Anda di halaman 1dari 11

PENGALAMAN KEPALA RUANGAN DALAM MENJALANKAN FUNGSI PENGARAHAN

DIRUMAH SAKIT BANJARMASIN

Lucia Andi Chrismilasari*, Yati Afiyanti**, Yustan Azidin***

Email. luciachrismilasari@gmail.com

INTISARI

Kepala ruang merupakan manajer tingkat bawah/lini yang memegang peranan cukup penting dalam
menentukan keberhasilan pelayanan keperawatan melalui fungsi manajemen pelayanan. Fungsi
pengarahan merupakan merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen keperawatan
karena berdampak dalam meningkatkan atau menurunkan kepuasan kerja perawat pelaksana yang pada
akhirnya akan sangat berpengaruh pada mutu pelayanan di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk mengekplorasi berbagai pengalaman kepala ruangan
dalam menjalani fungsi pengarahan di Rumah Sakit .Pengumpulan data yang dilakukan terhadap 7 orang
partisipan dengan wawancara mendalam di tiga rumah sakit berbeda di Banjarmasin. Wawancara direkam
kemudian dibuat dalam bentuk transkrip verbatim. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
fungsi pengarahan yang dilakukan oleh kepala ruangan terdiri atas pendelegasian dalam fungsi pengarahan
yang dilakukan secara berjenjang dengan memperhatikan aspek legal; pemberian motivasi dengan
menyeimbangkan pemberian reward dan punishment serta tidak melupakan motivasi relligi; supervisi
dengan mempertimbangkan mekanisme, tujuan, sasaran dan model supervisi; Mengatasi konflik dengan
belajar dari pengalaman sebelumnya; melaksanakan komunikasi dan koordinasi dalam melakukan
pengarahan. Hasil studi ini diharapkan perawat manager dapat berkolaborasi baik dengan institusi
pendidikan maupun rumah sakit dalam hal pendidikan kepala ruangan baik secara formal dan informal.

Kata Kunci : Supervisi, keperawatan, delegasi, pengarahan, manajemen keperawatan

Daftar Rujukan: 68 (2004-2015)

ABSTRACT
Head Nurse is a lower manager/line who keeps and maintains an important role to determine the
successfulness of health services through service management function. The purpose of the direction in
management is an essential function. The direction has a big impact to increase and decrease the level of
satisfaction of nurse associate and will have an end impact to the level of hospital services quality. This study
was utilizing qualitative method by employing phenomenology approach to explore plenty of experiences of
head nurse in running their role as a director in a hospital. Data collection was done by deep interview
process toward 7 participants in three different hospitals in Banjarmasin. The interview was recorded and
transcript in a verbatim form. The result of this study showed that the direction function which was done by
the head nurses including delegation function was performed in a phases, by emphasizing legal aspect;
giving a motivation by balancing reward and punishment and religion motivation. Supervising process by
considering mechanism, purpose, goal, and supervision model; conflict solution by learn from the previous
experience; implementing communication and coordination to perform the direction function. The result of
the study would give a recommendation to the nurse who works in managerial line to work collaboratively
with the education institution and hospital in giving a good education through formal and informal education.

Keywords: Supervision, Nursing, Delegation, Direction, Nursing Management

List of references: 68 (2004-2015)

1
PENDAHULUAN terhadap kinerja perawat pelaksana, semakin
baik fungsi manajemen keperawatan yang
Rumah sakit dihidupi oleh manajemen rumah dijalankan oleh kepala ruangan akan semakin
sakit yang dikelola oleh orang-orang yang meningkatkan kualitas perawat pelaksana
tinggal didalamnya. Peningkatan mutu dalam memberikan asuhan keperawatan. Hasil
pelayanan rumah sakit harus melibatkan penelitian Malaha, dkk 2012 didapatkan
semua unsur, salah satu upaya yang penting adanya hubungan yang signifikan antara
dalam mutu pelayanan keperawatan adalah fungsi pengendalian kepala ruangan dengan
meningkatkan sumber daya manusia dan pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan
manajemen keperawatan (Novita et all, 2012) dan fungsi pengarahan kepala ruang dengan
pelaksanaan pendokumentasian asuhan
Manajemen keperawatan merupakan suatu keperawatan.
proses perubahan, koordinasi dan integrasi
dari sumber daya keperawatan yang Penelitian yang ada belum menggambarkan
menerapkan proses manajemen untuk secara jelas kemampuan kepala ruang dan
mencapai tujuan pelayanan keperawatan hambatan yang ada dalam menjalankan fungsi
melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan di ruang rawat inap, sehingga
pengarahan, pengawasan dan pengendalian penelitian ini berupaya untuk mempelajari
yang saling berkaitan satu sama lain (Huber secara mendalam persepsi dan bagaimana
2010; Marquis & Huston 2013) kepala ruang menjalani peran fungsi
managerial khususnya fungsi pengarahan di
Kepala ruang merupakan manajer tingkat Rumah Sakit di Banjarmasin. Pendekatan
bawah/ lini yang memegang peranan cukup kualitatif diperlukan untuk memahami
penting dan strategis dalam manajemen di unit pengalaman manusia dan interaksinya dengan
perawatan rawat inap, karena secara manusia lain serta lingkungannya, termasuk
manajerial dituntut mampu menentukan berbagai pengalaman yang dialami oleh para
keberhasilan pelayanan keperawatan melalui kepala ruangan dalam menjalani peran fungsi
fungsi manajemen pelayanan seperti pengarahan di Rumah Sakit di Banjarmasin.
pengarahan, memotivasi, pengawasan dan
supervisi (Cartney 2009; Potter 2010; Tappen Fokus pendekatan fenomenologi adalah
(1998) dalam Kuswantoro 2010). Hal ini memahami keunikan fenomena dunia
sejalan dengan penelitian yang dilakukan kehidupan individu, bahwa realitas dunia
Saparwati et all 2013 yang mengatakan salah kehidupan masing-masing individu berbeda.
satu upaya untuk dapat menerapkan Hal ini adalah respon-respon yang unik dan
manajemen keperawatan diruang rawat inap spesifik yang dialami tiap individu, termasuk
dengan baik diperlukan seorang kepala interaksinya dengan orang lain, selanjutnya
ruangan yang kompeten sebagai seorang mengeksplorasi makna atau arti dari fenomena
manajer. tersebut (Afiyanti, 2014).
Fungsi pengarahan kepala ruang adalah METODOLOGI PENELITIAN
kegiatan pelaksanan tugas melalui Penelitian ini dilaksanakan dengan
memberikan motivasi, membantu memcahkan menggunakan metode kualitatif dengan
masalah, proses pembimbingan, pemberin pendekatan fenomenologi. Penelitian ini
petunjuk dan instruksi kepada bawahan mengeksplorasi makna atau arti dari fenomena
(delegasi tugas) dan menggunakan komunikasi yang dialami oleh kepala ruangan terkait
efektif dan koordinasi dengan tim lain agar pengalaman kepala ruangan dalam
mereka bekerja sesuai dengan rencana menjalankan fungsi pengarahan (Afiyanti &
(Warsito & Marwani 2007; Siswanto 2012). Rachmawati, 2014).
Sedangkan menurut Simamora (2013) fungsi
manajemen ini lebih menekankan bagaimana Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
manajer mengarahkan dan menggerakkan purposive sampling, pada penelitian ini
semua sumber daya untuk mencapai tujuan melibatkan 7 partisipan dengan kriteria punya
yang telah disepakati. pengalaman sebagai kepala ruangan, bersedia
dan mau membagikan pengalamannya kepada
Beberapa riset menyatakan bahwa ada peneliti dimana tujuh partisipan tersebut
pengaruh fungsi manajemen keperawatan

2
bekerja di tiga rumah sakit berbeda di tanggung jawab”. Delegasi tugas dapat
Banjarmasin.(Afiyanti & Rachmawati, 2014). dilakukan dengan pembuatan jadwal
dinas, pengkajian pasien awal masuk
Data diperoleh dengan menggunakan seperti ungkapan partisipan satu dan
wawancara mendalam (in-depth interview) dan tiga berikut:
bantuan catatan lapangan (field note). Analisis
data dilakukan setiap selesai mengumpulkan “..contoh misalkan ya pas akhir
data dari satu partispan. Hasil rekaman dan bulan kita ada tugas harus meolah
catatan lapangan kemudian disusun dalam (membuat) jadwal dinas terus kita
bentuk transkrip verbatim. Selanjutnya peneliti ada pelatihan-pelatihan bisa kita
berusaha untuk membentuk berbagai aspek serahkan ke katim..” (P1)
tematik dan mengungkap makna dari setiap
pernyataan partisipan tersebut (Creswell, “...delegasi kita memang sudah
2014). berjalan, nah kalo saya ke katim,
itulah fungsi katim (hehehehe)
melakukan tugas pengkajian pasien
HASIL PENELITIAN awal masuk oleh katim itu
Karakteristik Partisipan pengkajian awal kalo dokter belum
Jenis kelamin dari partisipan terdiri dari tiga dihubungi..” (P3)
laki-laki dan dua perempuan yang mana untuk
usia partisipan bervariasi antara 35 tahun Pendelegasian yang diberikan cukup
sampai dengan 55 tahun. Sebagian besar dari luas namun masih sesuai dengan
partisipan saat ini masih menjabat sebagai aturan dan kebijakan dari rumah sakit
kepala ruangan. Partisipan memiliki yang bersangkutan. Pengambilan
pengalaman menjabat sebagai kepala ruangan keputusan setelah diberikan tanggung
antara tiga bulan sampai dengan 15 tahun jawab atau delegesi diserahkan
Latar belakang pendidikan partisipan adalah langsung kepada mereka yang sudah
tiga orang sarjana keperawatan-ners, hanya diberikan delegasi.
satu orang yang berpendidikan Diploma III
Keperawatan dan dua orang dengan “..o..tidak harus kepala ruangan,
pendidikan akhir S2 Keperawatan. Tujuh karena wewenang kita sudah
partisipan ini bekerja di tiga rumah sakit didelegasikan juga kepada katim
berbeda di Banjarmasin. diruangan.......kalo memang
masalah biasa saja ya keputusan
Gambaran Pengalaman Kepala Ruangan kita percayakan saja sekalian dia
Dalam Menjalankan Fungsi Pengarahan belajar bertanggung jawab..” (P1)
Penelitian ini menghasilkan lima tema besar
yang merupakan penjelasan pelaksanaan 2) Teknis Pendelegasian
fungsi delegasi yang dilakukan oleh kepala Teknis pendelagasian terdiri atas;
ruangan. penerima delegasi, cara penyampaian
a) Pendelegasian dalam fungsi pengarahan. delegasi, waktu pendelegasian
Kepala ruangan dalam menjalankan terencana. Penerima delegasi berbeda
tugasnya tidak dapat bekerja sendiri dan Ia antara kepala ruangan yang satu
memerlukan bantuan dari orang lain. dengan kepala ruangan yang lain.
Bantuan orang lain tersebut dapat Seperti ungkapan partisipan berikut:
terlaksana bila adanya pendelegasian yang
tepat. Pendelegasian kepada orang lain “Delegasi kita memang sudah
dapat dilakukan dengan memperhatikan berjalan, nah kalo saya ke katim ,
unsur pendelegasian, teknis pendelegasian, itulah fungsi katim (hehehe tertawa)
langkah penelegasian, pendelegasian Pengkajian pasien awal masuk oleh
berjenjang dan aspek legal. katim itu pengkajian awal kalo dr
1) Unsur delegasi belum dihubungi maka kita hubungi ke
Unsur delegasi didukung oleh dua dokter irna..”(P3)
kategori yaitu “delegasi tugas/
pekerjaan dan delegasi wewenang/

