PENDAHULUAN
Ketiga dewa tersebut dikenal dengan sebutan Tri Murti. Kitab suci agama Hindu
disebut Weda (Veda) artinya pengetahuan tentang agama. Pemujaan terhadap para
dewa-dewa dipimpin oleh golongan pendeta/Brahmana. Mereka mengenal pembagian
masyarakat atas kasta-kasta tertentu, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra.
Pembagian tersebut didasarkan pada tugas/ pekerjaan mereka.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai sejarah dan perkembangan
agama Hindu di India dan Indonesia. Mitologi tentang dewa-dewa yang dipercaya
pada zaman pertama kali berkembanganya agama hindu hingga sekarang.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami buat, dapat dirumuskan masalah
yang akan kami jelaskan dalam makalah ini:
1. Bagaimana penyebaran dan perkembangan Agama Hindu di dunia?
2. Bagaimana perkembangan Agama Hindu di Indonesia?
3. Bagaimana perkembangan Agama Hindu di India?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, dalam penulisan makalah ini
adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1. Untuk mengetahui penyebaran dan perkembangan Agama Hindu di Dunia
2. Untuk mengetahui perkembangan Agama Hindu di Indonesia
3. Untuk mengetahui perkembangan Agama Hindu di Iindia
BAB II
PEMBAHASAN
2
menyatakan dan mempelajari bahwa agama Hindu pernah berkembang di negara-
negara lain selain India antara lain sebagai berikut.
1. Agama Hindu di Mesir
Dari hasil suatu penggalian di Mesir didapatkan sebuah prasasti dalam
bentuk inskripsi berangka tahun 1280 sebelum Masehi, yang memuat syarat-
syarat suatu perjanjian antara Ramses II dengan bangsa Hittite. Dalam perjanjian
ini dinyatakan bahwa Maitrawaruna sebagai dewa kembar dalam Weda telah
dinyatakan sebagai saksi. Raja-raja Mesir di zaman dahulu memakai nama
Ramses I, Ramses II, Ramses III dan sebagainya. Nama Ramses sangat mirip
dengan nama Rama yang dianggap sebagai penjelmaan Dewa Wisnu. Selain itu
nama Maitrawaruna adalah nama dewa-dewa yang disebutkan di dalam Weda
atau dalam konsep ke-Tuhanan agama Hindu. Dari data ini dapat diperkirakan
bahwa kebudayaan yang dibawa oleh agama Hindu mempunyai pengaruh dan
pengikut di daerah ini.
2. Agama Hindu di Gurun Sahara Afrika
Para ahli geologi mengemukakan bahwasannya gurun Sahara adalah
sebuah dasar samudera yang telah mengering. Kalau kita perhatikan kata
“Sahara” dengan kata “Sagara” sangat mirip, sehingga diyakini bahwa nama
Sahara merupakan pengembangan dari kata Sagara. Bahwa pada waktu sahara
masih merupakan laut, penduduk di sekitarnya kebanyakan menggunakan nama
yang bernada sansekerta. Bahkan dikatakan bahwa mereka mempunyai
hubungan keluarga yang erat dengan penduduk negeri Kosala. Kosala adalah
nama Negara yang diceritakan dalam kitab Mahabharata. Agak jauh dari pantai
Timur Afrika terdapat sebuah pulau yang bernam Madagaskar. Di pulau ini
bayak nama-nama yang erat hubungannya dengan nama Rama.
3. Agama Hindu di Meksiko
Dalam buku The Maya Indians of Southern Yucatan, North and British
Honduras, karya T.W.F. Gann, halaman 56, atas dasar penyelidikannya
dinyatakan bahwa di Meksiko terdapat salah satu hari raya yang dirayakan oleh
penduduk, bertepatan dengan saat perayaan Nawaratri yang disebut hari raya
3
Rama Sita. Di samping itu dalam buku Harbilas Sarda’s Hindu
Superiority, karya Baron Humboldt, halaman 151, dijelaskan bahwa dari hasil
penggalian peninggalan sejarah di daerah ini didapatkan sejumlah patung-patung
Ganesha. Patung Ganesha erat sekali hubungannya dengan kebudayaan Hindu.
Di samping itu penduduk asli di daerah ini disebut Astika, merupakan penganut
yang meyakini ajaran Weda. Kata Astika erat sekali hubungannya dengan kata
Aztec, yaitu nama dai penduduk asli di daerahMeksiko.
