Anda di halaman 1dari 16

PENGEMBANGAN DESA SIAGA AKTIF

UPTD PUSKESMAS BENTENG KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2018

KARYA TULIS BERUPA TINJAUAN ATAU ULASAN ILMIAH DENGAN GAGASAN


SENDIRI DALAM

BIDANG KESEHATAN YANG TIDAK DIPUBLIKASIKAN TETAPI


DIDOKUMENTASIKAN PADA

PERPUSTAKAAN INSTANSI YANG BERSANGKUTAN

OLEH :

NOVI ANGGERAINI ,SKM

NIP. 1981 0924 200604 2005

UPTD PUSKESMAS BENTENG KABUPATEN BANGKA TENGAH

TAHUN 2018

1
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL MAKALAH : PENGEMBANGAN DESA SIAGA AKTIF DI UPTD PUSKESMAS BENTENG


KABUPATEN BANGKA TENGAH

TELAH DIDOKUMENTASIKAN DI PERPUSTAKAAN UPTD PUSKESMAS BENTENG KABUPATEN


BANGKA TENGAH

BENTENG, 31 DESEMBER 2018

KASUBAG TU UPTD PUSKESMAS BENTENG

SULASTI , SKM

NIP.198406262006042007

MENGETAHUI,

UPTD KEPALA PUSKESMAS BENTENG

dr. DIANING KISWARI

NIP. 1984 0110 2009003 2002

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdullilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “
PENGEMBANGAN DESA SIAGA AKTIF UPTD PUSKESMAS BENTENG KABUPATEN BANGKA
TENGAH. “

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Meskipun demikian, sebagai penyusun
makalah penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan benar.

Akhir kata penulis sampaikan terima kasih pada semua pihak yang ikut dalam
membantu menyelesaikan tugas ini. Kritik dan saran selalu penulis harapkan dalam
kesempurnaan makalah ini.

Benteng, 31 Desember 2018

Penulis

3
DAFTAR ISI
Hal

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................1

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................2

KATA PENGANTAR..........................................................................................3

DAFTAR ISI......................................................................................................4

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................5


B. Rumusan Masalah........................................................................6
C. Tujuan ..........................................................................................7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Desa Siaga Aktif..............................................................8


B. Pelayanan Kesehatan Dasar ..............................................................8
C. Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan
UKBM.................................................................................................9
D. Perilaku Hidup Bersih dan sehat........................................................9
E. Kriteria...............................................................................................10
F. Pendekatan .......................................................................................11
G. Persiapan...........................................................................................11
H. Penyelenggaraan...............................................................................11

BAB III PEMBAHASAN....................................................................................12

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN................................................................................15
B. SARAN..........................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................16

4
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Visi pembangunan nasional tahun 2005-2025 sebagaimana ditetapkan


dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025 adalah “
Indonesia yang Mandiri , Maju, Adil, dan Makmur.” Untuk mewujudkan visi
tersebut ditetapkan 8 ( delapan ) arah pembangunan jangka panjang,yang salah
satunya adalah mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
Pembangunan kesehatan juga tidak terlepas dari komitmen Indonesia
sebagai warga masyarakat dunia untuk ikut merealisasikan tercapainya
Millenium Development Goals ( MDGs). Dalam MDGs tersebut, kesehtan
dapat dikatakan sebagai unsur dominan, karena dari delapan agenda MDGs
lima di antaranyaberkaitan langsung dengan kesehatan, dan tiga yang lain
berkaitan secara tidak langsung .

Dalam dasawarsa 1970an-1980an , pemerintah telah berhasil


menggalang peran aktif dan memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan
melalui gerakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa ( PKMD ). Pada
saat itu, seluruh sektor pemerintahan yang terkait,organisasi kemasyarakatan ,
dunia usaha ,serta para pengambil keputusan dan pemangku kepentingan (
stakeholders ) lain.bahu membahu menggerakkan ,memfasilitasi dan
membantu masyarakat di desa dan kelurahan auntuk membangun kesehatan
mereka sendiri.
Masa kejayaan PKMD itu hendak diulang dan dibangkitkan kembali
melalui gerakan pengembangan dan pembinaan Desa Siaga yang sudah
dimulai pada tahun 2006.yaitu dengan ditetapkan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 564/menkes/sk/VII/2006 tentang pedoman pelaksanaan
Pengembangan Desa siaga sampai dengan tahun 2009 tercatat 42.295 desa dan
kelurahan ( 56,1 % ) dari 75.410 desa dan Kelurahan yang ada di Indonesia