3
“..Kalo saya tidak hadir disini praktik atau di rumah sakit, seperti
kepala ruangan yang lain (ruang ungkapan partisipan ketujuh yang
berbeda) akan menggantikan..” (P4) memunyai kriteria ketika akan
memberikan delegasi:
Variasi peneriam delegasi adalah ketua
tim keperawatan, kepala ruangan yang “kitakan punya kriterianya,
lainnya dan juga kepada supervisor. dipangkat itu sudah..kemudian
Cara penyampaian delegasi dilakukan yang lainnya” (P7)
dengan berbagai cara, yaitu secara lisan
dengan menggunakan media Kontrol yang dilakukan oleh
komunikasi (Telepon) dan ada juga pemberi delegasi dilakukan dengan
secara tertulis berupa surat pelimpahan bertanya kepada mereka yang diberikan
tugas. Waktu pendelegasian dilakukan delegasi terkait dengan hal-hal yang
dalam konteks terencana/terjadwal dan ada hubungannya dengan apa yang
tidak terencana/tidak terjadwal tau didelegasikan, seperti ungkapan
sewaktu-waktu. partisipan berikut:

“..nanti saya telepon lagi untuk


3) Aspek legal tanya apa hasilnya tadi”(P3)
Aspek legal dalam proses
pelaksanaan delegasi berbicara seputar Sebagai tambahan, pendelegasian
adanya SK (Surat kuasa), aturan dan berjenjang juga sangat diperlukan
ada tidaknya format untuk dalam proses pendelegasian. Seperti
melaksanakan delegasi, yang yang diungkapkan oleh informan
diungkapkan partisipan berikut: berikut ini:

“ ..dari segi pendelegasian saya “..kalo pendelegasian disini


belum menemukan formatnya itu..” berjenjang mba, kabid ke kasie,
(P2) kasie ke ka irna dan kairna baru ke
kepala ruangan, dan kepala
Proses pendelegasian dalam ruangan ke katim..”(P2).
kaitannya dengan aspek legal juga
berhubungan dengan ada tidaknya SPO b) Pemberian motivasi dalam fungsi
(Standar Pelasanaan operasional), surat pengarahan
pelimpahan dan kebijakan dari rumah Pemberian motivasi yang dilakukan oleh
sakit yang bersangkutan. kepala ruangan dilakukan dalam du acara
yaitu dengan pemberian punishment dan
” Jadi untuk pelaksanaan kita reinforcement.
sesuaikan dengan SPO kita, kepala
ruangan itu lebih ke,,,sarana “Kalo bermasalah kita motivasi, kita
prasarana kemudian kita punya nasehati, tetep nggak berubah-ubah
supervisor keperawatan ya kita koordinasi kita lapor kayanya
diruangan....tugas dan fungsi sedang aja sudah ni disini bisa aja
kepala ruangan dibantu oleh kita putar ke wadah lain.lapor ke ka
supervisor keperawatan instalasi, kasi baru ke kabid untuk
ruangan..”(P6) dibina. kita buat jua dalam bentuk SP
dan dicatat di buku pencatat
4) Langkah pendelegasian pembinaan dan di tanda tangani”
Langkah pendelegasian terbagi (P1)
menjadi dua kategori yaitu adanya
seleksi orang/ seleksi pekerjaan dan Pemberian punishment yang bervariasi baik
juga kontrol. Seleksi orang atau yang sifatnya ringan hingga ke berat, dari
pekerjaan ditekankan pada adanya teguran hingga akhirnya ke pemutusan
pemahaman akan kriteria dan juga kontrak. Untuk punishment yang sifatnya
system yang sedang berjalan ditempat ringan yaitu berupa teguran dan pembuatan

4
surat pernyataan. Tindakan lain yang “saya nggak (tidak) paham juga
diterapkan adalah dengan melibatkan pihak rekrutmennya seperti
pimpinan dan manajemen ruangan lain. apa..metodenya..”(P6)
Langkah melibatkan pimpinan atas dapat
berujung pada pemutusan kontrak atau pemberian kesempatan untuk mengikuti
pemberhentian kerja. perkembangan ilmu keperawatan atau
pelatihan, memberikan kesempatan untuk
“biasa kita tegur satu kali, kalo tiga menjadi ketua tim, hal ini diungkapkan
kali ya kita ambil tindakan dan sikap oleh partisipan ke tiga, dengan latar
dimana perawat tersebut khususnya belakang pendidikan Ners:
akan di dinaskan pagi saja artinya
kita bisa melihat bisa dikontrol jadi “kemudian pemberian motivasi yang
kalo yang masih baik kita pindahkan kedua saya akan menilai bila mana
ke sore malam jadi diruangan ini mereka mempunyai kinerja bagus
sudah ada tindakan gitu nah pagi maka saya juga akan mengaktifkan
mungkin kan ada kita jadi Supaya lelang katim jadi disini saya bisa
kolo pagi merasa ada kita dan merasa mengganti katim yang ada”(P3)
ada yang mengawasi jadi harapannya
tidak berani macam-macam nah itu Tidak hanya motivasi secara jasmani ,
salah satu bimbingan kita diruangan partisipan juga memberikan motivasi dalam
jadi kalo memang sudah tidak bisa bentuk religi, seperti yang diungkapkan
lagi nanti kita jelasakan, mesti partisipan ke dua:
penilaian pertahun itu akan turun jadi
bisa putus kontrak”(P3) “kita sisipkan unsur religi secara
individual ketika melakukan
Pemberian reinforcement dilakukan dengan pendekatan persuasif kita rangkul
pemberian kata atau kalimat pujian, mereka dengan menyisipkan sisi
pemberian upah tambahan atau bonus dan spiritual misal kalo mereka muslim
mendapatkan promosi. misalnya tentang disiplin maka kita
motvasi secara agama ‘coba kamu
“ disini kita paling- bayangkan bila kita memberikan anak
paling..mengungkapkan pujian wah istri kita makan dari gaji yang kita
bagus ya tingkatkan lagi maunya kita dak bekerja tapi dapat, dari mana gaji
ya diberikan sesuatu bingkisan itu sama dengan mencuri dari segi
(tersenyum)..”(P3) agama mencuri itu semua agama itu
dilarang apalagi agama muslim itu
“...misalnya dimotivasi dengan memberi makan anak istri kita uang
mengikuti pelatihan-pelatihan tadi oh yang tidak halal”(P2)
kalo ada pelathan ini ada pelatihan
kira-kira siapa yang perlu ya kita beri Hal berbeda juga diungkapkan oleh
rekomendasi..”(P6) partisipan ke tiga dimana, dalam hal
pemberian motivasi tidak lepas pula
Reinforcement juga dapat dilakukan penghargaan terhadap senior dalam bentuk
dengan memberikan waktu istirahat penawaran jabatan atau hanya sekedar
tambahan atau cuti kerja, pelaksanaan dimintai pendapat, seperti ungkapannya
kegiatan pemilihan karyawan teladan, berikut:

“biasanya tiap tahun kita ne ada yang “Sudah pernah, nah dalam pemilihan
namanya perawat teladan..”(P7) katim tu kadang yang senior juga
tidak mau menjadi katim padahal
Namun masih disayangkan karena ada sudah kita usulkan, namun biar
partisipan yang mengungkapkan bagaimana pun kita tetap menghargai
ketidaktahuan proses rekrutmen tersebut, senior kita, di tawarkan walau mereka
Berikut ungkapanya: tidak mau, dan kita ajak untuk
berunding bertukar pikiran kira-kira

5
siapa yang pantas jadi katim. asuhan keperawatan, dokumentasinya.
Pokoknya penghargaan untuk senior Nanti Supervisor lapor ke kepala
itu penting dan harus. Kita harus ruangan. Bila ada tindakan yang tidak
tetap menghormati yang tua”(P3) bisa dilakukan… eee… itu diambil
alih oleh yang kompeten, mereka
c) Supervisi dalam fungsi pengarahan disuruh melihat dulu kemudian yang
Pelaksanaan supervisi dalam fungsi kedua nanti pada saat melakukan itu
pengarahan dilakukan dengan kita dampingi” (P7)
memperhatikan mekanisma supervise,
tujuan supervise, sasaran supervise dan Pelaksanaan supervise ini memiliki banyak
model supervise. Mekanisme supervise sasaran, yaitu terhadap kinerja staf dan
yang dimaksud adalah pelaksanaan perawat, kelengkapan dokumentasi,
supervise langsung dan tidak langsung logistic, sarana dan prasarana, inidkator
seperti ungkapan berikut: mutu, personal perawat dan juga tempat
bekerja dalam hal ini adalah ruang
“Kalo kami supervisi diruangan itu perawatan. Selanjutnya terkait dengan
berjenjang ya , jadi saya melihat model supervise yang dilakukan, kepala
katim dan staf bawahan yang menjadi ruangan melakukan dan menerapkan
tanggung jawabnya sampai dengan supervise secara berjenjang. Hal ini sesuai
kelengkapan dokumentasi itu, nah seperti yang diungkapkan oleh informan
katim sering melihat tindakan berikut:
perawatnya misalnya tindakan yang “kalo kami supervisi diruangan itu
harus pakai inmform concent nah berjenjang ya ”(P1)
misalanya ini harus pakai inform
kenapa belum ada maka biasanya d) Mengatasi konflik saat melakukan
katim akan lapor karu dan akan kita pengarahan.
bicarakan secara bersama dan kita
rapatkan secara umum saja..” (P1) Langkah yang diambil oleh kepala ruangan
mengatasi konflik saat melakukan
Pelaksanaan supervise oleh partisipan pengarahan dengan berpatokan pada
dilakukan secara terbuka dan tertutup, pengalaman sebelumnya dalam
seperti yang diungkapkan partisipan kedua menghadapi masalah. Langkah yang
ini: diambil adalah dengan memperhatikan
jenis konflik seperti apa yang sedang
“melalui supervisi secara diam-diam terjadi dan menggali pihak-pihak yang
saja, tapi pada akhirnya mereka tau terlibat dalam konflik. Jenis konflik yang
baik dari pekerjaannya dan biasa terjadi adalah dalam hal kelengkapan
kepribadianny a, ini supervisinya dokumentasi seperti salah satu ungkapan
tidak bisa dilakukan secara terbuka partisipan berikut:
maka kita lakukan secara
tertutup”(P2) “..dimana dokumentasi kan harus diisi
lengkap atau penuh tapi kadang ada
Supervisi sendiri memiliki tujuan yang yang belum diisi..” (P1)
saling terkait satu dengan yang lainnya
seperti mengkoordinasikan, melatih, Selanjutnya adalah menindaklanjuti
menstimulasi, mendorong, meningkatkan, masalah dengan menggunakan metode
membantu dan memberikan support. penyelesaian masalah yang sesuai, salah
satu partisipan mengungkapkan metode
“...kalau binanan yang dimaksudkan yang dia gunakan adalah dengan mencari
eee… aturan-aturan yaitu beri jenis masalah, kemudian dikomunikasikan
arahan selama ini kemudian kita hingga akhirnya di mediasi, demikian
evaluasi (jeda) kita berikan arahan ungkapannya:
misalnya ada tiga kali lamanya
......yang jelas kita ini mengawasi “Kalau komplain dari keluarga atau
kerjanya supervisor aja . Contohnya pasien terutama masalahnya apa

6
dulu, tentang fasilitas kah? Tentang lah pasien ni kada sembuh lukanya ya
SDM kah? Tentang pelayanan yang kita coba komunikasi cari jalan keluar
kita berikan kah? Jadi cara kita kaya ronde keperawatan gitu. Jadi
menyikapi yaitu salah satunya kalau kita semitra tidak ada yang merasa
kita sudah tahu masalahnya umpama lebih tinggi ataupun lebih rendah”
SDM “ ooo perawatnya ngomongnya (P7)
kasar” jadi kita tinggal identifikasi
aja hari apa, jadwalnya ada, PEMBAHASAN
perawatnya ada kita panggil, tapi
sifatnya bukan menghakimi tetapi Monteiro & Simbolon (2014) yang secara
mengarahkan”(P3) spesifik bahwa ternyata waktu tertinggi yang
dihabiskan oleh kepala ruangan dalam
menjalankan fungsi manajemen keperawatan.
e) Komunikasi dan koordinasi dalam Mengingat hal itu, kepala ruangan dituntut
mealakukan pengarahan. agar memiliki kemampuan yang lebih dalam
mencapai tujuan melalui orang lain. Dimana
Kepala ruangan melaksanakan komunikasi Depkes (1999) juga mensyaratkan bahwa
dan koordinasi dalam melakukan untuk menjadi kepala ruangan yaitu
pengarahan dengan menerapkan baik pendidikan minimal ahlimadya
komuniksi lisan dan tertulis. keperawatan/kebidanan, pernah mngikuti
kursus/ pelatihan manajemen pelayanan
“Ya, kita berkomunikasi bisa langsung keperawatan ruang/ bangsa, memiliki
saat aplusan itu dan juga ada yang pengalaman kerja sebagai perawat pelaksana
ditempel dipapan pengumuman 3-5 tahun serta sehat jasmani dan rohani.
karyawan. Bisa juga ketika rapat
bulanan”(P4) Pendidikan merupakan suatu indikator yang
mencerminkan kemampuan seseorang untuk
Selanjutnya memilih kegiatan komunikasi dapat menyelesaikan suatu pekerjaan, dengan
yang sesuai dengan keadaan atau situasi latar belakang pendidikan seseorang dianggap
komunikasi dapat dilakukan dengan mampu menduduki suatu jabatan tertentu
berbagai media, salah satunya adalah (Hasibuanm 2005). Itu semua telah tergambar
komunikasi lewat WA seperti ungkapan pada karakteristik partisipan pada penelitian
partisipan ini: ini dimana partisipan yang menjadi kepala
ruangan pendidikan minimal diploma tiga
“Teruz juga pengumuman dari pihak keperawatan dan bahkan ada yang mencapai
manajemen biasa dalam bentuk surat, pendidikan magister keperawatan.
misalnya rapat, rapat itu
megagendakan sesuatu yang Terkait teknik pendelgasian tersebut dimana
diperlukan tapi tetap keluar surat. kepala ruangan harus menentukan kepada
Kita juga ada group khusus kepala siapa delegasi tersebut diberikan, kepala
ruangan dan ada juga group khusus ruangan dapat melihat kriteria tertentu pada
ruang ruby jadi bisa juga individu yang akan menerima delegasi seperti
berkomunikasi lewat wa.(P2) latar belakang pendidikan, masa kerjanya,
sikapnya, yang paham akan kerjaan, pangkat.
Dengan profesi lain selalu melakukan Hal ini sependapat dengan yang diungkapkan
koordinasi dan bekolaborasi, seperti yang oleh Hasibuan (2005) dimana dengan latar
diungkapkan partisipan berikut ini: belakang pendidikan seseorang dianggap
mampu menduduki suatu jabatan tertentu,
“Ya dengan profesi lain eee.. kita lamanya masa kerja seseorang akan
selalu berkolaborasi, diruangan ini berpengaruh terhadap kualitas masa kerjanya.
kan ada dokter, gizi, aptoteker jadi
kita selalu mengkomunikasikan Pendelegasian dapat berjalan dengan baik jika
kepada mereka (dokter, gizi, dan diberikan pada waktu yang tepat, dalam artian
apoteker) akan perkembangan dari waktu yang terencana dimana dengan waktu
perawatan pasien . Misalnya kenapa yang terencana penerima delegasi dapat

7
menyiapkan diri untuk melaksankan tugasnya. Fungsi penguatan adalah dimana setiap
Ketika melakukan pendelegasian terdapat tiga tindakan yang dilakukan dan mendapatkan
unsur yaitu tugas, kekuasaan dan tanggung respon yang baik, memperbesar kemungkinan
jawab. Pendelegasian tugas adalah pekerjaan bahwa tindakan itu akan diulang dan
yang harus dilakukan oleh seseorang pada sebaliknya menegur/ menghukum perawat
suatu jabatan. Salah satu contoh delegasi tugas pelaksana karena melakukan sesuatu yang
yang dapat diberikan adalah pembuatan jadwal seharusnya tidak dilakukan, perawat tersebut
dinas, maupun melakukan pengkajian untuk cenderung tidak mengulangi lagi
pasien baru. (Prasojo,2005). Perilaku baik atau diinginkan
harus dihargai. Contoh reinforcement yang
Pendelegasian juga dapat dilakukan secara dapat diberikan berupa ucapan terimakasih,
berjenjang, dari kabid ke kasie, kasie ke ka pujian atas apa yang sudah dilakukan.
irna dan kairna baru ke kepala ruangan, dan
kepala ruangan ke katim, dimana jika yang Terkait dengan achievement, Mc Clleland
didelegasikan tidak dapat menjalankan tugas memberikan perhatian pada tiga kebutuhan
maka ia pun dapat mendegasikan kepada manusia yaitu prestasi, aplikasi dan kekuasaan.
orang lain lagi sesuai dengan kriteria yang ada. Tiga hal ini telah terbukti merupakan unsur
Proses pendelegasian harus ada garis penting yang ikut menentukan prestasi pribadi
wewenang yang jelas mengalir setingkat demi dalam berbagai situasi kerja dan cara hidup.
setingkat dari tingkat organisasi paling atas ke Hal senada diungkapkan oleh Gillies (1995)
tingkat paling bawah, garis wewenang yang kepala ruangan sebagai manajer lini pertama
jelas akan memudahkan bagi setiap anggota mempunyai dua tugas. Tuags pertama adalah
(Marques & Huston, 2000). pemberian kepaerawatan yang efektif melalui
usaha bawahannya, tugas kedua adalah
Semua tentang pendegasian dapat berjalan memberi kesejahteraan fisik, emosional dan
dengan baik bila mendapat dukungan dari jabatan bagi ruangan yang dipimpinnya.
pihak manajemen yaitu berupa aturan dan
kebijakan yang ada dirumah sakit, karena Pemberian motivasi yang dilakukan oleh
dengan adanya aturan dan kebijakan maka kepala ruangan selain dengan cara
kedua belah pihak akan terlindungi secara memberikan reinforcement, upah, achievement
hukum, disedikannya form untuk melakukan dan juga kesempatan menjadi katim kepala
delegasi. ruangan juga memberikan motivasi secara
religi. Manusia membutuhkan goal portofolio
Kepala ruangan dalam menjalankan fungsi tiga dimensi untuk mengukur dirinya sendiri
pengarahan diharapkan dapat mengayomi dari dalam tiga lapisan yaitu materi, intelektual dan
seluruh staf yang ada dibawahnya, salah satu spiritual (Heri,2010). Hal ini sesuai dengan
cara yang dapat membuat staf dapat bekerja pernyataan Fasochsh, dimana aspek jasmani
dengan baik yaitu dengan pemberian motivasi, dan rohani individu karena berati individu
dimana motivasi disini bisa berupa reward memiliki motivasi ibadah yang baik sehingga
maupun punishment. diharapkan kinerja akan meningkat. Hal
senada juga diungkapkan oleh Kahmat (2009)
Ketika staf melakukan hal yang positif sudah dimana keyakinan teologis yang berakar pada
selayaknya kepala ruangan sebagai pimpinan agama tersebut berimplikasi positif terhadap
disitu memberikan reinforcement positif yang etos kerja.
sifatnya dapat membangun motivasi lebih
baik. Seperti teori proses motivasi yang Beberapa kegiatan supervisi secara langsung
diungkapkan oleh Swanburg, 2000; Siagian yang dilakukan oleh partisipan adalah ketika
dalam Prasojo, 2005 terkait dengan teori melakukan tindakan keperawatan dan juga
penguatan (reinforcement), dalam organisasi pengisian dokumentasi. Hatta (2008)
seorang manajer tidak perlu memikirkan mengatakan bahwa pengawasan pada proses
permasalahn internal yang bersifat kognitif kerja dan pengelolaan sumber daya merupakan
sebab faktor-faktor penguat yang suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan
mengendalikan perilaku para bawahan. misalnya logistik rekam medis, pengawasan
pada ketepatan dalam hal penggunaan,

8
pengeluaran dan persediaan formulis rekam dengan penelitian Retyaningsih (2013) dalam
medis. penelitiannya menunjukkan supervisi
mempunyai hubungan signifikan dalam
Seorang kepala ruangan perlu meningkatkan kualitas dokumentasi asuhan
mempertahankan dan meningkatkan supervisi keperawatan.
yang telah ada dengan mengutamakan apa
yang disupervisi. Dimana alam pelaksanaan Peran pemimpin dalam manajemen konflik
supervisi yang menjadi target sasaran ketika (Marques & Huaton, 2012) adalah
melakukan supervisi yaitu kinerja perawat dan mengidentifikasi, komunikasi, role model dan
staf, kelengkapan dokumentasi, logistik sarana juga sebagai creative problem solving yang
dan prasarana, indikator mutu, personal dimasksudkan kerjasama untuk mendapatkan
perawat dan tempat. Hasibuan (2011) solusi memuaskan dengan diskusi pada waktu
mengungkapkan bahwa seorang manager dan tempat yang kondusif. Hubungan yang
dalam memimpin bawahannya harus mampu baik akan terjadi bila adanya komunikasi dan
memberikan doronga, pengarahan, bimbingan, koordinasi dalam melakukan fungsi
penyuluhan , pengendalian, keteladanan dan pengarahan, dimana komunikasi lisan dan
bersikap jujur serta tegas agar para tertulis menjadi hal yang sangat penting dalam
bawahannya mau bekerja sama dan bekerja penyampaian pesan. Komunikasi yang baik di
efektif untuk mewujudkan tujuan yang dalam sebuah organisasi akan membangun
dinginkan. interaksi diantara anggota organisasi baik pula
(Batch, Bannard & Widson, 2006). Hal itu
Terkait kinerja perawat dan staff, penilaian didukung oleh Chase (2010) yang menyatakan
kinerja merupakan sarana untuk memperbaiki kompetensi manajer ruang rawat lebih kepada
pegawai yang tidak melakukan tugasnya bagaimana membangun komunikasi efektif,
dnegan baik didalam organisasi. Fungsi mempertahankan perawat disiplin yang efektif
manajerial kepala ruang terhadap kinerja ketua dan pengambilan keputusan.
tim dengan tingkat keeratan yang kuat dengan
arah korelasi positif, artinya semakin baik Ketika perawat mengengemukakan peran
pelaksanaan fungsi manajerial kepala ruangan kepemimpinan, mereka harus menjadi efektif
maka akan semakin baik pula kinerja ketua tim baik dalam keterampilan komunikasi verbal
(Kuswanto & Subekti, 2011). maupun berkomunikasi telah tertuli (Kathleen,
2007) sehingga perawat berpraktik pada abad
Penelitian yang dilakukan Haryati et al (2013), ke 21 mereka harus cakap dalam
menunjukkan bahwa persepsi perawat berkomunikasi menggunakan teknologi
pelaksana tentang fungsi manajerial kepala termasuk komunikasi telepon seperti triase
ruangan mempengaruhi pelaksanaan telpon dan memiliki keterampilan komunikasi
pendokumentasian asuhan keperawatan komputer yang efektif (Kathleen, 2007)
diruang rawat inap. Hasil penelitian Malaha,
dkk (2012) didapatkan adanya hubungan yang Akhirnya sampai pada tahap dimana
signifikan antara fungsi pengendalian kepala koordinasi dengan profesi lain sangat
ruangan dengan pelaksanan manajemen diperlukan demi keberlangsungan suatu
asuhan keperawatan dan fungsi pengarahan pelayanan, berkoordinasi dengan tenaga
kepala ruangan dengan pelaksanaan kesehatan lainnya dalam rangka mmberikan
pendokumentasian asuhan keperawatan. arahan keperawatan yang berkualitas kepada
klien
Hasil penelitian diatas, bahwa
dokumentasiasuhan keperawatan yang
dilaksanakan oleh perawat pelaksana KESIMPULAN
diruangan tidak bisa lepas dari peranan Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat
manajeman yang dilaksanakan oleh kepala beberapa kesimpulan tentang gambaran arti
ruangan. Wirawan dkk (2013), supervisi dan makna pengalaman kepala ruang dalam
kepala ruangan diperluka terhadap menjalankan fungsi pengarahan di rumah sakit
pelaksanaan pendokumentasi asuhan di Banjarmasin dalam fungsi pengarahan yaitu
keperawatan yang sesuai dengan prinsip- 1) pendelegasian yang dilakukan secara
prinsip utama pendokumentasian. Sesuai berjenjang dengan memperhatikan aspek legal