4. Agama Hindu di Peru
Dalam buku Asiatic Researches, jilid I, halaman 426, dijelaskan bahwa
penduduk asli Peru disebut Inca. Di lingkungan orang-orang Inca ada suatu hari
raya tahunan yang dirayakan pada saat matahari berada pada jarak yang terjauh
dari khatulistiwa. Kata Inca mirip dengan kata ina yang kemungkinan besar
berasal dari kata ina (bahasa Sansekerta) yang berarti matahari. Suatu kenyataan
bahwa orang-orang Inca mengenal hari raya yang berhubungan dengan matahari.
Jadi mereka tergolong para pemuja Surya. Surya adalah nama lain dari Adhitya,
salah satu nama Dewa dalam Hinduisme.
5. Kenyataan yang berhubungan dengan Nama Kalifornia
Salah satu kitab Smerti Hindu yaitu dalam kitab Purana dikenal suatu cerita
tentang raja Sagara. Dikisahkan Raja Sagara dengan 60.000 putra-putranya di
bakar hancur menjadi debu oleh resi Kapila. Raja Sagara beserta putra-putranya
pergi ke Pata Loka yaitu negeri di balik bumi, dalam usahanya mencari kuda
persembahan untuk upacara Aswameda Yadnya (upacara korban kuda). Kuda
yang mereka cari ditemukan di dekat resi Kapila yang sedang melakukan tapa
brata yoga samadhi. Karena diganggu, maka resi kapila menjadi marah dan
dengan pandangan matanya mereka dibakar habis menjadi abu Patala Loka
berarti negeri di balik bumi, sedangkan negeri di balik bumi India adalah
Amerika. Nama Kalifornia sangat mirip dengan nama Kapila Aranya dan
mungkin sekali nama Kalifornia memang berasal dari nama Kapila Aranya.
Kemungkinan ini diperkuat dengan adanya kenyataan bahwa di California
4
terdapat cagar alam Taman Gunung Abu (Ash mountain park), demikian juga
sebuah pulau Kuda (Horse Island) di Amerika Utara.
6. Agama Hindu di Australia
Sebuah buku The Native Tribes of Central Australia, karangan Spencer
Gillen, halaman 1899, menguraikan bahwa di kalangan penduduk asli
Australia memilikisuatu tarian tradisional yang menggambarkan Siwa dan
disebut siwa dance atau tarian siwa. Tarian ini umum di kalangan penduduk
asli. Berdasarkan hasil penyelidikan secara teliti maka diketahui bahwa para
penarinya menggambari dahi mereka dengan simbul mata ketiga. Hal ini
merupakan bukti bahwa penduduk Australia sudah mempunyai kontak dengan
kebudayaan Hindu. Dalam kebudayaan Hindu, Dewa Siwa memakai mata ketiga
yang terletak di antara dua kening, yaitu disebut Trinetra atau Trikuta.
7. Agama Hindu di Afghanistan
Di Afghanistan telah ditemukan arca ganesa dari abad ke-5 M yang
ditemukan di Gardez, Afghanistan sekarang (Dargah Pir Rattan Nath, Kabul).
Pada arca tersebut terdapat tulisan ’’besar dan citra indah
mahavinayaka’’ disucikan oleh Shahi Raja Khingala. Arca Ganesa tersebut
menunjukkan bahwa agama hindu merupakan agama yang dianut oleh
masyarakat di Afghanistan pada abad ke-5 hingga abad ke-7. Di Kampuchea saat
ini terdapat taman wisata arkeologis angkor wat, yaitu kompleks kuil-kuil yang
terdiri dari angkor wat, bayon, dan banteay srey. Angkor Wat merupakan candi
Hindu yang dibangun sebagai penghormatan kepada Dewa Wisnu dan sebagai
simbol kosmologi Hindu. Angkor pernah menjadi kota suci tujuan para peziarah
dari seluruh kawasan Asia Tenggara.
8. Agama Hindu di Filipina
Bukti-bukti pengaruh Hindu di Filipina, yaitu dengan ditemukannya
prasasti tembaga laguna atau disebut juga keping tembaga laguna. Prasasti
tembaga laguna adalah dokumen tertulis pertama ditemukan dalam
bahasa Filipina. Piring itu ditemukan pada tahun 1989 oleh E. Alfredo
Evangelista di laguna de Bay, di Metroplex, Manila, filipina. Prasasti tersebut
5
bertuliskan tahun 822 saka. Dalam prasasti tersebut terdapat banyak kata dari
bahasa Sanskerta, Jawa Kuno, Malaya Kuno, dan Bahasa Tagalog Kuno.
1. Teori Brahmana
Teori Brahmana di kemukakan oleh Van Leur. Van Leur berpendapat bahwa
Agama Hindu di bawa oleh para Brahmana atau para pendeta ke Indonesia ia
berpendapat seperti itu karena para Brahmana lah yang mengetahui kitab weda.
Selain itu, kaum hrahmana yang bertanggungjawab dalam penyebaran agama
Hindu, termasuk ke Indonesia.
2. Teori Ksatria
Teori ksatria ini dikemukan oleh Majundar, Moekrji dan Nehru. Mereka
mengatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para prajurit India yang ingin
menaklukan Indonesia lalu menyebarkan agama hindu. Tetapi melihat eksistensi
kerajaan di Indonesia, tidak ada satupun kerajaan yang di bawah kekuasaan India,
6
walaupun pengaruh India dalam kerajaan Hindu di Indonesia sangat kuat, karena
bangsa Indonesia waktu itu menganut Agama Hindu.
3. Teori Waisya
Teori Waisya di kemukakan oleh Krom . Menurut Krom, Agama Hindu masuk
ke Indonesia di bawa oleh para pedagang atau golongan waisya, Buktinya banyak
pedagang dari India yang berdagang di indonesia lalu mereka menyebarkan
agama hindu di Indonesia. Teori ini memang kuat, karena sejak zaman dahulu,
bangsa-bangsa di nusantara di kenal sebagai pedangang dan pelaut ulung.
Sehingga interaksi antara pedagang di nusantara dengan pedang India sangat
memungkinkan.
4. Teori Sudra
Teori lainnya mengatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para budak atau
golongan sudra, mereka menyebarkan agama hindu karena ingin merubah nasib
mereka. Orang-orang Sudra yang merupakan golongan terbawah dalam strata
kasta Hindu masuk ke Indonesia untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Tapi, teori ini tidak terlalu kuat, karena secara rasional, pengaruh kaum Sudra
untuk menyebarkan Agama Hindu tidak terlalu besar dalam mempengaruhi
masyarakat di Nusantara
Teori arus balik ini menyatakan bahwa bangsa di Nusantara belajar agama
hindu di India lalu menyebarkan kembali di Indonesia. Teori ini kuat, tetapi
menurut catatan sejarah, orang-orang di nusantara baru belajar Agama Hindu ke
India (pusat Agama Hindu) setelah beberapa kerajaan di Nusantara menganut
Agama Hindu. Ini di buktikan dari sejarah kerajaan Sriwijaya, yang mengirim
beberapa orang untuk belajar Agama Hindu di India.
7
1. Kerajaan Kutai
2. Kerajaan Tarumanegara
di Bogor, Jawa Barat. Kerajaan ini berdiri pada tahun 450 Masehi. Rajanya yang
terkenal bernama Purnawarman.
8
Peninggalan sejarah dari kerajaan TarumaNegara berupa tujuh prasasti yang
ditulis dalam bahasa Sanskerta menggunakan huruf Pallawa, di antaranya Prasasti
Ciaruteun (terdapat jejak telapak kaki Purnawarman), Prasasti Kebon
Kopi, Prasasti Jambu,Prasasti Muara Cianten, Prasasti Tugu, Prasasti Pasir Awi,
dan Prasasti Lebak. Peninggalan sejarah yang lain adalah irigasi dari Sungai
Gomati, arca Wisnu Cibuaya I dan II, dan arca Rajarsi. Mata pencaharian
warganya sebagian besar penduduk adalah sebagai petani, peternak, nelayan, dan
pedagang. Raja Purnawarman berhasil membuat saluran air untuk mengairi lahan
pertanian dan mencegahbanjir.
(Prasasti Canggal)
3. Kerajaan Mataram
4. Kerajaan Kediri
9
Kerajaan Kediri terletak di tepi sungai Brantas, Jawa Timur, beribu kota
di Daha. Raja yang pernah memerintah Kerajaan Kediri adalah Bameswara
Jayabaya Sarweswara Aryyeswara Gandra, Kameswara, dan Kertajaya.
Raja Bameswaramemerintah tahun 1115 – 1130. Ia dikenal sebagaiRaden Panji
Asmarabangun dan permaisurinya Sri Kiranavatu atau Dewi Candra Kirana. Ia
menetapkan lambang kerajaan berupa Candrakapala (tengkorak bertaring).
