Anda di halaman 1dari 1

BAB IV

JURNAL PEMBANDING

4.1. Jurnal Pembanding 1


Jurnal pembanding pertama berjudul “Perbandingan antara antigen spesifik prostat dan
asam fosfatase untuk mendeteksi air mani pada penyeka vagina dari wanita yang diperkosa”
yang ditulis oleh Vichan Peonim, M.D., Assistant Professor, Wisarn Worasuwannarak, M.D.,
Kanchana Sujirachato, Ph.D., Somsri Teerakamchai, Cert.MLP., Smith Srisont, M.D., Jitta
Udnoon, M.D., Ubon Chudoung, B.Sc dan diterbitkan oleh Journal of Forensic and Legal
Medicine pada tahun 2013. Hal yang melatarbelakangi ditulisnya jurnal ini ialah untuk
membandingkan efektivitas tes antigen prostat spesifik (PSA) dan tes asam fosfatase (AP) untuk
deteksi air mani pada sampel vagina manusia dari wanita yang mengalami kasus kejahatan
seksual.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa deteksi PSA dengan uji immunokromatografi
lebih baik daripada deteksi AP dengan uji enzimatik. Namun, menggabungkan tes AP-PSA lebih
baik daripada tes AP tunggal atau tes PSA tunggal. Dari penelitian ini, tes PSA memiliki
sensitivitas yang lebih baik dan nilai prediktif negatif, dan tes AP memiliki spesifisitas yang lebih
baik dan nilai prediksi positif. Sementara tes AP memiliki hasil positif palsu dan prosedur yang
rumit, tes PSA memiliki hasil positif palsu yang lebih rendah dan lebih nyaman. Secara
keseluruhan, menggunakan tiga tes ini bersama-sama (AP, PSA, dan deteksi spermatozoa)
direkomendasikan sebagai alat forensik untuk penyelidikan apusan vagina (vaginal swab) korban
perkosaan.

4.2. Jurnal Pembanding 2


Jurnal pembanding kedua berjudul “Kekuatan dari sperma dan Pengembangan dari
Waktu Sejak Hubungan Seksual dalam Kasus-Kasus Kejahatan Seksual di Ilmu Forensik
Irlandia, Dublin, Irlandia” yang ditulis oleh David G. Casey, Ph.D., Katarina Domijan, Ph.D.,
Sarah MacNeill, B.Sc., Damien Rizet, M.Sc., Declan O’Connell, B.Sc., Jennifer Ryan, Ph.D dan
diterbitkan oleh Journal of Forensic Sciences pada tahun 2016. Hal yang melatarbelakangi
ditulisnya jurnal ini ialah untuk mengetahui kekuatan sperma menggunakan analisis mikroskopis
konfirmatif, persistensi sperma dengan ekor, waktu sejak hubungan seksual (TSI) analisis, dan
hasil dari reaksi asam fosfatase (AP) dari sekitar 5581 swab diambil dari sekitar 1450 kasus
kekerasan seksual disajikan.
Kumpulan data besar yang disajikan di sini memberikan ketepatan yang lebih besar
dalam menetapkan harapan probabilistik selama penilaian pendahuluan, memutuskan pendekatan
forensik yang bijaksana untuk pemeriksaan penyerangan kejahatan seksual dan sebagai
akibatnya keyakinan yang menjadi lebih besar untuk presentasi pendapat ahli evaluatif ke
pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai