini adalah pembuatan
granul. Dalam pembuatan granul yang pertama dilakukan adalah pengayakan
bahan-bahan yang akan digunakan. Acetaminofen sebanyak 250 gram ditimbang,
dikaliumfosfat sebanyak 30 gram ditimbang, amylum maydis sebanyak 40 gram
ditimbang. Bahan yang telah diayak dan ditimbang dimasukan ke dalam plastik
lalu ditutup dan dikocok. Setelah itu panaskan air 100 ml.
Setelah diayak, bahan-bahan ditimbang sesuai dengan jumlah yang
diperlukan untuk pembuatan fase dalam, dicampur hingga homogen. Sementara
itu, dilakukan pembuatan pasta Na-CMC. Pasta amprotab dibuat dengan
melarutkan Na-CMC dalam air panas dan diaduk hingga terbentuk pasta (gel)
yang bening. Setelah diperoleh massa yang bening, diaduk hingga warna merata.
Pasta Na-CMC ditambahkan sedikit- demi sedikit ke dalam campuran
acetominofen, dikaliumfosfat, amylum maydis. yang telah homogen. Penambahan
pasta Na-CMC dilakukan sambil diaduk hingga terbentuk massa yang dapat
dikepal. Diayak dengan mesh 10 hingga terbentuk granul. Granul dikeringkan
selama 24 jam. Setelah kering, granul diayak kembali dengan mesh 14. Pasta Na-
CMC yang digunakan 298,8-204,5 = 94,3 gram, banyaknya Na-CMC yang
digunakan untuk membuat granul yaitu 5% x 94,3 = 4,715 gram. Setelah
terbentuk granul dilakukan pengujian :
1. Uji LOD
Uji LOD dilakukan terhadap granul yang belum ditambahkan dengan fase
luar. Granul diletakkan pada wadah alat uji LOD sebanyak 10 gram,
kemudian ditekan tombol start hingga muncul tanda rest over. Lalu dilihat
nilai persen kadar airnya.
2. Uji Laju Alir
Granul ditimbang sebanyak 20 gram. Disiapkan alat untuk menentukan
kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat, pastikan bawah alat (berupa
corong) telah tertutup rapat dan beri alas berupa kertas pada bagian bawah
alat untuk membuat plot diameter yang berbentuk. Lalu dimasukkan ke
dalam wadah berbentuk corong terbalik dan dibuka penutupnya.
Stopwatch dinyalakan, lalu diukur tinggi, diameter dan tumpukan granul.
Hasil waktu dicatat, dan prosedur ini diulang sebanyak 3 kali.
3. Uji kompresibilitas
Uji kompresibilitas dilakukan dengan cara menimbang granul sebanyak 20
g. granul yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam gelas ukur
bervolume besar. tinggi awal granul dicatat, kemudian gelas ukur diketuk-
ketukkan dengan kecepatan konstan menggunakan tap density tester.
Tingginya kemudian diukur lagi dan dicatat. Dihitung persen
kompresibilitasnya.
Bahan-bahan untuk pembuatan fase luar seperti acetominofen,
dikaliumfosfat, amylum maydis ditimbang dan dicampurkan dengan fase
dalam hingga homogen. Selanjutnya dilakukan pencetakan tablet dengan
menggunakan mesin cetak tablet single punch. Granul dicetak menjadi tablet
dengan range berat ± 5% dari berat teoritis dan kekerasan 7-10% dari 70N.
Tiap tablet yang dicetak diambil 1 tablet untuk uji berat tablet & kekerasan.
Jika tidak sesuai dengan rencana formulasi, punch pada alat pencetak tablet
diatur lagi hingga diperoleh berat dan kekerasan yang sesuai. Setelah
diperoleh berat dan kekerasan yang sesuai, tablet dicetak secara otomatis.
Tablet kemudian dievaluasi sesuai dengan standar Quality Control :
1. Keseragaman bobot dan ukuran
Dalam pengujian keseragaman bobot dan ukuran ini diambil sampel
sebanyak 20 tablet, ditimbang beratnya menggunakan timbangan analistis.
Hasil penimbangan dicatat. Kemudian diukur diameter dan tebal dari tiap
tablet dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran dicatat dan
kemudian dihitung rata-ratanya.
2. Uji Friabilitas
Timbang tablet 6,5 gram, drum putar dilepaskan dari mesinnya dengan
cara melonggarkan sekrup. tablet yang akan diuji dimasukkan ke dalam
drum putar, pasang kembali drum putar ke mesinnya dan kencangkan
sekrup. Kecepatan putaran diatur per menit dengan memutar tombol putar
“SPEED”. Untuk mengatur waktu putaran gunakan tombol putar hitam.
Kemudian mesin dinyalakan dengan menekan tombol “MAIN SWITCH”
dan lampu menyala. Setelah pengujian selesai mesin dimatikan dengan
menekan kembali tombol “MAIN SWITCH” dan lampu mati. Setelah itu
lepaskan drum putar dari mesin dengan melonggarkan sekrup, tablet
dibuang dan drum putar dibersihkan menggunakan kuas. Setelah selesai
massa tablet ditimbang kembali.
3. Uji Waktu Hancur
Alat dinyalakan dengan menekan tombol MAIN SWITCH. Suhu diatur
hingga 37 ± 2 ºC dengan menekan tombol HEATER. Kemudian enam
tablet yang akan diuji dimasukkan ke dalam keranjang (sumur-sumur)
pada alat dan cakram dimasukkan di atas masing-masing tablet dengan
posisi yang sama. Lalu keranjang dimasukkan ke dalam beaker glass
ukuran 1 Liter yang berisi aquades yang telah dipanaskan sampai suhu 37
± 2 ºC. Penutup lubang alat uji waktu hancur dibuka dan masukkan beaker
glass ke dalam alat dan gantungkan keranjang pada gantungan logam,
kemudian nyalakan alat dengan menekan tombol START sambil
menghitung waktu. Pengujian dihentikan saat semua tablet hancur
sempurna. Matikan alat dengan menekan tombol START, HEATER,
MAINSWITCH. Hasil waktu dicatat.
4. Uji Kekerasan
Uji kekerasan tablet dilakukan dengan memilih secara acak 20 buah tablet,
kemudian diuji satu persatu dengan alat Hardness Tester. Tombol diputar
ke posisi “EINS” dan lampu penunjuk kekerasan menyala. Jarum
penunjuk kekerasan diperiksa ada di titik nol atau tidak. Bila belum tekan
tombol . Tablet diletakkan vertikal dan tepat di tengah – tengah jarum
penekan. Tablet yang digunakan sebanyak 20 buah. Dudukan tablet
dinaikkan dengan memutar sekrup di bawahnya sampai tablet menekan
jarum penekan dan lampu “stop” menyala. Lalu tombol ditekan, jarum
penunjuk skala bergerak dan berhenti saat tablet pecah dan menunjukkan
angka unit kekerasan dengan skala Newton. Lampu “stop” padam. Dan
tombol ditekan untuk mengembalikan jarum penunjuk ke angka nol.
Hasil dicatat dan dihitung rata-ratanya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Evaluasi dari granulasi basah meliputi uji keseragaman bobot, uji
keseragaman bentuk dan ukuran, uji kekerasan, uji friabilitas & friksibilitas,
dan uji waktu hancur.
2. Hal-hal yang mempengaruhi proses evaluasi adalah
3. Hal-hal yang dapat diperbaiki apabila
3.2. Saran
Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan kepada semua
pembaca agar dapat mengetahui dan memahami tentang konsep management
secara umum dan kefarmasian serta dapat memberikan kritik dan sarannya agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2004. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. UI-
Press. Jakarta
Depkes RI. 1994. Farmakope Indonesia Ed IV. Depkes RI. Jakarta
Martindale The Extra Pharmacopoeia, Twenty-Eight Edition. 1982. The
Pharmaceutical Press. London
Wade, Ainley and Paul J Weller. 1994. Handbook of Pharmaceutical
excipients, Ed II. The Pharmaceutical Press Department of Pharmaceutical
Sciences. London