Kisah perjalanan hidup tersebut ditulis oleh Mpu Darmaja dalam kitab
Smaradahana. Kediri mencapai puncak kejayaan pada masa Jayabaya yang
terkenal dengan ramalannya. Karya sastra dan pujangga yang terkenal adalah
Mpu Sedah dan Mpu Panuluh dengan Kitab Bharatayuda, Kitab Hariwangsa, dan
Kitab Gatutkacasraya.
5. Kerajaan Singasari
10
Ken Arok dinobatkan Brahmana sebagai penjelmaan Dewa Wisnu yang
menunjukkan Singasari adalah kerajaan Hindu. Kisah Ken Arok tertulis di
dalam Kitab Pararaton. Ken Arok memerintah sampai tahun 1227. Raja-raja yang
pernah berkuasa antara lain Sri Rajasa Sang Amurwahbumi (Ken
Arok), Anusapati (1227 – 1248 M), Tohjaya (1248M), Ranggawuni (1248 – 1268
M) dan Kertanegara (1268 – 1292 M). Singasari mencapai puncak kejayaan pada
masa Kertanegara. Ia pernah mengirimkan tentara ke Melayu dalam usaha
memperluas wilayah. Wilayah kekuasaannya mencapai Pahang, Melayu,
Kalimantan Barat, Maluku, dan Bali. Pengiriman tentara ini dikenal dengan
istilah Ekspedisi Pamalayu. Pada masa pemerintahannya, Raja Kubilai Khan dari
Cina pernah menyerang Kerajaan Singasari. Kertanegara tewas dalam
serangan Jayakatwang dari Kediri.
6. Candi Singasari
7. Kerajaan Majapahit
11
nama Majapahit. Kertarajasa memerintah dengan bijaksana sampai wafatnya
tahun 1309 M, kemudian digantikan oleh Jayanegara.
Semasa pemerintahan Jayanegara, keadaan menjadi kacau dan sering terjadi
pemberontakan, seperti pemberontakan Ranggalawe (1309), pemberontakan
Sora (1311), pemberontakan Nambi(1316), dan pemberontakan Kuti (1319). Pada
tahun 1328, Jayanegara wafat dan digantikan oleh adiknya yaitu Bhre Kahuripan
atau dikenal dengan gelar Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani. Pada
tahun 1350, beliau turun tahta dan digantikan oleh putranya yaituHayam Wuruk.
12
Candi Penataran di Blitar
13
Perkembangan agama Hindu selanjutnya, sejak ekspedisi Gajahmada ke
Bali (tahun 1343) sampai akhir abad ke-19 masih terjadi pembaharuan dalam
teknis pengamalan ajaran agama. Dan pada masa Dalem Waturenggong,
kehidupan agama Hindu mencapai jaman keemasan dengan datangnya
Danghyang Nirartha (Dwijendra) ke Bali pada abad ke-16. Jasa beliau sangat
besar dibidang sastra, agama, arsitektur. Demikian pula dibidang bangunan
tempat suci, seperti Pura Rambut Siwi, Peti Tenget dan Dalem Gandamayu
(Klungkung).
Pada mulanya Agama Hindu muncul di lembah sungai Sindhu di India sebelah
barat, tepatnya di Punyab, yaitu hulu sungai Sindhu yang bercabang lima. Menurut
pendapat Tilak, Wahyu Tuhan yang pertama telah diturunkan pada tahun 6000 SM.
Sumber pokok ialah kitab-kitab suci Hindu yang terhimpun dalam Weda Sruti,
Smerti, Itihasa, Upanisad dan sebagainya. Filsafat maupun kebudayaan yang tumbuh
14
di India bersifat religius dalam arti bernafaskan keagamaan dan agama Hindu
merupakan sumber kekuatan rohani yang menjiwainya.
Perkembangan agama Hindu dapat di ketahui dari kitab-kitab suci agama Hindu
yang terhimpun dan Veda Sruti, Veda Smrti, Itihasa, Upanisad dan sebagainya.
Perkembangan agama Hindu di India, berlangsung dalam kurun waktu yang sangat
panjang yaitu berabad-abad hingga sekarang. Perkembangan Hindu di India oleh
Radhakrisnan dibagi menjadi 4 (empat) periode. Keempat periode tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.
15
4. Bharadwaja
Selain Sapta Rsi dikenal dengan 29 Maharesi penerima wahyu yang
disebut dengan Nawavimsati Krtyasca Vedavyastha Maaharsihbih antara
lain: Swayambhu, Daksa, Usana, Aditya, Wrhaspati, Mrtyu, Indra, Wasistha,
Saraswata, Tridhatu, Tridrta, Sandyaya Akasa, Dharma, Triyaguna,
Dhanajaya, Kertayaya, Ranajaya, Gotama, Utamama, Parasara dan Vyasa.