5
Telah memulai upaya mewujudkan Desa Siaga dan kelurahan
siaga.Namun demikian , banyak dari antaranya yang belum berhasil
menciptakan Desa Siaga atau Kelurahan Siaga yang sesungguhnya , yang
disebut sebagai Desa Siaga Aktif atau Kelurahan Siaga Aktif.Hal ini dapat
dipahami, karena pengembangan dan pembinaan Desa Siaga dan Kelurahan
Siaga yang menganut konsep pemberdayaan masyarakat memang memerlukan
suatu Proses.
Undang-undang Republik Indonesia nomor 32 rahun2004 tentang
Pemerintahan daerah mengamanatkan adanya urusan pemerintahan yang
menjadi urusan wajib pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten fdan
pemerintah kota. Salah satu dari antara sejumlah urusan wajib tersebut adalah
penanganan bidang kesehatan.Dengan demikaian , jelas bahwa pengembang
Desa dan kelurahan siaga Aktif merupakan salah satu urusan wajib yang harus
diselenggarakan oleh pemrintah Kabupaten dan pemerintah Kota.

Pemerintah Kabupaten dan pemerintah kota harus berperan aktif dalam


proses pemberdayaan masyarakat desadan kelurahan di wilayahnya, agar
targetcakupan desa dan kelurahan siaga aktif dapat dicapai.Namun demikian
berperan aktif bukan berarti bekerja sendiri. Bagaimana pun,dalam kerangka
negara kesatuan Republik Indonesia baik, pemerintah provinsi maupun
pemerintah ( pusat ) memiliki juga tanggung jawab dan perannya dalam
menyukseskan pembangunan kesehatan masyarakat desa dan kelurahan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah “ BAGAIMANA


PENGEMBANGAN DESA SIAGA AKTIF DI UPTD PUSKESMAS BENTENG
KABUPATEN BANGKA TENGAH ? “

6
C. TUJUAN
1. Mengetahui Desa dan Kelurahan Siaga Aktif di setiap tingkat Pemerintahan.
2. Mengetahui pelayanan kesehatan dasar.
3. Mengetahui pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKBM
4. Mengetahui PHBS yang harus dpraktikan oleh masyarakat di Desa dan
kelurahan Siaga Aktif .

7
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah bentuk pengembangan dari


Desa siaga yang telah dimulai sejak tahun 2006. Desa atau Kelurahan
Siaga Aktif adalah desa atau yang disebut dengan nama lain atau
kelurahan , yang :
1. Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan
dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos kesehatan
Desa ( Poskesdes ) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut
seperti ; Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu ( Pustu ) , Pusat
kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ) atau sarana kesehatan lainnya.
2. Penduduknya mengembangkan UKBM dan melaksanakan surveilans
berbasis masyarakat ( Meliputi Pemantauan penyakit , kesehatan ibu ,
anak , gizi,lingkungan dan perilaku ).kedaruratan kesehatan dan
penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga
masyarakatnya menerapakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat/PHBS .

Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka Desa atau Kelurahan Siaga


aktif memiliki komponen (1) Pelayanan Kesehatan Dasar, (2 ) Pemberdayaan
masyarakat melalui pengembangan UKBM dan mendorong upaya surveilans
berbasis masyarakat.Kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana
serta penyehatan lingkungan,(3) Perilaku Hidup Bersih dan sehat ( PHBS ).

B.Pelayanan Kesehatan Dasar

Pelayanan kesehatan bagi masyarakat di desa siaga aktif


diselenggarakan melalui berbagai UKBM, serta kegaitan kader dan
masyarakat. Pelayanan ini selanjutnya didukung oleh sarana-sarana kesehatan
yang ada seperti Puskesmas pembantu ( pustu ) ,Puskesmas, dan rumah
sakit.Teknis pelaksanaan pelayanan mengacu kepada petunjuk-petunjuk teknis
dari kementrian kesehatan dengan pengawasan dan bimbingan dari
puskesmas.
Pelayanan kesehatan dasar adalah pelayanan primer , sesuai dengan
kewenangan tenaga kesehatan yang bertugas.Pelayanan kesehatan dasar
berupa : (1 ) pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, ( 2) pelayanan kesehatan
untuk ibu menyusui ( 3 ) Pelayanan kesehatan untuk anak serta ( 4 ) Penemuan
dan penanganan penderita penyakit.

B. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan UKBM


Pemberdayaan masyarakat terus diupayakan melalui pengembangan
UKBM yang ada di desa. Kegiatan difokuskan kepada upaya surveilans
berbasis masyarakat. Kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana
serta penyehatan lingkungan.

Kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana adalah upaya –


upaya yang dilakukan oleh masyarakat dalam mencegah dan mengatasi
bencana dan kedaruratan kesehatan, dengan berpedoman kepada petunjuk
teknis dari Kementrian Kesehatan. Kegiatan-kegiatannya berupa : (1 )
Bimbingan dalam pencarian tempat yang aman untuk mengungsi, (2 ) Promosi
kesehatan dan bimbingan mengatasi masalah kesehatan akibat bencana dan
mencegah faktor0faktor penyebab masalah, (3) Bantuan / fasilitasi pemenuhan
kebutuhansarana sanitasi dasar ( air bersih, jamban , pembuangan sampah /
limbah dan lain-lain ) di tempat pengungsian, (4 ) Penyedian relawan yang
bersedia mmenjadi donor darah ( 5 ) Pelayanan kesehatan bagi pengungsi.

C. Perilaku Hidup bersih dan Sehat ( PHBS )


Masyarakat di desa wajib melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat ( PHBS ) . PHBS adalah sekumpulan perilkau yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang
,keluarga atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri ( mandiri ) di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat.

9
PHBS yang harus dipraktikkan oleh masyarakat di Desa Siaga Aktif
ada 13 tetapi untuk mengukur keberhasilan pembinaan PHBS di rumah
tangga digunakan 10 indikator , ditatanan rumah tangga kepala Rumah
tangga harus menjadi panutan dan mendorong anggota rumah tangganya
untuk memprakttikan PHBS,Ia juga bertanggung jawab untuk mengupayakan
sarana dan kemudahan bagi diprakttikan PHBS di Rumah Tangga.

Di tatanan Institusi kesehatan seperti Pustu, Puskesmas, klinik, Rumah


Sakit, dan lain-lain, pemilik/pengelola dan para petugasnya merupakan
panutan dan mendorong pasien dan pengunjung lain dalam mempraktikkan
PHBS.Mereka juga bertanggung jawab untuk mengupayakan sarana dan
kemudahan bagi dipraktikkannya PHBS di Institusi Kesehatan.

D. KRITERIA
Untuk menjamin kemantapan dan kelestarian , pengembangan Desa
dan Siaga Aktif dilaksankan secara bertahap, dengan memperhatikan kriteria
atau unsur-unsur yang harus di penuhi yaitu :
a. Kepedulian pemerintah desa dan pemuka masyarakat terhadap desa
siaga aktif yang tercermin dari keberadaan dan keaktifan forum
desa dan kelurahan..
b. Keberadaan kader pemberdayaan masyarakat/ kader teknis desa
siaga aktif
c. Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar
yang buka atau memberikan pelayanan setiap hari.
d. Keberadaan UKBM yang dapat melaksanakan ( a) surveilans
berbasis masyarakat, ( b) penanggulangan bencana dan kedaruratan
kesehatan ( c ) penyehatan lingkungan.
e. Tercakupnya pendanaan untuk pengembangan desa dan kelurahan
siaga aktif dalam anggaran pembangunan desa serta dari
masyarakat dan dunia usaha.
f. Peran serta aktif masyarakat dan organisasi kemasyarakat dalam
kegiatan kesehatan di desa siaga aktif.