9
2) pemberian motivasi dengan Keperawatan: Teori & Aplikasi. Edisi 4.
menyeimbangkan pemberian reward dan Jakarta: EGC.
punishment serta menyisipkan motivasi Monteiro, E. & Simbolon, S. (2014). Pola
spritual 3) supervisi dengan Penggunaan Waktu Kepala Ruang Untuk
mempertimbangkan mekanisme, tujuan, Menjalankan Fungsi Manajemen di
sasaran dan model supervisi. 4) Mengatasi Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Sumber
konflik dengan belajar dari pengalaman Waras Jakarta Barat. Nursing Current
sebelumnya 5) Melaksanakan komunikasi dan Journal (Internet), January, 2 (1) pp.1-10.
koordinasi dalam melakukan pengarahan. Available from:
<http://dspace.library.uph.edu//
123456789/2675> (Accessed 13th August
SARAN 2016)
Perlu penelitian lebih lanjut terkait variabel Novita et all (2012). Penguatan Peran dan
fungsi manajerial lain diluar fungsi Fungsi Manajemen Kepala Ruang
pengarahan serta dukungan dan hambatan Melalui Faktor Kepribadian dan Sosial
kepala ruang dalam mengelola ruang rawat, Organiasasi. Muhammadiyah Jornal of
dari segi motivasi material maupun motivasi Nursing. (Accessed 13th August 2016)
spiritual, kolaborasi dengan profesi lain Saparwati, et all. 2013. Pengalaman Kepala
ruang Dalam Mengelola Ruang Rawat
DAFTAR PUSTAKA Inap DI RSUD Ambarawa. Prosiding
Afiyanti, Y., & Rachmawati, I.N. (2014). Konfrensi Nasional PPNI Jawa Tengah
Metodologi Penelitian Kualitatif dalam 2013. (Accessed 14th August 2016)
Riset Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: Simamora, R.H. (2012). Buku Ajar
Rajawali Pers Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC
Chase, L.K. (2010). Nurse manager Siswanto (2012). Pengantar Manajemen.
competencies. Theses and Dissertations. Jakarta: Bumi Aksara
University of Iowa. Diunduh melalui Susilo, W.H., Kusumaningsih, C.I., Aima,
http://ir.uiowa.edu/ etd/2681/.(Accessed M.H. & Hutajulu, J. (2015). Riset
14th August 2016) Kualitatif dan Aplikasi Penelitian Ilmu
Creswell, J.W. (2014). Penelitian kualitatif dan Keperawatan: Analisis Data dengan
desain riset: memilih di antara lima Pendekatan Fenomenologi, Colaizzi dan
pendekatan. Edisi 3. Yogyakarta: Pustaka Perangkat Lunak N Vivo. Jakarta: TIM.
Pelajar Warsito, B.E. & Mawarni, A. (2007).
Depkes RI (2005). Pedoman pengembangan Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana
jenjang karir profesional perawat Tentang Fungsi Manajerial Kepala Ruang
Direktorat Bina Keperawatan. Direktoral Terhadap Pelaksanaan Manajemen
Jendral Bina Pelayanan Medik. Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat
Departemen Kesehatan RI Inap RSJD Dr. Amino Gondohutomo
Gillies, D.A. (1994). Nursing Management: A Semarang. Nurse Media Journal of
System Approach. Philadelphia: W. B. Nursing (Internet), 1 (1). Available from:
Saunders. Quated in: <http://id.portalgaruda.org/index.php?ref
Hatta, G.R (2008). Pedoman Manajemen =browse&
Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan mod=viewarticle&article=195214>
Kesehatan.Universitas Indonesia, Jakarta (Accessed 1st August 2016)
Huber, D.L. (2010). Leadership and Nursing Prasojo, S.(2005). Hubungan karakteristik dan
Care Management. 4th Edition. Missouri: motivasi dengan disiplin kerja perawat
Elsevier Health Sciences. pelaksana di ruang rawat inap RSUD
Kuswantoro & Subekti 2011. Pengaruh Batang. Tesis. Program Pasca Sarjana
Pelaksanaan Fungsi Manajerial Kepala FIK.UI tidak dipublikasikan.
Ruang Dalam Meode Penugasan Tim Wirawan (2009). Evaluasi Kinerja Sumber
Terhadap Kinerja Ketua Tim Di RSU Dr Daya Manusia: Teori, Aplikasi,
Saiful Anwar Malang, Jurnal Penelitian.Jakarta: Salemba Empat
Keperawatan
Marquis, B.L. & Huston, C.J.
(2013). Kepemimpinan dan Manajemen

10
*Lucia Andi Chrismilasari, S.Kep.,Ns. Dosen
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
**Dr. Yati Afiyanti, SKp.,MN. Dosen
Universitas Indonesia
***Yustan Azidin, Ns.,M.Kep. Dosen
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

11

Anda mungkin juga menyukai