Pada zaman Veda, dilanjutkan dengan penulisan dan penghimpunan
wahyu Veda lainnya, seperti Sama Veda, Yajur Veda, Athara Veda, yang
penulisannya mempunyai jarak waktu sangat jauh jika dibandingkan dengan
Rg Veda.
1. Rg Veda
Merupakan yang tertua dan terpenting. Isinya dibagi atas 10 mandala,
menunjukkan kebenaran yang mutlak. Mantramnya terdiri dari 10.552. di
ucapkan untuk mengundang, mendekatkan Tuhan Yang Maha Esa dan
manifestasinya yang dipuja agar hadir pada saat upacara. Pengucapan
mantra adalah pemimpin upacara yang disebut Hotr.
2. Sama Veda
Isinya hampir seluruhnya diambil dari Rg Veda kecuali beberapa nyanyian
pada waktu upacara dilakukan. Jumlah mantramnya terdiri dari 1875.
Penyampaian nyanyiannya diberikan lagu, yang di ucapkan oleh pemimpin
upacara yang disebut Udagar.
3. Yajur Veda
Terdiri dari 1975 mantra, berbentuk prosa yang isinya berupa Yajur atau
lafal dan doa, pengucapnya pemimpin upacara bernama Adwaryu pada saat
dilaksanakan suatu korban upacara.
4. Atharva Veda
Terdiri dari 5987 mantra berbentuk prosa yang isinya berupa mantra-
mantra dan kebanyakan bersifat magis, yang memberikan tuntunan hidup
sehari-hari berhubungan dengan keduniaan seperti tampak dalam sihir,
tenung, dan pedukunan.
2. Zaman Brahmana
Pada Zaman ini ditandai dengan munculnya kitab Brahmana sebagai bagian
dari Veda Sruti yang disebut karma kanda. Kitab ini memuat himpunan doa-doa
serta penjelasan upacara korban dan kewajiban-kewajiban keagamaan. Disusun
dalam bentuk prosa yang ditulis oleh bangsa Arya yang bermukiman di bagian
timur India Utara yaitu sungai Gangga. Jumlah kitab Brahmana banyak, antara
Lain:
1. Rg Veda
16
Memiliki dua jenis yaitu Aiteriya dan Kausitaki Brahmana.
2. Sama Veda
Memiliki kitab Tandya Brahmana yang dikenal dengan nama Panca
Wisma. Memuat legenda kuna yang dikaitkan dengan upacara korban.
3. Yajur Veda
Memiliki beberapa buah kitab antara lain Taitirya brahmana untuk
Yajur Veda Hitam atau Kresna dan Yajur Veda Putih atau Sukla.
4. Athara Veda
Memiliki Gopatha Brahmana.
Perkembangan agama Hindu pada Zaman Brahmana ini merupakan
peralihan dari Zaman Veda Samhita ke Zaman Brahmana, kehidupan Brahman
pada Zaman Brahmana ini ditandai dengan memusatkan keaktifan pada batin
atau rohani dalam upacara korban. Kedudukan kaum brahmana mendapatkan
perlindungan yang baik, karena dapat berpengaruh amat besar hal ini dapat
dilihat pada masa pemerintahan dinasti Chandragupta Maurya (322-298 SM) di
kerajaan Magadha berkat batuan Brahmana Canakya (Kautilya). Pada zaman
Brahmana timbul pula perubahan suasana yang bercirikan antara lain:
1. Korban atau yajna mendapatkan tekanan yang berat.
2. Para Pendeta menjadi golongan yang sangat berkuasa.
3. Munculnya perkembangan kelompok-kelompok masyarakat
dengan berjenis-jenis pasraman.
4. Dewa-dewa menjadi berkembang fungsinya.
5. Timbulnya kitab-kitab Sutra.
Ciri-ciri perkembangan kehidupan beragama pada Zaman
brahmana ini, hidup manusia dibedakan menjadi empat Asrama
sesuai dengan warna dan darmanya yaitu:
1. Brahmacari yaitu masa belajar mencari ilmu pengetahuan untuk
bekal menjalani kehidupan selanjutnya.