10
g. Peraturan di tingkat desa yang melandasi dan mengatur tentang
pengembangan desa siaga aktif.
h. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) di Rumah
Tangga di desa.

E. Pendekatan
a. Urusan wajib pemerintah kabupaten dan pemerintah kota
b. Dukungan kebijakan di tingkat desa dan kelurahan
c. Integrasi dengan program pemberdayaan masyarakat

F. Persiapan
Dalam rangka persiapan untuk pengembangan desa siaga aktif perlu
dilakukan sejumlah kegiatan yang meliputi : Pelatihan fasilitator, pelatihan
petugas kesehatan , analisis situasi perkembangan desa dan kelurahan
siaga aktif, penetapan kader pemberdayaan masyarakat, serta pelatihan
kader pemberdayaan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan.

G. Penyelenggaraan
Kepala desa dan perangkat desabersama badan permusyawaratan desa (
BPD ) adalah penyelenggara pemerintah desa. Oleh karena itu, kegiatan
memfasilitasi masyarakat menyelenggarakan pengembangan desa atau
kelurahan siaga aktif, yang merupakan tugas dari kader pemberdayaan
masyarakat / KPM dan kader kesehatan , harus mendapat dukungan dari
kepala desa / lurah dan BPD ,perangkat desa serta lembaga
kemasyarakatan yang ada.
BAB III
PEMBAHASAN

Desa atau kelurahan siaga aktif UPTD Puskesams Benteng memiliki lima ( 5 ) desa
siaga aktif yang masing –masing desa / kelurahan yang sudah memiliki forum masyarakat
atau melakukan rapat berkala ( minimal 4 kali setahun ) untuk pemantauan perkembangan
desa atau kelurahan siaga aktif ,adapun tugas dari Forum desa dan kelurahan Siaga Aktif
tingkat desa atau kelurahan adalah :

1. Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan desa.
2. Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya sumber-sumber
pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan desa atau kelurahan siaga aktif.
3. Melakukan analisi masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan desa/kelurahan.
4. Melakukan bimbingan pembinaan rapat secara berkala minimal 4 kali setahun,
fasilitasi, pemantauan, dan evaluasi terhadap pengelolaan kegiatan dan kinerja
kader-kader pemberdayaan desa / kelurahan secara berkesinambungan.
5. Menggerakan dan mengembangan partipasi, gotong royong, dan swadaya
masyarakat dalam mengembangkan desa atau kelurahan siaga aktif.
6. Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan desa
7. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada kepala desa/ lurah dan ketua
Forum desa atau kelurahan siaga aktif tingkat kecamatan.

Forum Desa Siaga Aktif masing –masing desa mempunyai susunan sebagai
berikut :

a. Ketua : Kepala Desa


b. Wakil Ketua /sekretaris
c. Anggota : Perangkat Pemerintah desa/kelurahan, unsur lembaga
kemasyarakatan seperti TIM Penggerak PKK, Organisasi Agama dan Gerakan
Pramuka,KPM desa, kader kesehatan dan tokoh masyarakat.

12
Setiap Desa Sudah memiliki kader pemberdayaan masyarakat/ kader kesehatan desa
minimal 2 orang. . Begitu juga dengan ada akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
dasar yang memberikan pelayanan setiap hari, masing –masing desa sudah memiliki
posyandu balita, posyandu Usila, Posbindu PTM dan UKBM lainya.

Sementara untuk dukungan dana untuk kegiatan kesehatan di desa disiapkan dari dana
pemerintah desa( Anggaran Pendapatan dan belanja daerah Desa ) / APBDes , masyarakat
dan dunia usaha, serta ada peran aktif masyarakat dan sumber –sumber pendanaan lain yang
tidak mengikat dan sesuai denagn perundang-undangan yang berlaku.

Masing –masing desa siaga aktif mempunyai SK Desa Siaga atau peraturan kepala
desa , dan juga pembinaan PHBS di rumah tangga.Standar Pelayanan Minimal ( SPM )
UPTD Puskesmas Benteng tahun 2018 sebagai berikut :

1. Persentase ibu hamil mendapat pelayanan ibu hamil target 425 pencapaian
( 100 % )
2. Persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan target 406,pencapaian
385 ( 94,83 % ).
3. Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir ,
target 361, pencapaian 367 ( 101,66 % ).
4. Persentase anak usia 0-59 bulan yang mendapatkan pelayanan kesehatan balita
sesuai standar, target 1027, pencapaian 895 ( 87,15 % ).
5. Persentase anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standar , target 345, pencapaian ( 100 % ).
6. Persentase warga negara usia 15-59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar target 10914, pencapaian 3979 9 (36,36 % ).
7. Persentase warga negara 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar , target 1447 , pencapaian 979 ( 67,66 % ).
8. Persentase penderita hipertensi mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar,
target 3142, pencapaian 776 ( 24,70 % )
9. Persentase penyandang Diabetes Melitus yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar target 383, pencapaian 155 ( 40,47 % ).
10. Persentase ODGJ berat yang mendapat pelayanan kesehatan jiea sesuai standar
nan TB sesuai target 33, pencapaian ( 100 % ).

13
11. Persentase orang dengan TB yang mendapat pelayanan TB sesuai standar target
23, pencapaian 100 %
12. Persentase orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai
standar target 440, pencapaian 252 ( 57,27 % ).

Sedangkan untuk hasil survei PHBS wilayah UPTD Puskesmas benteng tahun 2018 masing
–masing desa diambil 210 kk ( Kepala Keluarga ) dengan jumlah seluruhnya 1050 KK
dengan total keseluruhannya 342 kk yang berPHBS di rumah tangga ( 32,57 % ) dan setiap
desa sebagai berikut :

1. Desa Benteng Rumah Tangga Ber PHBS jumlah 109 KK ( 51, 90 % ).


2. Desa Batu belubang Rumah Tangga Ber PHBS jumlah 75 KK ( 35,71 % ).
3. Desa Mangkol , Rumah Tangga Ber PHBS jumlah 35 KK ( 16,66 % ).
4. Desa pedindang , Rumah Tangga Ber PHBS Jumlah 75 KK ( 35,71 % )
5. Desa Tanjung Gunung , Rumah Tangga Ber PHBS jumlah 48 KK ( 22,85 % ).

14
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif merupakan bagian dari
pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan untuk kabupaten dan
kota. Walaupun hanya merupakan salah satu dari indikator dalam standar
pelayanan minimal ( SPM ) tersebut, tetapi di dalamnya tercakup semua kegiatan
yang akan menjamin tercapainya indikator-indikator lainnya dalam SPM tersebut.
Tercapainya Indonesia sehat atau target indikator-indikator kesehatn dalam
Millenium development Goals ( MDGs ) sebagai besar ditentukan oleh
tercapainya indikato-indikator tersebut pada tingkat desa dan kelurahan. Oleh
sebab itu dapat dikatakan bahwa pencapaian Indonesia Sehat dan target Indikator-
indikator MDGs sangat ditentukan oleh keberhasilan pengembangan dan
pembinaan desa dan kelurahan siaga aktif.

Pelaksanaan pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif merupakan


tanggung jawab dari pimpinan dan perangkat Pemerintah desa dan Pemerintahan
kelurahan. Namun demikan, keberhasilannya tentu tidak hanya bertumpu pada
kinerja perangkat pemerintah desa dan pemerintahan kelurahan
tersebut.Kontribusi dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk dunia usaha dan
unsur-unsur masyarakat lainnya di berbagai tingakt administrasi, juga memiliki
andil yang bermakna.
B. Saran
1. Meningkatkan Desa Siaga Aktif di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Benteng .
2. Diharapkan Melalui program-program yang berbasis pemberdayaan
masyarakat seperti PNPM Mandiri serta PNPM Desa Siaga Aktif dapat
meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015, Pedoman Umum


Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif .

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Benteng Tahun 2018.

Profil Kesehatan Puskesmas Benteng Tahun 2017.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011, Pedoman


Pelaksanaan Pembentukan Kelompok Kerja Opersional dan Forum
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

2014, Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI,


Pusat Promosi Kesehatan.

16

Anda mungkin juga menyukai