2. Grhastha yaitu tahap hidup berumah tangga dan menjadi keluarga.
3. Wanaprastha yaitu hidup menjadi penghuni hutan atau pertapa.
4. Sanyasin yaitu kewajiban hidup meninggalkan segala sesuatu.
3. Zaman Upanisad
Kehidupan agama Hindu pada zaman ini bersumber pada ajaran-ajaran kitab
Upanisad yang tergolong Srurti dijelaskan secara filosofi. Konsepsi terhadap
keyakinan panca sradha dijadikan titik tolak pembahasan oleh para arif bijaksana
dan para rsi.
Melalui Upanisad yaitu duduk dekat dengan guru untuk menerima wejangan-
wejangan suci yang bersifat rahasia, ajaran-ajaran tersebut di berikan kepada
murid-muridnya yang setia dan patuh. Tempat berguru dilaksanakan dengan
17
sistem Pasraman, yaitu secara terbatas di hutan. Ajaran Upanisad disebut
Rahasiopadesa atau Aranyaka yang berarti ajaran Rahasia yang di tulis di hutan.
Mengenai inti pokok dan isi Upanisad yang diberikan, adalah pembahasan hakikat
Panca Sradha Tatwa.
Jumlah semua kitab Upanisad ada 108 buah dan tiap Veda Samhitha
mempunyai Upanisad sendiri, antara lain:
- Rg Veda mempunyai:
Aitareya Upanisad
Kausitaki Upanisad
- Sama Veda mempunyai:
Chandogya Upanisad
Kena Upanisad
Maitreyi Upanisad
- Yajur Veda mempunyai:
Taitriyaka Upanisad
Svetasvatara Upanisad
Kausika Upanisad
Brhadaranyaka Upanisad
Jabala Upanisad
- Atharva Veda mempunyai:
Prasna Upanisad
Mandukya Upanisad
Atharwasira Upanisad
Tuntunan-tuntunan keagamaan pada Zaman Upanisad diarahkan untuk
meninggalkan ikatan dan kembali ke asal sebagai tujuan akhir mencapai moksa
untuk menyatu pada Brahman.
Sistem hidup kerohanian melalui pasraman-pasraman itu, kemudian
menimbulkan munculnya berbagai aliran filsafat keagamaan, yang masing-
masing mencari dan menunjukan cara atau jalan pencapaian moksa itu. Aliran
filsafat yang timbul keseluruhannya dapat dikelompokkan menjadi 9 yang disebut
Nawa Darsana terdiri dari:
Kelompok Astika yang juga disebut Sad Darsana meliputi:
1. Nyaya
2. Waesisika
3. Mimansa
4. Samkya
5. Yoga
6. Wedanta
Kelompok Nastika meliputi:
18
1. Budha
2. Carvaka
3. JainaWiracarita (600 SM-200 M)
Zaman wiracarita meliputi masa perkembangan kitab-kitab Upanisad dan
perkembangan sistem filsafat (darsana) selanjutnya dan munculnya kitab
wiracarita Ramayana dan Mahabarata sebagai konsepsi baru yang mengajarkan
nilai-nilai kepahlawanan dan kebenaran (dharma).
Kitab Ramayana dan Mahabharata sebagai epos yang besar menyebarkan
cita-cita baru mengenai kepahlawanan, kedewataan dalam hubungannya dengan
insani mencapai kebenaran dan kebahagiaan hidup yang sejati.
Zaman wiracarita ditandai dengan timbulnya banyak pemikir-pemikir dan
filosof-filosof yang mengembangkan ajaran-ajaran filsafat, dengan bermacam
aliran. Pada satu pihak timbul aliran yang non theistis yaitu aliran yang tidak
membahas masalah Tuhan maupun dewa-dewa seperti jainan dan budha. Sedang
pada pihak lain muncul pula aliran theistis yang mengakui dan membahas
masalah Tuhan sepertti Bhagawadgita dan kitab-kitab Upanisad lainnya.
Disamping itu pada zaman ini muncul pula aliran filsafat seperti yang dikenal
dengan Sad Darsana (enam filsafat). Yang menonjol adalah timbulnya dua epos
besar yang terkenal sampai saat ini ialah Ramayana dan Mahabharata disamping
kitab Bhagawadgita sebagai bagian dari Mahabharata. Kitab Ramayana secara
garis besar isinya adalah pertempuran antara Rama dari kerajaan Ayodya melawan
Rahwana dari Alengka. Juga diuraikan tentang dasar-dasar kepemimpinan (asta
brata) dan cara-cara mencapai kemakmuran Negara. Sedangkan Mahabharata
membahas tentang perang saudara antara Pandawa dan Kaurawa. Mahabharata
terbagi dalam 18 bab yang disebut parwa.
Bhagawadgita membahas tentang jalan bhakti (penyerahan diri), karma (jalan
kerja), jnana (jalan ilmu pengetahuan), dan yoga (penyatuan diri dengan jalan
Samadhi), disamping juga memabahas pramatma (Tuhan), purusa (jiwa), dan
prakrti yaitu yang bukan jiwa atau atas serba kebendaan.
Zaman ini ditandai oleh munculnya kitab-kitab yang memuat penjelasan
uraian dan komentar-komentar terhadap kitab weda dan mantra-mantra dalam
bentuk prosa yang disusun secara singkat dengan maksud agar dapat dengan
mudah dihafal dan mudah dipergunakan sebagai buku pegangan.
Yang menonjol pada zaman sutra ini adalah munculnya Kaipasutra yang
membahas tentang yadnya yaitu cara-cara melaksanakan upacara korban suci.
Kemudian timbul Dharma sutra yaitu sutra-sutra yang membahas tentang
pengertian dharma, yang meliputi tugas dan kewajiban umat manusia
sebagaimana yang diuraikan didalam kitab-kitab weda. Disamping itu timbul juga
sutra-sutra yang menjadi sumber sistem filsafat yang timbul kemudian.
19
Zaman scholastik sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan zaman sutra-
sutra. Zaman ini ditandai dengan lahirnya pemikir-pemikir besar sebagai
umpamanya Sankara, Ramanuja, dan Madhwa. Pemikir-pemikir ini menulis
kembali ajaran-ajaran terdahulu, dengan menyusun serta memberi interpretasi dan
pengembangan-pengembangan baru, seperti misalnya ajaran adwaita,
wasistadwaita, sistem saiwa sidhanta, pratyabijna, ajaran sakti dan lain-lain.
Adwaita berpangkal pada ajaran bahwa tidak ada dualism, jadi tidak ada
sesuatu yang nyata yang lepas dari roh yang mutlak yaitu Brahman. Ajaran
wasistadwaita berpangkal pada tiga kenyataan yang tertinggi yaitu Iswara
(Tuhan), jiwa (cit), dan benda (acit). Hanya Tuhan (Iswara) yang bebas, sedang
yang lainnya tergantung pada Tuhan. Ajaran dwaita berpangkal pada kenyataan
yang berbeda (dualis) yaitu yang tidak nyata (Tuhan) dan yang nyata (serba
benda) yang seluruhnya bergantung pada Tuhan.
Mitologi dewa pada zaman Veda menampilkan beberapa cerita mengenai
dewa dewa yang dipandang populer. Adanya uraian tentang mitologi dewa dewa
itu diharapkan akan dapat memperjelas pengetahuan tentang ajaran Ketuhanan.
Dewa dewa yang dimaksud antara lain:
A. Dewa Agni
Dalam Kitab Veda, sangat banyak dijumpai pemujaan terhadap Dewa
Agni terutama dalam Reg Veda. Penampilannya yang selalu dihubungkan
dengan upacara api karena sesuai dengan wujudnya digambarkan berambut
nyala api, berdagu tajam, bergigi emas dan kepalanya selalu bersinar. Dalam
Kitab Mahabratha, Dewa Agni diceritakan sebagai dewa yang membakar
hutan Kandhawa dan dalam Kitab Ramayana diceritakan Dewa Agni
mengawini Svaha dan mempunyai tiga orang putra yaitu Pavaka, Pavamana
dan Suchi.
Dewa Agni dipandang sebagai dewa yang amat dermawan kepada para
pemuja-Nya dan memberkahi mereka dengan bermacam macam karunia
misalkan kebahagiaan dalam rumah tangga. Di dalam Kitab Veda terdapat
mantra yang diucapkan untuk memuliakan Dewa Agni yang mempunyai
terjemahan "Atas karunia Agni setiap hari, dunia kiri mendapatkan
kemakmuran yang menyebabkan adanya kekuatan, jasa dan kepahlawanan
yang mulia.
B. Dewa Indra
Keberadaan Dewa Indra dalam kitab suci Veda adalah yang paling
dominan. Disebutkan hampir sekitar 250 mantra mengagungkan Dewa Indra
dalam Veda. Pada zaman purana, posisinya lebih menonjol sebagai dewa
Kahyangan (surga). Ia menjadi saksi agung setiap perbuatan manusia karena
Ia memiliki seribu mata (Sahasraksa). Dewa Indra dikenal sebagai Dewa
20
Perang yang mengalahkan tiga benteng musuh dalam masa itu. Kendaraan
Dewa Indra adalahGajah Airavata dan istrinya bernama Sachi atau Indrani.
C. Dewa Rudra
Dewa Rudra diidentikkan dengan Dewa Siva (Siva Rudra). Dewa
Rudra digambarkan sebagai laki laki bertubuh besar, perutnya berwarna biru
dan punggungnya berwarna merah. Kepala-Nya berwarna biru dan lehernya
berwarna putih serta memiliki kulit yang coklat kemerah merahan.
Rambutnya panjang terurai dan seluruh tubuhnya memancarkan cahaya
keemasan.
Dari karakternya tampak angker dan menakutkan, namun hatinya
lembut dan maha pengasih. Ia menjadi dukunnya pada dukun dengan berjenis
jenis pengobatan yang dimilikinya. Oleh karena itu, ia diberi julukan Jalasa
Bhesaya.
D. Dewa Varuna
Dewa Varuna digambarkan sebagai laki laki berwajah rupawan
berwarna putih yang mengendarai monster laut yang bernama Makara
(Gajahmina) yang berupa binatang laut campuran antara kitang dan ikan.
Dewa Varuna merupakan dewa yang menguasai hukum alam semesta atau
Rta. Istri Dewa Varuna bernama Dewi Varuni yang tinggal di Istana mutiara.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan agama hindu di
india dan juga di indonesia. Pada awalnya perkembangan agama hindu di india
pertama kali berkembang di lembah sungai shindu di india dan pada hakekatnya
perkembangan agama hindu di india dibagi dalam 4 fase yaitu jaman weda, jaman
brahmana, jaman upanisad dan jaman budha. Sedangkan perkembangan agama hindu
di indonesia dihadapkan pada 4 teori diantaranya teori brahmana, teori ksatria, teori
Waisya, teori sudra dan teori arus balik. Perkembangan agama hindu di indonesia
berasal dari para pedagang india yang berdagang di indonesia. Dari kegiatan
berdagang antara india dan indonesia mulailah berkembangnya agama hindu di
indonesia. Selain dari kontak dagang antara pedagang india dan indonesia,
perkembangan agama hindu di indonesia juga dapat dibuktikan dari peninggalan
benda bersejarah yang ada di indonesia diantaranya yaitu tujuh buah yupa yang
menjadi tempat pemujaan yang ditujukan kepada dewa siwa yang berada di kerajaan
kutai di kalimantan timur. Agama hindu juga berkembang di jawa barat dengan
ditemukannya 7 buah prasasti yang menunjukkan bahwa raja purnawarman beragama
hindu dan telapak kakinya disamakan dengan telapak kaki dewa wisnu. Di jawa
tengah perkembangan agama hindu di buktikan dengan ditemukannya prasasti tukmas
yang mengguunakan atribut dewa tri murti. Selanjutnya dalam prasasti canggal yang
memuat adanya pemujaan pada dewa wisnu, dewa brahma dan dewa siwa sebagai tri
murti.
Pada abad ke-13 dengan berakhirnya kejayaan singosari lalu muncul kerajaan
majapahit. Pada puncak kejayaan kerajaan majapahit juga merupakan masa gemilang
kehidupan dan perkembangan agama hindu yang dibuktikan dengan berdirinya candi
penataran, yaitu bangunan suci hindu terbesar di jawa timur dan munculnya buku
negarakertagama. Agama hindu juga berkembang di bali pada abad ke-8 yang
dibuktikan dengan adanya arca siwa dan pura putra bhatara desa bedahulu. Dalam
lontar juga dijelaskan bahwa agama hindu berkembang di bali karena adanya
22
pengaruh dari empu kuturan. Agama hindu di bali mencapai puncak keemasannya
dengan datangnya danghyang nirartha ( dwijendra ) pada abad ke-16.
3.2 Saran
Dari makalah diatas saran yang dapat disampaikan oleh penulis dalam
pembuatan makalah ini yakni dalam pembuatan makalah kurangnya sumber buku
yang kami dapat selain itu semoga dari makalah ini dapat membantu para pembaca
agar dapat mengetahui sejarah perkembangan agama hindu di india dan indonesia.
23
Daftar Pustaka
http://www.materibelajar.id/2016/06/sejarah-perkembangan-agama-hindu.html diakses :
14 Maret 2017
http://www.artikelsiana.com/2014/11/sejarah-sejarah-agama-hindu-lahir-
perkembangan.html diakses : 14 Maret 2017
Jhonarendra, 23 September 2013 “Sejarah Perkembangan Agama Hindu di India”,-
24